Anda di halaman 1dari 19

MAKALH FIQIH/USHUL FIQIH

PUASA DAN HAJI/UMRAH

Dosen Pengampu : Syamsul Amri,M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok VI
Fara Difa Aulya 0701193230
Roro Nurul Syadda 0701193131

JURUSAN ILMU KOMPUTER


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia


nikmatnya sehingga makalah pendidikan yang berjudul “Puasa dan
Haji/Umrah” ini dapat diselesaikan dengan maksimal, tanpa ada halangan
yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ushul Fiqih

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membuka pola fikir penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Untuk itu saya ucapkan
terima kasih sebanyak banyaknya.

sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam


penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika
maupun isi, terlebih pada kutipan yang mungkin ada kesalahan dalam
pengetikan.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide yang dapat
membantu pembelajaran.

Medan,4 November 2020

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB IPENDAHULUAN..............................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................4

B. Rumusan masalah......................................................................................4

C. Tujuan Penulisan........................................................................................5

BAB IIPEMBAHASAN...............................................................................6

A. Pengertian Puasa.........................................................................................6

B. Rukun Puasa .........................................................................................6

C. Macam Macam Puasa............................................................................9

2.1.3 Hikmah puasa dan haji dalam berbagai aspek.......................14

BAB IIIPENUTUP.....................................................................................31

3.1 Kesimpuan............................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................32

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Belakang
Puasa dan Haji adalah Rukun Islam yaitu sesuatu yang wajib ada dan
diyakini oleh setiap orang islam. Namun dalam kenyataan, banyak
dipraktekkan sebatas melaksanakan perintah, belum dipahami apa
kandungan makna dan pesan dari berbagai bentuk atau symbol-simbol
ibadah yang dilakukan itu.
Di jaman yang modern ini banyak sekali orang melaksanakan puasa
ramadhan sebagai ibadah formalistis dan rutinitas ritual, sehingga tidak ada
perubahan atau evaluasi pasca kita melaksanakan puasa.
Haji adalah perintah Allah SWT dalam Rukun Islam dimana orang yang
mampu dalam segi materi dan jasmani maka diwajibkan untuk melaksanakn
Haji. Kewajiban Ibadah Haji mengandung banyak hikmah besar dalam
kehidupan rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan bagi
seluruh umat islam pada sisi agama dan dunianya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengertian Puasa, Haji / Umroh?


2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji dan umroh?
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji dan
umroh?
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umroh?
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umroh?

4
C. Tujuan Penulisan

Sesuai rumusan masalah tersebut, maka tujuan utama dari pelajaran


yang kita pelajari yaitu :
1. Mengetahui Puasa, Haji dan Umrah
2. Mengetahui cara agar mencapai puasa dan haji yang berkualitas
3. Hikmah Puasa, Haji dan Umroh

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa
Puasa adalah meninggalkan makanan, minuman, pernikahan dan
pembicaraan (Ibnu Manzur, 1968).
Pengertian menurut etimologi pada dasarnya menunjukkan bahwa puasa
memiliki makna menahan, meninggalkan dan menjauhkan.

B. Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua yaitu :

1. Menahan segal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar


sampai terbenam matahari. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah
ayat 187 (QS. 2 : 187). Dalam puasa hal-hal yang harus ditahan atau
dicegah tidak semata-mata makan, minum dan hubungan seksual,
tetapi juga perkataan kotor dan perbuatan tidak pantas.
2. Niat | Niat adalah tekad kuat (`azam) untuk melakukan sesuatu
pekerjaan. Niat puasa cukup didalam hati tidak perlu diucapkan
dengan lisan (Sayid Sabiq, 1992).

C. Macam-macam Puasa    
Berikut merupakan macam-macam puasa:
1. Puasa Fardu

 Fardu tertentu seperti puasa dibulan ramadhan.


 Fardu tidak tertentu yaitu tidak memiliki waktu tertentu seperti
pelunasan puasa kafarat membunuh, puasa menyamakan istri dengan
ibu kandungnya, dll.

2. Puasa Wajib

6
Puasa wajib terdiri dari :

 Wajib tertentu, seperti puasa nazar yang telah ditentukan waktu


pelaksanaanya.
 Wajib tidak tertentu seperti puasa nazar yang hanya menyebut
bilangan harinya tanpa waktu yang telah ditentukan untuk
melaksanakannya.

3. Puasa Sunnah

 Puasa enam hari dibulan syawal


 Puasa disaat berjihad atau berjuang
 Puasa hari arafah
 Puasa bulan muharram
 Puasa asyura

4. Puasa yang Dilarang 

 Puasa pada hari raya


 Puasa pada hari-hari tasyrik (pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah)
 Puasa pada hari yang diragukan
 Puasa pada hari jum`at
 Puasa ad dahr; Yaitu puasa dilakukan sepanjang tahun tanpa
memperhatikan apakah hari-hari itu dilarang atau tidak.
 Puasa wisall
 Puasa paruh kedua bulan syakban
 Puasa seorang istri tanpa seizin suami   

   
D. Tujuan Puasa

Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 183 menyebut tujuan puasa yaitu
takwa.

7
Taqwa yang dalam Bahasa Indonesia berarti menjaga atau memelihara diri.
Sedangkan menurut termonologi taqwa berarti menjaga atau memelihara
diri agar terbebas dari azab, dari siksa, laknat dan murka dari kutukan Allah
SWT.

E. Hikmah Puasa

Hikmah ibadah adalah manfaat atau nilai taubah diluar tujuan yang
diperoleh dari pengalaman beribadah.

Hikmah puasa ditinjau dari pendidikan :

1. Mendidik kejujuran; Berpuasa tidak seorangpun yang


mengawalinya, kecuali barangkali dari pihak keluarga.
2. Mendidik kedisiplinan; Kedisiplinan adalah sikap tunduk dan patuh
pada peraturan yang berlaku.
3. Mendidik kesadaran akan kemampuan dan batas kemampuan pribadi

Allah membolehkan orang sakit dan orang bepergian untuk berbuka puasa.
(Qs. 2 : 184).

F. Puasa Ramadhan       

1. Hukum Puasa Ramadhan


Para ulama sepakat bahwa hukum puasa adalah fardu. Hukum ulama
sepakat bahwa apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan
terkena siksa.

2. Landasan Hukum
a. Al-Qur`an
1) Al-Baqarah ayat 183 (Qs. 2 : 183)
2) Al-Baqarah ayat 185 (Qs. 2 : 185)

8
b. As-Sunah

3. Keutamaan bulan ramadhan


a. Pembukaan pintu surge
b. Penutupan pintui neraka dan pembelengguan syaitan-syaitan
c. Pengampunan dosa-dosanya yang telah lalu
G. Batalnya Puasa   

Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu ada dua macam yaitu : 
1. Batal puasa dan wajib mengqada

 Makan Minum dengan sengaja, Seorang dalam keadaan berpuasa


dengan sengaja makan atau minum, maka puasanya batal dan harus
mengqada.
 Terpaksa dan tersalah, Seorang pembantu rumah tangga dipaksa
dengan ancaman oleh majikan untuk berbuka.
 Muntah sengaja
 Sengaja mengeluarkan sperma
 Haid dan nifas, Wanita yang sedang berpuasa kemudian melahirkan
yang berarti dia melahirkan darah nifas atau datang haid. Puasa
wanita batal walaupun pada waktu sore menjelang waktu magrib.
 Murtad
 Niat berbuka

H. Sunnah-Sunnah Puasa
Orang-orang yang berpuasa dusunnahkan antara lain :

1. Menyegarkan berbuka
2. Berbuka dengan kurma atau minum air
3. Berdoa seusai berbuka 
4. Makan sahur
5. Mengakhirkan makan sahur

9
I. Hal-Hal yang Dibolehkan Pada Saat Berpuasa          

1. Menggunakan celak dan parfum


2. Mencium wewangian
3. Injeksi dan infus
4. Mandi dan untuk menghilangkan dahaga dan rasa panas
5. Mencicipi makanan (hanya sebatas menggunakan lidah, tidak boleh
sampai ditelan)
6. Mengunyak makan untuk anak
7. Berbekam dan donor darah
8. Memasuki waktu subuh belum sempat mandi jinabat
9. Menggosok gigi

J. Hal-Hal yang Dimakruhkan

1. Mencicipi makanan yang tidak diperlukan


2. Berlebihan didalam berkumur
3. Mencium dan bersentuhan dengan lawan jenis yang menimbulkan
nafsu birahi 

K. Mengqada Puasa            

Barang siapa yang berbuka (maksudnya tidak berpuasa) di bulan ramadhan


karena alasan syar`i yang mengharuskan qada, maka ia berkewajiban
mangqadanya pada hari-hari lain selain ramadhan (Qs. 2 : 184-185).
  Pengertian Haji dan Umroh

Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu”


atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah
(terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan

10
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang
ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.

Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut


syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya,
bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.

    2.      Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umroh    

    A.   Dasar Hukum Pelaksanaan Haji dan Umroh

Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ainbagi


yang mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun Islam
dan apabila kita “nazar” yaitu seorang yang bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada
kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.

Haji merupakan rukun Islam yang ke lima, diwajibkan kepada setiap


muslim yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur Ulama sepakat bahwa
mula-mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam Hijrah,
tetapi ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.

    1.      Al-Qur’an

Artinya : “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)


maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

11
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam 

    2.      Al-Hadits

 “Dari ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari
sesuatu halangan yang akan merintanginya”.

    B.   Hubungan Haji dengan Umroh

Didalam ibadah haji, sebenarnya mengandung dua macam ibadah


yang berhubung-hubungan, yaitu :

     a.       Haji : biasa dikatakan orang haji besar.

b.      Umroh : biasa dikatakan orang haji kecil.

Didalam Al-Qur’an diperintahkan sebagai berikut :  

‫والحج والعمرة هلل‬


ّ ‫وأت ّم‬

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Alloh”.3

Untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, dapat dikerjakan sebagai


berikut :

1. Haji Tamattu’ : Lebih utama mengerjakan umroh (haji kecil) hingga


selesai. Kemudian pada waktu haji (haji besar) tanggal 8 Dzulhijjah
melakukan ibadah haji besar sampai selesai.
2. Haji Qiraan : Umroh dan haji dikerjakan menjadi satu, sekali jalan. 
3. Haji Ifraad : Pada Syawal-12/13 Dzulhijjah hanya mengerjakan haji
saja, sedang umroh dijalankan sebelum bulan syawal / setelah selesai
mengerjakan haji didalam tahun itu juga.   

   3.      Syarat-syarat Wajib, Rukun, Wajib dan Sunnah Haji Umroh

12
       A.     Syarat-syarat wajib haji dn Umroh

Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji dan Umroh itu


hanyalah yang memenuhi syarat-syarat yang tersebut tersebut di bawah ini:

a) Islam
b) Berakal
c) Baligh
d) Merdeka
e) Mampu (kuasa)

    B.     Rukun haji ada enam perkara: 

a) Ihram : Berpakaian ihram dan niat ihram haji


b) Wukuf : Berdiam di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
c) Thawaf : Thawaf haji,yang disebut Thawaf Ifadlaah
d) Sa’yi : Berjalan atau lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah  
e) Tahallul : Membuka ihram dengan cara menggunting rambut
sedikitnya 3 helai
f) Tertib.

     C.     Wajib Haji

a) Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah


ditentukan. Batas-batas tempat dan waktu itu dinamakan “Miqaat”.
b) Bermalam di Muzdalifah,yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.
c) Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
d) Melontar Jumrah ‘Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan melontar
Jumrah ketiga-tiganya pada hari-hari Tasyriq.
e) Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan (terlarang), karena
ihram.

     D.     Sunnah Haji

a) Mandi untuk ihram.


b) Shalat sunnah ihram 2 raka’at.

13
c) Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram.
d) Membaca Talbiyah.
e) Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah.
f) Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
g) Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
h) Berpakaian ihram yang serba putih.

     E.     Rukun dan Wajib Umroh

a) Ihram dengan niatnya.


b) Thawaf.
c) Sa’yi.
d) Tahallul.
e) Tertib.

Adapun wajib umrah ada dua perkara yaitu:

a) Ihram dari Miqaat.


b) Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram.

     4.      Dam / Denda

    A.     Macam-macam dam(denda)

    1.      Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk


disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti dengan
puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari bisa dilakukan di
kampungnya setelah pulang).

    Denda ini di berikan kepada yang :

a. Mengerjakan haji secara Tamattu.


b. Mengerjakan haji secara Qiran
c. Mulai ihram tidak dari Miqaat.
d. Tidak bermalam di Muzdalifah
e. Tidak bermalam di Mina
f. Tidak melempar jumrah.

14
2.   Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau
memberi makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.

Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-
hal di dalam ihram yaitu:

a. Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja


b. Memotong kuku
c. Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
d. Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
e. Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
f. Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal

    3.   Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih seekor
sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor kambing kalau
tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak harganya dibelikan
makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin kalaupun tidak sanggup
maka wajiblah diganti dengan puasa untuk tiap-tiap 1 mud makanan harga
unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini di jatuhkan kepada orang yang
bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.

      4.  Barang siapa yang membunuh hewan  buruan di tanah haram maka wajib


membayar dam sebagai berikut:

a. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan


binatang yang terbunuh
b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak
harga binatang tersebut,  kalaupun tidak bisa boleh diganti
dengan puasa, dengan perhitungan 1 mud 1 hari.

      5.   Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya


adalah:

a. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.


b. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.

15
     6.   Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan
haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing
di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat
tahallul.

     B.     Tempat  membayar denda

1. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,


dibayarkan di tanah haram.
2. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
3. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan
di tempat ia terhalang.

    5.   Hikmah Pelaksanaan Haji dan Umroh

a) Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia,


contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa
manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap
diri kepada Allah  Yang Maha Agung.
b) Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah
tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an
c) Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
d) Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap
mental dan akhlak yang mulia.
e)  Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia
menjadi umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
f) Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang
peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan
Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
g) Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat,
biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam
menghadapi segala godaan dan rintangan.

16
h) Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah,
banyak meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan
pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
i) Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina
persatuan dan kesatuan umat Islam seduni

17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Puasa adalah meninggalkan makan, minuman, pernikahan dan pembicaraan.
Puasa adalah rukun islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
syariat islam, puasa memiliki banyak hikmah yaitu :

Mendidik kejujuran | Berpuasa tidak seorangpun yang mengawasinya,


kecuali barangkali dari pihak keluarganya.

Mendidik kedisiplinan | Sikap tunduk dan patuh pada peraturan yang


berlaku.

Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan


beberapa amal badahdengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada
waktu tertentu pula, menurut syarat- syarat yang ditentukan oleh syara’,
semata-mata mencari ridho Allah.Umrah ialah menziarahi ka’bah,
melakukan tawaf disekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan
mencukur atau menggunting rambut.Ketaatan kepada Allah SWT itulah
tujuan utama dalam melakukan ibadah haji.Disamping itu juga untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT.Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah
terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan
umrah harus memenuhi syarat, rukun dan wajibhaji atau umroh.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilhamberkuliah.blogspot.com/2015/12/makalah-haji-dan-umroh.html?m=1

18
http://tugasnyapelajar.blogspot.com/2017/11/makalah-tentang-puasa.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai