Kelas : sepuluh i
Fintech manajemen risiko dan investasi dapat membantu Sobat dalam mengambil
keputusan terkait langkah finansial tertentu, seperti memantau kondisi keuangan
dan melakukan perencanaan keuangan dengan lebih mudah dan praktis. Beberapa
fintech manajemen risiko dan investasi yang populer di Indonesia yaitu Bibit,
Bareksa, Cekpremi, dan Pasarpolis. Melalui beberapa fintech tersebut dapat
membantu Sobat untuk menempatkan dana yang Sobat miliki di instrument
investasi atau asuransi yang tepat.
https://www.pelatihan-sdm.net/jenis-fintech-di-indonesia/
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aset
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena
peningkatan suku bunga. Risiko ini bisa diartikan sebagai risiko yang
diakibatkan adanya perubahan suku bunga yang ada di pasar sehingga
akan mempengaruhi pendapatan investasi. Secara umum, jika suku
bunga meningkat, harga obligasi akan turun, demikian juga sebaliknya.
2. Risiko pasar
Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya nilai aset yang
disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan (seperti saham
dan obligasi) yang sering disebut juga dengan risiko sistematik
( systematic risk), artinya risiko ini tidak bisa dihindari dan pasti akan
selalu dialami oleh investor.
Risiko inflasi atau risiko daya beli, adalah peluang bahwa arus kas dari
investasi tidak akan bernilai sebanyak di masa depan karena perubahan
daya beli yang tergerus inflasi. Risiko ini memiliki potensi yang
merugikan daya beli masyarakat dikarenakan adanya kenaikan rata-rata
dari harga konsumsi.
Risiko inflasi adalah risiko yang diambil oleh investor saat memegang
uang tunai atau berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan
inflasi. Risikonya adalah bahwa nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.
Sebagai contoh, jika seorang investor memegang dana tunai sebesar
Rp10 juta dan inflasi tahunan adalah sebesar 5%, maka dana investor
akan tergerus inflasi sebesar Rp 500 ribu per tahun (Rp10 juta x 5%).
4. Risiko likuiditas
Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aset, karena pada
kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aset tersebut tak
bernilai. Tidak adanya pihak yang berminat menukar (membeli) aktiva
keungkinan hanya disebabkan karena kesulitan mempertemukan pihak
pembeli dan penjual. Oleh karena itu, risiko likuiditas biasanya lebih
besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau
bervolume kecil.
Risiko valuta asing adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs
valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan
terutama pada saat dikonversikan ke mata uang domestik. Risiko jenis
ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar uang suatu negara terhadap
mata uang negara lain. Pada umumnya, risiko jenis ini juga disebut
sebagai currency risk atau dengan exchange rate risk.
6. Risiko negara
Risiko ini dikenal dengan istilah sovereign risk, dan berkaitan dengan
kondisi perpolitikan negara. Dari risiko ini juga berkaitan dengan
perubahan ketentuan perundang-undangan yang berimbas pada
perekonomian suatu negara, yang pada gilirannya berpengaruh
terhadap iklim investasi.
7. Risiko reinvestasi
Risiko rinvestasi adalah kemungkinan bahwa arus kas investasi akan
menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah setelah diinvestasikan
kembali ke instrumen investasi yang baru.