Anda di halaman 1dari 5

Rabu, 21 September 2022

Nama : MUKHSIN ADHARY


Nim : 0503192064
Kelas : Perbankan Syariah VII E
Mata Kuliah: Audit Bank Syariah

SOAL

1. Pengertian dan prinsip dasar bank syariah?


Jawab: Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan
Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. . Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.1

2. Sistem operasional bank syariah?


Jawab: Pengaturan mengenai Perbankan Syariah dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 belum spesifik dan kurang mengakomodasi karakteristik operasional Perbankan
Syariah, dimana, di sisi lain pertumbuhan dan volume usaha Bank Syariah berkembang
cukup pesat. Guna menjamin kepastian hukum bagi stakeholders dan sekaligus memberikan
keyakinan kepada masyarakat dalam menggunakan produk dan jasa Bank Syariah
Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 ini, Perbankan Syariah ini diatur jenis
usaha, ketentuan pelaksanaan syariah, kelayakan usaha, penyaluran dana, dan larangan bagi
Bank Syariah maupun UUS yang merupakan bagian dari Bank Umum Konvensional.
Sementara itu, untuk memberikan keyakinan pada masyarakat yang masih meragukan
kesyariahan operasional Perbankan Syariah selama ini, diatur pula kegiatan usaha yang tidak

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

1
bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-
unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim.2

3. Ruang lingkup usaha bank syariah


Jawab: Undang-Undang Perbankan Syariah, telah, disahkan oleh DPR-RI pada hari Selasa,
17 Juni 2008. Dengan lahirnya UU Perbankan Syariah perkembangan bank syariah ke depan,
diharapkan, akan mempunyai peluang usaha yang lebih besar di Indonesia. UU Perbankan
Syariah memberikan peluang akivitas usaha bank syariah yang lebih banyak dan beragam
dibandingkan bank konvensional. Terdapat usaha-usaha yang bisa dilakukan oleh sebuah
bank umum syariah dan tidak dapat dilakukan oleh bank konvensional. Usaha-usaha yang
dapat dilakukan oleh sebuah bank umum syariah dan tidak dapat dilakukan oleh bank
konvensional (Pasal 19 s.d 21) adalah:
1). menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan atau bentuk
lainnya, dan bentuk investasi berupa Tabungan, Deposito atau bentuk lainnya
berdasarkan akad yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
2). menyalurkan pembiayaaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, musyarakah,
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
3). menyalurkan pembiayaan untuk transaksi jual-beli dengan berbagai akad yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah;
4). menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah;
5). menyalurkan pembiayaan penyewaan kepada nasabah berdasarkan akad ijarah
dan/atau sewa beli yang tidak bertentangan dengan prinsip syaraih;
6). melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
7). membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang
diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah;
8). membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah
dan/atau Bank Indonesia ;
9). menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga berdasarkan suatu akad yang
sesuai dengan prinsip syariah;
10). melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan akad yang
berdasarkan prinsip syariah;
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

2
11). melakukan fungsi Wali Amanat berdasarkan akad wakalah;
12). memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah;
13). menyediakan tempat penyimpanan barang dan surat berharga, memindahkan uang,
dan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-
undangan;
14). melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;
15). melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah;
16). melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip berdasarkan prinsip syariah;
17). bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah;
18). melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
19). menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek dan
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pasar uang;
20). menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah
dengan menggunakan sarana elekronik.3

4. Produk dan jasa bank syariah?


Jawab: Produk dan jasa bank syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat
adalah prinsip Wadi'ah dan Mudharabah.
1). Prinsip wadi'ah
Prinsip wadi'ah yang diterapkan adalah wadi'ah yad dhamanah yang diterapkan pada
produk rekening giro. Wadiah dhamananh berbeda dengan wadia'ah amanah. Dalam wadia'ah
amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara
itu, dalam hal wadi'ah yad dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas
keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
2). Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpanan atau deposan bertindak
sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah..

3
digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan
terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah kedua.
Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank
menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh
atas kerugian yang terjadi.
Rukun mudharabah terpenuhi semua (ada mudharib-ada pemilik dana, ada usaha yang
dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada ijab Kabul). Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada
produk tabungan berjangka dari deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan
oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu:
a). Mudharabah mutlaqah
b). Mudharabah Muqayyadah
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi ked lam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,
yaitu: 1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli, 2) Pembiayaan dengan prinsip sewa, 3)
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, 4)Pembiayaan dengan akad pelengkap.
1). Prinsip jual Beli (Ba'i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan
barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan
menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
2). Prinsip Sewa (jarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek
transaksinnya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.
3). Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
4). Produk Jasa Perbankan Lainnya
Produk jasa perbankan lainnya yaitu layanan perbankan dimana bank syariah
menerima imbalan atas jasa perbankan diluar fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi
keuangan.
1). Wakalah
2). Kafalah
3). Sharf
4). Qardh
5). Rahn
4
6). Hiwalah
7). Ijarah
8). Al Wadiah4

5. Siklus akuntansi bank syariah?


Jawab: Bank Syariah dan UUS wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia laporan
keuangan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba rugi tahunan serta penjelasannya yang
disusun berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum, serta laporan berkala
lainnya, dalam waktu dan bentuk yang diatur dengan Peraturan Bank Indonesia. Neraca dan
perhitungan laba rugi tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib terlebih dahulu
diaudit oleh kantor akuntan publik.5

4
Konsep Operasional Perbankan Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/konsep-
operasional-PBS.aspx
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah..

Anda mungkin juga menyukai