digunakan oleh sekitar satu milyar muslim di seluruh dunia. Ia digunakan dalam
ibadah sehari-hari . bahasa Arab diajarkan pada lembaga diluar Dunia Arab.
fiqih, teologi dan kajian kitab.1 Sebagai bahasa yang sangat berkaitan dengan
religiusitas maka bahasa arab menjadi salah satu mata pelajaran dasar yang
komprehensif siswa atau santri perlu memahami terlebih dahulu unsur bahasa
terkhusus bahasa arab, yaitu Mufrodat atau kosa kata sebagai dasar memahami
bahasa arab, lalu gramatikal atau qowa’id sebagai dasar ketata bahasaan ketika
berbahasa arab.
Sesorang tidak akan memahami bahasa ini dengan baik manakala ia tidak
menguasai dua kaidah, yaitu kaidah nahwu dan kaidah sharaf. Pertama, kaidah
ilmu nahwu, ilmu ini mempelajari kaidah bahasa Arab yang terkait dengan
1
Bahri and Gorontalo, “PEMBELAJARAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA ASING (SEBUAH TINJAUAN HISTORIS).”
perubahan setiap huruf dan harakat pengucapan. Kedua kaidah sharaf, kaidah ini
berbahasa arab, seperti al-Qur’an, hadis, atsar dan aqwal ulama, meskipun nahwu
bukan pokok ilmu syariat tetapi alat untuk memahami ilmu syariat hal ini
tidak memahami nahwu yang ada dalam tatanaan bahasa Arab. Santri
mendapatkan pembelajaran ilmu nahwu dan kaidah-kaidah yang lainnya itu ketika
mereka masih berada dalam pondok pesantren, baik itu yang modern atau yang
salafi. Pendidikan yang terjadi di pondok pesantren baik yang berbasis formal
ataupun non formal. Ketika dalam pondok pesantren siswa atau santri
mendapatkan hasil belajar nahwu atau bahasa arab lebih maksimal daripada ketika
di madrasah, hal ini karenakan metode dan bahan pengajaran yang ada di pondok
kaidah nahwu dan shrorof serta mufradat merupakan pembelajaran yang terjadwal
berbeda.
memiliki kultur khas yang berbeda dengan budaya di sekitarnya, sehingga disebut
dengan sebuah kultur yang bersifat idiosyncratic. Ada beberapa elemen yang
pondok tempat menginap para santri 2), santri, : peserta didik 3), masjid, : sarana
ibadah dan pusat kegiatan pondok pesantren, 4), kyai,: adalah tokoh atau sebutan
untuk seseorang yang memiliki kelebihan dari sisi agama dan kharisma yang
dimilikinya, 5), kitab kuning : sebagai referensi pokok dalam setiap kajian agama.
(Dhofier, 1982) 5Akar historis kultural pondok pesantrren tidak terlepas dari
yang khas, islanya dalam kajian kitab kuning. Isi kandungan kitab kunig itu
diantaranya adalah masalah fiqih ( perauran syariat ibadah ) aqidah ilmu bahasa
Arab ilmu hadistiilmu tafsir serta ilmu hikayat atau dongeng. Khazanah keilmuan
6
yang beradadi pondok pesantren begitu kompleks. Pembelajaran di pondok
pesntren cenderung menekan dan memaksa santri untuk bisa baik nahwu shorof
ataupun kitab kuning, dengan adanya penekanan yang seperti ini justru membuat
santri semakin bisa dan mampu memahami ilmu nahwu. Ilmu nahwu bukanlah
3
Ibid
4
Imam syafe’i, pondok pesantren: lembaga pembentukan karakter, universitas negeri raden intan lampung,2017
5
Ibid
6
Rani rakhmawati “ syawir pesantren sebagai metode pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren manbaul
hikam desa putat, kecamatan tunggulangin,kabupaten sidoarjo jawa timur” (universitas Airlangga,2016)
menulis dan membaca dengan benar serta menjaga dan meluruskan lidah kita dari
penfgamatan, berfkir logis dan terartur serta kegunaan lain yang dapat
secara kritis.7
Kemampuan ini pula didasari atas beberapa buku (kitab) nahwu yang
7
Dewi vivinurjanah, “efektifitas pembelajaran nahwu dengan mengggunakan kitab nahwu langkah I dan II di
pondok pesantren fadlun minanalloh wonokromo bantul “ (jogyakarta, 2014) hal.2
pondok pesantren bertujuan untuk memahami kitab-kitab kuning yang
dengan memahami teks-teks dalam kitab – kitab dasar ataupun kitab kuning
seperti fiqih, tafsir, hadis dan tarikh. Pondok pesantren miftahul huda adalah
pondok pesantren salafi yang terletak di dusun sumber bakti desan Sinar Rejeki
jati Agung lampung selatan, yang di asuh oleh Kyai Muhammad Izhar dan Nyai
Suwanti, pondok pesantren miftahul huda ini di dirikan pada tahun 2000 dengan
tujuan awal yakni menjadi wadah bagi masyarakat sekitar untuk mengaji. Seiring
berjalnnya waktu pondok pesantren mifathul huda mulai membenahi diri dengan
mengkaji kitab-kitab kuning atau pun fiqih dasar. Untuk pembelajaran bahasa
Arab ada beberapa metode pembelajaran nahwu dan shorof, yang di lakukan di
pondok pesantren seperti metode sorogan dan bandungan. Namun ada satu
metode yang di gunakan di pondok ini yang namanya sedikit asing yakni metode
dimana peran kyai/ustad sangat sedikit di libatkan, sebab santri mulai aktif
mencoba dan menjawab isi pembelajaran. Para santri bahkan seakan menjadi
utadz/guru yang mengajar di kelas, dengan demikian ada ustadz ataupun tidak,
pembelajaran akan tetap berjalan secara kondusif. Salah satu acuan dilakukannya
metode ini adalah , mengingat kebanyakan para santri yang mengaji di sana
merupakan santri kalong ( santri yang hanya mengaji di malam hari kemudian
pulang saat pagi hari ) dimna para santri kebanyakan setelah mengaji mereka
pulang tanpa mengulas kembali apa yang telah di pelajari. inilah yang menjadi
santri menjadi lebih aktif dan mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk
belajar dan mengulas kembali apa yang telah mereka pelajarai. Fokus dari metode
pembahsaanya bukan nahwu. Nahwu diajarakan pada kelas dasar secara utuh dan
dikolaborasikan dengan kitab-kitab baik itu kitab kuning atau kitab fiqih dasar,
pada tahap inilah para santri mulai menerapkan dan mempraktekan nahwu dan
shorof yang mereka pelajarai. Aspek yang ditekankan adalah pada praktik dan
dasar seperti kitab ‘awamil dan al-jurumiyaah jawan. Kedua kitab ini merupakan
awal atau dasar pembelajaran nahwu yang wajib di pelajari oleh para santri diluar
pembelajaran akhlak dan fikih sebelum memasuki pembelajaran kitab kitab kuing.
Setelah mereke khatam dan paham akan kedua kitab nahwu dsar ini barulah
nadzom. Setiap santri yang ingin mengaji nahwu lebih lanjut harus
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ingin di cari, sesuai
قواعد علم النحو هي وسيلة لفهم النصوص باللغة العربية ،القرآن ،الحديث ،اثار و اقوال العلماء ،على الرغم من النحQQو ليس
موضوع علم الشريعة ولكن أداة لفهم علم الشريعة .يستحيل على طQQالب أن يفهم الشQQريعة حقًQQا إذا لم يفهمQQوا لغQQة النحQQو باللغQQة
العربية .تعرف سQQانتري على علم النحQQو والقواعQQد األخQQرى عنQQدما كQQانوا ال يزالQQون في المQQدارس الداخليQQة ،سQQواء الحديثQQة أو
السلفية .لن يفهم شخص ما هذه اللغة جيدًا عندما ال يتقن القاعدتين ،وهما قواعد النحو وقواعد شرف .أوالً ،قواعد علم النحو ،
يدرس هذا العلم قواعد اللغة العربية المرتبطة بالتغييرات في كل حرف ونطق النطق .تتعلQQق قاعQQدتان من شQQرف ،هQQذه القاعQQدة
8
بالتغييرات في الجملة نفسها ،والتي تتعلق أساسًا الفعل وشكل الزمن (األزمنة).
التعليم الذي يحدث في المدارس الداخلية اإلسالمية ،الرسمية وغير الرسمية.
عندما يحصل طالب المدارس الداخلية اإلسالمية أو السQQانتري على أقصQQى قQQدر من نتQQائج تعلم اللغQQة العربيQQة أو اللغQQة العربيQQة
عندما يكونون في المدرسة ،فذلك ألن أساليب التدريس والمواد في المدرسة الداخليQة اإلسQالمية تختلQف عن تلQك الموجQودة في
المدرسة .يتم تحويل التعليم في المدرسة إلى مدرسة واحدة ،بينما في المدرسة الداخلية قواعد النحو و الصرف والمفQQردات هي
تعلم مجدولة مختلف.
8
التعلم الذي يحدث في المدارس الداخلية اإلسالمية فريد من نوعQQه بسQQبب الثقافQQة واألسQQاليب والشQQبكات الQQتي تم إعQQدادها .بسQQبب
تفرده ،يطلق عليه C.Geetzثقافة فرعية لمجتمع اندونيسيا (خاصة في الجQوى ) .وبالمثQQل ،قQال المسQؤول األول إنهQQا كQانت
ثقافة فرعية للمجتمع اإلندونيسي (وخاصة جافا).
في الحقبة االستعمارية ،استند Qالبيزانترين على أساس النضال القومي األصلي .يتميز التعليم المدرسي اإلسالمي الداخلي بثقافQQة
مميزة تختلف عن الثقافة المحيطة ،لQذلك يطلQق عليهQا ثقافQة خاصQة .هنQاك العديQد من العناصQر الQتي تمQيز المQدارس الداخليQة
اإلسالمية عن غيرها من المؤسسات التعليمية ،وهي ، )1السكن الذي يقيم فيه الطالب ، )2الطالب ،الطالب ، )3المسQQاجد ،
مرافق العبادة ومراكز المدارس الداخلية اإلسالمية )4 ،هو شخصية أو تسمية لشخص يتمتQع QبمزايQQا من حيث الQQدين والجاذبيQQة
لديه ، )5 ،كتاب التراث :كمرجع رئيسي في كل دراسة دينية)Dhofier, 1982( .
يمكن فصل الجذور التاريخية الثقافية للمدارس الداخلية اإلسالمية عن دخولها وتطويرها في إندونيسيا الصوفية والصوفية .يميل
التعلم في المدرسة إلى الضغط وإجبQار السQانتري على أن يكQQون إمQا النحQو الصQرف أو كتQQاب تQQراث ،مQQع هQQذا التركQيز يجعQQل
السانتري أكثر انحيا ًزا وقدرة على فهم النحو .تعتمد هذه القدرة أي ً
ضا على العديد Qمن كتب النحو (الكتب) التي يتعلمونها بدورها
يبدأ تعلم النحو في المدارس الداخلية اإلسالمية عادة من المراحل األساسية مثل ‘عوامل والجرومية كال هذين الكتابين هQQو بدايQQة
أو أساس تعلم النحو الذي تمت دراسته في مدرسةمفتاح الهدى اإلسالمية الداخلية.