PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mana tugas dari perbankkan sendri yaitu menghimpun
dan penyaluran dana bagi pelaku usaha yang membutuhkan dana.
Perbankan sendiri di tuntut untuk memiliki produk yang pas bagi
masyarakat dan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip syariah. Dan
mampu membatu kesetabialan ekonomi dalam negri maupun
menumbuhkan ekonomi di sektor perbankan syariah itu sendiri.
Bank syariah baru saja menandatangani kerja sama pembiayaan
syariah untuk proyek jalan tol Soreang-Pasar Koja. Badan Pengatur
Jalan Tol (BPJT) menyambut baik pendanaan syariah bagi proyek
infrastruktur. Pembiayaan ini merupakan upaya kita bersama untuk
mendukung pembangunan infrastuktur, terutama jalan tol," kata
Kepala BPJT, Herry Trisaputra Zuna, dalam acara " Signing Pembiayaan
Sindikasi Syariah Jalan Tol Soroja".1
Salah satu tugas dari lembaga mana pun khususnya yang berada
di sektor keuangan sangat di butuhkan dalam pendanaan yang
berluang lingkup lokal maupun nasional. Jadi tugas dari perbankan
sendiri yaitu berupa produk-produk yang sesuai syariah, di
penghimpunan maaupun di bidang penyaluran dana. Dalam
mewujudkan perekonomian yang baik khususnya bagi bank syariah
yang memiki peran dalam sektor keuanagan serta jasa.
Pada tahun 2008, Dewan Perwkilan Rakyat dengan dukungan
pemerintah, mengesahkan UU no. 21 tahun 2008 tentang perbankan
syariah. Dimana secara umum struktur Hukum perbankan syariah ini
sama dengan hukum perbangkan nasional. Aspek baru yaitu meliputi;
tata kelola (corporate governance), prinsip kehati-hatian (prudential
principles), manajemen resiko (rik management).2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan tentang Jenis Dan Kegiatan Usaha Bank
Syariah ?
2. Bagaimana Kelayakan Penyaluran Dana?
3. Apa Saja Larangan Bagi Bank Syariah?
C. TUJUAN
1 (dream.ci.id) di Jakarta, Kamis 22 September 2016.
2Abdul Rasyid, juli 2016
1
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh UUS berdasrkan ketentuan pasal 19 ayat (2)
adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan , atau bentuk lainnya
yang dipersamakkan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad laian yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersembahkan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
c. Menyalurkan pembiayyaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarokah,
atau akad lain yang tida berentangan dengan prinsip syariah.
d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, akadsalam, akad istishna, atau
akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh, atau akad
o. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan dibidang perbankan dan dibidan social
sepanjang tidak bertantangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.5
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh Unit Usaha Syariah didasari dengan prinsip
ataupun dasar dari syariah. Dan bank umum konvensional yang melakukan kegiatan usaha yang
berdasarkan prinsip syariah wajib membuka UUS. Pembukaan UUS hanya dapat dilakukan
dengan izin Bank Indonesia. Modal kerja UUS merupakan modal yang disisihkan dalam suatu
rekening tersendiri yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan oprasional dan non
oprasioanal kantor cabang syariah. Besarnya nodal kerja minimal sebesar Rp 100.000.000.000,-.
Penyisihan modal kerja UUS dari kantor induknya, dimaksudkan agar pengelolaannya tidak
tercampur dengan dana kantor induknya yang beroprasional secara konvensional.
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2), UUS dapat
pula;
a. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;
b. Melakukan kegiatan pasar modal selama tidak bertentangan denga prinsip syariah dan
ketentuan peraturan perundang- undangan dibidang pasar modal;
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip prinsip syariah, dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya;
d. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan
menggunakan sarana elektronik.
e. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek
berdasarkan prinsip syariah baik secara langsung mauoun tidak langsung melalui pasar
uang; dan
f. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum Syariah laiannya yang
berdasarkan prinsip syariah.
