Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana hubungan sila kemanusiaan yang adil dan beradap dengan aturan di dalam Al

Qur'an?

Sila kedua Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradap" sangat
berhubungan erat dengan firman Allah SWT di dalam Al Qur'an. Sila ke dua tersebut memiliki
arti untuk menempatkan hak setiap warga Negara pada kedudukan yang sama di dalam hukum.

Setiap warga Negara juga memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat
jaminan dan perlindungan Undang-Undang. Sementara itu, dalam Al Qur'an telah diperintahkan
untuk berperilaku baik terhadap semua makhluk hidup,termasuk manusia. Jika kita menerapkan
dan mengamalkan sila ke dua Pancasila,maka berarti kita juga mendapat pahala sebab sudah
menjalankan perintah Allah SWT. 

Ayat Al Qur'an yang menjelaskan tentang sila ke dua ada dalam Al Quran surat An Nisa
ayat 135 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan
(kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan"

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jika kita ingin disebut orang yang beriman,maka
kita harus menegakkan keadilan. Dalam menegakkan keadilan tersebut,kita tidak boleh
membeda-bedakan tiap individu. Keadilan harus dijunjung tinggi dan terus ditegakkan.
Walaupun banyak rintangan yang menghadang,namun kita sebagai umat beragama dan warga
Negara yang baik harus tetap teguh menjaganya,meskipun nyawa ancamannya.

Selain itu,perintah untuk berperilaku adil dan beradab juga terdapat dalam Surah
Alhujuraat: 11 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena)
boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok)
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”

Pada surah Al Hujurat ayat 11 tersebut dijelaskan bahwa sebagai manusia kita tidak boleh
bersikap semena-mena terhadap orang lain. Dengan kata lain,sebelum Pancasila terutama sila ke
dua lahir ayat tersebut telah memerintahkan kita untuk bersikap yang adil dan dengan rasa yang
beradab terhadap sesama.
Maka dari itu sila ke dua Pancasila memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan firman-
firman Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an. Dengan mengamalkan sila tersebut,berarti secara
langsung kita juga telah mengamalkan perintah dari Allah SWT.

Apa arti/nilai yang terkandung dlm sila ke 2

Kemanusiaan memiliki arti manusia,yaitu makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia dianugerahi oleh Tuhan berupa akal dan pikiran. Itulah sebabnya manusia dapat
berpikir dan membedakan mana yang baik atau buruk. Sedangkan beradap berasal dari kata adab
yang artinya budaya atau kebiasaan. Adab atau budaya yaitu sikap hidup, keputusan dan
tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma sosial dan kesusilaan /
moral. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung pengertian adanya kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. 

Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila ini diantaranya adalah membahas
tentang dalam mengambil sebuah keputusan,baik itu individu maupun lembaga pemerintahan
harus bersikap adil dan berperikemanusiaan. Berperikemanusiaan, artinya berfikir dan
berperilaku mulia sesuai dengan kemuliaan manusla yang dimuliakan Tuhan Yang Maha Esa.

Adil artinya bersikap serta berbuat yang menjaga, menghormati dan menghargai hak
pribadi setiap warga negara. Menghormati hak azasi manusia. Beradab, artinya berbuat yang
beretika atau bertatakrama yang menghormati dan menaati hukum-hukum yang berlaku dan
memuliakan manusia. Warga negara tidak boleh direndahkan, dirugikan, dimiskinkan, disakiti,
dihina, diperdaya atau dibohongi, diterlantarkan, diremehkan, dimusuhi, dikekang dan ditindas.
Apalagi sampai dibiarkan dalam kebodohkan, dihilangkan atau dibunuh.

Selain itu, keadilan sejati adalah keadilan yang didambakan rakyat. Yaitu keadilan yang
dijatuhkan atas pengakuan berbuat yang dinyatakan bersalah oleh yang berbuat kesalahan dan
siap menerima hukuman. Arti penting dalam sila ini adalah kesadaran sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai moral dalalm hidup bersama atas tuntutan mutlak hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.

Yang perlu diperhatikan dan merupakan dasar hubungan semua umat manusia dalam
mewujudkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia.
Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya., yang sama hak dan kewajiban asasinya. Untuk itu
perlu dikembangkan juga sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggangrasa
Tujuan

1. Mengetahui hubungan sila kemanusiaan yang adil dan beradab dengan firman Allah
dalam Al Qur’an.
2. Mengetahui makna yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

Daftar pustaka alip

1. https://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-11
2. https://sinarislam.wordpress.com/2009/06/03/ayat-ayat-al-quran-mengenai-pancasila/
3. https://islamicmedianet.blogspot.com/2016/08/subhanallah-ternyata-pancasila-juga.html

Anda mungkin juga menyukai