Anda di halaman 1dari 17

 Pasar Uang adalah bagian dari sistem keuangan yang berhubungan dengan kegiatan

perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan berjangka pendek sampai dengan 1 (satu)


tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing, yang berperan dalam transmisi kebijakan
moneter, pencapaian stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran.

 Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia melakukan
pengendalian moneter melalui Pasar Uang baik rupiah maupun valuta asing. Untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia, diperlukan pendalaman pasar
keuangan guna mencapai pasar uang domestik yang efisien, likuid, dan dalam.

Pasar uang yang efisien, likuid, dan dalam tidak hanya akan mendukung efektivitas kebijakan
moneter, makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, tapi juga dapat
memberikan fleksibilitas bagi Pelaku Pasar dalam rangka pengelolaan dana, baik untuk kegiatan
pendanaan, investasi, maupun kegiatan ekonomi lainnya. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu
mempercepat proses pendalaman Pasar Uang melalui pengaturan, perizinan, pengembangan, dan
pengawasan yang komprehensif terhadap berbagai transaksi dan instrumen di Pasar Uang.

Pengaturan Pasar Uang juga dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan


mengenai perbendaharaan negara terkait penggunaan instrumen Surat Utang Negara sebagai
instrumen moneter melalui operasi moneter yang dilakukan antara lain dengan transaksi repurchase
agreement (repo). Pengaturan Pasar Uang dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum
sehingga dapat menjadi pedoman dan memberikan kepastian hukum bagi Pelaku Pasar dalam
bertransaksi di Pasar Uang.

 Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara


umum dan terus menerus di suatu wilayah pada periode tertentu
(Korteweg, 1973 ; Auckley, 1978, Boediono, 2001). 

    Misalnya :  Beras 1 kg = Rp. 3000,-


    Inflasi
          Beras 1 kg = Rp. 4000,-
           Deflasi

   Beras 1 kg = Rp. 2000,-


Apa yang menyebabkan nilai mata uang naik dan turun?
Dijelaskan Bank Indonesia (BI) dari laman instagram terverifikasi @bank_indonesia,
nilai tukar rupiah yang terus bergerak dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Di antaranya
adalah tingkat suku bunga, neraca perdagangan, aliran modal asing, tingkat inflasi,
hingga kebijakan stabilisasi yang ditempuh bank sentral
penguatan rupiah disebabkan oleh investor asing yang masuk ke pasar
keuangan tanah air. Investor asing yang masuk ke pasar keuangan domestik,
karena melihat data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang tidak se-ekspansif
pada periode sebelumnya.

Apa yang terjadi jika nilai tukar semakin menurun?


Bila nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan, maka akan memicu inflasi.
Harga-harga barang di dalam negeri akan meningkat, terutama untuk barang atau
produk yang diolahnya dari bahan baku impor. Sebab, produsen harus merogoh
kocek lebih besar lagi untuk membeli bahan bakunya dari luar negeri itu alias impor

Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997) pendekatan


determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, antara lain:

1.Inflasi Permintaan (demand-pull inflation)


inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran domestik jangka
panjang
2. Inflasi Penawaran (cost-push inflation)
Cost-push inflation atau juga bisa disebut supply-shock inflation
merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya
produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa
3. Ekspektasi Inflasi
Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang dapat
bersikap adaptif atau forward looking

 Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan


menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah
gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan
 Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan
terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan
fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko
secara baik
 Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme
ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko
berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi
 Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan
sistem keuangan nasional berfungsi efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal, sehingga alokasi
sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
Keuangan inklusif mampu menjawab alasan tersebut dengan memberikan
banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat, regulator, pemerintah
dan pihak swasta, antara lain sebagai berikut:

• Meningkatkan efisiensi ekonomi.


• Mendukung stabilitas sistem keuangan.
• Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance.
• Mendukung pendalaman pasar keuangan.
• Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
• Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
• Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang
Berkelanjutan.
• Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap, sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung
pada penurunan tingkat kemiskinan.

Peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan.

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas
moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.  

Call Money adalah kegiatan pinjam-meminjam dana antara satu


bank dan bank lainnya dalam jangka waktu pendek. Interbank call
money merupakan pinjaman antarbank yang terjadi dalam proses
kliring. Dalam transaksi kliring yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia selalu ada yang kalah dan ada yang menang

Lembaga keuangan non depositori

Lembaga keuangan bersifat kontraktual (contractual institutions) yaitu menarik dana dari
mansyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terhadap resiko
ketidakpastian misalnya polis asuransi, program pensiun. Kelompok lembaga keuangan kontraktual
dapat disebut perusahaan asuransi dan dana pensiun.

Lembaga keuangan investasi (investment institution) yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya
melakukan investasi di pasar uang dan pasar modal, misalnya perusahaan efek, Reksa dana. Lembaga
keuangan bukan bank lainnya yang kegiatan usahanya tidak termasuk dalam kelompok lembaga
keuangan kontraktual dan investasi yaitu perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan
(finance company) yang menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit.
 Instrumen pasar uang
 Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
 Sertifikat Deposito
 Commercial Paper
 Call Money ; Call Money adalah kegiatan pinjam-meminjam dana
antara satu bank dan bank lainnya dalam jangka waktu pendek.
Interbank call money merupakan pinjaman antarbank yang terjadi
dalam proses kliring. Dalam transaksi kliring yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia selalu ada yang kalah dan ada yang menang.
Bagi bank yang kalah kliring apabila tidak dapat menutupi
kekalahannya, akan terkena sanksi dai Bank Indonesia. Oleh
karena itu, agar tidak terkena sanksi akibat kekurangan likuiditas,
bank tersebut meminjam yang dari bank lain yang disebut
interbank call money atau call money
 Call Money adalah kegiatan pinjam-meminjam dana antara satu
bank dan bank lainnya dalam jangka waktu pendek. Interbank call
money merupakan pinjaman antarbank yang terjadi dalam proses
kliring. Dalam transaksi kliring yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia selalu ada yang kalah dan ada yang menang. Bagi bank
yang kalah kliring apabila tidak dapat menutupi kekalahannya,
akan terkena sanksi dai Bank Indonesia. Oleh karena itu, agar tidak
terkena sanksi akibat kekurangan likuiditas, bank tersebut
meminjam yang dari bank lain yang disebut interbank call money
atau call money.
 Tujuan interbank call money, yaitu sebagai berikut:
 Bank-bank yang sangat memerlukan dana tambahan untuk
menutup kekalahan kliring pada hari yang bersangkutan
dan/atau memenuhi ketentuan kewajiban pemeliharaan likuiditas
 Bank-bank yang mempunyai kelebihan dana (idle) dapat
menjadikan dana tersebut untuk earning assets dalam rangka
mendapat rentabilitas yang optimal dengan cara meminjam
hanya untuk waktu yang relatif pendek.
Adapun risiko interbank call money, yaitu:
Risiko pasar, terjadi karena adanya fluktuasi suku bunga dan nilai
tukar yang terjadi;
Risiko operasional, tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan proses sistem, atau masalah eksternal;
Risik kredit, adanya risiko ketidakmampuan pihak ketiga dalam
melunasi kewajibannya

 Repurchase Agreement; Transaksi Repurchase Agreement yang


selanjutnya disebut Transaksi Repo adalah kontrak jual atau beli
Efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga
yang telah ditetapkan. 

 Banker’s Acceptence; Bankir’s acceptance adalah instrumen yang


mewakili pembayaran yang dijanjikan di masa depan oleh bank.
Pembayaran diterima dan dijamin oleh bank sebagai konsep waktu
untuk ditarik pada deposito. Draf tersebut menentukan jumlah
dana, tanggal pembayaran (atau jatuh tempo), dan entitas tempat
pembayaran. Setelah penerimaan, draft menjadi kewajiban tanpa
syarat dari bank. Akseptasi Banker dibedakan dari konsep waktu
biasa di mana kepemilikan dapat ditransfer sebelum jatuh tempo,
memungkinkan mereka untuk diperdagangkan di pasar sekunder.
Penerimaan seorang bankir dimulai dengan setoran dalam jumlah
pembayaran masa depan ditambah biaya-biaya. Draf waktu yang
akan ditarik pada setoran diterbitkan untuk pembayaran di masa
mendatang, analog dengan cek pasca-tanggal. 

 Treasury Bills; Treasury Bills atau biasa disingkat T-bills merupakan


instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank
Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan
kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
 Instrumen ini umumnya berjangka waktu jatuh tempo satu tahun
atau kurang. T-Bills dianggap sebagai instrument yang sangat
aman karena diterbitkan oleh Bank Sentral. Oleh karena itu, T-Bills
sangat mudah diperjualbelikan dan disutau oleh perusahaan-
perusahaan terutama lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan
sebagai cadangan likuiditas sekunder yang memberikan hasil.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI); instrument utang yang diterbitkan oleh


pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang
akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun kurang. SBI
adalah produk yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Produk ini mirip dengan T-Bills yang diterbitkan di Amerika. Karena SBI
diterbitkan oleh Bank Indonesia, dapat dikatakan bahwa SBI adalah
instrument investasi bebas risiko (nonrisk instrument) atau sering
disebut dengan risk-free.

Instrumen pasar uang;

 Dalam melaksanakan tugas untuk mempengaruhi berbagai aktivitas


ekonomi dan keuangan guna mencapai tujuan akhir yang telah
ditetapkan dikenal dengan transmisi kebijakan moneter, bank
sentral menggunakan surat berharga pemerintah (Treasury bills)
atau surat berharga bank sentral lainnya, seperti Sertifikat
Bank Indonesia guna mengendalikan likuiditas bank-bank dan
lembaga keuangan non-bank. 
 Hal ini dilakukan dengan membeli atau menjual surat-surat
berharga tersebut dengan metode repurchase agreement.

 Instrumen Pasar Modal


 Saham (stock)

 Obligasi (bond)
 Right
 Warrant
 Opsi
 Peraturan dan ketetapan dirancang untuk beberapa tujuan, yang dapat dikategorikan sebagai
berikut. (peran pemerintah)

 Untuk mencegah agar emiten sekuritas tidak menipu para investor degan
menyembunyikan informasi-informasi yang relevan

 Untuk menumbuhkan persaingan dan keadilan dalam perdagangan sekuritas


keuangan

 Untuk meningkatkan stabilitas lembaga keuangan

 Untuk membatasi kegiatan perusahaan asing dalam pasar dan lembaga keuangan di
dalam negeri

 Untuk mengendalikan tingkat kegiatan ekonomi

Bank dinyatakan menang kliring apabila apabila nilai total warkat masuk nilainya lebih
banyak dari pada warkat yang dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya bank dinyatakan kalah
kliring apabila nilai warkat keluar lebih besar nilainya dari pada warkat masuk

yang termasuk contoh kliring di antaranya seperti wesel, cek, nota debit, bilyet giro, dan warkat lain
yang disetujui oleh pihak Bank Indonesia

Tugas dari lembaga kliring yaitu mencatat seluruh warkat yang dikliringkan. Dari basil pencatatan
ini lembaga kliring akan menentukan jumlah tagihan yang diterima oleh masing-masing peserta
kliring dan yang harus dibayarkan oleh masing-masing bank peserta kliring. Dari basil perhitungan
jumlah tagihan yang diterima dan dibayarkan oleh bank-bank peserta kliring, dapat ditentukan kalah
atau menang kliring bank peserta kliring. [4]

Kalah menang[sunting | sunting sumber]

Dalam pelaksanaan kliring sebuah bank akan mempunyai kemungkinan kalah atau menang kliring
dalam pelaksanaan yang dimaksud dengan menang kliring adalah bila jumlah warkat kliring keluar
lebih besar dari warkat kliring masuk, sehingga mutasi kredit lebih besar dari jumlah mutasi debet.
Dalam hal ini saldo di Bank Indonesia atau pada bank penyelenggara kliring akan bertambah. Adapun
yang dimaksud dengan kalah kliring adalah bila jumlah warkat kliring masuk lebih besar dari pada
warkat kliring keluar, sehingga mutasi debet lebih besar dari jumlah mutasi kredit. Dalam hal ini saldo
di Bank Indonesia atau pada bank penyelenggara kliring akan berkurang. [4]

Dalam kegiatan kliring ada tiga proses yang bisa dijalankan.

 Kliring keluar, yaitu membawa warkat-warkat kliring ke lembaga kliring (Bank Indonesia) dan
menyerahkannya kepada bank yang berhak. Kliring keluar terdiri dari penyerahan surat-surat
debet keluar dan penyerahan nota kredit keluar (LLG).

 Kliring masuk, yaitu menerima warkat di lembaga kliring dan diproses di bank yang
bersangkutan. Kliring masuk terdiri dari penerimaan surat-surat debet masuk dan nota kredit
masuk (LLG).

 Pengembalian kliring (clearing retour), yaitu pengembalian warkat-warkat kliring yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Warkat-warkat yang dikliringkan tidak selamanya
dapat ditagih, bahkan setiap kali transaksi kliring terdapat beberapa warkat yang ditolak
pembayarannya.[5

Tujuan pokok diadakannya kliring adalah untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral dan
merupakan pelayanan kepada masyarakat yang menjadi nasabah bank. Kliring diselenggarakan
oleh Bank Indonesia antara bank-bank di suatu wilayah kliring yang disebut kliring lokal. Wilayah
kliring adalah suatu lingkungan tertentu yang memungkinkan kantor-kantor tersebut
memperhitungkan warkat-warkatnya dalam jadwal kliring yang telah ditentukan. Untuk wilayah-
wilayah yang tidak terdapat kantor Bank Indonesia, maka penyelenggaraan kliring diserahkan
kepada bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia. [2] Anggota kliring adalah anggota bursa
efek yang melakukan transaksi bursa untuk kepentingan dirinya atau nasabahnya selaku
pemodal, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan lembaga kliring dan penjaminan transaksi
bursa.[3]

Perbedaan lembaga keuangan bank dan nonbank

Berikut ini tabel yang menjabarkan perbedaan lembaga keuangan bank dan
nonbank.

Aspek Lembaga keuangan bank Lembaga keuangan nonbank


Menerima dan mengumpulkan Tidak menghimpun dana langsung
Fungsi dana dari masyarakat dalam dari masyarakat dalam bentuk
utama bentuk tabungan, giro, dan tabungan, tetapi dalam bentuk surat
deposito. berharga.
Pembukaan rekening tabungan, Penjualan saham, pemberian kredit,
Aktivitas
giro, deposito, pembayaran kartu penyertaan modal, dan beberapa
yang
kredit, layanan setoran langsung, kegiatan keuangan yang disetujui
dilakukan
dan lain-lain. menteri keuangan.
Pinjaman dalam bentuk modal yang
Memberikan pinjaman dalam
Pemberian bisa dikelola lagi oleh para pemilik
bentuk uang untuk pembiayaan
pinjaman bisnis yang akan mengembangkan
usaha, pendidikan, dan lain-lain.
usahanya.
 Perusahaan asuransi

 Bank sentral  Perusahaan dana pensiun

 Bank umum  Koperasi simpan pinjam


Jenis
 Bank perkreditan rakyat  Lembaga gadai

 Leasing

Sebagai perantara nasabah Sebagai perantara perusahaan yang


dalam melakukan transaksi, berada di dalam negeri atau luar
Peran
seperti pembelian, pengiriman negeri yang membutuhkan modal
uang, hingga penjualan valas. untuk pengembangan usahanya.
Persamaan lembaga keuangan bank dan nonbank
Meski memiliki fungsi dan peran yang berbeda, lembaga keuangan bank dan
nonbank memiliki kontribusi yang sama untuk membangun perekonomian negara
yang lebih baik.

Lembaga keuangan bank dan nonbank juga sama-sama mengelola dana yang
dihimpun dari masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan produktif yang
menguntungkan negara dan menyejahterakan masyarakat.

Contoh lembaga keuangan bank

Di Indonesia, ada tiga jenis lembaga keuangan bank yang, yakni Bank Sentral,
Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat. Berikut ini peran tiap-tiap bank.

1. Bank sentral

Di Indonesia Bank Indonesia (BI) bertindak sebagai bank sentral yang memiliki


peran utama untuk bertanggung jawab menjaga nilai mata uang tetap stabil, baik
terhadap barang dan jasa maupun nilai tukar dengan mata uang asing.

Selain itu, bank sentral juga berperan dalam mencetak uang, menetapkan suku
bunga, memberikan pinjaman, serta menjaga stabilitas keuangan.

Berikut ini tugas pokok yang dijalankan bank sentral.

 Menetapkan serta menjalankan kebijakan moneter dengan mengontrol dan


mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat serta mengatur
besaran suku bunga acuan.

 Menjaga kelancaran pembayaran dan produksi dengan cara mengeluarkan


atau menarik uang yang beredar dengan meningkatkan suku bunga.

2. Bank Umum

Bank umum berperan dalam melaksanakan kegiatan keuangan secara


konvensional ataupun syariah dengan menghimpun dan menyalurkan dana dari
masyarakat.

Bank umum juga berperan sebagai perantara antara pihak pemodal dan pihak yang
membutuhkan modal sehingga dana bisa dikelola dengan baik untuk kepentingan
bersama.

Contoh bank umum adalah bank BUMN atau swasta yang sudah terdaftar, seperti
Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI, Bank Danamon, dan lain-lain.
3. Bank Perkreditan Rakyat

Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada umumnya sama dengan bank umum.


Perbedaannya adalah BPR tidak menyediakan layanan valas dan simpanan giro.

Contoh Bank Perkreditan Rakyat yang ada di masyarakat:

 bank desa,

 bank pasar,

 bank pegawai,

 lumbung desa,

 Badan Kredit Desa (BKD),

 Badan Kredit Kecamatan (BKK),

 Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK),

 Bank Karya Produksi Desa,

 Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), dan

 lembaga sejenis lainnya.

Tugas pokok dari Badan Perkreditan Rakyat:

 Mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan hingga


deposito berjangka.

 Layanan pembiayaan sesuai prinsip syariah.

 Memberikan kredit untuk usaha.

Contoh lembaga keuangan non bank

Ada banyak jenis lembaga keuangan nonbank yang ada di Indonesia, seperti
koperasi simpan pinjam, perusahaan asuransi, Pegadaian, hingga perusahan dana
pensiun. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam memiliki peran dalam menyimpan dan memberi pinjaman
ke anggotanya dengan prinsip kekeluargaan dan skalanya lebih kecil dibandingkan
dengan lembaga keuangan lainnya.
Berikut ini beberapa contoh koperasi simpan pinjam yang ada di Indonesia, yaitu
Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Serba Usaha (KSU), dan koperasi pasar.

2. Perusahaan asuransi

Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan nonbank yang menyediakan


layanan proteksi keuangan berupa ganti rugi atas risiko yang dialami nasabah.

Perusahaan asuransi juga menghimpun dana dari nasabahnya dalam bentuk premi
yang disetorkan setiap bulan atau tahun sesuai dengan jenis asuransi yang dipilih.

Contoh produk yang disediakan perusahaan asuransi adalah asuransi pendidikan,


asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, hingga asuransi properti.

3. Lembaga gadai

Lembaga gadai adalah lembaga keuangan nonbank yang memberi layanan


pembiayaan dengan jaminan barang berharga dalam jangka waktu yang sudah
ditentukan.

Selain layanan gadai, ada beberapa lembaga gadai yang menyediakan layanan
investasi, seperti tabungan emas hingga pembelian logam mulia.

4. Perusahaan pasar modal

Perusahaan pasar modal adalah perusahaan yang melakukan kegiatan di pasar


modal dengan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk jual beli surat
berharga, saham, dan obligasi.

Pasar modal juga menjadi perantara antara pencari modal dan pemodal untuk
bertransaksi.

5. Perusahaan dana pensiun

Perusahaan dana pensiun adalah salah satu lembaga keuangan nonbank yang
memberi layanan keuangan jaminan masa tua dengan memotong gaji pegawai
setiap bulannya untuk persiapan pensiun. Dana yang dihimpun ini akan diberikan
kembali pada individu di masa pensiun nanti.
6. Leasing

Leasing adalah perusahaan sewa guna usaha dengan layanan berupa pembiayaan


barang berharga berupa kendaraan dengan metode pembayaran angsuran
atau cash.

Sistem yang biasa digunakan untuk leasing, yaitu pembelian dengan angsuran dan
digabung dengan sewa kontrak sewa.

Berikut ini beberapa contoh perusahaan leasing yang ada di Indonesia, yaitu PT
Summit Oto Finance, PT Federal International Finance (FIF), PT Indomobil Finance
Indonesia, PT BFI Finance, dan PT Adira Dinamika Multi Finance.

Tanya jawab seputar perbedaan lembaga keuangan bank dan nonbank

 Apa perbedaan lembaga keuangan bank dan nonbank?

Perbedaan lembaga keuangan bank dan nonbank secara jelas bisa diketahui dari
contoh-contoh lembaganya. Contoh lembaga keuangan bank adalah bank sentral,
bank umum, dan bank perkreditan rakyat (BPR).

Sementara lembaga keuangan nonbank adalah koperasi simpan pinjam,


perusahaan gadai, lembaga gadai, hingga leasing. Lebih detailnya bisa dilihat
dalam artikel ini.

 Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan perbankan?

Lembaga keuangan perbankan adalah lembaga yang memiliki fungsi utama untuk
menyimpan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali untuk kepentingan
pembiayaan. Selain itu, lembaga keuangan bank juga bertindak sebagai perantara
dalam transaksi pembayaran.

 Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan nonbank?

Lembaga keuangan nonbank adalah lembaga yang berperan menghimpun dan


menyalurkan dana dengan mengeluarkan surat-surat berharga untuk pembiayaan
investasi perusahaan yang butuh pinjaman.

 Apa persamaan dari LKB dan LKBB?

Meski memiliki fungsi dan peran yang berbeda, baik lembaga keuangan bank
maupun nonbank, memiliki kontribusi yang sama untuk membangun perekonomian
negara yang lebih baik.
Lembaga keuangan bank dan nonbank juga sama-sama mengelola dana yang
dihimpun dari masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan produktif yang
menguntungkan negara dan menyejahterakan masyarakat.

Apakah perbedaan saham dan obligasi sebagai instrumen pasar modal?


Saham adalah bentuk resmi atas kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan.
Sedangkan obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan suatu entitas penerbit
yang tidak memberikan hak kepemilikan kepada pemegang surat utang tersebut.

pengertian dan perbedaan saham dan obligasi secara umum. Saham adalah bentuk
kepemilikan individu atas aset sebuah perusahaan yang biasanya berbentuk
dokumen. Pemilik surat saham berhak atas keuntungan yang didapatkan
perusahaan sesuai dengan jumlah lot saham yang mereka miliki. Keuntungan dalam
investasi saham ini disebut dengan dividen. Sementara itu perbedaan saham dan
obligasi yaitu, obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau
pemerintah, lengkap dengan bunga serta informasi jatuh tempo pembayarannya.
Surat ini merupakan sebuah bukti perjanjian peminjaman dana, sekaligus besaran
bunga yang harus dibayarkan oleh pihak penerima obligasi. Meski perusahaan bisa
mengeluarkan obligasi, namun obligasi lebih sering dikeluarkan oleh instansi
pemerintahan.

Kesimpulan perbedaan saham dan obligasi adalah, pemilik saham memiliki hak atas
keuntungan perusahaan dan juga hak suara. Sedangkan obligasi, Pemilik hanya
berstatus sebagai pemberi utang.

Capital gain adalah salah satu keuntungan yang bisa didapat ketika


berinvestasi saham. Capital gain diperoleh melalui selisih harga jual
dan harga beli yang pada saat investor menjual saham.

Sementara return dalam bentuk dividen memiliki arti dividen adalah


bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham. Sebagai investor yang membeli suatu saham,
Anda tentunya berharap perusahaan tersebut mengalami
keuntungan atau laba. (Dividen return earning)
Apa itu return obligasi?

Return yang diperoleh pemegang obligasi adalah pembayaran pokok pinjaman dan
pembayaran bunga (coupon) dari perusahaan sesuai dengan jumlah dan tanggal
yang telah disepakati.
Persamaan Saham dan Obligasi

Sebelum kita membahas perbedaan saham dan obligasi, terlebih dahulu kita bahas
persamaan antara saham dan obligasi.

Memiliki klaim atas laba dan aktiva

Pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva. Kedua
instrumen investasi ini menjanjikan kepada para pemiliknya pendapatan yang
berupa aset yaitu uang dan aset-aset lainnya. Klaim tersebut terjadi pada
tanggal transaksi atau saat pembelian saham dan penandatanganan obligasi
yang kemudian dapat dieksekusi saat jatuh tempo. Intinya saham dan obligasi
menjanjikan pendapatan bagi para pemiliknya.

1. Memiliki hak tebus

Para pemilik saham maupun obligasi juga memiliki hak tebus yaitu, pilihan
untuk menukar saham dan obligasi mereka dengan uang.

2. Surat berharga

Dalam hal ini, para pemilik saham maupun obligasi memiliki surat berharga.
Keduanya merupakan bentuk perjanjian hitam diatas putih yang berupa
perjanjian dan telah disetujui oleh kedua belah pihak. Nantinya surat berharga
tersebut sama-sama dapat diperjualbelikan di bursa efek maupun pasar
modal.

Perbedaan saham dan obligasi sangatlah jelas dalam bentuk keuntungan


yang didapat. Jika Anda ingin bermain lebih aman, maka pilihlah instrumen
investasi obligasi. Namun Anda juga harus mengetahui bahwa obligasi
memiliki 2 jenis, yaitu:

o Yang pertama adalah, obligasi dengan jaminan (secured bonds), yaitu


jenis obligasi yang dijamin dengan jaminan tertentu. Jenis obligasi ini
berupa obligasi dengan garansi (guaranteed bonds), obligasi dengan
jaminan harta (mortgage bonds), obligasi dengan jaminan efek
(collateral bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment
bonds).
o Yang kedua adalah, obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds), yaitu
bentuk obligasi yang diberikan hanya dalam bentuk kepercayaan
semata, seperti debenture bonds yakni obligasi yang diterbitkan
pemerintah dan subordinate bonds.
Perbedaan Saham dan Obligasi

Sementara itu, ada beberapa perbedaan saham dan obligasi yang harus Anda
ketahui. Berikut adalah perbedaan saham dan obligasi:

1. Batas Masa Berlaku

Perbedaan saham dan obligasi yang pertama adalah batas masa berlakunya.
Antara saham dan obligasi memiliki batas waktu yang berbeda. Pemilik
saham, masih memiliki hak atas keuntungan dan suara selama perusahaan
itu berdiri dan pemilik saham masih memiliki surat bukti kepemilikan
sahamnya. Sedangkan perbedaan saham dan obligasi adalah, obligasi
memiliki masa berlaku yang jelas yang tertera di dalam surat. Sehingga
saham merupakan pilihan yang tepat jika Anda ingin berinvestasi jangka
panjang. Namun, yang harus Anda ingat bahwa saham juga termasuk high
risk high return investment yaitu, saham bisa mendatangkan keuntungan
banyak namun juga memiliki risiko yang tinggi.

Perbedaan saham dan obligasi, di lain sisi obligasi memiliki keuntungannya


sendiri karena jangka waktu yang sudah ditentukan. Karena Anda bisa
berpindah ke investasi lainnya apabila jangka waktu perjanjian telah habis.
Sehingga, jika perusahaan mengalami kerugian tetapi jangka waktu perjanjian
telah berakhir, Anda tidak terlibat apa-apa lagi.

2. Tingkat Keuntungan

Perbedaan saham dan obligasi lainnya adalah tingkat keuntungan yang


didapat. Keuntungan dari investasi bersifat fluktuatif, artinya tidak bisa
diperkirakan dan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan
perusahaan.

Berbeda dengan obligasi, perbedaan saham dan obligasi keuntungan dan


kepemilikan obligasi, biasanya bisa didapatkan setiap bulan dengan jumlah
yang tetap stabil sampai masa berlaku surat perjanjian berakhir. Jika Anda
suka dan berani dalam mengambil resiko, mungkin saham menjadi pilihan
yang tepat. Tetapi, jika Anda ingin mendapatkan hasil yang stabil, obligasi
menjadi pilihan yang aman.

3. Pajak yang Dikenakan

Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang dikenakan.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hasil yang diterima dari saham
adalah dividen atau keuntungan dari saham yang Anda miliki adalah jumlah
total setelah dipotong pajak. Sebaliknya perbedaan saham dan obligasi,
bunga obligasi lebih dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak
kena pajak.

Jika sudah memahami perbedaan saham dan obligasi secara teknis, Anda
juga perlu mengetahui perbedaan saham dan obligasi dari segi resikonya.
Untuk Obligasi, Anda harus memahami beberapa resikonya seperti:
o Resiko Gagal Bayar, Perputaran uang yang tidak bagus dapat
mengakibatkan sebuah perusahaan gagal bayar surat obligasi yang
sudah jatuh tempo. Resiko ini besar terjadi pada perusahaan swasta.
Karena membeli surat obligasi negara dijamin oleh negara bahwa akan
selalu dikembalikan menggunakan dana APBN.
o Risiko Capital Loss – Capital loss adalah momen dimana investor
merugi karena harga obligasi di bandrol lebih rendah dari harga saat
membeli. Perubahan suku bunga, persoalan politik ekonomi,
permasalah global dan kerusuhan dalam negeri menyebabkan
peristiwa capital loss.
o Risiko Likuiditas – Surat obligasi cukup sulit dijual kembali dalam
tempo singkat. Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid. Jika terpaksa
menjual kembali surat obligasi sebelum jatuh tempo. Maka investor
akan mengalami kerugian.

Sedangkan risiko dari investasi saham adalah:

o Tidak Menerima Deviden – Deviden merupakan bagi hasil


perusahaan kepada investor. Namun bila perusahaan mengalami
kerugian, maka investor tidak akan menerima dividen.
o Suspend – Perusahaan diberhentikan baik untuk sementara maupun
permanen oleh BEI dan OJK karena bermain curang seperti menaikan
harga saham dengan cara yang fiktif. Hal tersebut dinilai tidak sportif
dan menyalahi peraturan dalam pasar modal.
o Delisting – Mirip dengan suspend, namun resiko perusahaan yang
delisting adalah tidak lagi diperbolehkan bermain dalam pasar modal.
Alias BEI tidak mau menjual saham perusahaan tersebut, karena
selalu merugi dan memiliki banyak skandal negatif seputar
perusahaan.
o Perusahaan Pailit – Jika perusahaan tempat anda berinvestasi
mendadak bangkrut akan berimbas pada gagal bayar. Apabila terjadi
gagal bayar maka bisa dipastikan dana investasi anda akan turut
melayang.
o Fluktuasi Pasar – Harga saham sangat bergantung pada sentimen
pasar. Sehingga harga saham terus berubah mengikuti situasi yang
terjadi. Fakta ini bisa menjadi resiko namun dapat pula disebut sebagai
peluang. Masih ingat penjelasan mengenai membeli saham saat
kondisinya lemah.

Jika Anda sudah memahami perbedaan saham dan obligasi serta resiko dari
obligasi. Anda juga harus memahami siapa saja yang dapat berinvestasi pada
obligasi. Di pasar perdana (khusus ORI, Savings Bond Ritel, Sukuk Tabungan dan
Sukuk Negara Ritel): investor individu (orang perorangan) Warga Negara Indonesia
yang disertai dengan KTP yang masih berlaku. Sedangkan di pasar sekunder:

 Investor individu (orang perorangan) Warga Negara Indonesia yang


dibuktikan dengan KTP yang masih berlaku.
 Perusahaan yang beroperasi di Indonesia
 Warga Negara Asing yang memiliki KITAS kecuali Warga Negara AS.

Anda mungkin juga menyukai