Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

LIQUIDITY
MANAGEMENT
II
Afifah Azzahra (1951020252)
Agung Prayoga (1951020253)
Khusnul Khotimah (1951020112)
Mas’ud Fandika (1951020364)
Uri Arliva (1951020468)
Giro pada Bank Sentral atau Giro Wajib Minimum (GWM)

Primary Reserve Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan BI, maka besarnya GWM

(Cadangan Primer) minimal 5% dari total dana pihak ketiga (DPK) untuk valuta rupiah dan 3%
dari dana pihak ketiga untuk valuta asing.

Kas pada valuta


Alat likuid ini berisi uang tunai yang dipelihara oleh bank untuk memenuhi
Berupa kas atau saldo yang kebutuhan transaksi sehari-hari.
ada pada Bank Indonesia atau
Giro pada Bank lain
Bank lain, terdiri dari:
Rekening giro pada bank lain bertujuan untuk melancarkan transaksi antar
bank (transfer, inkaso, transaks L/C, dan lain-lain)

Item-item uang tunai yang masih dalam proses inkaso


Alat likuid ini terdiri dari cek bank sentral atau bank koresponden yang
belum secara efektif dikreditkan pada rekening bank pada bank sentral atau
bank koresponden
Tujuan dari alat likuid yang termasuk
ke dalam kategori primary reserve
(cadangan primer)

• Memenuhi reserve requirement yang ditempatkan dalam bentuk


Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia.
• Memenuhi keperluan operasional bank sehari-hari.
• Penyelesaian kliring antar bank.
• Memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.
Secondary Reserve (Cadangan Sekunder)
Berupa surat-surat berharga, terdiri dari:

1. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)

Peraturan Bank Indonesia no 2/9/PBI/2000 mengatur


tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Sertifikat
Wadiah Bank Indonesia adalah sertifikat yang
diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana
berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Adapun ketentuan
SWBI sebagai berikut :

Jumlah dana yang dititipkan sekurang- Imbalan yang diterima pada saat jatuh tempo
kurangnya Rp 500.000.000 dan selebihnya adalah berupa bonus. Besarnya bonus akan
dengan kelipatan Rp 50.000.000,. Jangka dihitung dengan menggunakan acuan tingkat
waktu SWBI satu minggu, dua minggu, dan indikasi imbalan PUAS, yaitu ratarata tertimbang
satu bulan yang dinyatakan dalam jumlah hari. dari tingkat indikasi imbalan sertifikat IMA yang
terjadi di PUAS pada tanggal penitipan.
2. Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN)
Berdasarkan Undang-Undang SBSN yang diterbitkan pada
Mei 2008, Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut
Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian
penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah
ataupun mata uang asing.
Jenis-jenis sukuk yang banyak beredar di pasaran
meliputi:

Sukuk ijarah yakni sukuk yang Sukuk mudharabah, yakni sukuk Sukuk musyarakah, yakni sukuk Sukuk istisna’, yakni sukuk
berdasarkan akad ijarah dimana satu yang berdasarkan akad berdasarkan akah musyarakah berdasarkan akad istisna’ dimana
pihak bertindak sendiri atau dapat mudharabah dimana satu pihak dimana dua pihak atau lebih pihak menyepakati jual beli dalam
diwakili dalam menjual atau menyediakan modal dan pihak bekerjasama menggabungkan pembiayaan suatu proyek atau
menyewakan hak manfaat atas suatu lain menyediakan tenaga dan modal untuk membangun proyek barang. Adapun harga, waktu
aset kepada pihak lain berdasarkan keahlian dan keuntungan dari baru, mengembangkan proyek yang penyerahan, dan spesifikasi barang
harga dan periode yang disepakati kerjasama tersebut akan telah ada, atau membiayai kegiatan atau proyek ditentukan terlebih
tanpa diikuti dengan pemindahan dibagikan berdasarkan perjanjian usaha. Keuntungan maupun dahulu berdasarkan kesepakatan.
kepemilikan aset itu sendiri. sebelumnya. kerugian yang timbul ditanggung
bersama sesuai dengan jumlah
partisipasi modal masing masing
pihak.
3. Mempunyai Akses Ke Pasar Uang
• Pasar uang yang dimaksudkan di sini adalah pasar uang antar bank syariah dan pasar modal syariah, terdiri dari:

• Pasar Modal Syariah


Instrument di pasar modal syariah saat ini meliputi saham yang masuk kategori Jakarta Islamic Index, Sukuk, dan reksadana syariah.
• Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syariah (FPJPS)
FPJPS merupakan instrument terakhir untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bagi Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah setelah terjadinya saldo
giro negative dan tidak berhasilnya akses pasar uang syariah untuk menutup kewajiban jangka pendek.
• LPS Sebagai Sarana Penunjang Likuiditas Perbankan
LPS menjamin simpanan nasabah bank yang berbentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito dan bentuk lain yang dipersamakan dengan
itu. LPS juga menjamin simpanan di bank Syariah yang berbentuk giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah. LPS hanya akan menjamin pembayaran simpanan nasabah tersebut sampai dengan jumlah Rp 2 milyar sedangkan sisanya akan
dibayarkan dari hasil likuiditasi bank.
• Pasar Uang Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syari’ah (Puas)
Agar bank yang mela kukan kegiatan usaha berdasarkan prin sip syari’ah dapat juga mengelola kelebihan dan kekurangan dana secaraefisien,
maka diperlukan Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syari’ah (PUAS) dan menggunakan piranti yang sesuai dengan prinsip syari’ah.
Sertifikat yang digunakan dalam PUAS adalah Sertifi kat IMA, Sertifikat ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang kelebihan dana
untuk mendapatkan keun tungan dan di lain pihak untuk mendapatkan dana jangka pendek bagi bank syari’ah yang mengalami kekurangan dana.
Pengendalian Likuiditas
KONFLIK KEPENTINGAN
“ L I K U I D I TA S V S P R O F I TA B I L I TA S ”

Laporan perencanaan likuiditas juga dapat membantu


pengelola dana untuk membuat biaya dana seminimum
mungkin. Dengan melihat laporan perencanaan likuiditas
ini, bank dapat mengindikasi adanya kelebihan dana dan
sampai seberapa besar dana itu lebih. Tingkat
profitabilitas juga tergantung pada bagaimana
pengelolaan spread. Jadi intinya adalah pengawasan dan
selalu memperhatikan tingkat likuiditas yang seimbang.
Apabila kedua hal ini diperhatikan, bank akan
mendapatkan profit yang sesuai.
Pengelolan Manajemen
Likuiditas Secara Efektif
1. Pengelolaan yang ketat terhadap 2. Pengelolaan secondary reserve 3. Akhirnya pengelolaan secara baik
posisi cadangan wajib akan yang efektif juga sangat berarti bagi dan mantap dalam operasi sehari-
menjamin bahwa sambil menjaga bank karena hal-hal berikut: hari akan menghasilkan dua dampak
cadangan yang dipersyaratkan, giro ü Reputasi bank akan terjaga baik positif, yaitu sebagai berikut:
di Bank Indonesia dan uang kas karena senantiasa dapat memenuhi ü Setiap kelebihan likuiditas akan
akan dapat dikendalikan pada kewajibannya. dapat diketahui dan diatur
jumlah yang minimal hingga suatu ü Pembiayaan darurat yang terlalu pemanfaatannya dalam waktu yang
hasil yang berharga dapat dicapai tinggi dapat dihindarkan. tepat.
dengan tingkat marginal cost dari ü Kekurangan likuiditas akan dapat
kelebihan likuiditas tersebut, yaitu diketahui sejak dini, hingga
antara 14%-16%( misalnya). penambahannya dapat dilakukan
dengan biaya yang pantas.
1. Kurangnya akses untuk memperoleh pendanaan
Pengelolaan jangka pendek.

Likuiditas Bank 2. Kurangnya akses ke pasar uang sehingga bank


syariah hanya dapat memelihara likuiditas dalam
Syariah bentuk kas.

KENDALA DALAM 3. Kendala operasional, kesulitan dalam


PENGELOLAAN mengendalikan likuiditasnya secara efisien, sebagai
L I K U I D I TA S D A L A M contoh tidak tersedianya kesempatan investasi segera
BANK DENGAN atas dana-dana yang diterimanya, kesulitan
B E R B A S I S S YA R I A H mencairkan dana investasi yang sedang berjalan
(BANK ISLAM), sehingga berakibat bank-bank Islam menahan alat
TERDIRI DARI: likuidnya dalam jumlah besar dibandingkan dengan
ratarata perbankan konvensional.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala
tersebut, ada beberapa pilihan yang kebanyakan
dilakukan oleh pengelola bank-bank Islam
yang bersifat darurat yaitu:

• Mengupayakan dana di pasar uang antar bank berdasarkan


prinsip syariah dengan menggunakan berbagai instrumen pasar
uang yang tersedia di pasar uang tersebut.
• Mengambil bunga dan menggunakannya untuk tujuan sosial
berdasarkan fatwa.
• Menginvestasikan dalam bentuk emas dan atau logam mulia
lainnya secara tunai dengan kontrak berjangka.
• Menyimpan dananya di bank konvensional tanpa menerima
bunga sebagai imbangan dari servis yang diperolehnya.
Ada pertanyaan?

Silahkan Bertanya
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai