Oleh ; Kelompok II
A. DEFINISI
Menurut Bahasa
Bank berasal dari Bahasa Prancis dari kata “bangue” dan bahasa Italia dari
kata “banco” yang berarti peti, bangku, lemari. Lemari atau peti merupakan
simbol dari fungsi dasar bank umum yaitu tempat aman untuk menitipkan
uang dan penyedia alat pembayaran.
Syariah berasal dari Bahasa Arab dari kata “Syariah” berawal “syara`a”
yang artinya Jalan menuju mata air
Pengertian Umum
Bank Syariah merupakan Lembaga Keuangan yang berbasis Syariah Islam.
Dalam skala yang luas, bank Syariah merupakan Lembaga keuangan yang
memposisikan dirinya sebagai pemain aktif dalam mendukung dan
memainkan iklim inestasi bagi masyarakat.
b. SEJARAH
Inisiatif pendirian bank Syariah oleh MUI yang dimulai dari tahun
1990
Inisiatif pendirian bank Syariah dimulai sejak tahun 1990 ketika
Majelis Ulama Indonesia membentuk kelompok kerja untuk
mendirikan bank Syariah
Terbentuknya KKTP
Hasil kinerja Kelompok Kerja Tim Perbankan inilah yang
menghasilkan PT.Bank Muamalat Indonesia
c. dasar hukum
Berdasarkan Qur`an dan Hadist
1. Q.S An-Nisa ayat 29
“hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil”
2. Q.S Al-Baqarah ayat 275
“orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata jual beli adalah riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba
3. Q.S Al-Imron ayat 130
Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keuntungan
4. Hadist Riwayat Muslim dari Jabir Abdillah
“Rosulullah melaknat pemakan riba, orang yang memberi
riba,juru tulis, dan dua orang saksinya,beliau bersabda semuanya
sama saja”
Berdasarkan UUD
1. UU No.7 Tahun 1992 yang menjadi UU No.10 Tahun 1998
Dimaksudkan agar ada peningkatan peranan bank nasional sesuai
fungsi dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
Memberikan kesempatan kepada bank umum untuk mendirikan
bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha berdasar prinsip
Syariah, berikut beberapa prinsip Syariah tersebut :
a. Prinsip bagi hasil (Mudharabah)
b. Prinsip penyertaan modal (Musyarakah)
c. Prinsip jual beli barang untuk memperoleh keuntungan
(Murabahah)
d. Pembiayaan barang modal dengan sewa murni (ijarah)
e. Pemindahan hak milik barang yang disewa(Ijarah wa iqtina)
2. UU No. 23 Tahun 1999 yang diubah menjadi UU No. 3 Tahun
2004 tentang Bank
Menugaskan kepada bank Indonesia untuk mempersiapkan
perangkat aturan dan fasilitas penunjang lainnya guna mendukung
kelancaran operasional bank Syariah serta dual banking system.
3. UUD No.21 Tahun 2008 Tentang perbankan Syariah
Terdapat beberapa aspek penting seperti :
a. adanya kewajiban mencantumkan kata “Syariah” bagi bank
Syariah,kecuali bagi bank-bank Syariah yang telah beroperasi
sebelum berlakunya UUD tersebut.(pasal 5 angka 4)
b. Bagi bank umum konvensional(BUK) yang memiliki unit
usaha Syariah (UUS) diwajibkan mencantumkan nama
syariahh setelah nama bank (pasal 5 angka 5).
c. Tata kelola (corporate governance)
d. Prinsip kehati-hatian (prudential principles)
e. Manajemen resiko (risk management)
f. Penyelesaian sengketa
g. Otoritas fatwa (kekuasaan yang berkaitan dengan hokum
Islam)
h. Komite perbankan Syariah
i. Pembinaan dan pengawasan bank Syariah
2. Penyaluran Dana
Jika bank konvensional yang menyalurkan dana dengan pinjaman (hutang
yang disertai dengan bunga), bank Syariah menyalurkan dana dengan
prinsip berikut :
a. Jual beli
Jual beli dengan skema Murabahah
Penjual menyampaikan harga perolehan suatu barang dan menyekati
keuntungan yang akan diambil bersama dengan pembeli. Dalam hal
ini bank Syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai
pembeli.
Jual beli dengan skema salam
Seorang nasabah akan melakukan pelunasan pembayaran terhadap
harga yang disepakati terlebih dahulu sebelum barang diterima.
Jual beli dengan skema istishna`
Dilakukan berdasarkan pada pemberian tugas dari pembeli kepada
penjual yang juga produsen untuk menyediakan barang atau produk
sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya
kembali dengan harga yang disepakati.
c. Sewa-menyewa
Terdiri dari dua skema yaitu :
Ijarah
Transaksi perpindahan hak pakai (manfaat) suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu dengan cara membayar sewa atau upah tanpa
melalui perubahan status kemilikan.
Ijarah mumtahiya bittamiik
Kombinasi antara sewa-menyewa, jual beli dan hibah (pemberian
secara sukarela).
3. Jasa pelayanan
Jasa yang ditawarkan berdasar akad adalah sebagai berikut :
a. Wakalah
Yaitu serah terima dari seseorang kepada orang lain untuk
mengerjakan sesuatu yang tidak dapat ia lakukan. Perwakilan tersebut
tidak dapat mewakilkan lagi amanah tersebut kepada orang lain.
b. Hawalah
Transaksi yang timbul karena salah satu pihak memindahkan tagihan
utang seseorang kepada orang lain yang menanggungnya.
c. Kafalah
Pemberian jaminan yang dilakukan oleh pihak pertama, kepada pihak
kedua, dimana pihak pertama bertanggung jawab kembali atas
pembayaran suatu barang yang menjadi hak pihak kedua
d. Rahn
Penahanan asset (harta) nasabah sebagai agunan atau jaminan
tambahan pada pinjaman yang diberikan. Di dalam perekonomian
konvensional(non-syariah) Rahn disebut dengan Gadai.