Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI ALTERNATIF

PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB DI SMK TERPADU MADINA
PENDAHULUAN

Ada sebuah kekhususan yang hanya dimiliki Bahasa Arab,


yaitu: keterikatannya yang sangat erat dengan sebuah
agama, dalam hal ini agama Islam, dimana bahasa tersebut
telah ditempatkan sebagai faktor utama untuk memahami,
mengerti dan mendalami hakekat Islam, baik yang
berhubungan dengan syari’ah maupun yang berkaitan
dengan aqidah.

Hubungan yang sangat istimewa antara al-Qur’an dan


Bahasa Arab ini telah mengilhami para pakar dan ilmuwan
dalam berbagai bidang untuk terus mencari dan menciptakan
sarana pembelajaran yang kondusif guna melestarikan
POINT-POINT PENTING
PENGAJARAN BAHASA ARAB

1. Tujuan Pengajaran Bahasa Arab


2. System dan Metode
3. Kegiatan-kegiatan Penunjang untuk Peningkatan
Bahasa
4. PembentukanTeam Khusus
5. Beberapa Faktor Pendukung Pengajaran Bahasa
6. Catatan / Evaluasi
TUJUAN PENGAJARAN BAHASA
ARAB
Para pakar bahasa telah menggariskan bahwa, tujuan dari
pengajaran suatu bahasa asing – termasuk didalamnya
Bahasa Arab – adalah untuk menguasai empat skill
bahasa, yang dalam bahasa Arab disebut,
al-Mahaarat al-Lughawiyyah al-Arba’, yaitu:
- Mendengar : al-Istima’ : Listening
- Berbicara : al-Muhadatsah : Speaking
- Membaca : al-Qira’ah : Reading
- Menulis : al-Kitabah : Writing
SISTEM DAN METODE

SISTEM : Sistem Pengajaran Bahasa Arab yang diterapkan Di SMK


Terpadu Madina akan menggunakan sistem perpaduan antara
dua teori yang saling menopang :
1. All in one system (‫)َنَظِرَيُة الِوْح َد ِة‬
2. Polysysistemic approach ( ‫ْوِع‬ ‫ُف‬ ‫ال‬ ‫ُة‬‫)َنَظ َيِر‬
‫ُر‬
Hal ini dapat dilihat dari pola berikut
 Pengajaran Bahasa Arab akan dibagi menjadi beberapa
cabang bahasa Arab, Seperti Durusulughah, Imla’, Insya’,
Muhadtsah, Nahwu, Sharaf, dan tarjamah.
 Tidak memisahkan hubungan antara satu materi dengan
materi yang lain karena pada dasarnya seluruh materi
tersebut adalah cabang dari sebuah induk yang saling terkait
SISTEM DAN METODE

METODE YANG AKAN DIGUNAKAN ADALAH “DIRECT METHOD”.

Sebagai gambaran, untuk mata pelajaran Bahasa Arab pada tahap permulaan,
penggunaaan metode langsung ini dapat dituturkan sebagai berikut :

1. Mula-mula guru mengucapkan kata-kata, atau kalimat dengan ucapan yang


jelas dan terang, dengan memilih kalimat-kalimat yang sering digunakan
dalam percakapan dan keperluan sehari-hari.

2. Menirukan, dimulai dari yang mudah hingga yang sulit, mulai


dari nama-nama benda, kemudian “dharaf zaman wal makan”,
kemudian “huruf jar”, kemudian hitungan, warna, lantas kata
kerja. (khusus kata kerja dimulai dengan “fi’il mudharai’”, lantas
“fi’il amr”, kemudian “fi’il maddhi”).

3. Ini berlangsung selama lima bulan dan diulang-ulang sehingga murid dapat
menguasai dasar-dasar percakapan.
SISTEM DAN METODE

4. Penggunaan tata bahasa/nahwu dan shorof dimulai dengan


melalui lisan, bukan dengan menghafal, untuk itu diperlukan
banyak contoh-contoh penggunaan sebelum sampai pada
kaidah-kaidah tertentu.

5. Bila memakai buku maka guru harus memberi contoh dalam


membaca dengan jelas, dan kemudian ditirukan oleh murid.

6. Harus memperbanyak latihan-latihan baik untuk pendengaran,


lisan, menirukan, maupun latihan-latihan tulisan.

7. Tidak diperbolehkan menggunakan tarjamah agar anak didik


dapat berfikir dengan bahasa yang dipelajari/Bahasa Arab.
KEGIATAN PENUNJANG
UNTUK PENINGKATAN BAHASA

1. MUHADHARAH
2. AL-INSYA’ AL-YAUMI
3. MAJALAH DINDING
4. PENYEBARAN KOSAKATA BARU YANG
DILETAKAN DI TEMPAT-TEMPAT
STRATEGIS
5. MENDENGARKAN CERAMAH DAN
PENGUMUMAN DALAM BAHASA ARAB
6. PELATIHAN BAHASA ARAB
7. INVENTARISASI ISTILAH-ISTILAH
BAHASA ARAB YANG BERKAITAN
DENGAN SELURUH KEGIATAN SANTRI
TEAM KHUSUS

Untuk memantau seluruh aktifitas


yang berlangsung, khususnya dalam
pembelajaran bahasa arab, maka
dibentuklah team khusus. Yang terdiri
dari para guru dan wali asrama yang
berfungsi sebagai pengontrol sekaligus
motivator seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan peningkatan dan
pengembangan bahasa arab
BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG
PENGAJARAN BAHASA
1. Seluruh anak didik tinggal dalam asrama yang telah
direkayasa dengan baik guna menciptakan
lingkungan/bi’ah yang kondusif.

2. Ketekunan dan keseriusan guru-guru dalam


menggunakan “Direct Method” yang didukung
metode-metode modern lain.

3. Sikap “istiqomah” yang prima yang tercermin dari


sikap guru atau wali asrama dalam berbahasa arab

4. Adanya “ghirah Arabiyyah Islamiyyah” yang


selalu memotivasi anak didik untuk meningkatkan
penguasaan Bahasa Arab.

Anda mungkin juga menyukai