Anda di halaman 1dari 5

Jawaban

1. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi


dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Bunyi Pasal 27 ayat (3) UU ITE:

"Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik."

Menurut saya, pasal ini berpotensi bertentangan dengan Pasal 28 dan Pasal
28E ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945.

Pasal 28 UUD 1945 menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul,


mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan. Pasal 28E ayat (2) dan (3)
UUD 1945 menjamin hak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap sesuai hati nurani serta hak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 27 ayat (3) UU ITE dapat dikategorikan membatasi kebebasan


berpendapat dan berekspresi jika ditafsirkan secara luas, sehingga berpotensi
bertentangan dengan UUD 1945. Oleh karena itu, pasal ini perlu diuji materiil
terhadap UUD 1945.

2. Uraikan lebih rinci letak pertentangan Pasal 27 ayat (3) UU ITE dengan UUD
1945:
a. Pasal 27 ayat (3) UU ITE mengatur larangan menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam transaksi elektronik.
b. Larangan ini bersifat umum dan luas, sehingga berpotensi membatasi
kebebasan menyatakan pendapat dan berekspresi di dunia
maya/internet.
c. Padahal UUD 1945 melalui Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (2) dan (3)
secara jelas menjamin hak warga negara untuk mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan, serta menyatakan pikiran dan sikap sesuai
hati nurani.
d. Internet dan dunia maya merupakan salah satu media untuk
mengeluarkan pikiran dan menyatakan pendapat sesuai yang dijamin
oleh UUD 1945.
e. Dengan demikian, larangan umum dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE
berpotensi melanggar hak konstitusional warga negara yang dijamin
oleh UUD 1945.
f. Oleh karena itu terdapat pertentangan antara Pasal 27 ayat (3) UU ITE
dengan UUD 1945, khususnya Pasal 28 dan Pasal 28E ayat (2) dan
(3).
Itulah uraian mengenai letak pertentangan antara Pasal 27 ayat (3) UU ITE
dengan UUD 1945. Apabila masih kurang jelas, silakan berikan umpan balik
agar saya bisa menjelaskan lebih lanjut.
3. Nama : Anton Budiman
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Wartawan lepas di sebuah media online
Alamat : Jl. Melati No.15, Kota Depok, Jawa Barat

Saya Anton Budiman selaku wartawan lepas yang aktif menulis dan
menyebarkan informasi serta opini di media online, merasa dirugikan hak
konstitusional saya oleh berlakunya Pasal 27 ayat (3) UU ITE.
Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang melarang menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan secara umum membatasi kebebasan saya untuk menyampaikan
informasi maupun opini di media online. Padahal menurut UUD 1945,
kebebasan berpendapat dan berekspresi dijamin sebagai hak konstitusional
setiap warga negara.
Oleh karena itu saya merasa Pasal 27 ayat (3) UU ITE telah merugikan hak
konstitusional saya yang dijamin oleh UUD 1945. Atas dasar itu, saya
memohon agar Pasal 27 ayat (3) UU ITE dapat diuji materiil terhadap UUD
1945 demi menjamin hak konstitusional warga negara.
Demikian identitas saya sebagai pihak yang dirugikan oleh berlakunya Pasal
27 ayat (3) UU ITE. Apabila diperlukan keterangan lebih lanjut, saya siap
memberikannya.
4. Berikut penjelasan dan uraian kerugian hak konstitusional yang saya alami
sebagai wartawan lepas akibat berlakunya Pasal 27 ayat (3) UU ITE:
a. Pasal 27 ayat (3) UU ITE secara umum melarang menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen.
b. Dalam menjalankan profesi saya sebagai wartawan lepas,
terkadang saya menulis berita atau opini kritis terhadap
seseorang atau institusi tertentu. Berita dan opini kritis ini
rawan dituduh sebagai berita bohong atau menyesatkan.
c. Meskipun berita dan opini yang saya tulis didasarkan pada
fakta dan dilakukan dengan itikad baik, namun tetap saja
rentan dituding melanggar Pasal 27 ayat (3) UU ITE.
b. Akibatnya, ada efek menghalangi (chilling effect) bagi saya untuk
menjalankan tugas jurnalistik menyampaikan informasi dan opini
secara bebas.
c. Padahal UUD 1945 menjamin hak saya untuk berekspresi dan
berpendapat sesuai hati nurani, tanpa takut dituduh menyebarkan
berita bohong atau menyesatkan.
d. Dengan demikian, Pasal 27 ayat (3) UU ITE telah secara langsung
merugikan hak konstitusional saya sebagai wartawan untuk
menjalankan profesi dengan bebas tanpa takut tuntutan hukum.
e. Oleh karena itu, pasal ini perlu diuji materiil agar hak konstitusional
saya sebagai wartawan lepas bisa dilindungi sesuai UUD 1945.
Itulah uraian dari saya mengenai kerugian hak konstitusional yang saya alami
akibat berlakunya Pasal 27 ayat (3) UU ITE.
5. PERMOHONAN
Nomor : 1/PKU/2024
Hal : Permohonan Pengujian Materiil Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kepada
Yang Mulia Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Di Jakarta

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anton Budiman


Alamat : Jalan Melati No. 15, Kota Depok, Jawa Barat
Pekerjaan : Wartawan lepas

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi, selanjutnya disebut
sebagai Pemohon;

Dengan ini mengajukan permohonan pengujian materiil terhadap:

I. PASAL YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN


Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik.
II. ALASAN PERMOHONAN
1. Bahwa Pasal 27 Ayat (3) UU ITE yang berbunyi “Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam
Transaksi Elektronik” bertentangan dengan Pasal 28 dan Pasal 28E
Ayat (2) dan (3) UUD 1945.
2. Bahwa Pasal 27 Ayat (3) UU ITE membatasi kebebasan
berpendapat dan berekspresi di internet yang dilindungi oleh UUD
1945.
3. Bahwa sebagai wartawan lepas, penerapan Pasal 27 Ayat (3) UU
ITE telah merugikan hak konstitusional saya untuk menjalankan
profesi dengan bebas.

III. PETITUM
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon memohon kepada
Mahkamah Konstitusi agar berkenan memberikan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bertentangan
dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara
Republik Indonesia;
4. Menyatakan putusan ini mulai berlaku sejak diucapkan dalam
sidang pleno Mahkamah Konstitusi yang terbuka untuk umum.

Demikian permohonan ini saya buat sebagaimana mestinya.

Hormat saya,

Anton Budiman

Anda mungkin juga menyukai