2. a. Faktor yang dapat menyebabkan permintaan yang sangat besar untuk membeli
dan menjual mata uang asing
1) Inflasi
Merupakan kenaikan harga pada barang atau jasa. Perdagangan
internasional antara suatu barang ataupun jasa merupakan dasar utama
yang terdapat di dalam pasar valuta asing. Apabila tingkat inflasi pada
suatu negara tinggi, maka nilai mata uang lokal akan rendah, pun
sebaliknya. Hal tersebut akan mengakibatkan kecenderungan untuk
menjatuhkan nilai tukar mata uang lokal.
2) Neraca Pembayaran
Nilai tukar mata uang bisa dipengaruhi secara langsung oleh kegiatan
neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang aktif adalah peningkatan
permintaan dari pihak debitur asing, sehingga akan mampu
meningkatkan nilai mata uang lokal. Disisi lain, pasif nya suatu saldo
pembayaran, yang mana debitur dalam negeri menjual seluruh asetnya
dengan menggunakan mata uang asing, akan menyebabkan penurunan
nilai tukar terhadap mata uang nasional. Tingkat keterbukaan ekonomi
juga akan turut menentukan ukuran dan dampak dari neraca
pembayaran dalam nilai tukar mata uang. Seperti, efek perubahan tarif,
kuota perdagangan, subsidi ekspor, pembatasan impor barang, dll.
3) Perbedaan Suku Bunga di setiap negara
Tingkat bunga adalah suatu harga dari uang yang dimanfaatkan untuk
jangka waktu tertentu. Perubahan tingkat suku bunga yang tinggi pada
suatu negara akan turut memengaruhi arus modal internasional. Bila
suatu suku bunga meningkat, maka akan menstimulasi modal asing
yang masuk. Apabila nominal suku bunga pada suatu negara meningkat,
maka permintaan mata uang lokal akan menjadi suatu tanda terima
kredit yang mahal untuk suatu perusahaan.
4) Kontrol Pemerintah
Kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah juga akan turut memengaruhi
keseimbangan nilai tukar mata uang. Berbagai contoh dari kebijakan
tersebut adalah upaya pemerintah dalam menghindari masalah niai
tukar valuta asing dan juga perdagangan internasional, serta
mengintervensi pasar uang.
5) Ekpsektasi
Pasar valuta asing akan memberikan reaksi yang cukup agresif pada
setiap berita ataupun isu yang bisa berefek di kemudian hari.
b. Risiko likuiditas pada sisi kewajiban neraca merupakan proporsi aset lancar
terhadap total deposito nasabah dan antar-bank dalam jangka pendek.
Sedangkan Risiko likuiditas pada sisi aset neraca merupakan proporsi aset lancar
Bank atas seluruh aset yang dimilikinya.
8. Diketahui :
Reksadana
General Electric : 300 Saham diperdagangkan Rp.360.000,-
Microsoft : 400 Saham diperdagangkan Rp.648.000,-
Saham beredar : 1.000 Saham
Jawab :
1. NAB = (Saham GE x Saham diperdagangkan + Saham Microsoft
x Saham diperdagangkan) / Saham beredar)
= (300 x Rp.360.000,- + 400 x Rp.648.000,- / 1.000)
= (108.000.000 + 259.200.000 / 1.000)
= 367.200.000 / 1.000
= Rp.367.200,-
2. NAB = (300 x Rp.408.000,- + 400 x Rp.552.000,-) / 1.000
= (122.400.000 + 220.800.000) / 1.000
= 343.200.000 / 1.000
= Rp.343.200,-