Anda di halaman 1dari 3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)
Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi
Kode/Nama MK : EKSA4402/Manajemen Perbankan Syariah
Tugas : 1
1. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fungsi utama perbankan adalah sebagai lembaga
intermediasi yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
2. Menurut istilah fiqih, Mudharabah ialah akad perjanjian (kerja sama usaha) antara kedua belah
pihak, yang salah satu dari keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan,
sedangkan keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati.
Mudharabah hukumnya boleh berdasarkan dalil-dalil.
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK Np. 106 mendefinisikan musyarakah
sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing
– masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan
sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana
Perbedaan Mudharabah dan Musyarakah
Mengutip dari buku Hukum Perbankan oleh Dr Trisadini P Usanti dan Prof Dr Abd Shomad,
berikut perbedaan antara mudharabah dan musyarakah.
➢ Pada pembiayaan mudharabah, hanya pemilik modal (shahibul maal) yang menyerahkan
modalnya kepada pengelola modal (mudharib), sedangkan pada pembiayaan musyarakah
masing-masing pihak menyetorkan modal.
➢ Pada mudharabah, pengelola (mudharib) akan melakukan kegiatan untuk mengelola modal
dan apabila memperoleh keuntungan maka dibagi berdasarkan kesepakatan atau nisbah
bagi hasil. Namun, pada musyarakah, jika memperoleh keuntungan maka pembagiannya
berdasarkan persentase modal yang disetorkan.
➢ Pada mudharabah, kerugian ditanggung oleh pemilik modal (shahibul maal) dengan
catatan bukan karena kesengajaan dari pihak pengelola modal (mudharib). Tetapi, dalam
musyarakah maka kerugian ditanggung bersama-sama sesuai besarnya modal masing-
masing.
➢ Pada mudharabah, jenis modalnya dalam bentuk uang tunai. Sementara itu, dalam
musyarakah jenis modalnya boleh berupa uang atau harta benda yang dinilai dalam uang.
3. Larangan peraktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ketika dihubungkan dengan
hukum Islam, paling tidak secara substansial persamaannya dapat dilihat di dalam larang
melakukan penimbunan harta (ihtikar) dan tas’ir (penetapan harga). Disamping itu bentuk
persaingan tidak sehat dalam tinjauan hukum Islam juga dapat dilihat dalam larangan talaqqi
rubban. Menurut Adiwarman A Karim, monopoli tidak identik dengan ihtikar. Dalam Islam
siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau
ada penjual lain. Menyimpan stock barang untuk keperluan persediaanpun tidak dilarang
dalam Islam. Jadi monopoli sah-sah saja. Yang dilarang adalah ihtikar, yaitu mengambil
keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sediki barang untuk harga
yang lebih tinggi, atau istilah ekonominya disebut dengan monopoly’s rent. Kesimpulannya
monopoli boleh, sedangkan monopoly’s rent tidak boleh.
4. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang menyediakan layanan pembayaran
dalam melakukan kegiatan. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja kantor
pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor pusat dari kantor atau unit yang
menjalankan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah, atau unit kerja dari kantor cabang
di cabang dari bank tersebut (cabang pembantu syariah.

5. Menurut OJK ada 5 perbedaan Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

➢ Menghimpun dana masyarakat


Secara umum Bank Umum Syariah dan BPRS sama-sama memiliki fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana ke publik. Namun dalam BPRS, simpanan berupa tabungan atau investasi
berupa deposito berdasarkan akad wadi'ah dan mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. BPRS juga hanya dapat menyalurkan dana kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan bagi hasil, pembiayaan penyewaan barang bergerak
atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli serta
pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah. Sedangkan bank syariah cenderung
bersifat umum.

➢ Fungsi sosial

Bank Syariah dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Sementara BPRS tidak terdapat fungsi
sosial

➢ Penempatan dana pada bank lain

BPRS menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad
wadi'ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
➢ Penghimpunan dana

Bank Syariah dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf
(wakif).

Sedangkan BPRS memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank
Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS.

➢ Penyediaan produk

Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Secara kelembagaan bank umum syariah ada
yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk UUS dari
bank umum konvensional.

Sedangkan BPRS menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya
yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Anda mungkin juga menyukai