UUS ecara teknis operasional berkaitan denga produk- produknya juga mendasarkan pada
pasal 2 dan pasal 3 PBI NO. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam egiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah sebgaimana telah
5 Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, SH., MH. Hukum Perbankan Syariah (Bandung: PT
Reflika Aditama)
5
diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Lebih teknis lagi mengacu pada SEBI No.10/14/DPbS
Jakarta, 17 Maret 2008 perihal pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana
dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank Syariah.
3.Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayaan rakyat syariah sebelum UU perbankan syariah dikenal dengan bank
perkreditan rakyat syariah. Bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) juga merupakan lembaga
intermediasi keuangan , akan tetapi tidak diperbolehkan melakukan kegiatan usaha dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPRS versi UU perbankan
syariah diatur dalam pasal 21, yaitu bahwa kegiatan usaha bank pembiayaan rakyat syariah
meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
2. Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah.
2. Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna
3. Pembiayaan berdasarkakn akad qardh
4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah
berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
5. Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
c. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad
wadiah atau investasi berdasarkan akad mudharabah atau dengan akad lain selama tidak
bertentangan 6dengan prinsip syariah.
d. Memindahkan uang , baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah
melalui rekening bank pembiayaan rakyat syariah yang ada dibank umum syariah, bank
umum konvensional, dan UUS.
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah lainnya sesuai dengan
prinsip syariah berdasarkakn persetujuan bank Indonesia.
6
6
Kegiatan uusaha BPRS secara teknis operasional berkaitan dengan produk-produk nya
berdasarkan pasal 2 dan pasal 3 PBI No. 9/19/PBI/2007. Tentang pelaksanaan prinsip syariah
Penghimpunan dana
dalam bentuk simpanan wujudnya berupa giro, tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan denngan itu berdasarkan akad wadiah,
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah (pasal
9 ayat 1 huruf a). Sedangkan penghhimpunan dana dalam bentuk
investasi wujudnya berupa deposito, tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau
akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
a. Giro
salah satu produk yang ditawarkan kepada masyarakat untuk
penghimpunan dana dari bank syariah adalah giro. Menurut fatwa
Dewan Syariah Nasional No:01/DSN-MUI/IV/2000,giro yang dibenarkan
secara syariah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan
wadiah.
1. Giro wadiah
adalah simpanan dana yang bersifat titipan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
sarana
perintah
pembayaran
lainnya,
atau
dengan
dana
yang
bersifat
investasi
yang
dalam
perbankan
syariah
diwujudkan
dalam
bentuk:
a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Menyalurkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil(profit
sharing) mendasarkan pada akad mudharabah dan akad
musyarakah .
1. Pembiayaan mudharabah
Tentang
akad
penghimpunan
dan
modal
suatu
usaha
tertentu
berdasarkan
keuntungan
pengelolaan
dana
dinyatakan
hak
kepemilikan
dengan
akad
ijarah
dengan
nasabah
pembiayaan
sebagai
pihak
yang
berdasarkan
persetujuan
dengan
nasabah
yang
dapat
digunakan
untuk
menjalankan
fungsi
merupakan
lembaga
keuangan
yang
sarat
akan
Indonesia
dalam
melakukan
usahanya
berasaskan
pengendalian resiko
menyalurkan
dana
kepada
masyarakat
dalam
bentuk
Inti
pengaturannya
yaitu
bahwa
Bank
Syariah
dan/atau
UUS
harus
Fasilitas.
Untuk
memperoleh
keyakinan
sebagaimana
yang
asset
Nasabah
Penerima
Fasilitas
sehingga
mampu
untuk
12
akan
melakukan
memberikan
studi
kredit/pembiayaan
kelayakan
(feasibility
dengan
study).
Studi
terlebih
dahulu
kelayakan
akan
kekayaan
nsabah
di
luar
objek
13
perjanjian.
Praktiknya
melalui
8 Khotibul umam, 2009. bank umum syariah, BPFE, Yogyakarta, hlm. 40.
14
kecuali
dengan
agen
syariah
menyalurkan
d.
asuransi syariah
e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 21.
BAB III
KESIMPULAN
Jenis kegiatan bank umum syariah merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang di dalamnya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran , unit usaha syariah dan Bank pembiayaan syariah merupakan bank yang
melaksanakan kegiatanya baik secra konvensional maupun syariah didalamnya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran 9