Anda di halaman 1dari 4

Masyarakat Madani

Sejarah Masyarakat Madani

Masyarakat madani merupakan masyarakat yang terkenal dengan kaum yang


beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan Maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, bahkan teknologi.
Ada beberapa usaha yang telah dilakukan masyarakat madani untuk menciptakan dan
mewujudkan masyarakat madani yang sejahtera. Baik itu, dalam rangka jangka pendek atau
dalam jangka waktu yang panjang. Untuk mewujudkan masyarakat madani dalam jangka
waktu yang pendek, maka perlu diadakannya pemilihan seorang pemimpin yang bisa
dipercaya. Kemudian, menempatkan seorang pemimpin yang bisa diterima dengan baik serta
bisa memimpin dengan bijaksana. Dalam mencari sebuah akar sejarah di dalam masyarakat
madani, maka bisa dilihat jika dalam masyarakat Yunani Kuno, hal ini sudah ada. Menurut
Raharjo (1997), bahwa istilah civil society telah ada sejak dahulu kala sebelum masehi.
Seseorang pertama kali yang mencetuskan istilah civil society adalah Cicero, yaitu seorang
orator dari Yunani Kuno.
Menurut Cicero, civil society adalah sebuah komunitas politik yang memiliki adab yang
sangat baik. Hal tersebut biasanya dicontohkan oleh masyarakat madani yang tinggal di kota.
Dimana mereka memiliki kode hukum sendiri. Melalui kewarganegaraan serta budaya kota,
maka istilah kota tidak hanya sekadar konsentrasi penduduk saja. Namun juga sebagai pusat
kebudayaan dan peradaban. Dan juga, istilah masyarakat madani dapat mengacu pada istilah
civil society. Tetapi ada juga yang berdasarkan pada konsep kota Madinah yang dibangun
oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, masyarakat madani juga mengacu pada sebuah
konsep masyarakat yang beradab atau tamadun. Juga konsep lain, yang dikenalkan oleh filsuf
Al Farabi, yaitu konsep Madinah sebagai Negara Utama.

Menurut seroang peneliti dari Lembaga Pengemabngan Pesantren dan Studi Islam, Dr.
Ahmad Hatta, piagam madinah merupakan, sebuah dokumen penting yang bisa membuktikan
bahwa masyarakat madani di zaman dulu sangatlah maju dan jaya. Selain itu, beliau juga
menegaskan bahwa kejelasan hukum serta konstitusi yang ada di dalam masyarakat sangatlah
di taati. Bahkan jika menilik pendapat dari Hamidullah (1958) dalam bukunya First Written
Constitutions In The World, piagam madinah, merupakan sebuah konstitusi tertulis pertama
di dalam sejarah manusia ini. Konstitusi tersebut secara mengejutkan ternyata berisi
mengenai aturan mengenai hak-hak sipil.
1. Menjunjung Tinggi Nilai
Masyarakat madani terkenal dengan sifatnya sebagai kaum yang beradab. Mereka selalu
menjunjung tinggi nilai, norma serta hukum yang berlaku. Semua itu, mereka pegang
dengan ilmu, iman, dan juga teknologi. Hal tersebut artinya, masyarakat madani memiliki
kehidupan yang berdasarkan aturan yang sudah berlaku. Mulai dari nilai, hukum, norma,
dan lainnya. Ketaatan mereka juga didasarkan pada iman, ilmu, dan teknologi yang sudah
mereka pelajari. Kemudian dikembangkan dengan melalui iman serta keyakinan mereka
terhadap Sang Pencipta.

2. Mempunyai Peradaban yang Tinggi


Masyarakat madani yang mempunyai keyakinan serta keimanan yang kuat kepada Tuhan
Sang Pencipta, masyarakat madani sudah membuktikan bahwa mereka adalah masyarakat
yang beradab. Dimana mereka memiliki adab yang baik dan bertata krama. Selain itu,
mereka juga mempunyai tata krama kepada sesama manusia serta Tuhannya.

3. Memprioritaskan Kesederajatan serta Transparansi


masyarakat madani mayoritas menilai bahwa status mereka itu semuanya sama tidak
membeda-bedakan. Entah itu perempuan maupun laki-laki. Keterbukaan atau transparansi
itu artinya mereka akan menjalani kehidupan dengan sikap yang jujur dan tidak
memerlukan adanya hal-hal yang harus ditutupi satu sama lain. Sehingga hal tersebut akan
menumbuhkan rasa saling percaya antara satu anggota dengan anggota yang lain dan
saling melengkapi. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat ini memiliki nuansa yang
demokratis yang mana demokratisasi mereka dapat diciptakan dengan adanya Lembaga
Swadaya Masyarakat, partai politik, dan pers yang bebas, serta juga toleransi. sehingga
dalam masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik sosial yang rasional. Dimana
anggota masyarakat secara eksplisit dan jelas menciptakan demokrasi. Jadi, masyarakat
madani hanya dapat dijamin oleh negara yang menganut sistem demokrasi, seperti halnya
Indonesia. Kemudian terkait toleransi yang sudah disinggung di atas, mempunyai arti yaitu
kesediaan tiap individu dalam menerima berbagai pandangan, sikap, dan juga perbedaan
politik. Toleransi yang seperti itu adalah sebuah sikap yang dikembangkan di dalam
masyarakat madani. Itu adalah sebagai bentuk dari rasa saling menghargai dan juga
menghormati antar sesama. Baik itu kelompok maupun individu yang memiliki pendapat
serta sikap yang berbeda.
4. Ruang Publik yang Bebas
Msyarakat madani memiliki Ruang publik yang bebas biasanya juga disebut sebagai free
public sphere. Ini merupakan sebuah wilayah yang memungkinkan masyarakat untuk
mempunyai hak serta kewajiban warga negara. Dimana mereka memiliki akses penuh
dalam berbagai kegiatan politik, berserikat dan juga bekerjasama, menyampaikan
pendapat yang berbeda, dan juga berkumpul serta mendapatkan informasi secara luas dan
nyaman.

5. Supremasi Hukum

Dalam sebuah KBBI, supremasi hukum merupakan kekuasaan tertinggi di dalam hukum
yang berarti bahwa ada jaminan terciptanya keadilan yang bisa diwujudkan. Hal ini bisa
terjadi apabila sebuah negara menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi. Perlu
digaris bawahi, bahwa keadilan yang dimaksud dapat terwujud jika hukum yang ada
diberlakukan secara netral. Ini artinya, adalah tidak ada pengecualian untuk mendapatkan
suatu kebenaran atas nama hukum.

6. Keadilan Sosial
Msyarakat madani disebut juga social justice adalah sebuah keseimbangan dan juga
pembagian yang proporsional antara hak serta kewajiban suatu warga negara dan negara
itu sendiri. Yang mana, hal itu meliputi aspek kehidupan. Artinya, warga negara
mempunyai hak serta kewajiban diatas negaranya. Begitu juga negara, mereka juga
mempunyai hak serta kewajiban atas warganya. Dan hak dan kewajiban tersebut
mempunyai porsi yang seimbang. Sehingga akan menghasilkan output yang seimbang
juga. dan keberagaman tentu akan terjadi di dalam masyarakat. Terlebih di dalam suatu
negara yang memiliki berjuta warga negara. Dimana mereka berasal dari berbagai
kelompok yang berbeda-beda. Sehingga, yang dimaksud dengan pluralisme adalah suatu
sikap menerima dan mengakui secara tulis bahwa masyarakat yang ada di sebuah negara
itu bersifat majemuk atau beragam lainya. Hal ini bisa menjadi faktor terwujudnya
masyarakat madani yang multikultural. Mulai dari kebudayaan, nilai, adat istiadat, norma,
serta juga bahasa, suku agama, serta etnis. Sebagai anggota masyarakat madani, seperti
halnya masyarakat Indonesia. Kita memiliki beragam bahasa, suku, agama, budaya, etnis,
dan lainnya. Tentu sikap pluralisme harus kita miliki dan juga berkeyakinan bahwa sebuah
kemajemukan akan memberikan nilai positif yang berasal dari Tuhan.

7. Partisipasi Sosial
Untuk menjalin hubungan dan kerjasama antara kelompok maupun individu, kita perlu
berpartisipasi dalam lingkungan sosial. Hal ini bertujuan untuk mencapai dan mewujudkan
tujuan tertentu. Dengan adanya partisipasi sosial yang bersih, oleh karena itu, adalah awal
dari terciptanya masyarakat madani. Hal tersebut dapat terjadi jika ada nuansa yang bisa
membuat hak serta kewajiban individu terjaga dengan sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai