Guru Pembimbing:
Drs. Munip
Disusun oleh :
Muhammad Julian Fatahillah (29) X–F
Ultri Mawaria Rista (34) X–F
Bilqis Zakkiyah Azizah (04) X–F
Eka Putri Indah Sari (11) X–F
Indira Sagita (17) X–F
Lusyana Nurul Azizah (22) X–F
Muh Reno Firdaus (27) X–F
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
BAB I
BANK SYARIAH
1.1 Definisi Bank Syariah
Menurut Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,
definisi bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syari’ah, yang terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Rakyat Syariah.
3. Jasa Pelayanan
Jasa pelayanan yang ditawarkan berdasarkan akad adalah sebagai berikut:
a. Wakalah
Serah terima dari seserang kepada orang lain untuk mengerjakan sesuatu
yang tidak dapat ia lakukan. Akad ini juga disebut Perwakilan .
b. Hawalah
Transaksi yang timbul karena salah satu pihak memindahkan tagihan
utang kepada orang lain yang menanggungnya
c. Kafalah
Pemberian jaminan yang dilakukan oleh pihak pertama kepada pihak
kedua, dimana pihak pertama bertanggungjawab kembali atas pembayaran
suatu barang yang menjadi hak pihak kedua.
d. Rahn
Menahan aset (harta) nasabah sebagai agunan atau jaminan tambahan pada
jaminan yang diberikan. Dalam bank konvensional disebut juga dengan
gadai.
1.5 Hikmah dan Manfaat Bank Syariah
1. Terhindar dari riba
2. Mendatangkan pahala bagi orang yang melakukannya
3. Keuntungan diperhitungkan berdasarkan bagi hasil
4. Sistem bagi hasil lebih rendah dan transparan
5. Memberikan saldo tabungan yang rendah
6. Dana nasabah dipergunakan sesuai syariah
BAB II
ASURANSI SYARIAH
b. Persamaan
1. Akad dan kesepakatan kerjasama pada dua asuransi ini, sama-sama
berdasarkan atas kerelaan masing-masing peserta.
2. Keduanya memberikan pertanggungan dan jaminan risiko bagi
pesertanya.
3. Kedua asuransi ini memiliki akad yang bersifat mustamir (terus
menerus).
4. Keduanya berjalan sesuai dengan akad masing-masing pihak.
2.7 Manfaat Asuransi Syariah
1. Merupakan cerminan dari perintah Allah Swt. Dan Rasulullah Saw. Untuk
saling tolong menolong dalam kebaikan.
2. Melindungi diri dari praktik-praktik muamalah yang tidak bersyariat
3. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko kerugian yang diderita oleh
hanya satu pihak.
4. Efisien, dikarenakan tidak perlu lagi mengalokasikan biaya, waktu dan
tenaga tersendiri untuk memberikan perlindungan diri.
5. Sharing cost, yaitu cukup hanya dengan membayar biaya dengan jumlah
tertentu, dan tidak perlu membayar sendiri jumlah biaya kerugian yang
timbul karena sesuatu yang tidak bisa diprediksi.
6. Menabung.
2.8 Rukun Asuransi Syariah menurut Imam Hanafi
a. Kafil; yaitu orang yang menjamin (baligh, berakal, bebas berkehendak,
tidak tercegah membelanjakan hartanya).
b. Makful lah; yaitu orang yang berpiutang disarankan sudah dikenal oleh
kafil.
c. Makful ‘anhu; yaitu orang yang berhutang.
d. Makful bih; yaitu utang, baik barang maupun uang disyaratkan diketahui
dan jumlahnya tetap.
2.9 Larangan Asuransi Syariah
1. Tidak sah transaksi atas sesuatu yang tidak diketahui (gharar)
2. Tidak sah transaksi jika mengandung unsur riba
3. Tidak sah transaksi jika mengandung praktik perjudian (maisir)
BAB III
KOPERASI SYARIAH
3.1 Pengertian
Koperasi syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan
aktivitas usaha dengan prinsip, tujuan dan kegiatannya berlandaskan pada Al-
Qur`an dan hadis. Secara sosiologis, koperasi syariah di Indonesia sering
disebut dengan Baitul Maal wa at-Tamwil atau BMT.
3.2 Dasar Hukum
a. Al-Quran dan Al-Hadits prinsip tolong menolong (ta’awun) dan saling
menguatkan (takaful).
b. Sila ke 5 Panca Sila
c. UUD 1945 Amandemen pasal 33 ayat 1 “perekonomian disusun sebagai
usaha bersama atas asas kekeluargaan”
d. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM)
Nomor 16/Per/M.UKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.
3.3 Kegiatan Usaha Koperasi Syariah
1. Menghimpun dana: simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan suka rela.
2. Penyaluran dana (mudharabah dan musyarakah), jual beli (piutang
mudharabah, piutang salam, piutang istishna’ dan sejenisnya).
3. Investasi (mudharabah dan musyarakah)
4. Jual beli
5. Sewa menyewa
6. Penitipan
7. Pengalihan hutang (hawalah)
8. Pendeleasian mandat (wakalah)
9. Penjamin (kafalah)
10. Pinjaman lunak (tanpa bunga)