Anda di halaman 1dari 21

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Makalah

Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Metode Pembelajaran


Bahasa Arab
Tahun Akademik 2014/2015

Oleh
RIDWAN
NIM: 80400214025

Dosen Pemandu
Dr. Nafis Djuaeni, M.A.
Dr. Sitti Mania, M.A.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2015
KATA
PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis haturkan kehadirat

Allah swt yang telah memberikan segalanya sehingga penyusun

mampu menyelesaikan penulisan makalah ini walaupun belum

sepenuhnya content yang ada di dalamnya benar. Sholawat

serta salam tak lupa tercurahkan ke haribaan Rasulullah saw,

Nabi dan Rasul yang menjadi sang Reformis sejati dalam segala

aspek, khususnya aspek knowledge.

Dalam penulisan makalah yang berjudul Penerapan

Metode Langsung dalam Pembelajaran Bahasa Arab penulis

mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya konstruktif

demi kesempurnaan penulisan berikutnya.

Semoga Makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membacanya dan kepada penulis. Amin ....

2
BAB I

PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup baik yang

berbentuk klasik maupun modern mempunyai peranan

penting dalam bidang agama, ilmu pengetahuan dan

hubungan internasional, bahkan mempunyai peranan

penting pula dalam pembinaan dan pengembangan

kebudayaan nasional.

Bahasa Arab juga merupakan bahasa yang unik karena


bahasa Arab

mempunyai banyak kosakata dibandingkan bahasa yang lain.


Bahasa Arab diakui sebagai bahasa internasional karena
bahasa Arab digunakan sebagai alat komunikasi antar
Negara. Di era ini bahasa Arab sudah menjadi salah satu dari
beberapa mata pelajaran yang dimasukkan dalam materi
pembelajaran untuk bidang study muatan lokal bagi sekolah
sekolah tertentu. Untuk mempermudah belajar bahasa Arab
tidak hanya membutuhkan fasilitas yang memadai tetapi juga
harus mempunyai metode yang bervariasi dan kreatif.1
Bagi orang Indonesia bahasa Arab merupakan bahasa

kedua setelah bahasa Indonesia, karena sebagian besar

1 A. Akrom Malibary L.A.S, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama Islam IAIN, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1976), hlm. 5
penduduk Indonesia beragama Islam. Bahasa Arab juga

memiliki kedudukan yang istimewa di antara bahasa-

bahasa lain di dunia karena selain disebut dengan bahasa

internasional bahasa Arab juga berfungsi sebagai mediasi

dalam mempelajari Al-Quran khususnya bagi para Mufassirin

dan hadist bagi para Muhadditsin serta kitab-kitab lainnya.

Oleh karena itu, orang-orang yang ingin mempelajari

hukum-hukum agama Islam lebih mendalam ia harus

mempelajari bahasa Arab.

Agar bahasa Arab tidak dianggap sulit dan sukar, maka

lembaga pendidikan seyogyanya memiliki metode-metode

pembelajaran yang menarik dan kreatif. Hal ini untuk

menegasikan pandangan masyarakat bahwa bahasa Arab itu

sukar.

Metode adalah cara yang berfungsi untuk sampai

suatu tujuan tertentu. Semakin baik sebuah metode,

semakin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan

lebih dahulu apakah sebuah metode dapat disebut baik,

diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor.2

Sebuah metode sangat penting dalam pembelajaran


bahasa asing

2 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Yogyakarta, Teras, Cet. I, 2001 ) h. 15.
(Arab), karena metode mempunyai kedudukan yang

signifikan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, metode

harus ada pada setiap proses belajar mengajar yang

dilakukan oleh seorang guru atau tenaga pendidik. Metode

dianggap sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan

atau materi pelajaran kepada peserta didik.

Dalam pengajaran bahasa Arab, banyak sekali metode-

metode yang berkembang sekarang ini, seperti metode

langsung (mubsyarah), metode diskusi, metode tanya jawab,

metode ceramah, metode tata bahasa dan terjemah, metode

audiolingual dan lain sebagainya, namun dalam pembahasan

makalah ini penulis fokus membahas tema central yaitu

Metode Langsung. Selain metode yang berkembang,

pengajaran bahasa Arab mempunyai beberapa

faktor penunjang, antara lain; fasilitas, lingkungan yang

kondusif, guru yang berkualitas serta teknik yang sesuai.

Keberhasilan belajar peserta didik sedikit banyak ditentukan

oleh guru pengajar, pribadi guru, dan kemampuan

profesionalnya.3

Penggunaan metode langsung atau metode

mubsyarah tidak selamanya mendapatkan hasil yang


3Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi, (Jakarta :
Bulan Bintang, 1974), h. 07.
sesuai dengan tujuan pembelajaran, karena terkadang

penggunaan metode langsung kurang tepat untuk diterapkan

dalam mewujudkan keterampilan berbahasa Arab.

Kebanyakan metode ini digunakan untuk mempermudah

peserta didik dalam meningkatkan keterampilan berbicara

saja, akan tetapi di Lembaga ini menggunakan metode

mubsyarah untuk mempermudah peserta didik dalam belajar

bahasa Arab terutama dalam mewujudkan empat

keterampilan berbahasa Arab.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dipaparkan, yang rumusan masalah penelitian ini sebagai titik

demarkasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi metode langsung dalam

sebuah proses pembelajaran Bahasa Arab ?

2. Apa saja karakteristik metode langsung ?

3. Apa kelebihan dan kekurangan metode Langsung

dalam sebuah proses pembelajaran Bahasa Arab ?


BAB II
PEMBAHASAN

1. Metode Pengajaran
bahasa

Kata metodemerupakan kata turunan dari bahasa

Yunani, yaitu dari kata meta dan hodos. Kata meta artinya

menuju, melalui, sesudah, dan mengikuti, dan kata hodos

artinya cara, jalan atau arah. Metode menurut arti sempit

adalah cara yang sudah teruji bila digunakan bagi objek

pekerjaan tertentu hasilnya akan lebih baik (lebih efektif

dalam mencapai tujuan dan prosesnya relative lebih

cepat / lebih efisien). Sedangkan metode dalam arti luas,

pada dataran implementasi, metode adalah cara yang

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tersebut tercapai secara optimal4.

Dalam melakukan proses pembelajaran bahasa,

khususnya bahasa asing ada tiga istilah terkategori secara

bertingkat, yaitu pendekatan (madkhal al-tadris/teaching

approach), metode (thariqah al- tadris/teaching method),

dan teknik (Uslub al-tadris/teaching tecnique).

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Jakarta : Kencana
Prenada MediaGroup, 2008 ), h. 147.
Acep Hermawan mengutip dari Abd al-Raziq

bahwasanya Pendekatan pembelajaran adalah tingkat

pendirian filosofis mengenai bahasa, belajar, dan mengajar

bahasa. Dengan kata lain pendekatan merupakan pendirian

filosofis yang selanjutnya menjadi acuan yang kegiatan

belajar dan mengajar bahasa. Metode pembelajaran adalah

tingkat perencanaan program yang bersifat menyeluruh

yang berhubungan erat dengan langkah-langkah

penyampaian materi pelajaran secara prosedural. Dengan

kata lain metode adalah langkah-langkah umum tentang

penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu.

Sedangkan teknik pembelajaran lebih bersifat aplikatif,

karena itu sering disebut gaya pembelajaran. Dikatakan

demikian karena aspek ini bersentuhan langsung dengan

kondisi nyata seorang guru dalam menjabarkan metode ke

dalam langkah-langkah aplikatif. Sedangkan teknik ialah

pelaksanaan pengajaran di dalam kelas.

2. Metode Langsung (Metode Mubsyarah)

Diantara sekian banyak metode, metode langsung

inilah yang paling banyak dikenal. Metode ini disebut

metode mubsyarah atau metode langsung karena selama

pembelajaran berlangsung menggunakan bahasa asing

yang diajarkan sebagai bahasa pengantar, sedangkan


bahasa pelajar sedapat mungkin tidak digunakan. Untuk

menjelaskan arti suatu kata atau kalimat digunakan

gambar-gambar atau peragaan.5

Metode langsung ini dikenal juga dengan sebutan

berlitz method yang memperdalam dan lebih fokus pada

grammar keterampilan menulis, kemampuan membaca,

kelancaran terjemahan, agar pelajar yang mempelajari

bahasa itu tidak terkesan bisu, yang hanya sanggup

menuangkan fikirannya dalam bahasa tulisan dan tidak

dengan bahasa lisan atau ujaran. Metode ini juga

memfokuskan pada kontruksi kemampuan percakapan

dengan cara bertahap serta selalu menghindari

problematika khilafiah serta kerumitan bahasa lainnya yang

kurang menunjang tadribatnya lidah untuk bertutur bahasa

Proses pembelajaran yang terlaksana seyogyanya

diperhatikan bahwa tidak semuanya berlaku metode yang

serupa dan monoton untuk diterapkan dalam sebuah materi

tertentu.

Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa

pengajaran bahasa asing tidak sama halnya dengan

mengajar ilmu pasti atau eksasta. Jika mengajar ilmu pasti,

siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu,

5http://fandy-trk.blogspot.com/2010/11/pemahaman-direct-method-metode- langsung.html ( diakses jam


10.47, hari rabu, 06 November 2015 )
berpikir, dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa,

siswa/anak didik dilatih praktek langsunng mengucapkan

kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu, sekalipun kata-kata

atau kalimat tersebut mula-mula masih asing dan tidak

dipahami anak didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata

dan kalimat itu akan dapat diucapkan dan dapat pula

mengartikannya.6

Metode ini berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa

pembelajaran bahasa Asing tidaklah jauh berbeda dengan

dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan

bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi

keseharian, dimana tahapannya bermula dari mendengar

kata- kata, menirukannya secara lisan.

Karakteristik metode langsung adalah sebagai berikut

a. Tujuan dasar yang diharapkan dari metode ini adalah

mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir dengan

bahasa Arab bukan dengan bahasa ibu siswa.


b. Pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan

bahasa Arab tidak menggunakan bahasa lain.


c. Percakapan antara individu merupakan bentuk pertama dan

yang umum digunakan dalam masyarakat. Sehingga pada

awal pembelajaran bahasa Arab, hendaknya dalam

6 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 21.


percakapan menggunakan kosa kata dan susunan

kalimat sesuai dengan maksud dan tujuan belajar siswa.


d. Lebih memfokuskan pada pengembangan keterampilan

bahasa peserta didik.


e. Nahwu adalah sebagai alat untuk mengatur ungkapan

bahasa. Sehingga pelajaran nahwu diberikan tidak secara

khusus tetapi diajarkan di sela- sela penggunaan ungkapan-

ungkapan bahasa dan kalimat-kalimat yang muncul dalam

percakapan.
f. Perhatian metode ini lebih banyak pada pengembangan

kemampuan siswa untuk berbicara dibandingkan pada

aspek yang lain.7

Secara prinsipil bahwa setiap metode yang

diimplementasikan dalam suatu proses pembelajaran tidak

selamanya absolut dan pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan. Olehnya itu sebagai seorang pengajar yang

menghadapi peserta didik berfariatif seharusnya mampu

memilah metode yang tepat dan efisien. Adapun kelebihan

dari metode langsung ini adalah :

a. Peserta didik dapat termotivasi untuk senantiasa

mendengarkan dan menyebutkan kata kata

dalam bahasa arab.

7 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 61.


b. Metode ini relatif menggunakan berbagai alat dan

media, sehingga lebih memudahkan peserta didik

untuk mengetahui banyak kosa kata, dan


c. Peserta didik memperoleh pengalaman secara

langsung dan praktis

Adapun kekurangan dari metode langsung ini adalah

sebagai berikut :

a. Metode ini memiliki prinsip prinsip yang

mungkin diterima di sekolah sekolah yang

kwantitas pelajarnya tidak banyak atau minim,

maka memungkinkan akan mendapat kesulitan

jika diterapkan di sekolah sekolah yang memiliki

pelajar yang banyak.


b. Metode ini terkesan menuntut seorang pengajar

untuk menuturkan bahasa layaknya bahasa

aslinya.
c. Metode ini lebih banyak mengandalkan

kemampuan guru dan kemahirannya dalam

menyajikan materi, bukan dengan buku buku

teks yang baik.


d. Metode ini menghindari penggunaan bahasa ibu

dan bahasa kedua atau terjemahan. Hal ini akan

menghambat kemajuan pelajar, sebab banyak


waktu dan tenaga yang terbuang dalam

menerangkan kata yang abstrak.8

8 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 82.


BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan

Berdasarkan dari pemaparan makalah pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai konklusi

mengenai Penerapan Metode Langsung dalam

Pembelajaran Bahasa Arab sebagai berikut :

1. Penerapan metode langsung atau mubsyarah dalam

pembelajaran bahasa Arab dapat menstimulus siswa untuk

mengikuti materi yang disajikan dengan progressif dan

intensif sehingga lebih mudah mewujudkan empat

keterampilan bahasa Arab yaitu keterampilan istim,

keterampilan kalm, keterapilan qirah, dan keterampilan

kitbah meskipun tidak secara totalitas.

2. Metode langsung memiliki karakteristik yang menjadi tanda

untuk mengklasifikasi dengan metode metode yang

lainnya. Diantara karakteristik tersebut adalah dalam proses

belajar mengajar, bahasa yang dianjurkan untuk digunakan

adalah bahasa asing.

3. sama halnya dengan metode yang ada dalam proses

pembelajaran, direct method ini memiliki kelebihan dan

kekurangan keika diimplementasikan. Salah satu

kelebihannya adalah siswa akan lebih termotivasi dan


memperhatikan serta menyebutkan dengan perlahan kata

kata atau kalimat dalam bahasa arab.


b. Rekomendasi

dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan yang membutuhkan saran yang sifatnya

konstruktif dari para pembaca. Semoga makalah sederhana

ini diterima oleh khalayak dan bermanfaat adanya. Amin...


DAFTAR PUSTAKA

Malibary, A. Akrom, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada

Perguruan Tinggi

Agama Islam IAIN, Jakarta: Departemen Agama RI, 1976.

Muna Wa, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras,

2001.

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ),

Sumardi, Muljanto, Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan

Dari Segi

Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.

Zaenuddin, Radliyah, Metodologi Dan Strategi Alternative

Pembelajaran Bahasa

Arab, Cirebon: STAIN Press, 2005

http://fandy-trk.blogspot.com/2010/11/pemahaman-direct-method-

metode-langsung.html. diakses pada tanggal 06 November 2015.


11

Anda mungkin juga menyukai