perbuatan
Jawab
1. Tujuan hukum Islam sejatinya adalah tujuan Pencipta hukum Islam itu sendiri. Tujuan
hukum Islam adalah arah setiap perilaku dan tindakan manusianya dalam rangka
mencapai kebahagiaan hidup dengan mentaati serta menghindari apa yang telah menjadi
hukumNya. Dalam FirmanNya Allah tegas memberikan segala ciptaannya pada manusia
itu tidaklah sia-sia.
Tujuan hukum Islam sesuai dengan fitrah manusia dan fungsi-fungsi daya fitrah manusia.
Fitrah manusia mempunyai tiga daya atau potensi yaitu : ‘aql, syahwat, gadlab. 1 Tujuan
hukum Islam secara global atau bisa dikategorikan tujuan umumnya adalah untuk
kemaslahatan manusia seluruhnya baik kemaslahatan di dunia fana ini, maupun
kemashlahatandi hari yang baqa (kekal) kelak.2
keberadaan hukum tidak dapat terlepas dengan tujuan dan harapan manusia sebagai
pelaku atau subjek hukum, dan harapan manusia sebagai pelaku hukum disini dapat kita
kategorikan sebagai tujuan khusus diantaranya :
1. Kemashlahatan hidup bagi diri dan orang lain
2. Tegaknya Keadilan
3. Persamaan hak dan kewajiban dalam hukum
4. Saling control di dalam kehidupan bermasyarakat
5. Kebebasan berekspresi, berpendapat, bertindak dengan tidak melebihi batas-batas
hukum dan norma sosial.
6. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggung jawab3.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan hukum Islam adalam memberikan pedoman
hidup kepada manusia agar dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Maka muncul
1 Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung : LPPM Universitas Islam Bandung)hlm.101
2 Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam. (Jakarta : Radar Jaya Offset)hlm.65
3 Beni Ahmad Saebani., Filasafat Hukum Islam. (Bandung : Pustaka Setia)hlm.243
pertanyaan “Dari mana kita mengetahui tujuan tersebut?”. Pada dasarnya manusia
diciptakan oleh Allah ta’ala dengan bekal untuk hidup yaitu fitrah. Hal ini sebagaimana
sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam :
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang
tuanya lah yang menjadikan dia seorang Yahudi atau Nasrani atau Majusi. HR Bukhari
Fitrah dalam hal ini adalah Islam, yaitu fitrah yang telah Allah tetapkan kepada setiap
manusia. Agar fitrah ini selalu terjaga maka manusia diberikan daya dan potensi yaitu
berupa : Aql, Syahwah dan Ghadlab. Daya ‘Aql berfungsi mengetahui (ma’rifat) Allah
dan mengesakannya. Daya syahwat berfungsi untuk menginduksi obyek-obyek yang
menyenangkan dan member manfaat bagi manusia. Daya ghadlab berfungsi untuk
mempertahankan diri dan memelihara kelanggengan hidup yang menyenangkan.
1
mengandung kemashalatan bagi manusia bila salah satunya tidak ada maa hidup manusia
akan terancam ,berada dalam kesulitan yang amat besar dan berkepanjangan ,yang akan
membawanya dalam kepunahan.
Dalam hal keterkaitannya dengan niat dan perbuatan ketiga masalah pokok atau tujuan pokok
yang dikemukakan asy syatibi, niat memiliki peran untuk mengawali ketiga hal pokok diatas
sebagai mana yang tertulis di kitab hadits arba’in ann-nawawi
1. Seperti yang tertera diatas, maqashid syari’ah atau tujuan hukum islam, yang memiliki
pengertian untuk mencapai kemaslahatan, dibutuhkan beberapa tujuan yaitu, dharuriyyat,
hajiyyat, dan tahsiniyyat. Dimana kesemua tujuan ini menjadi satu kesatuan yang nantinya
disebut perbuatan, dalam melakukan sebuah perbuatan, bahkan dua atau lebih perbuatan
dibutuhkan sebuah niat. Niat disini memiliki pengaruh yangg begitu kuat dalam
mempengaruhi perbuatan atau tiga tujuan diatas, sebagaimana tertera dalam hadits arba’in,
segala sesuatu tergantung dari niatnya, artinya segala perbuatan bergantung pada niatnya.
Inilah yang membuat tujuan hukum islam berkaitan dengan niat dan perbuatan.