Anda di halaman 1dari 17

Pasar Uang

dan Modal
Oleh : Mulyono, SH. MM.

30 November 2022
Minggu 10
Manajemen Pasar Uang
Syariah
01
Motif permintaan terhadap uang syariah
adalah memenuhi kebutuhan transaksi
(money demand for transaction), bukan untuk
Pengertian
P U A S
spekulasi atau trading. Hal ini disebabkan
Islam tidak mengenal spekulasi (money
demand for speculation).

02
Pasar uang syariah (PUAS) adalah pasar yang
memperperdagangkan surat berharga yang diterbitkan
berkaitan dengan penempatan atau peminjaman uang dalam
jangka pendek (satu tahun atau kurang dari satu tahun) untuk
memobilisasi sumber dana jangka pendek dan memanage
likuiditas secara efisien, dapat memberikan keuntungan dan
sesuai dengan syariah.

03 Barang yang ditransaksikan adalah secarik kertas berupa


surat utang atau janji untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada waktu tertentu pula. Surat-surat berharga yang
diperdagangkan di dalam pasar uang bervariasi, dapat surat
berharga yang berjangka kurang dari satu tahun sampai
dengan surat berharga yang berjangka lima tahun, tetapi
pada kenyataannya sebagian besar aktiva keuangan yang
diperdagangkan di pasar uang adalah surat berharga yang
berjangka kurang dari satu tahun.
Persamaan fungsi PUAS dan Konvensional
1. Merupakan instrumen likuiditas yang fungsinya memudahkan perbankan yang
mengalami kesulitan likuiditas, baik berupa kekurangan maupun kelebihan likuiditas.
Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, ia dapat menggunakan instrumen pasar uang
untuk menginvestasikan dananya. Apabila kekurangan likuiditas, ia dapat
menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai.
2. Memiliki jangka waktu paling lama 90 hari atau merupakan jenis investasi jangka
pendek; pembayaran dapat dilakukan dengan nota kredit melalui kliring atau bilyet
giro Bank Indonesia atau transfer dana secara elektronis.

Perbedaan PUAS dan Pasar Uang Konvensional

No. Syariah Konvensional

1. Tidak mendasarkan transaksinya pada suku Mendasarkan transaksinya pada suku bunga.
bunga, tetapi pada pola bagi hasil
2. Peserta meliputi bank syariah dan bank Hanya bank konvensional
konvensional
3. Peranti yang digunakan adalah sertifikat IMA Promes atau promisary notes
(Sertifkat Mudharabah Antar Bank)
4. IMA hanya dapat dialihkan kali Promes dapat berulang-ulang selama belum
jatuh tempo.
5. Dalam perhitungan imbalan peranti utama, Bunga merupakan komponen utama perhitungan
PUAS tidak mengikutkan komponen bunga. imbalan.

6. Resiko lebih kecil dan bertransaksi Resiko lebih besar dalam bertransaksi

7. IMA tanda penyertaan modal Negotiable instrumen


Tujuan PUAS
Adalah memberikan alternatif, baik bagi lembaga keuangan
bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana atau
menanamkan dananya sesuai dengan syariat Islam.

Manfaat PUAS
1. Perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka
pendek.
2. Penghimpun dana berupa surat-surat berharga jangka pendek.
3. Sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi.
4. Perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit
jangka pendek pada perusahaan di Indonesia.

Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara


tidak langsung) oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi
terbuka karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh
bank sentral, yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang
dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU) sebagai instrumennya.
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran
umum atau perusahaan publik yang dapat
Kriteria Emiten Menurut Syariah menerbitkan efek syariah menurut fatwa Dewan
Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Pasal 3.

01
Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan emiten atau
perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

02
Jenis kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, antara lain:
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
2. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional;
3. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram;
4. Produsen, distributor, dan penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;
5. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada
lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.

03 Emiten atau perusahaan publik yang bermaksud menerbitkan efek syariah wajib untuk menandatangani dan
memenuhi ketentuan akad yang sesuai dengan syariah atau efek syariah yang dikeluarkan.

04
Emiten atau perusahaan yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin usahanya memenuhi prinsip-prinsip
syariah dan memiliki Shariah Complience Officier.

05
Dalam hal emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah sewaktu-waktu tidak memenuhi persyaratan
tersebut, efek yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan sebagai efek syariah.
Landasan atau dalil dalam PUAS
"... Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .....(Q.S. Al-
Baqarah [2]:275). Riba adalah sebuah ketentuan nilai tambahan dengan
melebihkan jumlah nominal pinjaman saat dilakukan pelunasan.

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta


sesamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan
yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu....” (Q.S. An-nisa
[4]: 29)
Ada beberapa hadis nabi yang berkaitan dengan pasar uang
syariah, yaitu sebagai berikut.
1. Riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf, yaitu "Kaum muslimin
terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat, kecuali
syarat mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram."
2. Riwayat Muslim, Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Daud, dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah "Rasulullah SAW. melarang jual
beli yang mengandung gharar (tdk atau apa yang dijual
belikan)".
3. Riwayat Ibnu Majah dari 'Ubadah bin Shamit, riwayat
Ahmad dari Ibnu 'Abbas dan riwayat Imam Malik dari
Yahya "Tidak boleh membahayakan orang lain dan
menolak bahaya dengan bahaya."
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 37/DSN-MUI/X/2002, pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah
adalah atas pertimbangan berikut :
1. Bank syariah dapat mengalami kekurangan likuiditas disebabkan oleh perbedaan jangka waktu antara
penerimaan dan penanaman dana atau kelebihan likuiditas yang dapat terjadi karena dana yang
terhimpun belum dapat disalurkan kepada pihak yang memerlukan.
2. Dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan dana, bank yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah memerlukan adanya pasar uang antarbank.
3. Untuk memenuhi keperluan itu, dipandang perlu penetapan fatwa tentang pasar uang antarbank
berdasarkan prinsip syariah. antara keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 37/DSN-MUI/X/2002
tentang pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah Di adalah sebagai berikut.

Ketentuan Umum PUAS :


1. Pasar uang antar bank yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu pasar uang antar bank yang berdasarkan
bunga.
2. Pasar uang antar bank yang dibenarkan menurut syariah, yaitu pasar uang antar bank yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.
3. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antar
peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
4. Peserta pasar uang sebagaimana tersebut dalam butir 3 adalah: (a) bank syariah sebagai pemilik atau
penerima dana; dan (b) bank konvensional hanya sebagai pemilik dana.

Ketentuan Khusus PUAS :


1. Akad yang dapat digunakan dalam pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah adalah
mudharabah (muqadharah)/qiradh; musyarakah; qard; wadi'ah; Ash-Sharaf.
2. Pemindahan kepemilikan instrumen pasar uang sebagaimana tersebut dalam butir (1) menggunakan
akad-akad syariah yang digunakan dan hanya boleh dipindahtangankan sekali.
Macam-macam Akad Dalam PUAS

1. Mudharabah 2. Musyarakah 3. Al-Qardh 4. Wadiah 5. Ash-Sharf


yaitu akad kerja sama yaitu akad kerja sama yaitu akad pembiayaan (titipan uang, barang dan (jual beli valuta asing).
suatu usaha antara dua antara dua pihak atau kepada nasabah tertentu surat-surat berharga),
pihak yang pihak pertama lebih untuk usaha tertentu, dengan ketentuan bahwa yaitu akad seseorang
(malik, shahib al-maal) yang masing-masing pihak nasabah wajib kepada yang lain dengan
menyediakan seluruh memberikan kontribusi mengembalikan dana menitipkan suatu benda
modal, sedangkan pihak dana (modal) dengan yang diterimanya kepada untuk dijaga secara layak
kedua ('amil, mudharib, ketentuan bahwa lembaga keuangan (sebagaimana halnya
nasabah) bertindak selaku keuntungan dan risiko syariah pada waktu yang kebiasaan).
pengelola, dan akan ditanggung bersama telah disepakati oleh
keuntungan usaha dibagi sesuai dengan lembaga keuangan
di antara mereka sesuai kesepakatan. syariah dan nasabah.
dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak.
Hal-hal yang dilarang dalam PUAS
1. Manipulasi (Tadlis)
Manipulasi merupakan tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek itu
tidak cacat. Praktik tadlis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) menyembunyikan cacat barang
2) menghiasi dan memperindahnya dengan sesuatu yang menyebabkan harganya bertambah. Tadlis di pasar modal biasanya berkaitan dengan
transparansi informasi dan emiten berisiko tinggi.

DSN-MUI mengklarifikasi tindakan yang termasuk dalam tadlis dipasar modal, yaitu sebagai berikut.
1) Front running, yaitu tindakan anggota bursa efek yang melakukan transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi
bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek yang diperkirakan memengaruhi harga pasar, tujuannya untuk meraih
keuntungan atau mengurangi kerugian.
2) Misleading information (informasi menyesatkan), yaitu membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan sehingga memengaruhi harga efek di bursa efek.

2. Taghir
Taghir merupakan upaya memengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar orang lain terdorong
untuk melakukan transaksi. Taghir dikaitkan dengan perilaku spekulasi yang tidak wajar. Hukum Islam menolak kontrak yang mengandung elemen
spekulasi yang signifikan (gharar fahish) karena tidak adanya pertukaran harta yang sepadan. Oleh karena itu, Islam secara tegas melarang semua
bentuk permainan undian dan perjudian.
Spekulasi dalam Islam sering diidentikkan dengan istilah gharar dan maisir/qimar.
1) Gharar adalah setiap aktivitas yang di dalamnya mengandung elemen ketidakpastian, risiko permainan, informasi yang tidak akurat, kontrak yang
rumit, ketidakjelasan, atau tipu daya.
2) Maisir dan qaimar termasuk bagian dari transaksi yang mengandung gharar. Kata maisir/qimar secara bahasa berarti perjudian.

DSN-MUI mengklarifikasi tindakan yang termasuk dalam kategori taghir di pasar modal, yaitu sebagai berikut.
1) Wash sale, yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan dan manfaatnya atas
transaksi saham tersebut. Tujuannya membentuk harga naik, turun, atau tetap dengan memberikan kesan seolah-olah harga terbentuk melalui
transaksi yang berkesan wajar serta memberikan kesan bahwa efek tersebut aktif diperdagangkan.
2) Pre-arranger trade, yaitu transaksi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan karena adanya perjanjian
pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya adalah membentuk harga atau kepentingan lainnya, baik di dalam maupun di luar bursa.
3. Najash
Najash, yaitu tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membeli, untuk menimbulkan kesan bahwa banyak
pihak yang berminat membelinya.
Berikut tindakan najash dalam pasar modal.
1) Pump and dump, yaitu aktivitas transaksi suatu efek yang diawali pul oleh pergerakan harga uptrend yang disebabkan oleh serangkaian alay
transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai vant level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihak yang
berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan
dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk menjual harga tinggi agar memperoleh keuntungan.
2) Hype and dump, yaitu transaksi suatu efek yang diawali pergerakan suatu saham uptrend (tren naik) disertai adanya informasi positif yang tidak
benar, dilebih-lebihkan, misleading, dan disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang bertujuan membentuk harga naik hingga
mencapai level harga tinggi. Setelah harga mencapai level tinggi, pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi melakukan
serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Pola ini mirip dengan transaksi pump
and dump yang tujuannya menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.
3) Creating fake demand/supply (permintaan/penawaran palsu), yaitu adanya pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada level harga
terbaik, tetapi jika order beli/jual telah mencapai best price, order itu di-delete atau di-amand (baik dalam jumlahnya atau diturunkan level harganya)
secara berulang-ulang. Tujuannya adalah memberikan kesan bahwa pasar seolah-olah terdapat supply/demand yang tinggi sehingga pasar
terpengaruh untuk membeli/menjual.

4. Penimbunan (Ihtikar)
Penimbunan, yaitu membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya untuk dijual kembali pada saat
harga mahal.
Tindakan menimbun ini dalam pasar modal sebagai berikut.
1) Polling interest, yaitu aktivitas transaksi yang dilakukan sekelompok anggota bursa efek tertentu dengan tujuan efek terkesan liquid (mudah
dicairkan), baik disertai pergerakan harga maupun tidak, pada periode tertentu. Selain itu, volume transaksi setiap hari dalam periode tersebut selalu
dalam jumlah yang hampir sama dan dalam kurun periode tertentu, aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara drastis. Tujuannya adalah
menciptakan kesempatan untuk menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tersebut sebagai benchmark (acuan).
2) Cornering, yaitu pola transaksi yang terjadi pada saham dengan kepemilikan publik yang sangat terbatas. Para pemegang saham mayoritas
menciptakan suplai semu yang menyebabkan harga gs menurun pada pagi hari yang mendorong investor publik melakukan short selling. Kemudian,
pemegang saham mayoritas melakukan pembelian sehingga harga meningkat pada sesi sore hari. Hal ini menyebabkan pelaku short selling
mengalami gagal serah atau mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian dengan harga yang lebih mahal.
5. Ghish
Ghish merupakan salah satu bentuk tadlis.
Tindakan yang termasuk ghish dalam pasar modal, yaitu sebagai berikut:
1) Marking at the closet (pembentukan harga penutupan), yaitu penetapan order jual/beli yang dilakukan pada akhir hari perdagangan untuk harga
penutupan sesuai dengan yang diinginkan, baik meningkat, menurun, maupun tetap dibandingkan dengan harga penutupan sebelumnya.
2) Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok anggota bursa tertentu dengan peran sebagai pembeli dan penjual secara bergantian yang
dilakukan dengan volume yang berkesan wajar. Harga yang diakibatkannya dapat tetap, naik, atau turun. Tujuannya adalah memberikan kesan
bahwa suatu efek aktif diperdagangkan.

6. Ghabn Fahish
Ghabn fahish adalah ketidakseimbangan antara dua barang (objek) yang dipertukarkan dalam suatu akad, baik kualitas maupun kuantitasnya.
DSN-MUI mengklarifikasi kegiatan yang dikategorikan ghabn fahish adalah insider trading (perdagangan orang dalam), yaitu kegiatan ilegal di
lingkungan pasar finansial untuk mencari keuntungan dengan cara memanfaatkan informasi internal, misalnya rencana atau keputusan perusahaan
yang belum dipublikasikan.

7. Bai' Al-Ma'dun
Bai' al-ma'dun (jual kosong) adalah jual beli yang objeknya tidak ada pada saat akad atau jual beli atas barang yang tidak dimiliki penjual. Termasuk
dalam bai' al-ma'dun dalam pasar modal adalah short selling, yaitu cara yang digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki dengan harga
tinggi dengan harapan membeli kembali pada saat harga turun. Praktik ini dianggap tidak sah karena merupakan perdagangan tanpa kepemilikan
yang sah.

8. Riba
Riba adalah tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan pembayaran secara mutlak. Dalam praktik pasar modal, hal
yang dikategorikan riba adalah margin trading (transaksi dengan pembiayaan), yaitu melakukan transaksi atas efek dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga (riba) atas kewajiban penyelesaian pembelian efek.
Instrumen yang digunakan dalam PUAS
Instrumen yang digunakan dalam PUAS adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank (SIMA).
Persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerbitkan sertifikat ini adalah mencantumkan:
1. Kata-kata "Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank”.
2. Tempat dan tanggal penerbitan SIMA.
3. Nomor seri SIMA.
4. Nilai nominal investasi.
5. Nisbah bagi hasil.
6. Jangka waktu investasi; tingkat indikasi imbalan.
7. Tanggal pembayaran nominal atau imbalan.
8. Tempat pembayaran.
9. Nama bank penenam dana.
10. Nama bank penerbit dan tanda tangan pejabat yang berwenang; berjangka waktu paling lama 90 hari.
11. Diterbitkan oleh kantor pusat bank syariah atau unit usaha syariah lainnya.

Bank syariah yang telah menerbitkan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari'ah (SIMA) wajib melaporkan kepada Bank
Indonesia pada hari penerbitan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari'ah (SIMA) tersebut mengenai hal-hal:
1. Nilai nominal investasi
2. Nisbah bagi hasil.
3. Jangka waktu investasi;
4. Tingkat indikasi imbalan Sertifikat IMA.
Bank-bank yang boleh melakukan penerbitan atas Sertifikat IMA adalah sebagai berikut.
1. Kantor pusat bank syariah, yaitu bank yang seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.
2. Unit Usaha Syariah (UUS), yaitu kantor pusat dari kantor-kantor cabang syariah dari bank umum yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah.
3. Bank-bank yang diperbolehkan untuk menjadi penanam modal pada Sertifikat IMA adalah kantor pusat bank syariah, yaitu bank yang
seluruh kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah serta kantor pusat unit usaha syariah ataupun kantor pusat bank umum yang
menjalankan kegiatan usaha perbankan secara konvensional.
Mekanisme pasar uang hanya dapat berfungsi dengan baik apabila dipenuhi beberapa syarat berikut.

1. Cukup banyak instrumen sebagai pengganti 2. Ada lembaga keuangan yang bersedia
uang yang dapat diperdagangkan. Uang yang menjadi pencipta pasar (market maker),
diperdagangkan harus mempunyai bentuk lembaga inilah yang akan menyimpan
(instrumen) tertentu, antara lain Sertifikat instrumen pasar uang dan akan menjualnya
Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar pada unit yang mempunyai kelebihan dana
Uang (SBPU), sertifikat deposito, dan call jangka pendek, atau membelinya dari unit
money. yang kekurangan dana jangka pendek. Di
Indonesia fungsi ini dijalankan oleh Ficorinvest
yang sering disebut security house.

3. Prasarana komunikasi yang memadai. 4. Informasi keuangan yang dapat dipercaya,


yaitu data keuangan perusahaan yang
mengeluarkan SBPU, agar setiap peminat
dapat membuat penelitian mengenai keadaan
perusahaan.
Mekanisme PUAS

Call money; dapat diperdagangkan secara langsung antarbank dan biasanya dilakukan melalui telepon.
01 Hal ini dilakukan karena kebutuhan likuiditas bank biasanya mendesak, baik karena kekurangan dalam
kliring maupun untuk memenuhi kebutuhan kewajiban likuiditas.

SBI dan SBPU harus diperdagangkan melaui security house (Ficorinvest) sebagai perantara antara
pemilik dan pemakai, melalui jual beli surat-surat berharga dengan mekanisme; BI menjual SBI kepada 02
Ficorinvest, kemudian pada lembaga-lembaga keuangan.

Mekanisme untuk SBPU; nasabah, baik badan usaha maupun perseorangan mengeluarkan surat aksep
atau wesel untuk mendapatkan dana dari bank atau lembaga keuangan nonbank, kemudian surat-surat
03 berharga ini diperjualbelikan oleh bank atau lembaga keuangan nonbank melalui security house yang
akan memperjualbelikan dengan BI.
Mekanisme Penyelesaian Transaksi IMA
1 2 3 3 5

Sertifikat Investasi Bank penanam dana pada Pemindahtanganan Sertifikat Pada saat Sertifikat Investasi IMA Penghitungan imbalan
Mudharabah Antar Bank Sertifikat Investasi IMA Investasi IMA hanya dapat jatuh tempo, penyelesaian Sertifikat Investasi IMA
Syari'ah (IMA) yang melakukan pembayaran pada dilakukan oleh pihak bank transaksi dilakukan oleh bank dihitung berdasarkan tingkat
diterbitkan oleh bank bank penerbit Sertifikat IMA penanam dana pertama, penerbit Sertifikat Investasi IMA realisasi imbalan Sertifikat
pengelola dana dalam dengan menggunakan nota sedangkan bank penanam dana dengan melakukan pembayaran Investasi IMA mengacu pada
rangkap tiga. Lembar pertama kredit melalui kliring, atau bilyet kedua tidak diperkenankan untuk kepada pemegang sertifikat tingkat imbalan Deposito
dan kedua wajib diserahkan giro Bank Indonesia dengan memindahtangankan pada bank terakhir sebesar nilai nominal Investasi Mudharabah pada
pada bank penanam dana melampiri lembar kedua lain sampai berakhirnya jangka investasi (face Value) dengan bank penerbit sesuai dengan
sebagai bukti penanaman Sertifikat Investasi Mudharabah waktu. Artinya, Sertifikat IMA hanya menggunakan nota kredit melalui jangka waktu penanaman.
dana, sedangkan lembar Antar Bank Syari'ah (IMA) atau sekali dapat dipindahtangankan. kliring, menggunakan bilyet giro
ketiga digunakan sebagai dengan transfer dana elektronik Hal ini dimaksudkan agar bank Bank Indonesia atau menggunakan
arsip bagi bank penerbit yang disertai dengan penerbit Sertifikat IMA dapat transfer dana secara elektronik.
dana. penyampaian lembar kedua memperlakukan pembayaran pada Adapun imbalan Sertifikat Investasi
Sertifikat Investasi Mudharabah bank yang berhak. Oleh karena itu, IMA akan dibayarkan pada
Antar Bank Syari'ah (IMA) pada bank pemegang sertifikat terakhir hari kerja pertama bulan
Bank Indonesia. wajib memberitahukan kepemilikan berikutnya.
sertifikat tersebut pada bank
penerbit Investasi IMA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai