Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan bank atau yang sering kita sebut dengan bank. Bank
sendiri berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan
yang paling lengkap.
Dalam perbankan syariah telah mengenal prinsip bagi hasil, yang mana
prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah ini dapat dilakukan dalam empat
akad yaitu: al-musyarakah, al-mudharabah, al-muzara’ah dan al-musaqah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian perbankan syariah?
2. Apa saja Prinsip-prinsip perbankan syariah ?
3. Apa saja Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional ?
4. Apa saja Penggunaan akad-akad dalam produk perbankan syariah ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar dapat mengetahui pengertian perbankan syariah.
2. Agar dapat mengetahui Prinsip-prinsip perbankan syariah.
3. Agar dapat mengetahui Perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional.
4. Agar dapat mengetahui Penggunaan akad-akad dalam produk perbankan
syariah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perbankan Syariah

Bank menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah


badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat.
Dengan demikian, berdasarkan definisi di atas bank memiliki dua fungsi
utama, yaitu menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Secara umum simpanan yang
ditawarkan oleh bank konvensional ditawarkan dengan memberikan imbalan
dalam bentuk bunga dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dengan mengambil imbalan dalam bentuk bunga

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 membedakan bank berdasarkan


kegiatan usahanya menjadi dua yaitu: bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional adalah sebuah lembaga
keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada
yang memerlukan dana, baik perorangan atau badan guna investasi dalam
usaha-usaha produktif dan lain-lain dengan sistem bunga.1

Kegiatan utama bank konvensional antara lain memberi pinjaman dan


simpanan, selain itu bank konvensional juga menyediakan jasa-jasa keuangan
lainnya. Dengan demikian secara umum kegiatan usaha bank konvensional
ada tiga, yaitu:

1. Kegiatan menghimpun dana lewat simpanan dengan imbalan bunga.

2. Kegiatan menyalurkan dana lewat pemberian pinjaman dengan imbalan


bunga.

3. Kegiatan jasa-jasa bank lainnya berbasis imbalan komisi (fee) seperti:


transfer, jasa ATM, pembayaran ke pihak ketiga, dan sebagainya.

1
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (PT Toko Gunung Agung, Jakarta, 1997)h. 109

2
Berdasarkan kegiatan usaha bank konvensional di atas terdapat dua
kegiatan utama yang menggunakan bunga berbasisimbalan. Adapun bunga
menurut mayoritas ulama dihukumi riba nasi’ah yang hukumnya haram 2.
Dalam Fatwa DSN NUI No. 1 Tahun 2004 secara tegas dinyatakan bahwa
praktik pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi
pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba nasi’ah. Praktik pembungaan uang
hukumnya haram baik dilakukannya.

Adapun bank syariah merupakan badan usaha yang fungsinya sebagai


penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat dan
jasa-jasa perbankan lainnya yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya
berdasarkan hukum islam. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 Pasal 1 ayat (1)
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Sebagai lembaga keuangan publik, keberadaan perbankan syariah di


Indonesia secara legal state dan yuridis normatif ditopang oleh regulasi
pemerintah berupa:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang


memperkenalkan perbankan bebas bunga yang dikenal dengan
prinsip bagi hasil.

2. Undang No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-Undang


No. 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama yang memberikan
kewenangan absolut kepada Peradilan Agama untuk mengadili
perkara-perkara di bidang sengketa ekonomi syariah.

3. UndangUndang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah


yang memberikan payung hukum secara utuh terhadap perbankan
syariah di Indonesia.

4. Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas


Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang
memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk melakukan
kebijakan moneter berdasarkan sistem syariah.

2
Andri Soemitra, Fatwa-Fatwa Tematik Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, (Fakultas
Syariah dan Hukum UINSU Medan dan CV Manhaji, 2016), h. 24

3
Hal-hal yang terkait dengan aspek kesyariahan perbankan di Indonesia
diatur dalam fatwa DSN MUI yang kemudian mengalami proses formalisasi
masuk menjadi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, atau Peraturan
Regulator Lembaga Keuangan di Indonesia, yaitu Peraturan Bank Indonesia
(PBI) dan Peraturan Otoritas jasa Keuangan (OJK).

2.2 Prinsip – Prinsip Perbankan Syariah

Ada beberapa prinsip dalam Islam yang mendasari produk dan


kegiatan perbankan syariah, antara lain :

1. Mudharabah

Adalah akad kerja sama antara shahibul maal (pemilik modal)


dan mudharib (pengelola dana) yang pembagian keuntungannya
berdasarkan bagi hasil menurut kesepakatan awal.

Apabila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, seluruh


kerugian ditanggung shahibul maal, kecuali ditemukan adanya kelalaian
atau kesalahan yang diperbuat mudharib, seperti penyelewengan,
kecurangan, dan penyalahgunaan dana. Prinsip mudharabah dibagi menjadi
dua, yakni mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.

2. Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua atau


lebih shahibul maal untuk mendirikan usaha bersama dan bersama-sama
mengelolanya. Perihal keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sedangkan
kerugiannya ditanggung menurut kontribusi modal masing-masing. Jenis-
jenisnya ada empat, yakni Syirkah Mufawadhah , Syirkah ‘inan, Syirkah
a’mal, dan Syirkah Wujuh.

3. Wadiah

Adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain.


Prinsip wadiah digolongkan menjadi dua macam, yakni Wadiah Yad
Amanah dan Wadiah Yad dhamanah. Keduanya berbeda: Wadiah Yad
Amanah bisa diartikan si penerima wadiah tidak bertanggung jawab jika
ada kehilangan dan kerusakan pada wadiah yang bukan disebabkan
kelalaian atau kecerobohan penerima wadiah.

4
Sementara dalam Wadiah Yad dhamanah, si
penerima wadiah boleh menggunakan wadiah atas seizin pemiliknya
dengan syarat dapat mengembalikan wadiah secara utuh kepada
pemiliknya.

4. Murabahah

Murabahah berarti akad jual beli yang melibatkan bank dengan


nasabah yang disepakati kedua belah pihak.

5. Salam

Adalah transaksi jual beli suatu barang tertentu antara pihak


penjual dan pembeli dengan harga yang terdiri atas harga pokok barang
dan keuntungan yang ditambahkannya telah disepakati bersama.

6.  Istishna

Bisa diartikan sebagai transaksi jual beli yang hampir sama


dengan prinsip salam, yakni jual beli dan penyerahan yang dilakukan
kemudian, sedangkan penyerahan uangnya bisa dicicil atau ditangguhkan.

7. Ijarah

Prinsip ijarah merupakan akad pemindahan hak guna barang atau


jasa dengan pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan.

8. Qardh

Prinsip yang satu ini merupakan perjanjian pinjam-meminjam


uang atau barang yang dilakukan tanpa ada orientasi keuntungan. Namun,
pihak bank sebagai pemberi pinjaman boleh meminta ganti biaya yang
diperlukan dalam kontrak Qardh.

9. Hawalah/Hiwalah

Prinsip hawalah diartikan sebagai pengalihan utang dari orang


yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

10. Wakalah

5
Prinsip wakalah timbul karena salah satu pihak memberikan
suatu objek perikatan yang berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai
meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain.

Ada Sejumlah Manfaat dalam Produk Bank Syariah yang Tidak


Dimiliki Bank Konvensional. Setelah mengetahui berbagai prinsip yang
dijalankan bank syariah dalam upayanya untuk tetap berada dalam
aturan-aturan syariah, yang juga perlu diketahui adalah manfaat dari
adanya bank syariah, termasuk dari penggunaan produknya. Di bawah ini
adalah manfaat-manfaat dari penggunaan produk bank syariah.

1. Terhindar dari Riba

Keuntungan pertama dari melakukan transaksi keuangan


di bank syariah adalah terhindar dari riba. Karena di dalam Islam,
riba hukumnya haram dan wajib ditinggalkan. Dengan menabung
uang di bank syariah, akan menghindarkan Anda dari dosa riba.

2. Berdasarkan Syariah Islam

Manfaat kedua dari menabung di bank syariah adalah


Anda juga turut serta dalam melaksanakan syariah Islam dan telah
melakukan muamalah berdasarkan Islam. Hal ini tentu akan
menghadirkan pahala bagi mereka yang melakukannya.

3. Keuntungannya Diberikan berdasarkan Bagi Hasil

Tidak seperti bank konvensional yang memberikan bunga


kepada nasabahnya, di bank syariah keuntungan yang Anda
dapatkan didasarkan pada sistem bagi hasil.

4. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

Meskipun berbasis syariah, bukan berarti uang yang


ditempatkan tidak dijamin. Dana nasabah bank syariah tetap
dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menanggung
risiko kehilangan dana nasabah hingga Rp2 miliar.

5. Bank Syariah Sudah Dilengkapi Fasilitas Net Banking

6
Bank syariah di Indonesia saat ini sudah mengadopsi
teknologi yang populer digunakan masyarakat. Bank syariah juga
memberikan fasilitas berupa kemudahan melakukan transaksi
perbankan melalui internet.

6. Sistem Bagi Hasil Lebih Adil dan Transparan

Keuntungan dari sistem bagi hasil adalah Anda terhindar


dari risiko bunga yang menjadi riba. Selain itu, sistem bagi hasil
akan menguntungkan pihak nasabah yang menyimpan dananya di
bank syariah.

7. Dana Nasabah Dipergunakan Sesuai dengan Syariah

Salah satu keunggulan dan manfaat dari menabung di


bank syariah adalah dana yang dimanfaatkan akan dipergunakan
untuk hal-hal yang sesuai dengan syariah. Sementara nasabah bank
konvensional tidak akan tahu uangnya akan ditempatkan atau
dipergunakan untuk apa sehingga tidak menutup kemungkinan
keuntungan yang diperoleh karena riba.

2.3 Perbedaan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Adapun perbedaan mendasar antara Perbankan Konvensional dan Perbankan


Syariah, yaitu sebagaimana pada tabel berikut :

Dimensi Bank Syariah Bank Konvensional

Fungsi dan Intermediasi, manager Intermediasi, jasa


kegiatan bank investasi, investor, sosial, jasa keuangan.
keuangan.

Bentuk Bank komersial, bank Bank komersial.


pembangunan, bank universal
atau multipurpose.

Mekanisme dan Tidak berdasarkan atas Berdasarkan atas bunga


objek usaha bunga,spekulasi,ketidakjelasan, dan maysir, serta tidak
dan meninggalkan objek yang menghindari objek yang

7
haram. haram.

Prinsip dasar a. Berdasarkan syariah a. Prinsip materialis


Islam dan bebas nilai.

b. Uang sebagai alat ukur b. Uang sebagai


komoditas.
c. Akad pengganti riba
dengan bagi hasil, jual c. Bunga.
beli, sewa.

operasional Dana masyarakat berupa Dana masyarkat berupa


titipan dan investasi baru akan simpanan yang harus
mendapatkan hasil jika dibayar bunganya pada saat
diusahakan terlebih dahulu. jatuh tempo.

Pada sisi penyaluran bank Pada sisi penyaluran aspek


syariah menyalurkan dananya halal tidak menjadi
pada sektor usaha yang halal pertimbangan utama.
dan menguntungkan

Aspek sosial Aspek sosial dinyatakan secara Aspek sosial tidak tersirat
eksplisit dan tegas yang secara tegas
tertuang dalam visi dan misi
perusahaan

Prioritas Kepentingan publik Kepentingan pribadi


pelayanan

orientasi Tujuan sosial-ekonomi Islam, keuntungan


keuntungan

Legalitas Akad syariah Perikatan konvensional

Struktur Penghimpunan dan penyaluran Tidak terdapat dewan


organisasi dana harus sesuai dengan sejenis.
Fatwa Dewan Pengawas
Syariah.

Implikasi bisnis, Melakukan investasi-investasi Investasi yang halal dan


hubungan dan yang halal saja. haram profit oriented.

8
usaha yang Hubungan dengan nasabah Hubungan dengan nasabah
dibiayai dalam bentuk hubungan dalam bentuk hubungan
kemitraan. kreditur-debitur.

Berdasarkan prinsip bagi hasil, Memakai perangkat bunga.


jual beli, atau sewsa

Berorientasi pada keuntungan Berorientasi pada


(profit oriented) dan keuntungan (profit
kemakmuran dan kebahagiaan oriented)
dunia akhirat

Risiko usaha a. Dihadapi bersama a. Risiko bank tidak


antara bank dan terkait langsung
nasabah dengan prinsip dengan debitur,
keadilan dan kejujuran. risiko debitur tidak
terkait langsung
b. Tidak mungkin terjadi
dengan bank
negative spread.
b. Kemungkinan
terjadi negative
spread

Struktur Dewan komisaris, dewan Dewan komisaris


organisasi pengawas syariah, dan dewan
syariah nasional

Penyelesaian Mendahulukan musyawarah Arbitrase, penyelesaian


sengketa antara bank nasabah. Jika titik sengketa melalui
temu tidak tercapai, maka Pengadilan negeri
diselesaikan di Pengadilan setempsat.
agama

Tabel Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional3

2.4 Penggunaan Akad - Akad Dalam Produk Perbankan Syariah

3
Otoritas Jasa Keuangan, Industri Jasa Keuangan Syariah, Bagian Satu: Perbankan Syariah, Seri
Literasi Perguruan Tinggi, h. 27-28. Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana-PrendaMedia
Group,2011), h. 38.

9
Berdasarkan kegiatan usahanya, perbankan syariah melaksanakan tiga
jenis kegiatan utama, yaitu kegiatan penghimpunan dana dana pihak ketiga,
kegiatan penyaluran dana, dan kegiatan jasa perbankan. Dalam kegiatan
usaha yang dijalankan oleh perbankan syariah pemenuhan prinsip dan akad
syariah menjadi suatu kemestian. Hingga saat ini terdapat sejumlah fatwa
DSN MUI berkaitan dengan kegiatan usaha perbankan syariah, yaitu :4

No. Hal Fatwa

1 Produk penghimpunan dana bank 1. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 1


(funding) tentang Giro.

2. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 2


tentang Tabungan.

3. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 3


tentang Deposito.

4. Fatwa DSN MUI Fatwa No.


97 Tentang Sertifikat Deposito
Syariah.

2 Produk penyaluran dana bank 1. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 04


(financing) tentang Pembiayaan
Muharabah.

2. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 05


tentang Pembiayaan Jual Beli
Salam.

3. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 06


tentang Pembiayaan Jual Beli
Istishna’

4. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 07


tentang Pembiayaan Mudarabah
(Qiradh).

5. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 08

4
Andri Soemitra, Fatwa-Fatwa Tematik Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, h. 288-290.
Fawa DSN MUI dapat diunduh di https://dsn.or.id.produk/fatwa/

10
tentang Pembiayaan
Musyarakah .

6. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 09


tentang Pembiayaan Ijarah.

7. Fatwa DSN MUI Fatwa No. 19


tentang al-Qardh dll.

3 Produk jasa bank 1. Jasa Safe Deposito Box


(Fatwa DSN MUI Fatwa No.
24 tentang Safe Deposito
Box).

2. Jasa Ekspor/Impor (Fatwa


DSN MUI Fatwa No. 34
tentang Letter of Credit (L/C)
Impor Syariah, Fatwa DSN
MUI Fatwa No.35 tentang
Letter of credit (L/C) Ekspor
Syariah dll.

3. Jasa Kartu Syariah (Fatwa


DSN MUI Fatwa No.42
tentang Syariah Charge Card,
Fatwa DSN MUI Fatwa No.
54 tentang Syariah Card dll.

Berdasarkan fatwa-fatwa yang telah diterbitkan oleh DSN MUI aplikasi


hukum ekonomi syariah pada kegiatan perbankan dapat ditelaah lebih lanjut.
Sebagai bahan pertimbangan dasar kegiatan perbankan, fatwa MUI No. 1
Tahun 2004 telah menegaskan bahwa praktik pembungaan uang telah
memenuhi kriteria riba yang terjadi pada zaman Rasulullah yaitu riba nasi’ah.
Dengan demikian, praktik pembungaan hukumnya sama dengan hukum riba
nasi’ah yaitu haram dilakukan dalam semua produk perbankan.

Dengan demikian, akad dan produk bank syariah dapat disederhanakan


sebagaimana dalam tabel berikut:

11
Tabel Produk Perbankan Syariah5

Pendanaan Pembiayaan Jasa perbankan Sosial

Akad berpola Akad berpola Akad berpola Akad berpola


titipan Wadiah bagi hasil : lainnya : pinjaman
yad Dhamanah mudarabah, wakalah, kafalah, kebaikan :
(giro tabungan) musyarakah, hawalah, rahn, qardhul hasan.
(pembiayaan ujrah, sharf (jasa
investasi) keuangan)

Akad berpola Akad berpola Akad berpola


pinjaman : qardh jual beli : titipan : wadi’ah
(giro, tabungan). murabahah, yad amanah.
salam, istishn’.

Akad berpola Akad berpola Akad berpola


bagi hasil : sewa : ijarah, bagi hasil :
mudarabah ijarah wa iqtina. mudarabah
muthlaqah, muqayyadah-
deposito, chan-neling.
investasi,
obligasi

Akad berpola Akad berpola


sewa : ijarah pinjaman : qard
(obligasi) (talangan)

A. Produk penghimpunan dana (pendanaan)

Produk penghimpunan dana di bank syariah merupakan


mobilisari dan investasi tabungan dengan cara yang sesuai dengan prinsip
syariah. Secara prinsip, bank syariah diperkenankan menarik dana dari
masyarakat sepanjang memenuhi prinsip syariah. Adapun produk
penghimpunan dana di bank syariah.

5
Otoritas Jas keuangan, Industri Jasa Keungan Syariah, Bagian Satu : Perbankan Syariah, h. 16

12
Bentuk Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah

Giro Tabungan Deposito/Investasi Obligasi/Sukuk

Wadiah, Wadiah, mudarabah Mudarabah,


qardh qardh, ijarah
mudarabah

B. Produk penyaluran dana (pembiayaan)

Produk penyaluran dana (pembiayaan) merupakan produk


perbankan sebagai salah satu upaya menjalankan fungsi intermediasi keuangan.
Adapun produk pembiayaan dan akad yang diimplementasikan di perbankan
syariah Indonesia.

No Produk Pembiayaan Prinsip Akad

1 Modal kerja Mudarabah, musyarakah, murabahah, salam

2 Investasi Mudarabah, musyarakah, murabahah,


istishna’,ijarah, ijarah muntahiya bittamlik.

3 Pengadaan barang Mudarabah, ijarah muntahiya bittamilk,


investasi, aneka barang musyarakah mutanaqisah.

4 Perumahan,property Mudarabah,ijarah muntahiya bittamilk,


musyarakah mutanaqisah, ijarah maushufah
fi dzimmah.

5 proyek Mudarabah, musyarakah.

6 Ekspor Mudarabah, musyarakah, murabahah.

7 Produksi Salam, salam paralel


agribisnis/sejenis

8 Manufaktur, konstruksi Istishna’, istishna’ paralel.

9 penyertaan musyarakah

10 Surat berharga Mudarabah, qardh

11 Sewa beli Ijarah muntahiyah bittamilk

12 Akuisisi asset Ijarah muntahiyah bittamilk

13
C. Produk Jasa Bank

Produk Jasa Bank merupakan salah satu kegiatan usaha bank


yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perbankan nasabah. Multijasa
yang ditawarkan oleh bank syariah antara lain jasa letter of credit (L/C),
impor, bank garansi, penukaran valuta asing. Adapun produk-produk jasa
perbankan syariah antara lain dapat disederhanakan dalam tabel berikut ini:

No Produk Prinsip Akad

Jasa Keuangan

1 Dana Talangan Qardh

2 Anjak Piutang Hiwalah/wakalah

3 L/C, transfer, inkaso, Wakalah


kliring, (RTGS).

4 Jual beli valuta asing Sharf

5 Gadai Rahn

6 Payroll Ujr/wakalah

7 Bank Garansi Kafalah

Jasa Non-Keuangan

8 Safe Deposit Box Wadiah yad amanah/ujr

Jasa Keagenan

9 Investasi terikat Mudarabah muqayyadah


(channeling)

Kegiatan sosial

10 Pinjaman sosial Qardh al-hasan

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa bank syariah itu akadnya
atau transaksi harus sesuai dengan prinsip syariah islam yang berdasarkan dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Didalam bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.
Dalam bank syariah ini menghindari riba, gharar, dan maisir.

15
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan tentang Perusahaan
dengan prinsip syariah (Perbankan syariah).Di dalam mengerjakan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Maka
dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Soemitra andri, Hukum Ekonomi Syariah Dan Fiqih Muamalah Di Lembaga


Keungan Dan Bisnis Kontemporer, (Jakarta: PrenadaMedia, 2019)

https://www.cermati.com/artikel/bank-syariah-prinsip-yang-diamalkan-dan-manfaat-
yang-didapat

16

Anda mungkin juga menyukai