Anda di halaman 1dari 34

JHONNI SINAGA

1601027012
BANK SYARIAH
PENGERTIAN
UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah),
serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang
haram.
Bank Syariah menjalankan fungsi sosial seperti lembaga baitul mal,
yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah
atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA (1983 – 2008)


• Diberikan keleluasaan penentuan tingkat suku bunga, termasuk nol persen (atau
1983 peniadaan bunga sekaligus).
• Pemerintah mengeluarkan Pakto 1988 yang memperkenankan berdirinya bank-
1988 bank baru termasuk bank syariah.
• Berdirinya Bank Muamalat sebagai pelopor bank syariah di Indonesia
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Cendiakiawan Muslim
1991 Indonesia (ICMI).
BANK SYARIAH

• Lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun


1992 tentang perbankan, telah memungkinkan bank syariah beroprasi
1998 sepenuhnya sebagai Bank Umum Syariah (BUS) atau dengan membuka Unit
Usaha Syariah (UUS).

• Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang haramnya


16 Des bunga bank.
2003

• Lahirnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.


2008

• Telah berdiri 6 BUS dan 25 UUS dengan total aset sebesar


Okt. Rp.59,68 triliun.
2009

Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, mengatur tentang peluang


usaha syariah bagi bank konvensional. Perbankan syariah memulai
perkembangan dengan berdirinya Bank Syariah Mandiri pada 1999
dan Unit Usaha Syariah (UUS ) Bank BNI pada tahun 2000 serta
bank-bank syariah dan UUS lain pada tahun-tahun berikutnya.
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
BANK SYARIAH
TUJUAN BANK SYARIAH
Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berazaskan
pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian.
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.

FUNGSI BANK SYARIAH


1. Menghimpun Dana Masyarakat
Pertama, menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana.
Bank syariah mengumpulkan atau menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadiah dan dalam
bentuk investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah.
Al-wadiah adalah akad antara pihak pertama (masyarakat) dengan pihak
kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan dananya kepada bank dan
1 pihak kedua, bank menerima titipan untuk dapat memanfaatkan titipan pihak
pertama dalam transaksi yang diperbolehkan dalam Islam.
Al-mudarabah merupakan akad antara pihak pertama yang memiliki dana
kemudian menginvestasikan dananya kepada pihak lain yang mana dapat
2 memanfaatkan dana yang diinvestasikan dengan tujuan tertentu yang
diperbolehkan dalam syariat islam.
BANK SYARIAH
2. Penyalur Dana Kepada Masyarakat

Menyalurkan dana kepada masyarakat yang


membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh
pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi
semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Bank
1 syariah akan memperoleh return atas dana yang
disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank
syariah atas penyaluran dana ini tergantung pada
akadnya.

Menyalurkan dana kepada masyarakat dengan


menggunakan bermacam-macam akad, antara lain akad
jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha.
Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh bank
2 atas penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin
keuntungan. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas
penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan
akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.
BANK SYARIAH
3. Memberikan Pelayanan Jasa Bank

Memberikan pelayanan jasa perbankan kepada


nasabahnya. Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
menjalankan aktivitasnya. Berbagai jenis produk
1 pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah
antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat berharga dan lain
sebagainya.

Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang diharapkan


oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank
yang berasal dari fee atas pelayanan jasa bank. Beberapa
bank berusaha untuk meningkatkan teknologi informasi agar
2 dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah.
Bank syariah berlomba-lomba untuk berinovasi dalam
meningkatkan kualitas produk layanan jasanya. Dengan
pelayanan jasa tersebut, maka bank syariah mendapat imbalan
berupa fee yang disebut fee based income.
BANK SYARIAH
Prinsip Dasar Dalam Perbankan Syariah

Larangan terhadap transaksi yang mengandung Barang atau


1 Jasa yang diharamkan.

Larangan terhadap Transaksi yang Diharamkan Sistem dan


2 Prosedur Perolehan Keuntungannya.

1) Larangan Terhadap Transaksi Yang Mengandung Barang Atau


Jasa Yang diharamkan.

Larangan terhadap transaksi yang mengandung barang atau jasa


yang diharamkan sering dikaitkan dengan prinsip muamalah yang
ketiga, yaitu keharusan menghindar dari kemudaratan. Alquran dan
Sunah Nabi Muhammad SAW, sebagai sumber hukum dalam
menentukan keharaman suatu barang atau jasa, menyatakan
secara khusus berbagai jenis bahan yang dinyatakan haram untuk
dimakan,diminum dan dipakai oleh seorang muslim.
BANK SYARIAH
2) Larangan terhadap Transaksi yang Diharamkan Sistem Dan
Prosedur Perolehan Keuntungannya.

Beberapa hal yang masuk kategori transaksi yang diharamkan


karena sistem dan prosedur perolehan keuntungannya tersebut
adalah :
Tadlis, Transaksi yang mengandung hal pokok yang tidak diketahui oleh
1 salah satu pihak.

Gharar, Transaksi gharar memiliki kemiripan dengan tadlis. Dalam tadlis,


2 ketiadaan informasi terjadi pada salah satu pihak, sedangkan dalam gharar
ketiadaan informasi terjadi pada kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.
Bai’ Ikhtikar, merupakan bentuk lain dari transaksi jual beli yang
3 dilarang oleh syariah islam. Ikhtikar adalah mengupayakan adanya
kelangkaan barang dengan cara menimbun.
Bai’ Najasy, adalah tindakan menciptakan permintaan palsu,
4 seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk,sehingga
harga jual produk akan naik.
Maysir, Ulama dan Fuqaha mendefinisikan maysir sebagai suatu
5 permainan di mana satu pihak akan memperoleh keuntungan
sementara pihak lainnya akan menderita kerugian.
Riba, adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa
6 adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan
tersebut.
BANK SYARIAH
AKAD-AKAD DALAM BANK SYARIAH

1. AKAD TABARRUK : MEMINJAMKAN HARTA

QARDH, adalah peminjaman tanpa mensyaratkan suatu


1 apapun dalam jangka waktu tertentu dan bank tidak
diperkenankan untuk meminta imbalan.

RAHN, adalah berutang atau meminjamkan sesuatu yang


2 disertai penyerahan jaminan tertentu.

HAWALAH, pemberian pinjaman yang disertai dengan


3 jaminan objek anjak piutang (pengalihan piutang).

KHAFALAH, ikut menanggung wanprestasi yang dilakukan oleh


4 seseorang atau sudut pihak.
BANK SYARIAH
2. AKAD TABARRUK : MEMINJAMKAN JASA

WAKALAH, melakukan sesuatu untuk mewakili orang


1 lain atau pihak tertentu.

WADIAH, menawarkan jasa untuk melakukan


2 pemeliharaan atau penitipan sesuatu.

WAKAF, memberikan sesuatu kepada pihak lain


3 dengan tujuan untuk kepentingan umum dan agama.

HIBAH, SEDEKAH & HADIAH, pemberian yang dilakukan


secara sukarela kepada pihak lain. Akad tabarruk yang telah
4 disepakati tidak boleh diubah menjadi akad tijarah (komersial)
tanpa persetujuan kedua pihak.
BANK SYARIAH
2. AKAD TIJARAH : NATURAL CERTAINTY CONTRACT (NCC)
AKAD JUAL BELI

AL BA’I NAQDAN, jual beli yang biasa dilakukan secara tunai.


1 Penyerahan uang dan barang dilakukan secara bersamaan.

AL BA’I MUAJJAL, jual beli yang barangnya diserahkan di awal,


2 tetapi pembayarannya dilakukan kemudian dengan cara mencicil
atau sekaligus.

MURABAHAH, jual beli yang dilakukan secara terbuka


3 sehingga pembeli mengetahui keuntungan yang didapat
penjual.

SALAM, jual beli yang dilakukan dengan cara pembayaran


4 sekaligus diawal transaksi, namun barangnya diserahkan
pada akhir periode yang diperjanjikan.

ISTISHNA, jual beli yang pembayarannya dilakukan secara


5 bertahap (mencicil) dan barang diserahkan pada akhir periode yang
diperjanjikan.
BANK SYARIAH
AKAD SEWA MENYEWA

IJARAH, sewa menyewa untuk mendapatkan manfaat barang atau


1 upah-mengupah tenaga kerja tanpa ada perubahan kepemilikan
terhadap objek yang diperjanjikan.

IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK (IMBT), sewa menyewa untuk


2 mendapatkan manfaat barang dan diikuti dengan perubahan
kepemilikan terhadap objek yang diperjanjikan.

3. AKAD TIJARAH : NATURAL UNCERTAINTY CONTRACT (NUC)

Kontrak para pihak yang mencapuradukkan asetnya (real asset


atau financial asset) menjadi satu kesatuan dan sanggup
menanggung risiko secara bersama tanpa menawarkan keuntungan
yang pasti.
BANK SYARIAH

a. MUSYARAKAH

Mufawadhah, para pihak yang berserikat


1 mencampurkan modal dalam jumlah yang sama.

‘Inan, para pihak yang berserikat mencampurkan


2 modal dalam jumlah yang tidak sama.

Wujuh (wajah), merupakan kerjasama yang


3 mencampurkan antara modal dengan reputasi
atau nama baik ( wujuh atau wajah ).

‘Abdan, Merupakan kerjasama yang mencampurkan jasa antara


mereka yang berserikat misalnya konsultan teknologi informasi
4 bergabung dengan konsultan keuangan untuk mengerjakan proyek
suatu bank syariah.
BANK SYARIAH

b. MUDHARABAH

Merupakan percampuran modal dengan jasa (keterampilan atau


keahlian). Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah (porsi bagi
hasil dalam persentase) yang telah disepakati. Kerugian
ditanggung oleh penyandang modal (shahibul maal), sedangkan
yang mendistribusikan jasanya kehilangan waktu dan peluang
finansial.

Al-Mudharabah
Nasabah sebagai penyandang dana bertindak sebagai shahibul maal
dan bank sebagai mudharib (pengelola dana). Sedangkan pada skim
pembiayaan, bank bertindak sebagai shahibul maal dan pengelola
usaha bertindak sebagai mudharib.

Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu, sedangkan


bagi hasil dibagi secara periodik dengan nisbah yang disepakati.
Setelah jatuh tempo, nasabah mengembalikan jumlah dana tersebut
beserta porsi bagi hasil yang menjadi bagian bank.
BANK SYARIAH
Pembiayaan Mudharabah dapat digambarkan :

Al-Musyarakah
Akad antara dua orang atau lebih dengan menyertakan modal dan
dengan keuntungan dibagi sesama mereka menurut porsi yang
disepakati. Musyarakah lebih dikenal dengan sebutan syarikat,
merupakan gabungan pemegang saham untuk membiayai suatu
proyek, keuntungan dari proyek tersebut dibagi menurut presentse
yang disetujui dan seandainya proyek tersebut mengalami kerugian,
maka beban kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pemegang
saham secara proporsional.
BANK SYARIAH
Pembiayaan Musyarakah dapat digambarkan :

Prinsip Jual Beli dalam Bank Syariah

1. Bai'as-Salam
2. Bai'al-Murabahah
3. Bai’ Al-Istihna’
4. Al-Ijarah (Leasing)
5. Al-Wakalah (Amanat)
6. Al-Kafalah (Garansi)
7. Al-Hawalah
8. Ar-Rahn
BANK SYARIAH
Alur transaksi salam dapat digambarkan :

SUMBER PERMODALAN BANK SYARIAH

1. Modal Inti (Core Capital).


2. Kuasi Ekuitas.
3. Wadiah.
BANK SYARIAH

MODAL INTI (CORE CAPITAL)

Modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal
yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.

Modal yang disetor oleh para pemegang saham. Modal ini timbul apabila
1 pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham.

Modal cadangan yaitu modal dari sebagian laba yang tidak dibagi
2 disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kemudian.

Laba ditahan, maksudnya adalah sebagian laba yang seharusnya dibagi


3 kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham ditanam
kembali untuk menambah dana modal.

Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap


kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para
pemegang rekening titipan (wadiah) atau pinjaman (qard), terutama
atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadi’ah
atau qard.
BANK SYARIAH
KUASI EKUITAS
Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah yaitu
akad kerja sama antara pemilik dan (shahibul maal) dengan pengusaha
(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama dan pemilik dana
tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Dalam
kedudukannya sebagai mudharib, bank menjadi jasa bagi para
investor berupa :

Rekening investasi umum di mana bank menerima simpanan dari


1 nasabah yang mencari kesempatan investasi dalam bentuk investasi
berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.

Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer


investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan
2 lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka
pada unit-unit usaha atau proyek yang mereka setujui.

Rekening tabungan mudharabah, prinsip mudharabah juga bisa


digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Bank syariah
3 melayani tabungan mudharabah dalam bentuk target yang dimaksudkan
untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka
atau waktu tertentu, rekening ini tidak diberikan fasilitas ATM.
BANK SYARIAH
WADIAH

Dana titipan adalah dana pihak ketiga pada pihak bank pada umumnya
berupa giro dan tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang
menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan mereka dan
memperoleh keluasan untuk menarik dananya kembali.

PRODUK BANK SYARIAH POPULER DI INDONESIA

1. Tabungan Syariah
Tabungan syariah terikat dengan adanya kesepakatan atau akad antara
nasabah dan bank, yaitu akad mudharabah tentang simpanan yang
pengelolaannya diberikan kepada bank dengan sistem bagi hasil. Ada
pula yang menerapkan akad wadi’ah, yang artinya tabungan yang kita
simpan tidak mendapatkan keuntungan karena hanya dititip, tidak ada
bunga yang diterima oleh nasabah akan tetapi bank memberikan
hadiah atau bonus kepada nasabah.
BANK SYARIAH
2. Deposito syariah
Deposito syariah adalah produk simpanan berjangka yang dikelola
bank syariah. Produk ini bisa didapatkan untuk nasabah perorangan
dan perusahaan dengan menggunakan prinsip mudharabah.
Deposito syariah bisa ditarik setelah jangka waktu simpanan telah
berakhir atau jatuh tempo, yaitu pilihan 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12
bulan, hingga 24 bulan.

