0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan6 halaman
Susunan kepemilikan saham perusahaan berubah setelah penambahan saham sebesar 200.000 lembar yang seluruhnya dibeli oleh pemegang saham B, sehingga kepemilikan saham B meningkat menjadi 500.000 lembar.
Susunan kepemilikan saham perusahaan berubah setelah penambahan saham sebesar 200.000 lembar yang seluruhnya dibeli oleh pemegang saham B, sehingga kepemilikan saham B meningkat menjadi 500.000 lembar.
Susunan kepemilikan saham perusahaan berubah setelah penambahan saham sebesar 200.000 lembar yang seluruhnya dibeli oleh pemegang saham B, sehingga kepemilikan saham B meningkat menjadi 500.000 lembar.
Sebelum penambahan saham, susunan kepemilikan saham perusahaan
adalah sebagai berikut: A: 40% x 1.000.000 = 400.000 lembar B: 30% x 1.000.000 = 300.000 lembar C: 10% x 1.000.000 = 100.000 lembar Publik: 20% x 1.000.000 = 200.000 lembar Setelah penambahan saham sebanyak 200.000 lembar, total lembar saham menjadi 1.000.000 + 200.000 = 1.200.000 lembar. Jika seluruh saham tersebut dibeli oleh B, maka susunan kepemilikan saham setelah penambahan saham adalah sebagai berikut: A: 400.000 lembar (tetap) B: 300.000 lembar + 200.000 lembar = 500.000 lembar C: 100.000 lembar (tetap) Publik: 200.000 lembar (tetap) Dengan demikian, susunan kepemilikan saham setelah penambahan saham adalah: A: 400.000 lembar B: 500.000 lembar C: 100.000 lembar Publik: 200.000 lembar 2. Metode relatif yang umum digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham adalah menggunakan Price Earnings Ratio (PER). PER diperoleh dengan membagi harga saham per lembar dengan laba bersih per lembar. Dalam kasus ini, PER perusahaan telah diketahui sebesar 10x, dan laba bersih yang diperkirakan adalah Rp500,- per lembarnya per tahun. Untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan metode relatif, kita dapat menggunakan rumus berikut: Nilai Intrinsik Saham = PER x Laba Bersih per Lembar Dalam hal ini, laba bersih per lembarnya adalah Rp500,-, dan PER adalah 10x. Substitusikan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus: Nilai Intrinsik Saham = 10 x Rp500,- = Rp5.000,- per lembar Jadi, nilai intrinsik saham dengan metode relatif dalam kasus ini adalah Rp5.000,- per lembar. 3. Jawaban a. Tujuan pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) adalah sebagai salah satu instrumen keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan negara. Pemerintah membutuhkan dana untuk mendanai proyek-proyek pembangunan, program sosial, infrastruktur, dan berbagai kegiatan lainnya. Dengan menerbitkan SUN, pemerintah dapat mengumpulkan dana dari investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Tujuan utama pemerintah menerbitkan SUN adalah: o Pendanaan Pembangunan: Pemerintah memerlukan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur, proyek- proyek strategis, dan pengembangan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dengan menerbitkan SUN, pemerintah dapat mengumpulkan dana dari pasar modal untuk mendukung pembangunan nasional. o Pengelolaan Utang Negara: Pemerintah menggunakan SUN sebagai instrumen untuk mengelola utang negara dan memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok utang yang jatuh tempo. Dengan mengatur jangka waktu, suku bunga, dan kondisi lainnya, pemerintah dapat mengelola utang negara dengan lebih efektif. o Kebijakan Moneter dan Fiskal: Penerbitan SUN dapat digunakan oleh pemerintah sebagai alat kebijakan moneter dan fiskal untuk mengatur aliran dana dalam perekonomian. Misalnya, pemerintah dapat mengeluarkan SUN dengan tingkat suku bunga yang tinggi untuk menarik dana dari masyarakat guna mengendalikan inflasi. b. Bentuk-bentuk Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia meliputi: o Surat Utang Negara Ritel (SUN Retail): SUN Retail diterbitkan secara khusus untuk dijual kepada individu atau investor ritel. SUN Retail memiliki karakteristik yang memudahkan masyarakat umum untuk berinvestasi dalam instrumen Surat Utang Negara. o Surat Utang Negara Berkelanjutan (SUN Berkelanjutan): SUN Berkelanjutan adalah SUN yang memiliki jangka waktu tetap dan diterbitkan secara berkala. SUN ini memiliki tenor yang lebih panjang, umumnya antara 5 hingga 30 tahun. SUN Berkelanjutan biasanya diperdagangkan di pasar sekunder. o Surat Utang Negara Syariah (SUN Syariah): SUN Syariah diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam hukum Islam. SUN Syariah menghindari penggunaan bunga, dan pengembaliannya didasarkan pada prinsip pembagian keuntungan dan kerugian. o Surat Utang Negara SBN008: SBN008 adalah SUN yang memiliki jangka waktu tetap, yaitu 8 tahun, dan suku bunga yang diikat dengan indeks harga konsumen (IHK). SBN008 diterbitkan untuk memberikan alternatif investasi yang aman dan mengikuti perkembangan inflasi. o Surat Utang Negara Global (Global Bonds): SUN Global adalah SUN yangditerbitkan oleh pemerintah Indonesia dalam denominasi mata uang asing, seperti dolar AS atau euro. Global Bonds dapat diperdagangkan di pasar internasional, sehingga memberikan akses pemerintah Indonesia untuk mengumpulkan dana dari investor global. SUN Global biasanya memiliki tenor yang lebih panjang, mencapai puluhan tahun, dan suku bunga yang kompetitif. 4. Portofolio efisien (efficient portfolio) adalah kombinasi optimal dari aset investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang maksimal untuk tingkat risiko tertentu atau tingkat risiko yang minimal untuk tingkat pengembalian tertentu. Dalam konteks teori portofolio, portofolio efisien merupakan portofolio yang tidak dapat diatasi oleh portofolio lain dengan tingkat pengembalian yang sama tetapi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi, atau dengan risiko yang sama tetapi tingkat pengembalian yang lebih rendah. Dalam pembentukan portofolio efisien, penting untuk mempertimbangkan hubungan antara aset-aset investasi yang berbeda, termasuk korelasi dan diversifikasi. Portofolio efisien mencakup alokasi optimal antara aset-aset investasi yang berbeda, sehingga mencapai kombinasi risiko dan pengembalian yang optimal. Portofolio efisien ditentukan oleh efisiensi pasar, yaitu saat tidak ada peluang arbitrase yang tersedia, dan semua informasi yang relevan tentang aset-aset investasi telah tercermin dalam harga pasar. Dalam hal ini, investor akan mencari kombinasi aset yang memberikan tingkat pengembalian yang optimal berdasarkan risiko yang diambil. Portofolio efisien biasanya direpresentasikan sebagai kurva efisiensi, yang menunjukkan hubungan antara risiko (deviasi standar portofolio) dan pengembalian portofolio. Setiap titik pada kurva efisiensi mewakili portofolio efisien dengan tingkat risiko tertentu. Investor dapat memilih portofolio efisien yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan investasi mereka. Dalam praktiknya, investor dapat menggunakan berbagai alat analisis portofolio, seperti model CAPM (Capital Asset Pricing Model) atau teori modern portofolio, untuk membantu dalam pembentukan portofolio efisien. Tujuan utama dari membangun portofolio efisien adalah untuk mencapai keseimbangan optimal antara risiko dan pengembalian, dengan mengoptimalkan alokasi aset dan diversifikasi untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang. 5. Langkah-langkah untuk memilih portofolio optimal menggunakan metode Markowitz, yang dikenal sebagai teori modern portofolio, adalah sebagai berikut: Mengumpulkan Data: Langkah pertama adalah mengumpulkan data historis mengenai tingkat pengembalian dan risiko dari aset- aset investasi yang akan dipertimbangkan. Data ini dapat berupa harga saham, harga obligasi, atau instrumen keuangan lainnya yang akan menjadi bagian dari portofolio. Menghitung Pengembalian dan Risiko: Berdasarkan data yang dikumpulkan, perlu menghitung tingkat pengembalian dan risiko untuk masing-masing aset investasi. Pengembalian dapat diukur dengan menggunakan rata-rata historis atau metode lain seperti pengembalian tahunan tertimbang. Risiko dapat diukur dengan deviasi standar atau variansi dari tingkat pengembalian. Korelasi Aset: Selanjutnya, perlu dianalisis korelasi antara aset- aset investasi yang ada. Korelasi mengukur hubungan atau ketergantungan antara tingkat pengembalian aset-aset tersebut. Korelasi yang rendah antara aset-aset akan memberikan keuntungan diversifikasi yang lebih baik dalam portofolio. Membentuk Portofolio Efisien: Dalam tahap ini, menggunakan model matematis yang dikembangkan oleh Harry Markowitz, yaitu teori modern portofolio, untuk membangun portofolio efisien. Model ini akan mempertimbangkan tingkat pengembalian, risiko, dan korelasi aset-aset investasi untuk mencari kombinasi optimal yang memberikan tingkat risiko terendah untuk tingkat pengembalian yang diinginkan, atau tingkat pengembalian tertinggi untuk tingkat risiko tertentu. Kurva Efisiensi: Dengan mempertimbangkan berbagai proporsi alokasi aset dalam portofolio, kurva efisiensi dapat dibangun. Kurva ini menggambarkan berbagai portofolio efisien yang dapat dicapai dengan kombinasi aset yang berbeda. Setiap titik pada kurva efisiensi mewakili portofolio efisien dengan tingkat risiko tertentu. Pemilihan Portofolio Optimal: Berdasarkan preferensi investor terkait risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan, investor dapat memilih portofolio efisien yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan investasi mereka. Portofolio optimal adalah portofolio efisien yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan investor. Monitoring dan Rebalancing: Setelah memilih portofolio optimal, penting untuk melakukan monitoring secara berkala terhadap kinerja portofolio dan melakukan rebalancing jika diperlukan. Perubahan harga aset dan perubahan kondisi pasar dapat menyebabkan alokasi aset menjadi tidak seimbang dari alokasi awal, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, investor dapat menggunakan metode Markowitz untuk memilih portofolio optimal yang sesuai dengan tujuan investasi, toleransi risiko, dan preferensi mereka.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro