BAHASA ARAB
Abstrak
Artikel ini membahas tentang metode pengajaran bahasa Arab Nahwu. Ada dua metode
pengajaran bahasa Arab Nahwu yang populer: metode al-qiyasiyyah (metode sampling) dan
metode al-istiqrâiyyah (metode induktif). Namun kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, ketika mengajar Naou, hendaknya guru bahasa
Arab memadukan kedua metode pengajaran Nahwu tersebut sesuai dengan situasi siswa yang
diajarnya.
Abstract
This article discusses the Nahwu teaching method in teaching Arabic. There are two popular
methods of teaching Nahwu in Arabic:
al-qiyasiyyah method (sampling method) and al istiqrâiyyah method (inductive method). But
both of these methods have their own advantages and disadvantages. Therefore, when teaching
Nahwu, Arabic teachers must combine two methods of teaching Nahwu that are suitable for the
conditions of the students the teacher needs to teach.
Sebagian orang meyakini bahwa ilmu nahwu merupakan ilmu yang sulit untuk dipahami,
meskipun metode pengajaran ilmu ini banyak diamalkan oleh para guru nahwu, namun para
siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, perlu digunakan
metode dan langkah pengajaran yang tepat serta mata pelajaran prioritas yang diajarkan kepada
siswa, agar tercipta kondisi yang kondusif bagi mereka dalam menyerap ilmu nahwu.
Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang perlu dibahas,
yaitu:
Apa urgensi mempelajari ilmu Nahwu khususnya bagi pelajar yang ingin berkomunikasi dalam
bahasa Arab? ; Metode apa yang digunakan dalam mempelajari ilmu nahwu agar siswa dapat
memahami dengan baik? Inilah beberapa pertanyaan penting yang akan dibahas dalam artikel ini.
7. asmâ’ af’âl;
8. nâ’ib al-fâ’il yang terdiri atas al-zarf dan al-jâr wa al majrûr;
9. jazm al-mudâri’ sebagai jawâb shart;
10. adawât al-shart yang tidak men-jazm;
11. al-istighâthah;
12. al-Nadbah
TUJUAN PENGAJARAN ILMU NAHWU
Dapat disetujui bahwa pelajaran ilmu nahwu bukanlah tujuan utama pembelajaran,
melainkan merupakan salah satu alat untuk membantu kita berkomunikasi dan menulis dengan
benar, serta memperbaiki dan menjaga penggunaan bahasa agar terhindar dari kesalahan. Ilmu
nahwu juga membantu kita dalam menyampaikan ajaran dengan teliti, terampil, dan lancar.
Terdapat beberapa alasan untuk mengajarkan ilmu nahwu, antara lain:
a. Menjaga dan menghindarkan lisan serta tulisan dari kesalahan berbahasa, disamping
menciptakan kebiasaan berbahasa yang fasih. Itulah sebabnya, ulama Arab dan Islam
zaman dahulu berupaya untuk merumuskan ilmu nahwu di samping untuk menjaga
bahasa Alquran dan Hadis Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa sallam.
b. Untuk selalu melakukan latihan bahasa Arab dengan menggunakan kemampuan
pengamatan, berpikir secara logis dan teratur, serta menerapkan kegunaan lainnya,
mereka dapat melakukan analisis yang kritis terhadap tata bahasa Arab.
c. Membantu para pelajar untuk memahami ungkapan-ungkapan bahasa Arab sehingga
mempercepat pemahaman terhadap maksud pembicaraan dalam bahasa Arab
(Shahât'ah, 1994:56).
d. Mengasah otak, memahamkan serta mengembangkan khazanah kebahasaan para
siswa;
e. Memberdayakan pelajar dengan keterampilan mengaplikasikan prinsip-prinsip
bahasa Arab dalam berbagai situasi kebahasaan. Maka, harapan utama dari
pengajaran ilmu nahwu adalah kemampuan para pelajar dalam menerapkan aturan-
aturan tersebut dalam berbagai gaya ungkapan bahasa Arab yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari oleh pelajar bahasa Arab. Selain itu juga berguna untuk
memahami bahasa Arab klasik yang telah diwariskan oleh para ulama dari masa lalu.
3
Muhammad Abdul kadir Ahmad, Thuruq at-Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyah, (Cet. I; Dar asy-
Syabab li-Thaba’ah: Kairo, 1979), h. 191
4
Ibid
saja, memprioritaskan aturan daripada contoh akan menimbulkan kelelahan dan
kesulitan.
d. Siswa mungkin lupa kaidah-kaidah yang dihafal karena hanya menghafalkannya
tanpa memahaminya.
e. Banyak guru yang keberatan dengan metode ini karena akan mengalihkan perhatian
siswa, dan juga karena memisahkan nahwu dan bahasa, sehingga memberikan kesan
bahwa nahwu adalah tujuan dan bukan sarana untuk meningkatkan bahasa ekspresif.
PENUTUP
Setelah meneliti dan membahas beberapa metode pengajaran nahwu dalam bahasa Arab,
maka artikel ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Dalam pengajaran ilmu nahwu harus ada inovasi yaitu harus memperluas pokok
bahasan penelitian dan mengutamakan beberapa bahan ajar, menunda materi lain, khususnya
yang tidak menyentuh bahasa sehari-hari yang biasanya dilakukan oleh siswa. Untuk
menghindari kesalahan dalam berbicara bahasa Arab, maka ilmu nahwu sebagai kaidah yang
mengatur komposisi kosa kata bahasa Arab yang benar harus dipelajari terutama bagi pelajar
yang ingin berkomunikasi dalam bahasa Arab.
Ada beberapa metode pengajaran nahwu, masing-masing dengan pendukung dan
penentangnya; Satu metode tidak dapat diutamakan dibandingkan metode lainnya. Oleh karena
itu, para ahli di bidang ini perlu melakukan penelitian mendalam di bidang tersebut untuk dapat
menemukan metode yang cocok dalam pengajaran nahwu. Agar siswa lebih mudah memahami
ilmu nahwu, maka perlu adanya metode pengajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan tersebut, antara lain tidak berfokus pada satu metode tertentu tetapi menggabungkan
semua metode tergantung pada kebutuhan, kebutuhan, situasi dan kondisi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Dârl al-Fikr. Kemudian, Muhammad 'Abd al-Qadir. 1984. Turûq al-Ta'lîm al-Lughah
al-'Arabiyah. Caire:
Abâdî, al-Shaykh Majd al-Dîn Muh ammad bin Ya'qûb al-Fayrûz. 1983. Al- Qâmûs al-Muhît.
Jilid V. Beirut:
Husain, Thaha. 1959. Mushkilat al-I'râb, Majallah Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah. Caire:
al-Hay'ah al-Âmmah li Shu'ûn al-Mata bi' al-Amîriyah.
Maktabah al-Nahd}ah al-Misriyah.
Biek, Hifniy dkk. T.th. Qawâ'id al-Lughah al-'Arabiyah. Surabaya:
Maktabah al-Hidayah.
al-Râzî, al-Imâm Muh ammad bin Abî Bakar 'Abd al-Qadîr. 1992. Mukhtâr al-Shah ha ah. Cet.
I. Beyrouth:
Dârl al-Kutub al-'Ilmiyah.
Shahaṭah, Hasan. 1994. Ta'lîm al-Dîn al-Islâmî bayn al-Nazariyyah wa al-Tat}bîq. T.tp. :
Maktabah al-Dâr al-'Arabiyyah li al-Kitab.