PENDAHULUAN
Bila manusia senantiasa sadar bahwa dunia ini hanya ladang untuk
menanam amal kebaikan, dan akhirat adalah tempat untuk hidup abadi,
sama sekali ia tidak akan berbuat curang dan penipuan. Imam Ali a.s.
dalam hal ini berkata: orang yang memahami akhir kehidupannya, ia
tidak akan berbuat curang dan penipuan.
Kematian merupakan sebuah keharusan
Setiap manusia yang menginjakkan kakinya di muka bumi, pasti akan
merasakan kematian. Karena kematian adalah sebuah kepastian, di mana
tidak seorang pun bisa menghindarinya.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.
Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,
maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) , yang mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar- benarnya.Itulah yang
kamu selalu lari daripadanya.
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun
sebelum kamu (Muhammad ), maka jika kamu mati, apakah mereka akan
kekal.
Pada hakikatnya, manusia di dunia ini tidak hidup secara abadi. Pada
waktu tertentu ia harus meninggalkan dunia. Manusia tidak mampu
menolak kedatangan kematian atas dirinya. Di mana saja ia berada
kematian pasti akan menjemputnya. Manusia tidak mungkin lari dari
kematian yang mendatanginya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Manusia dan Akhlak
2. Kewajiban merawat pasien
3. Pendampingan dari bimbingan pasien terminal
4. Perawatan jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manusia dan Akhlak
Pengertian Akhlak
Dilihat dari segi bahasa, akhlak dapat diartikan sebagai watak atau
tabiat.Lebih lengkap menurut para ahli, akhlak merupakan gambaran jiwa
dan batin sesorang manusia yang mencerminkan sifat lahiriah seorang
manusia.Secara umum ada dua tingkatan akhlak yaitu; tingkat tinggi dan
tingkat rendah.
a.
barang
atau
perkara
yang
Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama Al Asiyah dari kata
Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi
makanan dan memberikan obat. Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak
zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat wanita yang
pertama yang bernama Rufaidah.Islam sangat menghargai seorang
petugas kesehatan karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang
sangat mulia.
Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan
kepada orang yang membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan
atau pelayanan kepada pasien.Hubungan antara petugas kesehatan dan
pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa.
Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah.Akad
Hijrah adalah suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang,
Tenaga, Pikiran dan Keahlian.Islam sangat memperhatikan masalah
kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental maupun kesehatan lingkungan.
dan
tidak
kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum
juga hilang dar ihatiku.
Allah SWT memberikan gambaran khusus dalam Quran surat AlQiyamah:berbelit kepayahan demi kepayahan, tindih bertindih
kesengsaraan demi kesengsaraan. Penyesalan dengan penyesalan dan
kesakitan demi kesakitan (Bey, 1987: 339)
10
1.
12
5.
4. PERAWATAN JENAZAH
A. Tata Cara Mengurus Jenazah
1. Hal-hal yang harus dilakukan setelah seseorang meninggal
Apabila menjumpai seseorang yang telah menghembuskan
nafasnya yang terakhir, maka diharuskan untuk melakukan halhal seperti berikut:
1). Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya
2). Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain
yang dikenakannya.
3). Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses
pemakamannya bila telah nyata kematiannya.
2.
Memandikan mayat
Apabila seorang meninggal dunia, maka wajib bagi
sekelompok muslim untuk segera memandikannya. Dalam
memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai
berikut:
13
Menguraikan rambutnya
3. Mengkafanijenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan
mengkafaninya. Kafan yang digunakan utuk membungkus
jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh
tubuhnya. Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara:
dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang
berwarna putih bagi jenazah laki-laki, dan 5 helai kain kafan
untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi
wewangian kemudian membalut jenazah dengan kain kafan
tersebut.
Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus,
kemudian letakkan jenazah diatas kafan tersebut dalam posisi
terlentang.Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian
pada selakangan jenazah.Hendaklah menyediakan kain yang
telah dibubuhi kapas untuk menutupi aurat jenazah dengan
melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi
wewangian pada lekuk wajah jenazah.Kemudian lembaran
pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih dahulu, menyusul
14
C. Penguburan Jenazah
Menguburkan jenazah dengan cara memasukkan jenazah ke
liang lahat dari arah kaki kuburan, lalu diturunkan kedalam liang kubur
secara perlahan, jika tidak memungkinkan boleh menurunkan dari arah
kiblat. Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya
membaringkan jenazah dengan posisi lambung kanan dibawah dan
wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan kedua
kainya bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat.
Dimustahabkan (disukai) bagi orang yang mengantar jenazah
ke pemakaman untuk melemparkan tiga kali genggaman tanah dengan
kedua tangannya usai penutupan liang lahatnya. Hal-hal yang
disunahkan sesudah pemakaman jenazah adalah seperti berikut:
Pertama: meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan
15
tanah dan tidak diratakan dengan tanah, agar dikenali makamnya dan
tidak ditelantarkan.
Kedua: hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti punuk.
Ketiga: hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau
sejenisnya agar diketahui bagi keluarganya.
Keempat: hendaklah salah seorang berdiri di samping kuburan jenazah
untuk memohonkan kemantapan dalam menjawab setiap Tanya dalam
kubur dan ampunan bagi jenazah, seraya menyuruh kepada yang hadir
untuk melakukan hal yang sama.
D. Mempraktikkan Tata Cara Pengurusan Jenazah
1. Memandikan jenazah
Hukum memandikan jenazah adalah fardlu kifayah, artinya kewajiban
ini dibebankan kepada semua mukalaf di tempat itu, tetapi apabila
dilakukan oleh sebagian orang, gugurlah kewajiban seluruh mukalaf.
Berkaitan dengan memandikan jenazah, berikut dibahas mengenai
syarat memandikan jenazah, orang yang memandikan jenazah, dan
tata cara memandikan jenazah.
a. Syarat memandikan jenazah
Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka
yang hadir aadalah orang yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab
itu, ada syarat tertentu yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
2) Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.
3) Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar
orang itu hanya menyiarkan mana-man yang baik dan menutupi
mana-man yang jelek tentang si mayat.
b. Orang yang utama memandikan jenazah.
1) Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah
orang yang diberi wasiat, kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat,
mahram dari pihak laki-laki, dan boleh juga istrinya.
2) Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya,
neneknya, atau keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
16
Artinya :
Jika seseorang perempuan meninggal di lingkungan laki-laki dan tidak
ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di lingkungan
perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka
hendaklah mayat-mayat itu ditayamumkan, lalu dimakamkan.
Keduanya itu sama halnya dengan orang yang tidak mendapatkan air.
(HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)
c. Tata cara memandikan jenazah
1) Ambil kain penutup dan gantikan dengan kain basahan sehingga
aurat utamanya tidak kelihatan.
2) Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya
dan tekan perutnya perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
5) Tinggiakan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke
mulut jenazah, gosok giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian,
wudlukan seperti wudlu untuk sholat.
7) Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke
sebelah kirinya.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang
terakhir dicampur dengan wangi-wangian.
17
Menyalatkan jenazah
Telah disepakati para ulama bahwa menyalatkan jenazah
hukumnya adalah fardlu kifayah. Seperti yang diriwayatkan oleh
Rasulullah.
Artinya:
Sholatilah orang yang meninggal dunia diantaramu. (HR.Ibnu
Majah dari Jabir bin Abdillah)
BAB III
PENUTUPAN
20
A. KESIMPULAN
Manusia merupakan mahluk ciptaan tuhan yang paling
sempurna,dimana manusia dilengkapi dengan akal, pikiran dan nafsu
yang akan digunakan dalam keberlangsungan hidupnya. Dengan akal
pikiran yang telah diberikan kepada kita semua maka kita harus
menggunakanya dengan hal-hal yang positif dengan perwujudan
akhlak yang mulia. Kita sebagai perawat berkewajiban merawat
pasien yang didasari dengan manusia yang mempunyai akal dan
pikiran bagaimanapun itu kondisi pasien termasuk juga merawat
pasien terminal, dalam merawat pasien terminal kita sebagai seorang
muslim wajiblah kita membimbing pasien secara spiritual karena
dalam kondisi seperti ini psikologi dan spiritual manusia mengalami
krisis, semaksimal mungkin kita memberikan dukungan spiritual
kepada pasien.Kemungkinan kesembuhan pasien terminal sangatlah
kecil tetapi semua adalah kuasa ALLAH SWT, jika memang pasien
telah meninggal, tanggung jawab kita bukanlah selesai sampai disini,
disini kita sebagai perawat dan juga sebagai orang muslim
berkewajiban merawat pasien dengan tata cara kita sebagai seorang
muslim sampai dengan kita serahkan pasien kepada keluarga.
B. SARAN
Jadi, kita sebagai manusia tetap saling berhubungan satu sama
lain, karena di sini semua kehidupan tidak lah sempurna. Maka dari
itu kita sebagai perawat tetap saling membantu pasien sampai
sembuh, atau pun yang sudah pasien terminal jika meninggal dunia,
kita bantu sampai pengurusan jenazahnya.
DAFTAR PUSTAKA
21
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/10/02/akhlakdalam-islam-492277.html
http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2010/06/panduanmerawat-pasien-muslim.html
http://djepok.blogspot.com/2010/09/panduan-pendampingpasien-sakaratul.html
http://snurrjannah.blogspot.com/2012/04/pengurusan-jenazahmenurut-islam-pai-xi.html
22