Anda di halaman 1dari 1

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ILMU TASAWUF

kejadian manusia
Fase Tanah: Dalam qs al-mukmin ayat 12, dijelaskan bahwa manusia itu diciptakan
dari saripati yang berasa dari tanah
Fase Nutfah: Hal ini sebagaimana disebutkan oleh al-maraghi bahwa nutfah / air
maniyang dijadikan dari da rah yang berasal dari makanan seorang ayah dimana
makanan itu tadi bersembur dari tanah.
Fase Alaqoh: Adalah tahap kejadian manusia setelah adanya nutfah. kata alaqoh
terambil dari kata alaq menurut jalalain adalah darah yang membeku.
fase Mudgah: Mudgah adalah suatu yang kadarnya kecil sehingga dapat dikunyah.
Fase Tulang dan Daging: setelah proses pembentukan mudgoh, Allah membentuk
dan merancang nya menjadi bentuk yang memiliki kepala, dua tangan, dua kaki
dengan tulang, syraf dan urat-uratnya. "lalu kami bungkus tulang itu dengan daging"
yakni kami jadikan daging itu sebagai pembungkus penguat dan pengokoh tulang.
Fase Penciptaan Makhluk yang Berbentuk lain

Tujuan penciptaan Manusia Sebagai


Hubungan fungsional Antara Rohani dan Jasmani Manusia Makhluk Paling Sempurna
1. Jasmani merupakan kenderaan bagi An-Nafs 1. Manusia sebagai saksi Allah
a. Hubungan An-Nafs dengan jasmani adalah seperti pengendara dengan a. Manusia adalah sebagai saksi yang harus
kenderaannya dalam menuju suatu tujuan mempersaksikan ke-Esaan Allah sebagai
b. Pengendara adalah An-Nafs dan kenderaannya adalah jasmaniah. Jadi bukan Rabbul Alamin atau Tauhid Rububiyah.
sebaliknya b. Manusia harus mempersaksikan ke-Esaan
c. Kehidupan duniawi bagi An-Nafs adalah bersifat sementara dan sebentar saja. Allah segala yang ilah, yang harus disucikan,
Kehidupan dunia hanyalah persinggahan yang menentukan bagi An-Nafs. dipuji, dibersihkan namanya baik dihati, dilidah
maupun dalam perbuatan
2. Jasmani merupakan alat bagi An-Nafs
a. Alat untuk menerima kenikmatan hidup di dunia bagi An-Nafs, seperti c. Dan juga mempersaksikan ke-Esaan Allah
menerima kenikmatan pemandangan yang indah yang diterima melalui indra sebagai Ma'bud atau tauhid Ubudiyah.
mata, menerma kenikmatan suara yang merdu melalui indra pendengaran 2. Manusia Sebagai Khalifah Allah
b. Alat untuk menerima ujian dan cobaan berupa penderitaan hidup di dunia a. Sebagai khalifah manusia dengan potensi
bagi An-Nafs, seperti rasa lapar, dan haus akibat kurangnya makanan dalam hal yang diberikan Allah kepadanya berkewajiban
ini penderitaan tersebut adalah indra jasmaniah memakmurkan dengan cara memelihara dan
c. Alat bagi An-Nafs dalam melaksanakan fungsi kesaksian dan penghambatan melestarikannya.
diri kepada zat penciptanya. b. Manusia juga wajib mengelolah dan
3. Jasmani merupakan ujian bagi An-Nafs merekayasa alam semesta untuk bermanfaat
bagi kemaslatan dan makhluk hdup lainnya
a. Kalau An-Nafs memiliki fitrah yang bertuhan atau sifat ilahiyat (ketuhanan)
hingga ia selalu ingin (rindu) untuk dapat berkomunikasi langsung dengan Allah d. Sebagai khalifah juga wajib memelihara
yang ghaib. keseimbangan ekosistem lingkungan dan alam.
b. Sebaliknya jasmani yang diciptakan dari tanah atau sripati tanah yang bersifat 3. Manusia sebagai Hamba
materi memiliki kecendrungan untuk terikat, tunduk dan tergnatung pada benda- a. Harus dinyatakan melalui lisan dan di
benda alam tunjukkan melalui perbuatan.
c. Jasmani juga memiliki sifat seperti makhluk alam materi lainnya seperti: sifat b. Penghambaan diri kepada Allah tidak boleh
tanah (jumudat), sifat tumbuhan (nafsul nabatat)ndan lebih dari itu emiliki sifat dilaksanakan menurut kehendak dan kesuka
kehewanan (nafsul hayawaniyat). hati manusia, tetapi syarat, rukun dan waktu
yang telah ditentukan Allah.

Arti Kehidupan Dunia Bagi Sufi


1. Kehidupan di dunia hanyalah bersifat sementara
Manusia akan mengalami mati dan apabila ajal kematian telah datang manusia tidak
dapat menundanya walau satu detikpun.
2. Hidup di dunia hanyalah sementara yang lebih abadi hanyalah kehidupan di
akhirat
QS Adh-dhuha ayat 4 sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagimu dari permulaan
3. Kehidupan sebagai ujian bai manusia
QS Asy-Syams ayat 7-10
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
itu (jalan) kefasikan dan ketakwaanny, maka sesungguhnya beruntunglah orang yang

Anda mungkin juga menyukai