Asal usul pembentukan masyarakat bermula dari fitnah manusia sebagai makhluk sosial yang
senantiasa membutuhkan orang lain. Dari fitrah ini kemudian mereka berinteraksi satu sama
lain dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan hubungan sosial yang pada
gilirannya menumbuhkan kesadaran akan kesatuan. Untuk menjaga ketertiban daripada
hubungan sosial itu, maka dibuatlah sebuah peraturan.
Dalam perkembangannya, seiring dengan pertambahan individu yang menjadi anggota
tersebut dan perkembangan kebudayaan, masyarakat berkembang menjadi sesuatu yang
kompleks. Maka muncullah lembaga sosial, kelompok sosial, kaidah-kaidah sosial sebagai
struktur masyarakat dan proses sosial dan perubahan sosial sebagai dinamika masyarakat.
Atas dasar itu, para ahli sosiologi menjelaskan masyarakat bisa dilihat dari 2 sudut, yaitu
struktur dan dinamikanya.
1. Keadilan
2. Supremasi Hukum
Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintah untuk dilaksanakan
kepada yang berhak. Didalam mewujudkan supremasi hukum maka kita harus
menetapkan hukun kepada siapa pun tanpa “atas” dan “bawah” dan harus berlaku adil.
3. Egalitarianisme (Persamaan)
Egalitarisme artinya persamaan, yaitu tidak mengenal sistem dinasti geneologis dan tidak
melihat keutamaan atas ras, suku, etnis dll. melainkan dari prestasi. Karena semua
manusia dihargai bukan atas dasar geneologis di atas melainkan atas dasar prestasi yang
dalam bahasa Al-Quran adalah takwa. Oleh karena prinsip egalitarianisme ini, maka akan
terwujud keterbukaan di mana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi untuk
menentukan pemimpinnya dalam menentukan kebijakan publik.
4. Pluralisme
Pluralisme adalah sesuatu yang harus diterima sebagai dari realitas obyektif yaitu tidak
sebatas mengakui bahwa masyarakat itu plural melainkan harus disertai dengan sikap
yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya
karena akan memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya
yang beraneka ragam. Pluralisme diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling
menghormati diantara sesama anggota yang berbeda baik dalam hal etnis, suku, bangsa,
maupun agama.
5. Pengawasan Sosial
Yang disebut dengan amal saleh pada dasarnya adalah suatu kegiatan demi kebaikan
bersama. Prinsip ini sebagai dasar pembentukan masyarakat madani merupakan suatu
usaha dan landasan bagi terwujudnya kebaikan bersama. Kegiatan manusia apapun
merupakan suatu konsekuensi logis dari adanya keterbukaan dimana setiap warga
memiliki kebebasan untuk melakukan tindakan.
3. Jelaskan bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani?