Jawaban :
1. Istilah civil society mula mula muncul di Inggris dalam masa masa awal perkembangan
kapitalisme modern, yang konon merupakan mpilkasi pertama penerapan ekonomi.
Dalam wacana kontemporer, istilah civil society lebih kuat tekanannya terhadap lembaga
lembaga non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat dimana lembaga lembaga ini
bebas dari cengkraman kekuasaan Negara untuk mengekspresikan hak hak nya sebagai
warga Negara.
Sedangkan masyarkat madani merujuk pada masyarakat madinah yang dibangun
oleh Nabi Mumahhad di madinah. Madinah itu sendri adalah bahasa Arab yang memiliki
pengertian sama dengan bahasa Ibrani. Ketika nabi Musa mampu membebaskan
masyarakatnya dari mental budak menjadi mental sebagai warga masyarakat yang
merdeka dengan ciri taat pada hukum dalam bahasa Ibrani meraka disebut dengan
menidat yang berarti masyarakat beradab karena taat kepada hukum da aturan. Dalam
perkembangannya perkataan Ibrani medinat berarti Negara.
2. A. Keadilan
Menegakan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus
ditegakan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di
mana manusia mengakui Allah sebagai Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah yang
dimana Allah menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan keseimangan.
B. Supremasi Hukum
Dalam usaha mewujudkan supremasi hukum itu maka kita harus menetapkan
hukum kepada siapapun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita
sekalipun, kita tetap harus beralaku adil.
“Sebenarnya hancurnya mereka sebelum kamu karena meraka menengakan hukum atas
rakyat jelata dan meninggalkan huluk atas orang besar. Demi Dia, Allah yang jiwa ada
ditangan-Nya, seandainnya Fatimah berbuat jahat pasti aku potong tangannya.” (HR
Bukhari dan Muslim)
C. Egalitarianisme (Persamaan)
Tidak mengenal sistem dinasti genologis. Artinya adalah bahwa masyarakat
madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll melainkan atas
prestasi. Bukan prestise tetapi prestasi. Karena semua manusia dan warga masyarkat
dihargai bukan atas geneologis dia atas melainkan atas daras prestasi yang dalam bahasa
al Quran adalah Takwa.
D. Pluralisme
Adalah sikap dimana kemajemukan merupakan suatu yang harus diterima sebagai
bagian dari realitas obyektif. Pluralisme yang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa
masyarakat itu plura melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa
keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan Rahmat-Nya karena akan
memperkaya budaya melalui interasi dinamisyang dengan pertukaran budaya yang
beraneka ragam itu.
E. Pengawasan Sosial
Pegawasan sosial ini menjadi penting terutama ketika kekuatan baik kekuatan
uang maupun kekuatan kekuasaan cenderung menyeleweng sehingga perwujudan
masyarakat beradab dan sejahtera hanya slogan semata. Pengawasan sosil baik secara
individu maupun lembaga merupakan suatu keharusan dalam usaha pembentukan
masyarakat beradab dansejahtera. Namun demikian, pengawasan tersebut harus
didasarkan atas prinsip fitrah manusiabaik sehingga senantiasa bersikap husnu al dzan.
Pengawasan sosial harur berdiri atas dasar asas asas tidak bersalah sebelum terbukti
sebaliknya.
3. A. Menumbuhkan saling pengertian atara sesama umat beragama. Peran ini bsia
dilakukan melalui dialog intensif. Dialog tersebut dilakukan, sebagaimana dikemukakan
oleh Mukti Ali, dengan cara: mempertemukan antara orang orang atau kelompok dari
agama atau ideology yang berbeda untuk sampai pada pengertian bersama tentang
berbagai isu tertentu, untuk setuju dan tidak setuju dengan sikap yang penuh apresiasi dan
karena itu, untuk bekerja sama, menemukan rahasia makna kehidupan ini.
4.
Manusia adalah merdeka sejak dilahrikan
Diharamkan orang erdekan dijadikan budak
Budak boleh membebaskan dirinya dengan membayar secara cicil
Budak kafir yang masuk islam dengan sendirinya merdeka
Budak yang dianiaya, disakiti dan diperlakukan secara tidak wajar, ia merdeka
Anak seorang budak wanita dari tuannya adalah merdeka dan tidak menjadi
budak
Kerabat kaya diharuskan untuk memerdekakan kerabatnya yang budak
“yaitu meraka yang mengajak kepada kebaikan dan melarang kemaksiatan, menegakan shalat,
memberika zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Meraka itulah yang akan dirahmat Allah,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana”
“yaitu orang orang yang apabila diberi kedudukan di muka bumi, meraka menegakan shalat,
menunaikan zakat, serta menyurh berbuat kebaikan dan mencegah keburukan.”
Rasullullah besabda, “ Apabila seorang di antara kalian melihat kemungkaran, maka ia wajib
mengehentikannya dengan tangannya, apabila tidak mampu, maka dengan lisan, apabila tidak
mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah lemahnya iman.” (HR Muslim)
5. Jika demokrasi dengan sistem pengambilan keputusan diserahkan kepada rakyat demi
kepentingan bersama dengan eksistensi hak hak dasar manusia, maka demokrasi tidak
ada masalah dengan islam. Demokrasi kompatibel dengan islam.
Islam sebagai agama rathmatan lil alamin, dalam konteks berbangsa dan bernegara,
tujuan pokoknya tidak lain adalah menyelenggarakan kebaikan dan mencegah keburukan
dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai nilai dasar kemanusiaan.