Anda di halaman 1dari 22

Bab 4

SISTEM OPERASIONAL

BANK SYARIAH
Dipresentasikan oleh
KELOMPOK 4 KELAS E
ANGGOTA
KELOMPOK
YOGA AJI NUGROHO ANISTYA DHIFA P GANGSAR MAYMABUGA FINA DEWI
B200210329 B200210330 B200210331 B200210332
PENDAHULU
AN
Dalam bab 4 ini membahas system operasional bank syarih yang meliputi aspek
penghimpunan dan penyaluran dana.Larangan memperoleh pendapatan secara riba dan
mekanisme penhimpunan penyaluran dana sebagai landasan untuk memahami model
interaksi antara bank dan nasabah.
DEFINISI,ASAS,DAN
Pasal 1 UU No 21 tahun 2008, disebutkan Bahwa bank adalah Usaha
TUJUAN BANK SYARIAH
yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan Taraf hidup rakyat
banyak.
Bank ada 2 jenis :
a) Bank Konvensional : Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
secara konvensional yang terdiri atas bank umum konvensional dan
bank pengkreditan rakyat
b) Bank Syariah : bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
yang mengacu pada syariat Islam, dengan berpedoman utama kepada
Alquran dan hadis
FUNGSI BANK SYARIAH

Menurut pasal 4 UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,


Disebutkan bahwa bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun ym-
an masyarakat. Tanggung syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga Baitulmal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat,
Infaq, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkan kepada
organisasi pengelola zakat.
Bank syariah memiliki beragam skema transaksi Dalam
skema non riba, 4 fungsi :

1) Fungsi manajer investasi : Bank syariah bertindak sebagai manajer


ivestasi dari pemilik dana (shihabul maal) dalam dana tersebut harus dapat
disalurkan pada penyaluran yang produktif,sehingga keuntungan dapat
dibagihasilkan antara bank syariah dengan pemilik dana.
2) Fungsi Investor : penananaman dana yang dilakukan oleh bank syariah
harus dilakukan pada sector-sector yang produktif dengan risiko minim
dan tidak melanggar ketentuan syariah.
Bank syariah memiliki beragam skema transaksi Dalam
skema non riba, 4 fungsi :

3) Fungsi Sosial : ada dua instrument yaitu,Instrumen ZIWAF


(Zakat,Infaq,Sadaqah,Wakaf) berfungsi untuk menghimpun ZISWAF dari
masyarakat,pegawai bank,serta bank sendiri sebagai Lembaga milik
investor.Instrumen qardhul hasan berfungsi mneghimpun dana dari
penerimaan yang tidak memenhi kriteria halal serta dana infaq dan sedekah
yang tidak ditentukan peruntukannya secara spesifik.
4) Fungsi Jasa Keuangan : Fungsi ini tidak beda dengan bank konvensional
seperti memberikan layanan kliring, transfer, Inkaso, pembayaran gaji, letter
of guaranter, letter of Credit, dan lain sebagainya
SISTEM OPERASIONAL

BANK SYARIAH
prINSIP-PRINSIP DALAM PENGHIMPUNAN
a) Penghimpunan Dana dengan Prinsip Wadiah
Wadiah berarti tiitpan dari satu pihak ke pihak lain,abik individu maupu badan

1.
DANA BANK SYARIAH
hukum yang harus dijaga dan dikebalikan oleh penerima titipan.
Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan
kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerimaan titipan.
2. Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan
barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil Kembali titipannya.
prINSIP-PRINSIP DALAM PENGHIMPUNAN
b. Penghimpunan Dana dengan Prinsip Mudharabah
Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak
DANA BANK SYARIAH
pertama meyediakan dana dan pihak kedua bertanggungjawab atas pengelolaan
usaha.
Berdasarkan PSAK 105,mudharabah dibagi atas tiga yaitu :
1. Mudharabah muthlaqah : yang memberi kuasa kepada mudharib secara
penuh untuk menjalankan usaha tanpa Batasan apapunyang berkaitan dengan
usaha tersebut.
2. Mudharabah Muqayyadah : shahibul maal,memberi Batasan kepada
mudharib dalam pengellaan dana berupa jenis usaha,tempat,pemasok,mupun
konsumen.
3. Mudharabah musytarakah : dimana pengelola dana menyertakan modal atau
prINSIP-PRINSIP DALAM PENGHIMPUNAN
Dalam praktik untuk keperluan kegiatan tabungan dan deposito,perbankan
syariah menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah.
a) Tabungan mudharabah adalah simpanan yang pearikannya hanya dapat
DANA BANK SYARIAH
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,tetapi tidak dapat diatrik
frgan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu.Ketentuan tentang
tabungan mudharabah berdasarkan fatwa DSN Nomer 2 Tahun 2000.
b) Deposito mudharabah adalah simpanan dana dengan skema pemilik dana
(shahibul maal) memercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib)
dengan hasil yang diperolehndibagi antara pemilik dana dan bank dengan
nisbah yang disepakati awal.
NSIP penyaluran dana bank syaRIAH
. a. Prinsip Jual Beli
1. Jual beli dengan skema murabahah = Jual beli dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.Pada pembiayaan dengan skema murabhahah,bank adalah
penjual,sedangkan nasabah yang memerluka barang adalah pembeli
2. Jual beli dengan skema salam = Jual beli yang pelunasannya dilakukan
terlebih dahulu oleh pembeli sebelum barang pesanan diterima.Dalam
skema ini,bank sebagai penjual memperoleh keuntungan dari selisish
harga jual kepada nasabah dengan harga pokok pembelian yang
dilakukan pada pemasok.
3. Jual beli dengan skema istishna’ = Jual beli yang didasarkan atas
penugasan oleh pembeli kepada penjual yang juga produsr untuk
menyediakan barang atau suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pembeli dan menualnya dengan harga yang disepakati.
NSIP penyaluran dana bank syaRIAH
. b. Prinsip Investasi
1. Investasi dengan skema mudharabah
Bank bertindak sebagai shahibul maal,sedangkan nasabah yang menerima
pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana.Dalam skema ini,seluruh
modal berasal dari bank sebgai shahibul maal.
Terdiri atas dua jenis yaitu mudharabah muthalaqah,bank berperan sebagai
shahibul maal yang memberi kewewnangan kepada mudharib untuk
menjalankan usaha tanpa adanya bataan tempat,jenis produk,pelanggan
maupun pemasok dan mudharbah muqqayadah,bank berperan sebagai agen
yang menghubungkan nasabah pembiayaan mudharabah muqqayadah yang
telah menetapkan Batasan tertentu dala investasi oleh nasabah yang
mnerima pembiayaan.
NSIP penyaluran dana bank syaRIAH
2. Investasi dengan skema musyarakah
Kerja investasi para peilik modal yang mencampurkan modal mereka pada
suatu usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya,sedangkan apabila terjadi kerugian
ditanggung semua pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-
masing.Hubungan antara bank dengan nasabah pembiayaan adalah
hubungan kemitraan sesame pemilik modal.
NSIP penyaluran dana bank syaRIAH

c. Prinsip Sewa
1. Sewa dengan skema ijarah = Transaksi sewa-menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakan.Dalam transaksi sewa dengan skema ijarah,bank adalah
pemilik objek sea,sedang nasabah adalah penyewa.
2. Sewa dengan Skema Ijarah Muntahiya Bittamlik = Transaksi sewa-
menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas objek sewa yang disediakaannya dengan opsi perpindahan
hak milik pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa,memberi hak pilih
pada penyewa untuk memiliki barang yang disewa.
NSIP-prINSIP dalam pelaksanaan fungsi jasa keuangan
 Prinsip Wakalah = penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat.
Dalam konteks muamalah, wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh
seseorang (muwakkil) kepada yang lain (wakil) dalam hal-hal yang
diwakilkan (Antonio, 2001). Hal- hal yang diwakilkan haruslah (1)
diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili, (2) tidak bertentangan
dengan syariah Islam, dan (3) dapat diwakilkan menurut syariah Islam.
 Prinsip Kafalah = Dalam fatwa DSN Nomor 11 Tahun 2000, kafalah
adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
(makfuul 'anhu 'ashil).
NSIP-prinsip dalam pelaksanaan fungsi jasa keuangan
 Prinsip Hawalah =pengalihan utang dari orang yang berutang (muhil) kepada
orang lain yang menanggungnya (muhal 'alaih) (Antonio, 2001). Dalam
praktik perbankan, prinsip hawalah dapat digunakan untuk transaksi anjak
piutang, di mana para nasabah yang memiliki piutang kepada pihak ketiga
memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu membayar piutang tersebut
dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu (Antonio, 2001).
 Prinsip shar = prinsip yang digunakan dalam transaksi jual beli mata uang,
baik antarmata uang sejenis maupun antarmata uang berlainan jenis.
Berdasarkan fatwa DSN Nomor 28 Tahun 2002, terdapat beberapa syarat
transaksi jual beli mata uang, yaitu (1) tidak untuk spekulasi (untung-
untungan); (2) ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan);
(3) apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka, nilainya
harus sama dan secara tunai.
prINSIP-prInsIp dalam pelaksanaan fungsi jasa keuangan
 Prinsip Ijarah = Berdasarkan fatwa DSN Nomor 9 Tahun 2000, disebutkan
bahwa objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.
Ijarah bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat barang disebut sewa-
menyewa, sedangkan bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat orang
disebut upah-mengupah (Karim, 2004).
LARANGAN BAGI BANK
Larangan bagi BUS dan UUS diatur dalam Pasal 24 UU Nomor 21
SYARIAH
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam Pasal 24 disebutkan
bahwa baik BUS maupun UUS dilarang untuk:
1) melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip
syariah;
2) melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar
modal;
3) melakukan penyertaan modal, kecuali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 tentang kegiatan BUS dan UUS; dan
4) melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah.
LARANGAN BAGI BANK
Adapun larangan bagi BPRS diatur dalam Pasal 25 yang meliputi
larangan untuk:
1. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip
syariah; SYARIAH
2. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
3. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia;
4. melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah;
5. melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas BPRS; dan
6. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 tentang kegiatan BPRS.
ADA
PERTANYAA
N?
TERIMA
KASIH
SUDAH
^-^

MENYIMAK!

Anda mungkin juga menyukai