Anda di halaman 1dari 16

Reksa Dana

PENGERTIAN

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 angka 27 tentang Pasar Modal
(UUPM):

Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi (MI)

Berdasarkan definisi di atas terdapat 4 (empat) kata kunci:


1. Wadah atau tempat;
2. Isi Wadah;
3. Siapa Pengelola Wadah → Manajer Investasi (MI)
4. Tempat Wadah Disimpan → Bank Kustodian
Portofolio (Sekumpulan) Efek (Surat Berharga)

Produk Pasar Uang Saham Obligasi

¤ Reksa dana pasar uang berisi efek bersifat utang (obligasi) yang akan jatuh
tempo. Imbal hasilnya sedikit di atas deposito. Reksa dana pasar uang
merupakan reksa dana yang paling aman di antara reksa dana lainnya, karena
risikonya paling rendah. Cocok untuk keperluan investasi jangka pendek, di
bawah satu tahun. Karena imbal hasilnya rendah, perencanaan jangka
panjang seperti dana pensiun tidak cocok menggunakan reksa dana pasar
uang karena dana investasi tidak berkembang maksimal.
Tujuan: untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal

¤ Reksadana saham berisi sekurang-kurangnya 80% efek berbentuk ekuitas


(saham), sehingga memiliki potensi imbal hasil paling tinggi di antara jenis
reksa dana lainnya sekaligus berisiko tinggi mengingat harga saham
cenderung berfluktuasi. Oleh karena itu, investasi dalam reksadana saham
sebaiknya dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 5 (lima) tahun.

¤ Reksadana Obligasi (Reksadana Berpendapatan Tetap), berisi sekurang-


kurangnya 80% efek bersifat utang, baik korporasi maupun negara. Risikonya
lebih rendah ketimbang reksa dana saham, namun relatif lebih besar dari
reksa dana pasar uang. Untuk keperluan dan rencana keuangan di bawah 3
tahun, reksa dana obligasi merupakan instrumen yang paling cocok. Tujuan:
untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Mudah Modal Waktu Banyak Pencairan
Minimum Fleksibel Pilihan Cepat

WHY
REKSADANA
TAX
FREE

Bukan Harga Hasil Investasi 


Objek Pajak Transparan Inflasi

¤ Mudah → calon investor cukup datang ke bank, perusahaan sekuritas, atau


website penjual reksadana online (mis: www.bareksa.com). Kemudian buka akun
dan mulai berinvestasi, yang seluruhnya dikelola oleh Manajer Investasi

¤ Modal Minimum → Hanya dengan mengeluarkan uang Rp. 100.000 untuk


investasi awal. Tambahan investasi sebesar Rp. 100.000 dan kelipatannya. Jika
tidak mau repot, tambahan investasi bisa autodebet rekening

¤ Waktu Fleksibel → Karena memiliki berbagai jangka waktu: pendek,


menengah, dan panjang. Selain itu, dikelola manajer investasi, tidak memerlukan
banyak waktu untuk memantaunya

¤ Banyak Pilihan → memiliki ragam jenis, sehingga bisa disesuaikan dengan


profil risiko. Profil risiko konservatif dapat berinvestasi dalam reksadana pasar
uang dan profil risiko agresif dapat berinvestasi dalam reksadana saham.

¤ Pencairan Cepat → Otoritas Jasa Keuangan menetapkan waktu maksimal


sampai dana hasil penjualan reksadana masuk ke rekening investor adalah T+7
(7 hari kerja). Namun, jangka waktu pencairan reksadana lebih lama dari
pencairan saham (T+2).

¤ Bukan Objek Pajak, baik transaksi penjualan dan pembelian →


mengacu kepada Undang-undang PPh Pasal 4 Nomor 3 huruf (i), yang
menyatakan:

(3) Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:


i. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegangunit penyertaan kontrak investasi kolektif;
¤ Harga Transparan → Nilai aktiva bersih reksa dana dapat kita ketahui setiap
hari. Informasi kenaikan atau penurunan harga unit reksadana dipublikasikan
baik melalui media cetak maupun website. Tidak ada perbedaan harga, untuk
investor besar maupun investor kecil, asalkan hari transaksinya sama.

¤ Hasil Investasi  Inflasi →Berkisar 15% - 18%

RISIKO
REKSADANA

1. Keuntungan Tidak Dijamin


Tingkat risiko reksadana bergantung pada jenis dan instrumen investasi yang
terkandung didalamnya. Jika reksa dana saham, berarti reksa dana tersebut
tidak menjamin adanya keuntungan atas modal, mengingat saham merupakan
instrumen investasi yang berpenghasilan tidak tetap dan harga saham yang
cenderung berfluktuasi.

2. Risiko Likuiditas
Likuiditas dalam investasi mengandung arti seberapa mudah sebuah produk
keuangan atau aset dapat dijual mendekati atau pada nilai wajarnya (nilai
instrinsik). Walaupun kecenderungannya reksa dana bersifat likuid, namun tidak
bersifat mutlak. Hal ini bergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.

Misal: Terdapat dua orang investor yang akan mencairkan reksa dana yang
dimilikinya (investor A dan B). Investor A akan mencairkan investasi reksa
dananya sebesar Rp200.000. Namun, investor B akan mencairkan reksa dananya
sebesar Rp200.000.000.000. Kecenderungannya mana yang lebih mudah
dicairkan? Tentunya, reksa dana investor A lebih mudah dicairkan, karena
manajer investasi tidak perlu menjual portofolionya. Manajer investasi dapat
menggunakan uang kasnya untuk membeli kembali reksa dana investor A.
Sebaliknya, pada investor B yang akan mencairkan Rp200.000.000.000 mungkin
manajer investasi perlu menjual sebagian portofolionya mengingat nilai reksa
dana investor B sangat besar.

3. Risiko Inflasi
Terkait dengan risiko potensi kerugian karena hasil investasi reksa dana lebih
kecil dari pada kenaikan harga-harga barang (inflasi). Misalnya, terjadi
hyperinflation.

4. Risiko Efek
Risiko yang terjadi jika ada permasalahan dengan efek. Contoh: perusahaan
penerbit menyatakan gagal bayar kupon dan/atau pokok obligasi.
5. Risiko Ketidakpatuhan
Risiko karena ketidakpatuhan, yang terjadi karena kecurangan oknum dari
manajer investasi atau oknum tertentu. Contoh: tidak mentaati ketentuan
hukum, aturan, peraturan, etika dan kebijakan, dan prosedur internal dari
manajer Investasi atau bank kustodian.

6. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang
terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau
bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
Reksa Dana.

7. Risiko Manajer Investasi


Risiko yang timbul sebagai akibat pengalaman yang belum banyak, pengetahuan
yang tidak luas, keahlian yang kurang tinggi, kurang serius mengelola dana, dan
teknik atau proses investasi yang dijalankan oleh manajer investasi.

Pihak-Pihak Yang Terlibat/Terkait Dalam Investasi Reksa


Dana

Investasi reksa dana di Indonesia dilaksanakan atas dasar perjanjian kerja sama antara
manajer investasi dan bank kustodian. Kerja sama tersebut dinamakan Kontrak
Investasi Kolektif (KIK). Hasil kerja sama Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menghasilkan
sebuah produk yang disebut dengan reksa dana. Dari penjelasan tersebut, terdapat
beberapa pihak yang terlibat dalam investasi reksa dana, yaitu:

1. Manajer Investasi

Manajer investasi (Fund Manager) adalah perusahaan (berbadan hukum PT) yang
telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia untuk mengelola dana melalui
investasi portofolio efek.

Definisi manajer investasi menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 angka
11 tentang Pasar Modal (UUPM), yaitu:

“Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek
untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Orang-orang yang bekerja pada manajer investasi, khususnya di bagian pengelolaan
investasi harus memegang sertifikasi profesi wakil manajer investasi (WMI). Salah satu
syarat untuk mendapatkan sertifikasi WMI adalah wajib mengikuti dan lulus ujian WMI.
Asosiasi profesi wakil manajer investasi diberi nama Asosiasi Wakil Manajer Investasi
Indonesia (AWMII). Lebih kurang terdapat 128 perusahaan manajer investasi di
Indonesia.

2. Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah bank yang akan membantu mengurus administrasi,


mengawasi dan menjaga aset reksa dana (safe keeping).

Tugas-tugas bank kustodian, terkait dengan investasi reksa dana:


a). Melakukan administrasi kekayaan reksa dana, seperti: menyimpan seluruh
sertifikat, dokumen dan aset lainnya;
b). Melakukan administrasi terkait pengelolaan manajer investasi, misal: melakukan
pencatatan jual beli saham, obligasi, pasar uang, penempatan deposito, dan
lainnya;
c). Melakukan administrasi terkait dengan investor, seperti: pengiriman surat
konfirmasi transaksi jual, beli, pengalihan (switching), perhitungan unit, dan
pengiriman laporan;
d). Ikut serta melakukan pengawasan terhadap manajer investasi;
e). Menyimpan dan mengamankan kekayaan reksa dana.

Lebih kurang Bank Kustodian yang ada di Indonesia berjumlah 22 bank.

3. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD)


Agen penjual atau disebut juga dengan selling agent adalah perusahaan atau
orang yang menjual atau mendistribusikan reksa dana. Menurut OJK, pihak-pihak yang
dapat menjadi agen penjual adalah bank umum, perusahaan efek (sekuritas), dan
persero.

Orang-orang yang bekerja pada bank umum, perusahaan efek (sekuritas) atau persero
yang memasarkan produk reksa dana, wajib lulus ujian sertifikasi Wakil Agen Penjual
Efek Reksa Dana (WAPERD).

Jenis-Jenis Reksa Dana

¤ Dilihat dari portfolio investasi, reksa dana dibedakan kedalam 2 (dua) kategori, yaitu
(1) Reksa Dana Terbuka (open-end fund) dan (2) Reksa Dana Tertutup (close-end
fund)
Reksa Dana Terbuka → reksa dana yang mewajibkan pembelian kembali saham
atau unit penyertaan yang telah dijual kepada investor. Dalam arti, jika investor ingin
menjual reksa dana yang dimilikinya, manajer investasi wajib membeli kembali reksa
dana tersebut. Sebagian besar reksa dana yang ada di Indonesia berjenis reksa dana
terbuka.

Reksa Dana Reksa Dana Reksa Dana Reksa Dana


Pasar Uang Pendapatan Tetap Saham Campuran

Berikut spesifikasi masing-masing reksadana di atas, terilustrasi pada tabel dibawah ini:

RDC RDS
RDPT
RDPU

Tabel 1. Spesifikasi Reksa Dana Terbuka


RDPU / Reksa Dana RDPT / Reksa Dana RDC / Reksa Dana RDS / Reksa Dana Saham
Pasar Uang Pendapatan Tetap Campuran Equity Funds
Money Market Funds Fixed Income Funds Discretionary Funds
Portofolio 100% Pasar Uang Minimum 80% di Masing-masing saham, Minimum 80% di
» Deposito Obligasi, sisanya di obligasi, danpasar uang saham, sisanya obligasi
» Surat utang yang pasar uang. tidak boleh melebihi 79%. dan pasar uang
jatuh tempo < 1 th.
Tujuan Keuangan Jangka pendek Jangka menengah1-3 Jangka menengahpanjang Jangka panjang
< 1 tahun. tahun. 3-5 tahun. > 5 tahun.
Profil Investor Konservatif Konservatif Moderat Agresif
Moderat
Fungsi Menjaga likuiditas Pertumbuhan aset. Pertumbuhan aset dan Pertumbuhan investasi
dan pemeliharaan peningkatan modal. yang tinggidalam jangka
modal. panjang.

Potensi Keuntungan Paling rendah Lebih tinggi Lebih tinggi Paling tinggi dibanding
dan Risiko dibanding reksa dana dibandingkan RDPU, dibandingkan RDPU dan reksa dana
konvensional lainnya tetapi lebih rendah RDPT, tetapi lebih konvensionallainnya
(RDPT, RDC, dan daripada RDC dan RDS. rendah dari RDS. (RDPU, RDPT dan
RDS) RDC).
Contoh Produk Searching sendiri Searching sendiri Searching sendiri Searching sendiri

¤ Selain reksa dana yang langsung menempatkan investasi pada surat berharga seperti
saham dan obligasi (reksadana terbuka), terdapat reksa dana yang diracik dengan
struktur tertentu, yang disebut Reksa Dana Terstruktur. Ada 3 (tiga) jenis reksa
dana terstruktur yaitu reksa dana terproteksi, reksa dana penjaminan dan reksa dana
indeks
Reksa Dana Terproteksi (Capital Protected Fund)

Reksa dana jenis ini memiliki karakteristik yang mirip dengan deposito dan obligasi,
yaitu memiliki masa jatuh tempo, membagikan keuntungan secara berkala, dan
biasanya nilai pokok investasi masih tetap utuh pada saat reksa dana tersebut jatuh
tempo. Oleh karena itu, reksa dana terproteksi sebagian besar berisi obligasi. Namun,
ada perbedaan antara reksa dana obligasi (reksadana berpendapatan tetap) dengan
reksa dana terproteksi. Dalam reksa dana terproteksi, manajer investasi melakukan
strategi investasi pasif, artinya membeli obligasi dan memegangnya hingga jatuh
tempo. Jika penerbit obligasi tidak gagal bayar dan melunasi obligasinya, para
pemegang unit reksa dana terproteksi akan dapat menerima pokok investasinya.
Sebaliknya, strategi investasi yang biasanya diterapkan pada reksadana obligasi adalah
strategi aktif. Pengelolaan aktif berarti manajer investasi melakukan jual beli obligasi
secara aktif hingga jatuh tempo, sehingga nilai reksa dana obligasi cenderung/selalu
berubah tergantung dari obligasi yang dibelinya. Dampak positifnya, pemilik reksa dana
obligasi selain mendapatkan keuntungan dari kupon obligasi, juga mendapatkan
keuntungan dari selisih jual beli obligasi. Namun, reksa dana obligasi tidak ditawarkan
terus menerus, hanya pada periode tertentu saja.

Reksa Dana Penjaminan (Capital Guaranted Fund)

Merupakan reksa dana yang memberikan jaminan pada nilai investasi awal investor.
Garansi atau jaminan diberikan dalam bentuk perjanjian penjaminan dari perusahaan
asuransi. Artinya, nilai investasi reksa dana dijamin dengan asuransi. Namun, hingga
kini belum ada manajer investasi yang mengeluarkan produk reksa dana dengan
penjaminan. Salah satu kendalanya terkait dengan mekanisme penjaminan dan imbal
hasil yang juga akan berkurang karena harus membayar biaya premi asuransi.

Reksa Dana Indeks (Index Fund)

Merupakan reksa dana dengan portofolio investasi mengacu pada indeks tertentu.
Dalam arti, indeks tertentu dijadikan acuan (benchmark) kinerja reksa dana indeks.
Manajer investasi dapat menggunakan indeks saham atau indeks obligasi untuk
menyusun reksa dana jenis ini. Misalnya saja, manajer investasi memilih indeks LQ 45
yang berisi 45 saham-saham likuid di bursa, maka isi dari reksa dana indeks tersebut
merupakan tiruan dari saham-saham pada LQ 45 (seperti instrumen investasi yang
likuid dan berkinerja baik). Strategi pengelolaan reksa dana indeks berbeda dengan
strategi reksa dana saham. Manajer investasi melakukan strategi pasif, hanya membeli
saham lalu menyimpannya. Diharapkan, imbal hasil reksa dana tidak jauh berbeda dari
indeks acuannya. Sebaliknya, strategi reksa dana saham adalah strategi aktif, yaitu
intens di transaksikan (jual dan beli) dan bertujuan mengalahkan indeks. Reksa dana
indeks ditawarkan terus menerus, tidak seperti reksa dana terproteksi.

¤ Selain menempatkan dana investasi pada aset kertas (financial asset), para manajer
investasi juga menempatkan dana investasi pada sektor riil (fixed asset). Oleh sebab
itu, terdapat beberapa jenis reksa dana sektor riil, seperti: Reksa Dana Penyertaan
Terbatas (RDPT), Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Kontrak Investasi Kolektif
Efek Beragun Aset (KIK-EBA).
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)
RPDT merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari para investor
profesional. Manajer investasi menginvestasikan dana pada portofolio yang terkait
langsung dengan proyek-proyek sektor riil seperti pembangunan infrastruktur. Minimal
investasi RPDT ini mencapai miliran, sekitar Rp 5 miliar. Investor profesional merupakan
pemodal yang memiliki kemampuan membeli unit penyertaan dan melakukan analisis
risiko terhadap RDPT. Berbeda dengan reksa dana umum yang ditawarkan secara luas
kepada publik, RPDT maksimal hanya boleh dimiliki oleh 50 investor saja.

Dana Investasi Real Estat (REIT)


Di luar negeri, produk ini dikenal dengan nama Real Estate Investment Trust (REIT),
yang merupakan himpunan dana dari investor yang diinvestasikan pada aset real
estate. Oleh karena itu, manajer investasi pengelola reksa dana ini membeli properti
seperti bangunan, gedung, tanah atau saham dan obligasi perusahaan terbuka sektor
properti sebagai portfolio reksa dana.

Kontrak Investasi Kolektif Beragun Aset (KIK-EBA)


Dikenal dengan nama Asset Back Securities di luar negeri. Reksa dana ini berisi aset
keuangan yang terdiri dari tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan
kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian
kredit termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah/KPR atau apartemen), Efek bersifat
hutang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit ( Credit
Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan
lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.

¤ Exchange Traded Fund (ETF)


Reksa Dana ETF adalah reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks dan
diperjualbelikan layaknya seperti saham di bursa yang dapat dicermati pergerakannya.
Oleh karena itu, ETF merupakan penggabungan antara unsur reksadana dalam hal
pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual beli. ETF
ditujukan untuk memperoleh hasil investasi selayaknya bahkan outperform market
return. Oleh karena itu, yang menjadi acuan dari produk ini adalah market index.

Terkait manfaat, risiko, dan kewajiban relatif sama dengan produk atau jenis reksa
dana lainnya. Berikut beberapa hal mengenai perbedaan antara ETF dengan reksadana
saham, sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 2. Perbedaan ETF dengan Reksa Dana Saham

¤ Reksa Dana Konvensional Dan Syariah


Selain terbagi atas kebijakan investasi, reksa dana juga dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok besar yaitu reksa dana konvensional dan reksa dana syariah. Perbedaannya,
terletak pada pemilihan instrumen dan mekanisme investasi. Reksa dana konvensional
tidak memperhatikan kaidah-kaidah syariah. Di lain pihak, pada reksa dana syariah
instrumen dan mekanismenya tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah,
diantaranya: tidak menempatkan dana investasi pada sektor industri yang mengandung
riba seperti sektor perbankan atau industri penghasil minuman keras. Selain itu,
investasi syariah juga tidak semata-mata mengejar keuntungan, tetapi lebih
menitikberatkan pada Social Responsibility Investment (investasi yang bertanggung
jawab sosial). Dalam arti, manajer investasi juga harus menempatkan dana pada
saham-saham perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan menghargai
praktik tanggung jawab sosial, seperti: lingkungan hidup, perusahaan yang tidak
melakukan diskriminasi dan lainnya.
Investasi secara syariah juga melalui proses screening, sementara konvensional
tidak. Proses screening ini dilakukan untuk menyaring saham, obligasi atau instrumen
investasi agar benar-benar sesuai dengan prinsip syariah. Produk-produk syariah juga
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS), sedangkan produk konvensional tidak.
Dalam berinvestasi, terkadang produk syariah pun tidak terhindar dari unsur non-
syariah. Untuk menghindari hal tersebut, produk syariah mengalami proses
pemurnian/pembersihan atau cleansing. Dana yang dipandang tidak sesuai dengan
prinsip syariah seperti bunga bank, disumbangkan kepada pihak lain.
Rangkuman dari perbedaan reksa dana konvensional dan syariah terilustrasi
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Perbedaan Reksa Dana Konvensional dan Syariah
Keterangan Konvensional Syariah
Alokasi Return Investasi Keuntungan untuk nasabah Keuntungan untuk nasabah
dan tujuan sosial (SRI)
Produk Investasi Tidak ada proses screening Ada proses screening
produk investasi
Hasil Investasi (Return) Tidak ada proses Dilakukan proses cleansing
pembersihan (cleansing) dari keuntungan yang
sifatnya haram
Pengawas OJK DPS dan OJK
Tujuan Memaksimalkan retun dan Memaksimalkan social
meminimalkan risiko values

¤ Reksa Dana Rupiah dan Reksa Dana Dollar

Berdasarkan jenis mata uang yang digunakan untuk transaksi, reksa dana dibedakan
menjadi reksa dana Rupiah dan reksa dana Dollar Amerika. Perbedaannya hanya
terletak pada mata uang yang digunakan, tetapi produknya kurang lebih sama.

¤ Reksa Dana Tematik

Merupakan reksa dana yang berisi instrumen investasi sektor bisnis tertentu atau
seputar tema tertentu. Tergolong reksadana berpendapatan tetap, saham, dan
reksadana campuran. Contoh reksadana ini yang sekarang lagi populer disajikan dalam
aplikasi Ajaib, seperti: “Obligasi Terbaik Pilihan Para Ahli”, “Investasi Risiko Terendah”,
atau “Ekuitas BUMN Terbaik”.

Prospektus Reksa Dana


Prospektus reksa dana merupakan buku panduan (manual book) yang berisi keterangan
lengkap terkait reksa dana. Manfaat prospektus: menghindari investasi seperti membeli
kucing dalam karung

Cara Mendapatkan Prospektus Reksa Dana


1. Meminta kepada bagian pemasaran reksadana, atau;
2. Searching di google dengan kata kunci “prospektus” diikuti dengan nama produk
reksa dana, atau;
3. Kunjungi situs www.bareksa.com. Pilih produk yang ingin diketahui/investasi. Misal
Mega Asset Maxima. Pada bagian bawah, setelah grafik dana kelola Mega Asset
Maxima, akan terlihat prospektus dan fund fact sheet. Lakukan unduh (download)
prospektus, yang bentuknya sebagai berikut:
Dalam prospektus Mega Asset Maxima terdapat 17 bab yang menjelaskan produk
reksa dana saham Mega Asset Maxima. Pada halaman pertama, terdapat
rangkuman penjelasan mengenai produk Mega Asset Maxima.

a. Nama produk reksa dana, tanggal efektif, tanggalpenawaran, izin, dan legalitas
produk;
b. Tujuan investasi;
c. Kebijakan investasi;
d. Penawaran awal investasi reksa dana;
e. Biaya transaksi reksa dana;
f. Identitas manajer investasi dan bank kustodian.

Pada halaman kedua terdapat beberapa catatan. Sebagai calon investor disarankan
untuk membaca prospektus sebelum berinvestasi. Selanjutnya, terdapat penjelasan
pada masing-masing bagian. Beberapa bagian yang perlu di analisis: siapa manajer
investasi dan bank kustodian reksadana tersebut. Sangat disarankan untuk memilih
manajer investasi yang telah memiliki rekam jejak yang terbukti bagus. Selain itu, harus
memperhatikan tujuan investasi, kebijakan investasi, pembatasan investasi dan
pembagian hasil investasi serta hal perpajakan.

Dalam prospektus juga perlu memahami manfaat dan risiko yang dihadapi. Alokasi
biaya dan imbalan jasa untuk manajer investasi. Kenali hak-hak sebagai investor.
Pelajari biaya-biaya yang terkait dengan pembelian (subscription fee), penjualan
(redemption fee), dan biaya pengalihan (switching fee) reksa dana.
Fund Fact Sheet Reksa Dana
Selain prospektus reksa dana, sebagai calon investor juga perlu mengecek fund fact
sheet. Isi sebuah fund fact sheet adalah ringkasan mengenai produk reksa dana.

Cara Mendapatkan Fund Fact Sheet Reksa Dana

1. meminta prospektus kepada bagian pemasaran, atau;


2. Searching di google dengan kata kunci “fund fact sheet” diikuti nama produk
reksa dana, atau;
3. Kunjungi situs www.bareksa.com. Kemudian pilih produk reksadana, misal Mega
Asset Maxima. Selanjutnya akan diarahkan kepada halaman reksa dana Mega
Asset Maxima. Pada bagian bawah, setelah grafik dana kelola Mega Asset
Maxima, akan terlihat fund fact sheet. Lakukan unduh (download) fund fact
sheet, yang bentuknya sebagai berikut:

Bagian-bagian dalam sebuah fund fact sheet terdiri dari:

1. Logo, nama produk dan bulan penerbitan. Fund fact sheet terbaru adalah data 1
bulan sebelumnya. Misalnya saat ini bulan November 2021, maka fund fact sheet
terbaru adalah fund fact sheet bulan Oktober 2021;
2. Profil risiko calon investor;
3. Informasi produk;
4. Komposisi dalam reksa dana;
5. Sepuluh terbesar dalam portofolio;
6. Tabel kinerja;
7. Grafik kinerja reksa dana dibandingkan dengan indikator tertentu. Misal: reksa
dana saham dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG);
8. Penjelasan mengenai manajer investasi dan disclaimer (ungkapan dan
sanggahan).
Tugas Mini Riset:

Anda diminta untuk mengunduh (download) dan mempelajari prospektus


reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana saham,
dan reksa dana campuran. Uraikan perbedaan masing-masing prospektus
reksa dana

Anda diminta untuk mengunduh (download) dan mempelajari fund fact


sheet reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksadana
saham, dan reksa dana campuran. Uraikan perbedaan masing-masing
fund fact sheet reksa dana

Harga Reksa Dana


Berbeda dengan instrumen investasi lain, misalnya: saham, yang menggunakan satuan
lot, pada investasi reksa dana digunakan satuan Nilai Aktiva Bersih per Unit
Penyertaan (NAB/UP). Berikut gambaran mengevaluasi harga reksa dana, yang juga
dapat dilihat pada website: http://www.bareksa.com/id/data/reksadana/daftar

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:


Reksa dana = Nama produk reksa dana
Manajer investasi = Perusahaan manajer investasi
Mata uang = Mata uang yang digunakan
Barometer = Salah satu indikator yang digunakan oleh Bareksa
NAV = Net Activa Value (Nilai Aktiva Bersih) per-unit penyertaan. Jika
berinvestasi dalam 1 unit Avrist Balanced – Amar Syariah,
harganya sebesar Rp. 997,25/unit
Sharpe Ratio = Indikator untuk menilai kinerja
1 Hr (%) = Kinerja reksa dana dalam 1 hari. Angka -0,47 untuk reksadana
Avrist Balanced – Amar Syariah, misalnya, menunjukkan
bahwa reksa dana tersebut mengalami penurunan kinerja
sebesar 0,47% dibandingkan hari kemarin
1 Bln (%) = Kinerja reksa dana dalam 1 bulan. Angka -0,15 untuk
reksadana Avrist Balanced – Amar Syariah, misalnya,
menunjukkan bahwa reksa dana tersebut mengalami
penurunan kinerja sebesar 0,15% dalam 1 bulan
MTD (%) = Month to Date, kinerja reksa dana dari awal bulan hingga hari
ini
YTD (%) = Year to Date, kinerja reksa dana dari awal tahun hingga hari
ini. Angka -0,17% untuk reksadana Avrist Balanced – Amar
Syariah, misalnya, menunjukkan bahwa reksa dana tersebut
mengalami penurunan kinerja sebesar 0,17% dalam 1 tahun

Contoh Perhitungan Untung Rugi Reksa Dana:

Prosedur:
1. Hitung jumlah unit yang didapat saat membeli;
2. Hitung jumlah uang yang didapat saat menjual;
3. Kurangkan Rupiah yang didapat saat menjual dengan investasi awal

Contoh:
Anda berinvestasi sebesar Rp. 100.000 pada reksa dana ABCD. Pada saat pembelian,
harga NAV/UP sebesar Rp1.100 dengan fee beli sebesar 1%. Beberapa bulan
kemudian, anda menjual seluruh reksa dana ABCD tersebut pada harga NAV/UP
sebesar Rp2.200 dengan fee sebesar jual 2%. Berapa keuntungan (atau kerugian) yang
anda peroleh?

Diketahui:
¤ Investasi awal Rp100.000
¤ Harga NAV/UP saat beli Rp1.100 dan fee beli 1%.
¤ Harga NAV/UP saat jual Rp2.200 dan fee jual 2%.

Jawab:
.......................... (1)
= Rp. 194.059

Keuntungan investasi reksadana = Rp. 194.059 – Rp. 100.000 = Rp. 94.059 atau
94,06%.

Catatan: UP boleh tidak seluruhnya dijual

Biaya-Biaya Reksa Dana


Pada produk reksa dana, biaya ditanggung oleh beberapa pihak, antara lain: produk
reksa dana, manajer investasi, dan investor. Biaya-biaya yang ditanggung oleh produk
reksa dana dan manajer investasi telah dikalkulasikan ke dalam nilai NAV (Nilai Aktiva
Bersih) dan sudah termasuk dalam harga NAV/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit
Penyertaan). Sedangkan biaya-biaya yang ditanggung oleh investor reksa dana
meliputi: biaya transaksi, seperti: biaya pembelian (subscription fee), biaya penjualan
(redemption fee), biaya pengalihan (switching fee), dan biaya transfer antar bank.

Simpulan: pada materi reksadana, anda telah mempelajari:


1. Pengertian reksa dana sebagai wadah untuk mengumpulkan dana dari
masyarakat pemodal (investor), yang selanjutnya dikelola dalam portofolio efek
oleh manajer investasi;
2. Potensi keuntungan investasi reksa dana meliputi: mudah, investasi dengan
modal minimum, fleksibel, banyak pilihan, pencairan yang cepat, bukan objek
pajak, harga transparan dan ada potensi hasil investasi di atas inflasi;
3. Potensi risiko investasi reksa dana: hasil investasi tidak dijamin, risiko likuiditas,
risiko inflasi, risiko efek, risiko ketidakpatuhan, dan risiko manajer investasi;
4. Pihak yang terkait dengan investasi reksa dana: manajer investasi, bank
kustodian dan agen penjual efek reksa dana;
5. Reksa dana terdiri dari berbagai jenis. Yang umum untuk investasi meliputi
reksadana terbuka, yaitu: reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap,
reksa dana campuran, dan reksa dana saham;
6. Reksa dana bukan termasuk objek pajak penghasilan

Anda mungkin juga menyukai