Anda di halaman 1dari 9

Bismillahirrahmanirrahiem.

Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh.


Alhamdulillahi lladzi arsala Rasulahu bilhuda wadinil hak liyuz
hirahu aladdini kullih, walau karihal musyrikun. Washsholatu
wassalam ala asyrafil anbiyaI wal mursalin waala a-lihi
waashabihi ajmain. Amma badu faya- Ibadallah ushikumb
wanafsiya bitaqwallah faqad fazal muttaqun. Kama qa-la: Ya
ayyuhalladzina amanu- ttaqullah haqqa tuqatih wala tamutunna
waantum muslimun. Ya ayyuhalldzina amanut taqullah wal
tanzur nafsum ma qaddamat ligadin, wattaqullah. Innallaha
khabirun bima tamalun. Shodaqullahul azhim.
Wahai serata insan yang seiman, marilah kita bersama
membina ketaqwaan kita kepada Allah. Dan hendaklah setiap
individu memperhatikan apa-apa yang telah dia kerjakan kemarin,
untuk jadi cermin perbandingan dalam membuat program hari esok.
Sekali lagi mari kita sama-sama membina ketaqwaan kita kepada
Allah. Sungguh Allah Maha pemberi khabar akan apa-apa yang telah
kita kerjakan.
Sebuah ayat menyentuh nurani kita tentang nilai-nilai
kesejarahan kita sebagai manusia; surah Ali Imran ayat 140; Wa
tilkal ayyamu nudawiluha bainan nas; Hari-hari bersejarah itu kami
pergilirkan diantara manusia, agar manusia mendapat pelajaran dari
Allah.
Demikianlah dengan mengambil hikmah dari ayat ini, khatib
ingin menyampaikan bahwa hari ini, Jumat 24 Shafar 1427 H,
bertepatan dengan 24 Maret 2006, adalah kesempatan menyampaikan

khutbatul Wada kepada saudara-saudaraku ummat Islam Sulawesi


Utara umumnya, dan ummat Islam di kota Manado khususnya, lebih
khusus lagi jamaah Jumat di masjid agung Ahmad Yani ini.
Perjalanan sejarah itulah yang menjadi titik tolak ummat muslimin
untuk melakukan pengembaraan diatas bumi ini mendalami hakikat
ciptaan Ilahi Yang Maha Kuasa dan Maha Adil.
Si-ruu fil ardl, fanzhuru kaifa bada Al khalqa tsumma
Allahu yunsyiun Nasyata. Mengembaralah kalian diatas bumi ini,
dan perhatikanlah bagaimana Allah memulai sesuatu penciptaan,
kemudian telaahlah, bagaimana Allah memulai kehidupan mahlukNya. Saudaraku, ummat Islam yang seiman dalam Tauhid, yang
penuh kasih Allah, penduduk kota Manado, kota TINUTUAN.
TINUTUAN artinya Tenteram, INdah, Utuh bersatu, Tertib damai,
Ukhuwah, Aman dan Nyaman .
Islam, berasal dari kosa kata SALAM, yang artinya DAMAI
atau PERDAMAIAN. Dalam kesempatan ini, alangkah indahnya
saya akan mengajak diri saya sendiri, kemudian akan menghimbau
jamaah untuk berbincang tentang salam Perdamaian itu. Dalam
sebuah dialog interaktif bersama Sahabat, Rasulullah SAW.
Menanyakan kepada sahabat : Ala-ukhbirukum an syaiIn, in
faaltumu-hu tahabbabtum ? Qalu bala- ya Rasulullah. Qala
afsyus salama bainakum. Bersediakah kalian wahai para
sahabatku, untuk kuberitahu kepada anda semua tentang sesuatu,
jikalau anda semua mengamalkannya, pasti akan tumbuh benih-benih

kasih sayang diantara kamu? Sahabat menjawsab : Ya Rasulullah,


kami pasti menghendakinya. Sabda Rasul : Tebar luaskan salam
perdamaian diantara kamu berupa ucapan salam perdamaian
assalamu alikum warahmatullah wabarkatuh
Saudaraku ummat Islam dikota Tinutuan yang seiman. Dilain hadis,
dialog interaktif itu terjadi pula, yang artinya :

Saudaraku yang dikasihi Allah. Dunia ini adalah sebuah mimbar yang
diatasnya manusia memberikan khutbah dan tidak ada kesudahan
bagi pembicaraan itu. Selama jutaan tahun manusia termasuk kita
ini, dan terutama para pemimpin dunia, telah berbicara tentang
perdamaian, tetapi mereka tidak pernah melangkah terlebih dahulu
untuk menemukan perdamaian dalam dirinya sendiri. Mari kita
perhatikan keanehan yang ada dimuka bumi tempat kita hidup dan
mengembara ini. Langit dan bumi selalu berada dalam keadaan
damai. Matahari, bulan, bintang-bintang dan angin semuanya
melaksanakan tugasnya secara rukun dan damai. Hanya manusia,
yang tinggal dan mengembara dibumi kehilangan kedamaian itu.
Mereka hanya membicarakannya. Mereka, ya, kita-kita ini juga,
memberikan ceramah-ceramah tentang menciptakan perdamaian,
tetapi kemudian dia merusak persatuan dan mulai mengatur dunia.
Bukankah ini suatu keanehan ? Begitulah pembicaraan tentang watak

manusia. Bahkan kadang-kadang, pada zaman sekarang ini, manusia


telah mengesampingkan Tuhan, kebenaran, perdamaian, kesadaran,
kejujuran, keadilan, dan rasa kasih sayang. Manusia sudah sangat
banyak berubah. Ia bukannya berusaha menemukan tiga ribu sifat
Allah Yang Agung, tetapi malah kehilangan semua sifat itu dan
membuka jalan kehancuran. Ia berusaha merusak kehidupan orang
lain, dan menghancurkan seluruh isi dunia ini secara berangsur dan
bertahap. Namun dunia tak akan pernah hancur, bumi dan langit tidak
akan pernah termusnahkan. Hanya manusia yang akan hancur,
Manusia dengan segala alat perusak yang ditemukannya, pada
akhirnya hanya akan menghancurkan dirinya sendiri. Ia laksana
sejenis ngengat yang tertarik dengan cahaya api, yang mengira bahwa
api itu adalah makanan. Ngengat-ngengat itu berputar mengelilingi
nyala api itu sampai akhirnya mereka terbang tepat ditengah api itu
sampai akhirnya mereka terbang ngepat ditengah api itu dan mati.
Seperti itu pula, manusia terjerembab kedalam perbuatan buruk, ia
berpikir akan memperoleh manfaat darinya. Ia memandang
keburukan sebagai kebaikan, tetapi hasil akhirnya adalah kehancuran.
Tidak pernah ada kehancuran yang begitu jelas sebagaimana
yang tampak pada abad ini. Manusia telah mengubah konsep tentang
Tuhan, yang merupakan kebenaran mutlak dan telah merendahkan
derajat manusia, yang merupakan kebajikan dan kebijakan serta
keindahan. Mereka itu tidak lagi mengerti apakah sesungguhnya
manusia sejati itu. Jika manusia dapat menemukan kembali jati

dirinya, siapa sebenarnya dia, dan kemudian mengubah diri mereka


yang sekarang, mereka akan memahami makna sesungguhnya dari
perdamaian. Manusia mengatakan bahwa dia ingin membawa
perdamaian untuk orang lain. Namun untuk melakukan hal itu dia
harus terlebih dahulu menemukannya dalam kehidupannya sendiri.
Bagaimana mungkin seseorang yang tidak dapat menemui kedamaian
dalam diri mereka sendiri. Berharap akan membawa perdamaikan
bagi orang lain ? Bagaimana seseorang yang tidak mempunyai rasa
kasih sayang, persatuan dan cinta dalam dirinya dapat membawa
kedamaian bagi dunia ?.
Orang yang tidak menemukan keadilan, kesadaran, kejujuran
dan kebenaran dalam dirinya tidak akan menemukan sifat-sifat itu
dalam diri orang lain. Orang yang tidak menemukan nilai kesabaran
dalam dirinya, tidak akan menemukannya pada orang lain. Orang
yang tidak memahami keadaan dirinya sendiri, tidak akan memahami
keadaan orang lain. Orang yang tidak memperkuat keimanannya
kepada Tuhan Yang Maha Kasih, tidak akan dapat menguatkan
keimanan orang lain atau dikuatkan oleh iman orang lain. Orang yang
tidak memiliki sifat-sifat baik dalam dirinya, tidak akan dapat
menemukannya pada diri orang lain, tidak pula ia dapat
mengajarkannya kepada orang lain.

Jika dia mencobanya, maka

pekerjaannya tidak akan membuahkan hasil. Bagaimana seorang


yang membawa air dalam kantong yang penuh lubang dapat berharap

memuaskan dahaga orang lain ? selama dia tidak memperbaiki


bejananya, dia tidak akan pernah memenuhi bejana orang lain.
Untuk memahami hal ini dan untuk menciptakan perdamaian,
manusia terlebih dahulu harus mengubah pikiran dan watak dalam
dirinya. Ia harus mengubah sifat mementingkan diri sendiri dan
keserakahan, ingin dipuji, dan kecintaannya terhadap dunia,
kenikmatan, dan emas. Mereka harus berhenti untuk berpikir,
keluargaku ! isteriku ! anak-anakku ! Saya harus mengatur dunia !
Saya meningkatkan kedudukan saya dalam hidup ketika seorang
manusia mempunyai ide-ide mementingkan diri sendiri, bagaimana
mungkin dia dapat menciptakan kedamaian bagi orang lain.
Akan tetapi jika dia menghilangkan sifat-sifat ini dari dirinya
dan mulai merasa lapar, kesakitan, dan kesulitan yang dirasakan
orang lain, dan jika ia memperlakukan semua makhluk sebagai
memperlakukan dirinya, maka ia akan menemukan kedamaian. Jika
dia berusaha untuk memahami hal ini dan memperoleh kesabaran
batin, kepuasan hati, dan tawakkal kepada Tuhan, jika ia dapat
menelan sifat-sifat Tuhan dan memperoleh maqam cinta kasih Ilahi,
maka dia akan mengetahui kedamaian. Dan begitu dia menemui
kecerahan itu dalam dirinya, maka ia akan menemui kedamaian pada
setiap kehidupan. Jika setiap orang mau melakukan hal ini, maka
hidup didunia ini akan menjadi surga di bumi. Tapi jika orang-orang
yang hidup dan mengembara dimuka bumi ini dan yang mengatur
dunia ini tidak mampu menemukan ketentraman di dalam diri

mereka, maka mereka hanya bisa mengakhiri kerusakan terhadap


dunia ini, apabila mereka mencoba menciptakan perdamaian.
Saudaraku, kita harus memikirkan hal ini.
Orang yang tidak menemukan kedamaian dalam dirinya akan
selamanya berbicara tentang perdamaian. Dunia ini adalah sebuah
mimbar dimana diatasnya manusia berpidato dan tidak ada akhir bagi
pembicaraan ini. Selama beribu tahun manusia telah berbicara seperti
ini tapi mereka tidak mau terlebih dahulu menemukan kedamaian
dalam diri mereka, barangkali akibat fenomena seperti ini tidak ada
gunanya berceramah. Manusia harus berusaha memiliki sifat-sifat
Tuhan dan hidup dengan sifat-sifat itu, setelah memperoleh hal
seperti ini, mungkin ia sudah dapat berbicara tentang perdamaian,
dan hal setelah itu ia dapat berbicara tentang firman Tuhan dan
menyebarkan keadilan dari kerajaan Tuhan.
Orang yang ingin mengatur dunia seharusnya memikirkan hal
ini. Setiap orang harus memikirkannya kedamaian hanya dapat
ditemukan dalam hati. Sifat-sifat yang baik, bijak, dan kejernihan
harus memberikan penjelasan itu dalam hati setiap manusia. Manusia
hanya dapat mengenal kedamaian apabila dia dapat membawa nilainilai kedamaian dan keadilan Tuhan serta sifat-sifat Tuhan ke dalam
diri manusia itu. Karena itu, sebelum kita berbicara tentang
perdamaiaan mari kita mencoba menelusuri diri kita masing-masing
untuk mendapatkan firman-firman Ilahi dalam diri kita. Mari kita
mencari ketenangan, kedamaian dalam diri kita. Jika kita dapat

melakukannya, maka ceramah kita akan membuahkan hasil. Maka


Insya Allah seluruh dunia akan damai.
Manusia harus mencari kedamaian, ketenangan, kebahagiaan,
persatuan, cinta dan setiap sifat baik dalam kehidupannya sendiri,
dalam hati nuraninya sendiri. Hanya orang yang melakukan hal itu
yang dapat memahami kesulitan, kesakitan, dan kesengsaraan orang
lain. Orang yang bijaksana akan tahu hal ini, memahami dan
memperbaiki kesalahannya sendiri. Lalu barulah dia mampu
menolong orang lain. Kita semua harus memikirkan hal ini, semoga
Allah akan menolong kita semua dengan sepenuh kasihnya. Amin.
Audzubillahi minassaytanirrajim.
Bismillahirrahmanirrahim

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum
mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih
baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelargelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.

KHUTBAH JUMAT

PE R D AM AI AN

Oleh:
Drs. H. MOEH. NATSIR R. POMALINGO
Ketua PTA. Manado

MASJID RAYA AHMAD YANI


24 MARET 2006 M / 24 SHAFAR 1427 H
MANADO

Anda mungkin juga menyukai