SOAL
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
1
bertentangan dengan Prinsip Syariah meliputi kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur-
unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim.2
2
11). melakukan fungsi Wali Amanat berdasarkan akad wakalah;
12). memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah;
13). menyediakan tempat penyimpanan barang dan surat berharga, memindahkan uang,
dan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan peraturan perundang-
undangan;
14). melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;
15). melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah;
16). melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip berdasarkan prinsip syariah;
17). bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah;
18). melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
19). menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek dan
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pasar uang;
20). menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah
dengan menggunakan sarana elekronik.3
3
digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan
terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan mudharabah kedua.
Hasil usaha ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Dalam hal bank
menggunakannya untuk melakukan mudharabah kedua, maka bank bertanggung jawab penuh
atas kerugian yang terjadi.
Rukun mudharabah terpenuhi semua (ada mudharib-ada pemilik dana, ada usaha yang
dibagihasilkan, ada nisbah, dan ada ijab Kabul). Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada
produk tabungan berjangka dari deposito berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan
oleh pihak penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi dua yaitu:
a). Mudharabah mutlaqah
b). Mudharabah Muqayyadah
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan
syariah terbagi ked lam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,
yaitu: 1) Pembiayaan dengan prinsip jual-beli, 2) Pembiayaan dengan prinsip sewa, 3)
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, 4)Pembiayaan dengan akad pelengkap.
1). Prinsip jual Beli (Ba'i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan
barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan
menjadi bagian harga atas barang yang dijual.
2). Prinsip Sewa (jarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya terletak pada objek
transaksinnya. Bila pada jual-beli objek transaksinya adalah barang pada ijarah objek
transaksinya adalah jasa.
3). Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
4). Produk Jasa Perbankan Lainnya
Produk jasa perbankan lainnya yaitu layanan perbankan dimana bank syariah
menerima imbalan atas jasa perbankan diluar fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi
keuangan.
1). Wakalah
2). Kafalah
3). Sharf
4). Qardh
5). Rahn
4
6). Hiwalah
7). Ijarah
8). Al Wadiah4
4
Konsep Operasional Perbankan Syariah. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/konsep-
operasional-PBS.aspx
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah..