PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, (PT Toko Gunung Agung, Jakarta, 1997)h. 109
2
Berdasarkan kegiatan usaha bank konvensional di atas terdapat dua
kegiatan utama yang menggunakan bunga berbasisimbalan. Adapun bunga
menurut mayoritas ulama dihukumi riba nasi’ah yang hukumnya haram 2.
Dalam Fatwa DSN NUI No. 1 Tahun 2004 secara tegas dinyatakan bahwa
praktik pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi
pada zaman Rasulullah SAW, yakni riba nasi’ah. Praktik pembungaan uang
hukumnya haram baik dilakukannya.
2
Andri Soemitra, Fatwa-Fatwa Tematik Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, (Fakultas
Syariah dan Hukum UINSU Medan dan CV Manhaji, 2016), h. 24
3
Hal-hal yang terkait dengan aspek kesyariahan perbankan di Indonesia
diatur dalam fatwa DSN MUI yang kemudian mengalami proses formalisasi
masuk menjadi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, atau Peraturan
Regulator Lembaga Keuangan di Indonesia, yaitu Peraturan Bank Indonesia
(PBI) dan Peraturan Otoritas jasa Keuangan (OJK).
1. Mudharabah
2. Musyarakah
3. Wadiah
4
Sementara dalam Wadiah Yad dhamanah, si
penerima wadiah boleh menggunakan wadiah atas seizin pemiliknya
dengan syarat dapat mengembalikan wadiah secara utuh kepada
pemiliknya.
4. Murabahah
5. Salam
6. Istishna
7. Ijarah
8. Qardh
9. Hawalah/Hiwalah
10. Wakalah
5
Prinsip wakalah timbul karena salah satu pihak memberikan
suatu objek perikatan yang berbentuk jasa atau dapat juga disebut sebagai
meminjamkan dirinya untuk melakukan sesuatu atas nama diri pihak lain.
6
Bank syariah di Indonesia saat ini sudah mengadopsi
teknologi yang populer digunakan masyarakat. Bank syariah juga
memberikan fasilitas berupa kemudahan melakukan transaksi
perbankan melalui internet.
7
haram. haram.
Aspek sosial Aspek sosial dinyatakan secara Aspek sosial tidak tersirat
eksplisit dan tegas yang secara tegas
tertuang dalam visi dan misi
perusahaan
8
usaha yang Hubungan dengan nasabah Hubungan dengan nasabah
dibiayai dalam bentuk hubungan dalam bentuk hubungan
kemitraan. kreditur-debitur.
3
Otoritas Jasa Keuangan, Industri Jasa Keuangan Syariah, Bagian Satu: Perbankan Syariah, Seri
Literasi Perguruan Tinggi, h. 27-28. Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana-PrendaMedia
Group,2011), h. 38.
9
Berdasarkan kegiatan usahanya, perbankan syariah melaksanakan tiga
jenis kegiatan utama, yaitu kegiatan penghimpunan dana dana pihak ketiga,
kegiatan penyaluran dana, dan kegiatan jasa perbankan. Dalam kegiatan
usaha yang dijalankan oleh perbankan syariah pemenuhan prinsip dan akad
syariah menjadi suatu kemestian. Hingga saat ini terdapat sejumlah fatwa
DSN MUI berkaitan dengan kegiatan usaha perbankan syariah, yaitu :4
4
Andri Soemitra, Fatwa-Fatwa Tematik Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, h. 288-290.
Fawa DSN MUI dapat diunduh di https://dsn.or.id.produk/fatwa/
10
tentang Pembiayaan
Musyarakah .
11
Tabel Produk Perbankan Syariah5
5
Otoritas Jas keuangan, Industri Jasa Keungan Syariah, Bagian Satu : Perbankan Syariah, h. 16
12
Bentuk Produk Penghimpunan Dana Bank Syariah
9 penyertaan musyarakah
13
C. Produk Jasa Bank
Jasa Keuangan
5 Gadai Rahn
6 Payroll Ujr/wakalah
Jasa Non-Keuangan
Jasa Keagenan
Kegiatan sosial
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa bank syariah itu akadnya
atau transaksi harus sesuai dengan prinsip syariah islam yang berdasarkan dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Didalam bank syariah menggunakan sistem bagi hasil.
Dalam bank syariah ini menghindari riba, gharar, dan maisir.
15
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan tentang Perusahaan
dengan prinsip syariah (Perbankan syariah).Di dalam mengerjakan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Maka
dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan pemakalah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cermati.com/artikel/bank-syariah-prinsip-yang-diamalkan-dan-manfaat-
yang-didapat
16