Keuntungan deposito di bank syariah berupa nisbah atau bagi hasil


menggunakan akad mudharabah. Umumnya, nisbah yang
ditawarkan adalah 60:40 untuk nasabah dan bank. Melihat angka
tersebut, nggak heran kalau banyak kalangan menilai keuntungan
deposito bank syariah lebih tinggi.

3. Gadai Syariah
Gadai syariah adalah produk pinjaman tunai dari bank syariah
kepada nasabahnya. Khususnya dalam hal ini, gadai syariah
menggunakan akad rahn atau ijarah. Sebagai syarat utama, nasabah
wajib menyerahkan barang jaminan.
BANK SYARIAH
Pada penerapannya, jika nasabah atau debitur tidak sanggup
melunasi cicilan, barang jaminan akan dijual untuk menutupi utang.
Jika harga jualnya melebihi utang, kelebihannya akan dikembalikan
kepada debitur.
4. Pembiayaan atau Pinjaman Syariah
Pinjaman syariah adalah produk pinjaman dari bank syariah. Nasabah
wajib melunasi pinjaman tersebut dalam bentuk pembayaran langsung
atau cicilan. Transaksi semacam ini tidak tidak tergolong riba selama
bertujuan tolong-menolong dan tetap mengikuti syariat. Keuntungan
bank didapatkan dari margin harga beli barang di toko dengan harga
jual kepada nasabah. Biasanya pinjaman seperti ini menggunakan
akad murabahah.
5. Giro Syariah
Giro syariah adalah produk simpanan di bank syariah yang dana bisa
ditarik dengan menggunakan cek atau bilyet giro selain kartu ATM.
Nasabah giro, disebut juga dengan giran, bisa dari perorangan atau
badan hukum yang membutuhkan kemudahan bertransaksi dalam
jumlah yang sangat besar kapan saja.
BANK SYARIAH
Konsep giro sebagai produk perbankan syariah adalah wadiah atau
titipan. Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa giro yang dibenarkan syariah adalah giro
berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah. Akad mudharabah
pada giro syariah adalah akad kerjasama antara nasabah sebagai
penyimpan dana (shahibul maal) sedang bank syariah sebagai pihak
yang mengelola dana (mudharib).
TUGAS
1. Tn. Seron Sidik memiliki rekening giro wadiah di Bank Syariah
Pangkal Pinang dengan saldo rata-rata pada bulan mei 2003
adalah Rp.1.000.000,-. Bonus yang diberikan Bank Syariah
Pangkal Pinang kepada nasabah adalah 30% dengan saldo rata-
rata minimal Rp.500.000,-. Diasumsikan total dana giro wadiah di
Bank Syariah Pangkal Pinang adalah Rp.1.000.000,-. Pendapatan
Bank Syariah pangkal pinang dari penggunaan giro wadiah adalah
Rp.100.000.000,-. Berapa bonus yang diterima oleh Tn.Seron Sidik
pada akhir bulan mei 2003 ?

2. Tn. Ami Arup memiliki tabungan di Bank Syariah Tanjung Pandan.


Pada bulan Juni 2003 Saldo rata-rata tabungan Tn. Armi Arup
adalah sebesar Rp 1.000.000,-. Perbandingan bagi hasil (nisbah)
antara Bank Syariah Tanjung Pandan dengan deposan adalah
40:60. saldo rata-rata tabungan per bulan di seluruh Bank Syariah
Tanjung pandan adalah Rp 5.000.000.000,-. Kemudian pendapatan
di Bank Syariah Tanjung Pandan yang dibagihasilkan adalah Rp
800.000.000,-. Berapa keuntungan Tn. Ami Arup pada bulan yang
bersangkutan?
TUGAS
3. Tn. Adam Syah Irawan memiliki deposito sebesar Rp 100.000.000,-
untuk jangka waktu 1 bulan di bank Syariah Sungailiat. Bagi hasil
(nisbah) antara Bank Syariah Sungailiat dengan nasabah adalah
45:55. saldo rata-rata deposito per bulan di Bank Syariah Sungailiat
adalah Rp 8.000.000.000,-. Kemudian pendapatan yang
dibagihasilkan di Bank Syariah Sungailiat adalah Rp 500.000.000,-.
Berapa keuntungan Tn. Adam Syah Irawan dari nisbah yang
ditetapkan?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai