Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 Pendidikan Agama Islam

Nama : Widiyanti
NIM : 017051382

1. Sejauh manakah Pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia? Sebutkan tanda-tanda


orang yang bertaqwa !
2. Jelaskan fungsi dan peranan Manusia!
3. Sebutkan karakter Masyarakat Madani?
4. Jelaskan Macam-Macam Hukum Syari’at!
5. Apa yang dimaksud Moralitas?jelaskan bahwa moralitas merupakan suatu ciri khas
manusia?

Jawaban :

1. Pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia dan tanda-tanda orang yang bertaqwa :
Pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia adalah dengan memiliki iman, seseorang
akan selalu berusaha melaksanakan perintah Allah S.W.T dan menjauhi larangan Allah
S.W.T, karena semua yang dilakukan tidak lepas dari penglihatan Allah S.W.T dan meyakini
kekuasaan Allah S.W.T, sehingga dalam kehidupan manusia itu sendiri selalu berusaha
melakukan kebaikan, baik dalam hubungan dengan masyarakat, lingkungan dan alam
sekitar. Sehingga manusia yang memiliki iman akan menjadi manusia yang sesuai fitrahnya
yaitu manusia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.

Tanda-tanda orang yang bertaqwa :


- Tawakal
Yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang diperintahkan oleh Allah
S.W.T. , dengan kata lain orang yang bertawakal adalah orang yang menyandarkan
berbagai aktivitasnya atas perintah Allah S.W.T.
- Mawas diri dan bersikap ilmiah
Yaitu bersikap kritis dalam menerima informasi, terutama dalam memahami nilai-nilai
dasar keislaman. Atas dasar pemikiran tersebut maka tidak dibenarkan seseorang
menyatakan sesuatu sikap, sebelum mengetahui terlebih dahulu permasalahannya.
- Optimis dalam menghadapi masa depan
Al Quran memberikan petunjuk kepada umat manusia untuk selalu bersikap optimis
karena pada hakikatnya tantangan, merupakan pelajaran bagi setiap manusia. Jika
seseorang telah merasa melaksanakan sesuatu perbuatan dengan penuh perhitungan,
tidaklah perlu memikirkan bagaimana hasilnya nanti, karena hasil adalah akibat dari
suatu perbuatan.
- Konsisten dan menepati janji
Janji adalah hutang, menepati janji berarti membayar utang, sebaliknya ingkar janji adlah
suatu pengkhianatan. Seseorang mukmin senantiasa akan menepati janji, dengan Allah
S.W.T., dengan sesama, dan dengan ekologinya (lingkungannya).
- Tidak sombong
Kesombongan adalah suatu sifat dan sikap yang tercela yang membahayakan diri
maupun orang lain dan lingkungan hidupnya. Seseorang yang telah merasa dirinya
pandai, karena kesombongannya akan berbalik menjadi bodoh lantaran malas belajar.

2. Fungsi dan peranan Manusia :


Fungsi dan peranan manusia adalah menjadi khalifah di dunia. Khalifah berarti penguasa,
pengelola, atau pemakmur. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi dengan
maksud agar mereka menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan bumi beserta
isinya dengan mengindahkan semua ketentuan yang sudah ditetapkan-Nya. Maka ditangan
manusia lah terletak kemakmuran bumi dan ketentramannya. Sebagai pedoman hidup
manusia dalam mengelola dan melaksanakan tugas kekhalifahan itu, Allah menurunkan
agama. Dengan petunjuk agama, manusia menjalankan tugasnya, sebab agama
menjelaskan dua jalan yaitu jalan yang membahagiakan dan jalan yang membahayakan.
Jalan yang membahagiakan adalah jalan yang diperintahkan untuk dilaksanakan, sedang
jalan yang membahayakan diperintahkan untuk dijauhi.
3. Karakter Masyarakat Madani :
Untuk menciptakan masyaraka madani harus memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang
teguh dan diimplentasi dalam tatanan kehidupan umat manusia. Prinsip-prinsip tersebut
adalah 1) keadilan, 2) supremasi hukum 3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5)
pengawas sosial.
a. Keadilan
Berbicara tentang keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan umum.
Menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan
oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial dimana manusia
mengakui Allah sebagai Tuhannya. Keadilan merupakan sunatullah dimana Allah
menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam al-
Qur’an keadilan itu disebut sebagai hukum keseimbangan yang menjadi hukum jagat
raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa. Karena itu setiap
praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan dari hakikat kemanusiaan
yang dikutuk keras oleh al-Qur’an. Dalam surat Al-Takaatsur ayat 1-8 dan surat Al-
Humazah ayat 1-9). Keadilan harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan, dalan=m
kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan lain sebagainya.
b. Supremasi Hukum
Keadilan seperti disebutkan di atas harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan.
Dimulai dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah
yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Seperti ditegaskan dalam
surat An-Nisaa’ ayat 58 :
Terjemah Arti: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.
Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu maka kita harus menetapkan hukum
kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita
sekalipun, kita tetap harus berlaku adil. Seperti ditegaskan dalam surat Al-Maai’dah
ayat 8 :
Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Atas dasar itulah maka Rasulullah menyatakan dengan tegas bahwa hancurnya bangsa-
bangsa di masa lalu karena jika orang atas melakukan kejahatan dibiarkan, tetapi jika
orang bawah melakukannya pasti dihukum. Rasulullah menegaskan bahwa bjika
seandainya putrinya, Fatimah, melakukan kejahatan maka beliau akan menghukumnya
sesuai dengan hukum yang berlaku. Rasulullah bersabda :
“Sebenarnya hancurnya mereka sebeum kamu karena mereka menegakkan hukum atas
rakyat jelata dan meninggalkan hukum atas orang besar. Demi Dia, Allah –yang jiwaku
ada di tangan-Nya, seandainya Fatimah berbuat jahat pasti aku potong tangannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
c. Egalitarianisme (Persamaan)
Egalitarianisme adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis, artinya
adalah bahw masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras,
etnis, dll, melainkan atas prestasi. Bukan prestise tetapi prestasi. Karena semua manusia
dan warga masyarakat dihargai bukan atas dasar geneologis melainkan atas dasar
prestasi. Seperti ditegaskan dalam surat Al-Hujuraat ayat 13 :
Terjemah Arti: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Karena prinsip egalitarianism inilah, maka akan terwujud keterbukaan dimana seluruh
anggota masyarakat berpartisipasi untuk menentukan pemimpinnya dan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan publik.
d. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap dimana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui
bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus
bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena
memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka
ragam itu.
Kesadaran pluralisme itu kemudian diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling
menghormati diantara sesame anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku
bangsa, maupun agama. Sikap toleran dan saling menghormati itu dinyatakan dalam Al-
Qur’an surat Yunus ayat 99 :
Terjemah Arti: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di
muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka
menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
e. Pengawasan Sosial
Yang disebut dengan amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi kebaikan
bersama. Prinsip-prinsip di atas sebagai dasar pembentukan masyarakat madani
merupakan suatu usaha dan landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Kegiatan
manusia apapun merupakan suatu konsekuensi logis dari adanya keterbukaan dimana
setiap warga memiliki kebebasan untuk melakukan tindakan. Keterbukaan itu sebagai
konsekuensi logis dari pandangan positif dan optimis terhadap manusia, bahwa manusia
pada dasarnya adalah baik.
Karena manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang dilakukan bukan
karena inheren di dalam dirinya akan tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor luar yang
mempengaruhinya. Karena itu, agar manusia dan warga tetap berada dalam kebaikan
sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan sosial.
Pengawasan sosial ini menjadi penting terutama ketika kekuatan baik, kekuatan uang
maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga perwujudan masyarakat
beradab dan sejahtera hanya slogan semata. Pengawasan sosial baik secara individu
maupun lembaga merupakan suatu keharusan dalam usaha pembentukan masyarakat
beradab dan sejahtera. Namun demikian, pengawasan tersebut harus didasarkan atas
prinsip fitrah manusia baik, sehingga senantiasa bersikap husnu al-dzan. Pengawasan
sosial harus berdiri atas dasar asas-asas tidak bersalah sebelum terbukti sebaliknya.
4. Macam-Macam Hukum Syari’at :
Hukum syari’at terbagi menjadi 5 (lima) macam :
- Wajib
Yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan oleh seseorang, maka akan mendapat
pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan, maka akan mendapat siksa.
- Sunnah (mandub)
Yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan oleh seseorang, maka akan mendapat
pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan, tidak akan mendapat siksa.
- Haram
Yaitu suatu perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan oleh seseorang maka akan
mendapat pahala, dan apabila dikerjakan akan mendapat siksa.
- Makruh
Yaitu suatu perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan oleh seseorang maka akan
mendapat pahala, dan apabila dikerjakan tidak akan mendapat siksa.
- Mubah
Yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan oleh seseorang, maka tidak akan
mendapat pahala dan apabila perbuatan itu ditinggalkan maka tidak akan mendapat
siksa.
5. Pengertian moralitas dan penjelasan mengapa moralitas merupakan suatu ciri khas
manusia:
Kata moral secara etimologis berasal dari bahasa Latin yaitu mores, bentuk jamak dari more,
yang berarti adat atau kebiasaan. Secara terminologi, moral adalah ajaran tentang tindakan
seseorang yang dalam hal sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar atau salah, baik atau buruk. Sehingga moralitas dapat diartikan
dengan keseluruhan norma-norma dan nilai-nilai dan sikap moral seseorang atau
masyarakat.
Terkait dengan masalah moral adalah kesadaran yang disebut dengan kesadaran moral
(moralitas). Kesadaran moral (moralitas) adalah pengetahuan bahwa ada yang baik dan ada
yang buruk yang dengan pengetahuannya ia memilih untuk melakukan suatu perbuatan
tanpa ada paksaan dari siapapun. Suatu perbuatan bisa dikategorikan baik atau buruk jika
perbuatan itu dilakukan secara sadar atau karena mempunyai kesadaran moral (moralitas).
Kesadaran moral (moralitas) ini menjadi penting, karena satu-satunya makhluk Allah yang
diberi kesadaran adalah manusia. Dengan kesadaran itu manusia diberi kebebasan untuk
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Hanya saja orang yang mempunyai
kesadaran akan selalu mengikuti hal-hal yang memang secara moral baik.

(sumber : BMP MKDU4221)

Anda mungkin juga menyukai