PENGERTIAN
Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 angka 27 tentang Pasar Modal
(UUPM):
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi (MI)
¤ Reksa dana pasar uang berisi efek bersifat utang (obligasi) yang akan jatuh
tempo. Imbal hasilnya sedikit di atas deposito. Reksa dana pasar uang
merupakan reksa dana yang paling aman di antara reksa dana lainnya, karena
risikonya paling rendah. Cocok untuk keperluan investasi jangka pendek, di
bawah satu tahun. Karena imbal hasilnya rendah, perencanaan jangka
panjang seperti dana pensiun tidak cocok menggunakan reksa dana pasar
uang karena dana investasi tidak berkembang maksimal.
Tujuan: untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal
WHY
REKSADANA
TAX
FREE
RISIKO
REKSADANA
2. Risiko Likuiditas
Likuiditas dalam investasi mengandung arti seberapa mudah sebuah produk
keuangan atau aset dapat dijual mendekati atau pada nilai wajarnya (nilai
instrinsik). Walaupun kecenderungannya reksa dana bersifat likuid, namun tidak
bersifat mutlak. Hal ini bergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.
Misal: Terdapat dua orang investor yang akan mencairkan reksa dana yang
dimilikinya (investor A dan B). Investor A akan mencairkan investasi reksa
dananya sebesar Rp200.000. Namun, investor B akan mencairkan reksa dananya
sebesar Rp200.000.000.000. Kecenderungannya mana yang lebih mudah
dicairkan? Tentunya, reksa dana investor A lebih mudah dicairkan, karena
manajer investasi tidak perlu menjual portofolionya. Manajer investasi dapat
menggunakan uang kasnya untuk membeli kembali reksa dana investor A.
Sebaliknya, pada investor B yang akan mencairkan Rp200.000.000.000 mungkin
manajer investasi perlu menjual sebagian portofolionya mengingat nilai reksa
dana investor B sangat besar.
3. Risiko Inflasi
Terkait dengan risiko potensi kerugian karena hasil investasi reksa dana lebih
kecil dari pada kenaikan harga-harga barang (inflasi). Misalnya, terjadi
hyperinflation.
4. Risiko Efek
Risiko yang terjadi jika ada permasalahan dengan efek. Contoh: perusahaan
penerbit menyatakan gagal bayar kupon dan/atau pokok obligasi.
5. Risiko Ketidakpatuhan
Risiko karena ketidakpatuhan, yang terjadi karena kecurangan oknum dari
manajer investasi atau oknum tertentu. Contoh: tidak mentaati ketentuan
hukum, aturan, peraturan, etika dan kebijakan, dan prosedur internal dari
manajer Investasi atau bank kustodian.
6. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang
terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau
bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
Reksa Dana.
Investasi reksa dana di Indonesia dilaksanakan atas dasar perjanjian kerja sama antara
manajer investasi dan bank kustodian. Kerja sama tersebut dinamakan Kontrak
Investasi Kolektif (KIK). Hasil kerja sama Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menghasilkan
sebuah produk yang disebut dengan reksa dana. Dari penjelasan tersebut, terdapat
beberapa pihak yang terlibat dalam investasi reksa dana, yaitu:
1. Manajer Investasi
Manajer investasi (Fund Manager) adalah perusahaan (berbadan hukum PT) yang
telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia untuk mengelola dana melalui
investasi portofolio efek.
Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 angka
11 tentang Pasar Modal (UUPM), yaitu:
“Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek
untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Orang-orang yang bekerja pada manajer investasi, khususnya di bagian pengelolaan
investasi harus memegang sertifikasi profesi wakil manajer investasi (WMI). Salah satu
syarat untuk mendapatkan sertifikasi WMI adalah wajib mengikuti dan lulus ujian WMI.
Asosiasi profesi wakil manajer investasi diberi nama Asosiasi Wakil Manajer Investasi
Indonesia (AWMII). Lebih kurang terdapat 128 perusahaan manajer investasi di
Indonesia.
2. Bank Kustodian
Orang-orang yang bekerja pada bank umum, perusahaan efek (sekuritas) atau persero
yang memasarkan produk reksa dana, wajib lulus ujian sertifikasi Wakil Agen Penjual
Efek Reksa Dana (WAPERD).
¤ Dilihat dari portfolio investasi, reksa dana dibedakan kedalam 2 (dua) kategori, yaitu
(1) Reksa Dana Terbuka (open-end fund) dan (2) Reksa Dana Tertutup (close-end
fund)
Reksa Dana Terbuka → reksa dana yang mewajibkan pembelian kembali saham
atau unit penyertaan yang telah dijual kepada investor. Dalam arti, jika investor ingin
menjual reksa dana yang dimilikinya, manajer investasi wajib membeli kembali reksa
dana tersebut. Sebagian besar reksa dana yang ada di Indonesia berjenis reksa dana
terbuka.
Berikut spesifikasi masing-masing reksadana di atas, terilustrasi pada tabel dibawah ini:
RDC RDS
RDPT
RDPU
Potensi Keuntungan Paling rendah Lebih tinggi Lebih tinggi Paling tinggi dibanding
dan Risiko dibanding reksa dana dibandingkan RDPU, dibandingkan RDPU dan reksa dana
konvensional lainnya tetapi lebih rendah RDPT, tetapi lebih konvensionallainnya
(RDPT, RDC, dan daripada RDC dan RDS. rendah dari RDS. (RDPU, RDPT dan
RDS) RDC).
Contoh Produk Searching sendiri Searching sendiri Searching sendiri Searching sendiri
¤ Selain reksa dana yang langsung menempatkan investasi pada surat berharga seperti
saham dan obligasi (reksadana terbuka), terdapat reksa dana yang diracik dengan
struktur tertentu, yang disebut Reksa Dana Terstruktur. Ada 3 (tiga) jenis reksa
dana terstruktur yaitu reksa dana terproteksi, reksa dana penjaminan dan reksa dana
indeks
Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund)
Reksa dana jenis ini memiliki karakteristik yang mirip dengan deposito dan obligasi,
yaitu memiliki masa jatuh tempo, membagikan keuntungan secara berkala, dan
biasanya nilai pokok investasi masih tetap utuh pada saat reksa dana tersebut jatuh
tempo. Oleh karena itu, reksa dana terproteksi sebagian besar berisi obligasi. Namun,
ada perbedaan antara reksa dana obligasi (reksadana berpendapatan tetap) dengan
reksa dana terproteksi. Dalam reksa dana terproteksi, manajer investasi melakukan
strategi investasi pasif, artinya membeli obligasi dan memegangnya hingga jatuh
tempo. Jika penerbit obligasi tidak gagal bayar dan melunasi obligasinya, para
pemegang unit reksa dana terproteksi akan dapat menerima pokok investasinya.
Sebaliknya, strategi investasi yang biasanya diterapkan pada reksadana obligasi adalah
strategi aktif. Pengelolaan aktif berarti manajer investasi melakukan jual beli obligasi
secara aktif hingga jatuh tempo, sehingga nilai reksa dana obligasi cenderung/selalu
berubah tergantung dari obligasi yang dibelinya. Dampak positifnya, pemilik reksa dana
obligasi selain mendapatkan keuntungan dari kupon obligasi, juga mendapatkan
keuntungan dari selisih jual beli obligasi. Namun, reksa dana obligasi tidak ditawarkan
terus menerus, hanya pada periode tertentu saja.
Merupakan reksa dana yang memberikan jaminan pada nilai investasi awal investor.
Garansi atau jaminan diberikan dalam bentuk perjanjian penjaminan dari perusahaan
asuransi. Artinya, nilai investasi reksa dana dijamin dengan asuransi. Namun, hingga
kini belum ada manajer investasi yang mengeluarkan produk reksa dana dengan
penjaminan. Salah satu kendalanya terkait dengan mekanisme penjaminan dan imbal
hasil yang juga akan berkurang karena harus membayar biaya premi asuransi.
Merupakan reksa dana dengan portofolio investasi mengacu pada indeks tertentu.
Dalam arti, indeks tertentu dijadikan acuan (benchmark) kinerja reksa dana indeks.
Manajer investasi dapat menggunakan indeks saham atau indeks obligasi untuk
menyusun reksa dana jenis ini. Misalnya saja, manajer investasi memilih indeks LQ 45
yang berisi 45 saham-saham likuid di bursa, maka isi dari reksa dana indeks tersebut
merupakan tiruan dari saham-saham pada LQ 45 (seperti instrumen investasi yang
likuid dan berkinerja baik). Strategi pengelolaan reksa dana indeks berbeda dengan
strategi reksa dana saham. Manajer investasi melakukan strategi pasif, hanya membeli
saham lalu menyimpannya. Diharapkan, imbal hasil reksa dana tidak jauh berbeda dari
indeks acuannya. Sebaliknya, strategi reksa dana saham adalah strategi aktif, yaitu
intens di transaksikan (jual dan beli) dan bertujuan mengalahkan indeks. Reksa dana
indeks ditawarkan terus menerus, tidak seperti reksa dana terproteksi.
¤ Selain menempatkan dana investasi pada aset kertas (financial asset), para manajer
investasi juga menempatkan dana investasi pada sektor riil (fixed asset). Oleh sebab
itu, terdapat beberapa jenis reksa dana sektor riil, seperti: Reksa Dana Penyertaan
Terbatas (RDPT), Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)
RPDT merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari para investor
profesional. Manajer investasi menginvestasikan dana pada portofolio yang terkait
langsung dengan proyek-proyek sektor riil seperti pembangunan infrastruktur. Minimal
investasi RPDT ini mencapai miliran, sekitar Rp 5 miliar. Investor profesional merupakan
pemodal yang memiliki kemampuan membeli unit penyertaan dan melakukan analisis
risiko terhadap RDPT. Berbeda dengan reksa dana umum yang ditawarkan secara luas
kepada publik, RPDT maksimal hanya boleh dimiliki oleh 50 investor saja.
Terkait manfaat, risiko, dan kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis reksa
dana lainnya. Berikut beberapa hal mengenai perbedaan antara ETF dengan reksadana
saham, sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 2. Perbedaan ETF dengan Reksa Dana Saham
Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan untuk transaksi, reksa dana dibedakan
menjadi reksa dana Rupiah dan reksa dana Dollar Amerika. Perbedaannya hanya
terletak pada mata uang yang digunakan, tetapi produknya kurang lebih sama.
Merupakan reksa dana yang berisi instrumen investasi sektor bisnis tertentu atau
seputar tema tertentu. Tergolong reksadana berpendapatan tetap, saham, dan
reksadana campuran. Contoh reksadana ini yang sekarang lagi populer disajikan dalam
aplikasi Ajaib, seperti: “Obligasi Terbaik Pilihan Para Ahli”, “Investasi Risiko Terendah”,
atau “Ekuitas BUMN Terbaik”.
a. Nama produk reksa dana, tanggal efektif, tanggalpenawaran, izin, dan legalitas
produk;
b. Tujuan investasi;
c. Kebijakan investasi;
d. Penawaran awal investasi reksa dana;
e. Biaya transaksi reksa dana;
f. Identitas manajer investasi dan bank kustodian.
Pada halaman kedua terdapat beberapa catatan. Sebagai calon investor disarankan
untuk membaca prospektus sebelum berinvestasi. Selanjutnya, terdapat penjelasan
pada masing-masing bagian. Beberapa bagian yang perlu di analisis: siapa manajer
investasi dan bank kustodian reksadana tersebut. Sangat disarankan untuk memilih
manajer investasi yang telah memiliki rekam jejak yang terbukti bagus. Selain itu, harus
memperhatikan tujuan investasi, kebijakan investasi, pembatasan investasi dan
pembagian hasil investasi serta hal perpajakan.
Dalam prospektus juga perlu memahami manfaat dan risiko yang dihadapi. Alokasi
biaya dan imbalan jasa untuk manajer investasi. Kenali hak-hak sebagai investor.
Pelajari biaya-biaya yang terkait dengan pembelian (subscription fee), penjualan
(redemption fee), dan biaya pengalihan (switching fee) reksa dana.
Fund Fact Sheet Reksa Dana
Selain prospektus reksa dana, sebagai calon investor juga perlu mengecek fund fact
sheet. Isi sebuah fund fact sheet adalah ringkasan mengenai produk reksa dana.
1. Logo, nama produk dan bulan penerbitan. Fund fact sheet terbaru adalah data 1
bulan sebelumnya. Misalnya saat ini bulan November 2021, maka fund fact sheet
terbaru adalah fund fact sheet bulan Oktober 2021;
2. Profil risiko calon investor;
3. Informasi produk;
4. Komposisi dalam reksa dana;
5. Sepuluh terbesar dalam portofolio;
6. Tabel kinerja;
7. Grafik kinerja reksa dana dibandingkan dengan indikator tertentu. Misal: reksa
dana saham dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG);
8. Penjelasan mengenai manajer investasi dan disclaimer (ungkapan dan
sanggahan).
Tugas Mini Riset:
Prosedur:
1. Hitung jumlah unit yang didapat saat membeli;
2. Hitung jumlah uang yang didapat saat menjual;
3. Kurangkan Rupiah yang didapat saat menjual dengan investasi awal
Contoh:
Anda berinvestasi sebesar Rp. 100.000 pada reksa dana ABCD. Pada saat pembelian,
harga NAV/UP sebesar Rp1.100 dengan fee beli sebesar 1%. Beberapa bulan
kemudian, anda menjual seluruh reksa dana ABCD tersebut pada harga NAV/UP
sebesar Rp2.200 dengan fee sebesar jual 2%. Berapa keuntungan (atau kerugian) yang
anda peroleh?
Diketahui:
¤ Investasi awal Rp100.000
¤ Harga NAV/UP saat beli Rp1.100 dan fee beli 1%.
¤ Harga NAV/UP saat jual Rp2.200 dan fee jual 2%.
Jawab:
.......................... (1)
= Rp. 194.059
Keuntungan investasi reksadana = Rp. 194.059 – Rp. 100.000 = Rp. 94.059 atau
94,06%.