Anda di halaman 1dari 2

1.

Asal-usul pembentukan masyarakat


Pada awalnya manusia dilahirkan dari seorang pasangan seorang diri dalam proses
kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan orang lain dalam lingkup sekeliling di
sekitar lingkungannya untuk bersosial pada orang lain untuk menjalin etika dan
berkehidupan bersama. Manusia berkeinginan untuk bersama dan membutuhkan orang
lain untuk membentuk kejadian atau peristiwa merupakan fitrah. Thabatahaba’I
mengungkapkan bahwa manusia adalah mahluk bermasyarakat menurut wataknya,
sehingga kehendak bermasyarakat merupakan sebuah fitrah.

َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
‫ارفُ ْوا ۚ اِ َّن‬
َ ‫اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬
ٌ‫خبِيْر‬
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui.

Pada dasarnya kata dari masyarakat merupakan bahasa yang bermakna Bersama,
masyarakat memiliki konsep yang konteks misalnya, masyarakat agama, masyaakat kota,
masyarakat agraris dan lain-lain. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup untuk
hidup bersama sistem ini terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Setiap individu
dalam hubungan sosial memiliki karakter masing masing-masing dan dimungkinkan
terjadinya pertentangan dan konflik, untuk menjaga kertertiban diperlukan peraturan dan
norma-norma dalam bersosial.

2. 5 Prinsip
 Keadilan berarti kesejahteraan umum dalam menegakkan keadilan bersifat fitrah
yang harus ditegakkan oleh setiap orang sebagai pengejawantahan dari perjanjian
primordial manusia mengakui bahwa Allah sebagai Tuhan. Keadilan merupakan
sunnatullah allah menciptakan alam semesta dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan dan keadilan merupakan sikap yang merujuk dengan takwa.
Adanya keseimbangan dan keadilan merupakan hak dan kewajiban setiap orang
dalam berkehidupan sosial.
 Supremasi Hukum dimulai dari menegakkan hokum yang bersifat adil
merrupakan amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak.
Dalam mewujudkan supremasi hokum harus menetapkan hokum pada siapa pun
tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang kita cintai atau kita benci, kita
harus tetap berlaku adil dalam bertindak. Pada dasarnya supremasi hukum untuk
menegakkan hukum pada tinggat yang tinggi.
 Egalitarianism (persamaan)
Merupakan persamaan sistem dinastigeneologis yang artinya bahwa dalam
masyarakat mardani tidak melihat dari keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis,
dan lain-lain, melainkan atas prestasinya tersebut. Karena seorang manusia dan
warga dihargai bukan atas dasar geneologis melainkan atas dasar prestasi.
 Plurarisme
Sikap dimana kemajemukan merupakan satu hal yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Maksud dari pluarisme adalah sikap yang tulus
bahwa keberagaman merupakan bagian karunia dari Allah karena keberagaman
memperbanyak budaya melalui intraksi dinamis dalam pertukaran budaya. Dalam
mewujudkannya harus bersikap toleransi dan saling menghormati antar anggota
yang berbeda etnis, ras, dan agama.
 Pengawasan sosial
Kegiatan untuk mewujudkan kebaikan bersama sebagai dasar pembentukan
masyarakat madani merupakan suatu usaha dan landasan untuk terwujudnya
kebaikan bersama. Dalam kegiatan seseorang harus konsekuensi logis dari
keterbukaan dimana setiap warga memiliki kebebasan untuk bertindak.

3. Peran umat agama untuk mewujudkan masyarakat madani


 Menumbuhkan sikap pengertin antara sesama umat beragama, pada saat
pertemuan antara seseorang atau kelompok yang berbeda ideolog tentang
perbedaan tentunya harus disikapi dengan apresiasi, karena untuk bekerja sama.
Pada saat berdialog dimana para individu dan kelompok berupaya mengatasi rasa
takut dan tidak percaya diri untuk mengembangkan hubungan baru agar saling
percaya.
 Melakukan studi agama dengan tujuan untuk mengayati ajaran agama,
membentuk iman, menumbuhkan kesadaran akan keber’agamaan, menumbuhkan
solidaritas dan kerja sama.
 Berusaha menumbuhkan sikap demokratis, pluralis dan toleransi pada umat
beragama.
 Berusaha untuk mewujudkan cita-cita membangun masyarakat yang baik untuk
terciptanya madani.

Sumber : BMP (MKDU4221 Pendidikan Agama Islam)

Anda mungkin juga menyukai