Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada Prinsip Syariah, demokrasi
ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
3. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad
musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
4. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad
istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
5. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
8. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah;
9. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara
lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau
hawalah;
10. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh
pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
11. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip
Syariah;
12. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang
berdasarkan Prinsip Syariah;
13. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan
Prinsip Syariah;
14. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
15. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
16. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip
Syariah; dan
17. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di
bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.) Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar
negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
1. menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
3. menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah,
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
4. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna',
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
5. menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
6. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya
bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
8. melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;
9. membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi
nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah,
mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
10. membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah
dan/atau Bank Indonesia;
11. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;
12. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip
Syariah;
13. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah
berdasarkan Prinsip Syariah;
14. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
15. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial
sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3.) Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau
Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan
Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
c) menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi'ah atau
Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui
rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional,
dan UUS; dan
e) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip
Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK).
Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki
UUS maupun BPRS. Dewan Pengawas Syariah(DPS) diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas
rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran
kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.
3. Besaran bunga tetap Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha
Perbedaan antara system bunga bank dengan prinsip bagi hasil bank syariah adalah sebagai berikut:
2. Didasarkan pada jumlah uang (pokok) Didasarkan pada rasio bagi hasil dari
pinjaman pendapatan/keuntungan yang diperoleh
nasabah pembiayaan
3. Nasabah kredit harus tunduk pada Margin keuntungan untuk bank (yang
pemberlakuan perubahan tingkat suku bunga disepakati bersama) yang ditambahkan
tertentusecarasepihakoleh bank, sesuai pada pokok pembiayaan berlaku sebagai
dengan fluktuasi tingkat suku bunga di pasar harga jual yang tetap sama hingga
uang. Pembayaranbunga yang sewaktu- berakhirnya masa akad. Porsi pembagian
waktu dapat meningkat atau menurun bagi hasil berdasarkan nisbah (yang
tersebut tidak dapat dihindari oleh nasabah disepakati bersama) berlaku tetap sama,
di dalam masa pembayaran angsuran sesuai akad, hingga berakhirnya masa
kreditnya. perjanjian pembiayaan (untuk pembiayaan
konsumtif)
4. Tidak tergantung pada kinerja usaha. Jumlah Jumlah pembagian bagi hasil berubah-
pembayaran bunga tidak meningkat ubah tergantung kinerja usaha (untuk
meskipun jumlah keuntungan berlipatganda pembiayaan berdasarkan bagi hasil)
saat keadaan ekonomi sedang baik
5. Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh Tidak ada agama yang meragukan
semua agama termasuk agama Islam keabsahan bagi hasil
6. Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan proyek yang proyek yang dijalankan. Jika proyek itu
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau tidak mendapatkan keuntungan maka
rugi kerugian akan ditanggung bersama kedua
pihak
Perkembangan pesat dari perbankan syariah menuntut layanan prima dari industri perbankan syariah
sehingga semakin mudah diakses oleh masyarakat luas. Dimana saja layanan bank syariah dapat
ditemukan? Berikut adalah tips-tips untuk mengenali layanan perbankan syariah dengan cepat.
1. Perhatikan Logo iB yang dipasang di depan kantor bank yang telah resmi beroperasi
sebagai bank syariah (BUS, UUS dan BPRS), baik kantor pusat, kantor cabang maupun
kantor layanan syariah. Logo iB biasanya juga dipasang di papan reklame, spanduk, neon
sign atau billboard.
2. Masyarakat juga bisa mendapatkan layanan perbankan syariah di bank-bank
konvensional yang membuka layanan office channeling Bank Syariah. Penandanya
adalah stiker Logo iB layanan syariah yang umumnya terpasang di pintu masuk kantor
cabang bank konvensional. Biasanya di depan counter pelayanan syariah, bank juga
memasang banner atau poster yang memberikan penjelasan mengenai produk dan jasa
perbank syariah yag tersedia. Informasi lebih lengkap layanan syariah ini juga dapat
diperoleh melalui customer service atau staf di kantor bank konvensional tersebut.
3. Layanan bank syariah juga bisa ditemukan di kantor pos terdekat. Beberapa bank syariah
telah bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia dalam rangka memperluas jaringan layanan
kepada masyarakat.
4. Untuk mengambil uang tunai dan transfer sekarang juga tidak lagi sulit, masyarakat bisa
menggunakan ATM bank syariah, ataupun ATM bank konvensional yang mencantumkan
Logo iB di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Bank-bank syariah juga telah
bekerjasama dengan lebih dari 6000 jaringan ATM Bersama dan 7000 jaringan ATM
Prima dan BCA. Melalui jaringan ATMdi seluruh Indonesia, nasabah dapat menarik
tunai, transfer dan melakukan pembayaran tagihan rutin bulanan seperti membayar
tagihan telepon, listrik, internet, pesan tiket pesawat dan masih banyak lagi.
5. Kartu Debit bank syariah juga sudah dapat digunakan untuk berbelanja di supermarket,
mall, restoran dan tempat-tempat wisata yang mempunyai hubungan kerjasama dengan
bank syariah.