Anda di halaman 1dari 2

1.

Asal usul pembentukan masyarakat


Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun di dalam proses kehidupan
selanjutnya, manusia membutuhkan manusia lain di sekelilingnya. Ini menunjukkan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup bersama. Aristosteles menyatakan
bahwa manusia adalah zoon politicon (man is social animal). Karena itu jati diri manusia terbentuk
setelah ia bersama orang lain. “manusia baru menjadi manusia setelah manusia itu hidup dengan
manusia lainnya, “kata Bouman.
Keinginan manusia untuk bersama orang lain atau membutuhkan orang lain merupakan
fitrah. Soejono Soekanto menyatakan,”didalam diri manusia pada dasarnya telah terdapat
keinginan, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnya dan keinginan untuk
menjadi satu dengan alam sekitarnya. ”Hal yang sama juga dikemukakan oleh thabatahaba’i,
bahwa, “Manusia adalah makhluk bermasyarakat menurut wataknya, sehingga kehendak
bermasyarakat telah merupakan fitrahnya.”
Dalam al-Qur’an terdapat banyak syst al-Quran yang menunjukan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial dan dari fitrah tersebut kemudian melahirkan masyarakat.
Ayat-ayat tersebut antara lain :Qs.Ali-Imran :195, Qs.Al-hujuraat:13, Qs.Az-Zukhruf:32 dan Qs.Al-
Furqaan:45.
Atas dasar uraian di atas, maka asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah
manusia untuk bersama dengan orang, lalu terbentuklah hubungan sosial yang melahirkan aturan
atau norma.
Ada tiga unsur pokok pembentuk masyarakat:
1.Individu-individu yang membangun kelompok
2.Hubungan sosial
3.Aturan.

2. Prinsip- prinsip yang harus dipegang teguh oleh manusia :


 Keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan umum. Keadilan merupakan
sunnatullah dimana allah menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan
keseimbangan.dalam al-Quran keadilan itu disebut sebagai hukum keseimbangan yang
menjadi hukum jagat raya.keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan
takwa.karena itu setiap praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan
dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh al-Quran . dalam surat Al-Takaatsur dan
Al-humazah ekspresi itu sangat jelas.
 Supremasi hukum merupakan upaya menegakkan dan menempatkan hukum pada posisi
tertinggi tanpa adanya intervensi dari pihak eksternal dalam rangka melindungi seluruh
lapisan masyarakat sebagai kiat untuk memposisikan hukumagar berfungsi sebagai
komando atau panglima. Dalam usaha mewujudkan supermasi hukum itu maka kita harus
menetapkan hukum kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang
membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku adil. Dalam surat Al-Maai’dah ayat 8.
 Egalitarianisme artinya adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti genelogis.
Artinya bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras,
etnis, dll.melainkan atas prestasi.oleh karena itu prinsip egalitarianisme inilah, maka akan
terwujud keterbukaan dimana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi untuk
menentukan pemipinnya dan dalam menentukan kebijakan-kebijakan publik.
 Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui
bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa
keberagaman merupakan bagian dari karunia allah dan rahmat-Nya karena akan
memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka
ragam itu.kesadaran pluralisme diwujudkan untuk mewujudkan untuk bersikap toleran
dan sling menghormati dinyatakan dalam Al-Quran Qs.Yunus :99 dan Qs. Al-An’aam: 108.
 Pengawasan sosial yang disebut amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi
kebaikan bersama. Pengawasan sosial ini menjadi penting terutama ketika kekuatan baik
kekuatan uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga
perwujudan masyarakat beradab dan sejahtera hanya slpgan semata.pengawasan sosial
baik secara individu maupun lembaga merupaka suatu keharusan dalam usaha
pembentukan masyarakat beradab dan sejahtera. Pengawasan sosial dinyatakan dalam
Al-quran QS.Al-A’rssf:172, Qs.Ar-Ruum:30 dan Qs.Al-‘Ashr:1-3.
3. Peran yang dilakukan oleh seluruh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat
madani adalah :

 Menciptakan sebuah bentuk sikap yang dimana akan selalu saling memberikan
pengertian yang dimana berada dinata sesama umat beragama. Peran tersebut akan
dapatlah dilakukan dengan cara mengciptakan sebuah dialog intensif.
 Melakukan sebuah bentuk dari studi dibidang agama dengan cara menciptakan
sebuah tujuan dari kerukunan akan umat beragama.
 Melakukan segala macam bentuk usaha untuk melakukan penumbuhan dari sikap
demokratis, pluralis hingga toleran dari kepada sesama dari umat beragama pada
masa sejak dini untuk melalui sebuah pendidikan Islam yang dimana mewajibkan dari
umatnya guna untuk melakukan pendakwaan.

Nb. Dalam diskusi ini saya izin bertanya pak..


Hambatan apa saja yang bisa saja terjadi dalam proses membentuk masyarakat madani?

Anda mungkin juga menyukai