BANKING
Fauzi Cahyo
IsakaYoga Santoso
Sintia Tumiwa
Sejarah perbankan syariah
dengan meng-
Sejarah perbankan Myt-Ghamr Bank
aplikasikannya
syariah pertama dinilai sukses
dalam pelayanan
kali muncul di mesir menggabungkan
produk bank yang
pada tahun 1963. manajemen
efektif dan sesuai
dengan nama Myt- perbankan Jerman
untuk daerah
Ghamr Bank. dengan prinsip-
pedesaan, yang
Pemimpin perintis prinsip muamalah
hampir seluruh
usaha ini adalah berdasarkan syariat
industrinya adalah
Ahmad El Najjar Islam,
industri pertanian .
Perkembangan Bank Syariah memasuki fase yang baru pada tahun 1974.
Negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konfrensi Islam bersepakat
mendirikan sebuah institusi keuangan yang menyediakan jasa finansial berbasis
fee dan profit sharing untuk negara-negara anggota OKI. Maka didirikanlah
Islamic Development Bank (IDB).
Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia
01 02
Bank umum syariah (BUS) adalah bank yang secara Baru pada 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan
penuh bertransaksi secara syariah dan bukan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak
merupakan unit usaha. Bank umum pertama yang perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di
menggunakan sistem syariah di Indonesia yaitu PT Indonesia. Selanjutnya menyusul kemunculan PT.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai Bank Mega Syariah pada 2001. Memasuki tahun 2009
beroperasi pada 1992. Perkembangan bisnis bank ini ada dua bank baru memasuki pasar perbankan
syariah berlangsung lambat, sampai dengan lima syariah yaitu PT. Bank Bukopin Syariah dan PT. BRI
tahun kedepan belum ada pertambahan bank baru. Syariah.
BMI masih menjadi satu-satunya bank syariah.
Pengertian menurut Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Perbankan syariah atau Perbankan Islam
adalah suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan syariah (hukum)
islam. Usaha pembentukan sistem ini
didasari oleh larangan dalam agama islam
•Pasal 1 ayat 1
untuk memungut maupun meminjam
dengan bunga atau yang disebut dengan
riba serta larangan investasi untuk usaha-
usaha yang dikategorikan haram, dimana hal
ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.
Pemerataan Kebersamaan
Fungsi Perbankan Syariah
■ Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat.
■ Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana
sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
■ Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang
dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif).
■ Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kegiatan Usaha
■ menghimpun dana dalam bentuk Simpanan menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang
berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam
Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain
■ bertentangan dengan Prinsip Syariah; yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
menghimpun dana dalam bentuk Investasi melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad
berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan
lainnya yang dipersamakan dengan itu dengan Prinsip Syariah;
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu
■
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;
Syariah; membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri
menyalurkan Pembiayaan bagi hasil surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas
■ berdasarkan Akad mudharabah, Akad dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah,
musyarakah, atau Akad lain yang tidak antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah,
bertentangan dengan Prinsip Syariah; mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;
■ membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah
menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad
murabahah, Akad salam, Akad istishna', yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank
atau Akad lain yang tidak bertentangan Indonesia;
dengan Prinsip Syariah;
menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad
qardh atau Akad lain yang tidak
Kegiatan Usaha
■ menerima pembayaran dari tagihan atas surat
berharga dan melakukan perhitungan dengan
pihak ketiga atau antarpihak ketiga
berdasarkan Prinsip Syariah;
■
melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak
lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan
■ Prinsip Syariah;
menyediakan tempat untuk menyimpan
barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip
■ Syariah;
memindahkan uang, baik untuk kepentingan
sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah
■
berdasarkan Prinsip Syariah;
■ melakukan fungsi sebagai Wali Amanat
berdasarkan Akad wakalah;
■ memberikan fasilitas letter of credit atau bank
garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan
melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
di bidang perbankan dan di bidang sosial
sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Prinsip Perbankan Syariah
■ Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai
ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
■ Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha
institusi yang meminjam dana.
■ Islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya merupakan
media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
■ Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus
mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
■ Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam.
Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.
Produk Perbankan Syariah
■ Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil
dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban,
namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus kepada nasabah.
■ Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang
tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan
dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.
DSN-MUI
Dewan Pengawas Syariah Setiap bank harus memiliki Tidak ada persyaratan yang
Dewan Pengawas Syariah diperlukan
untuk memastikan bahwa
semua kegiatan bisnis
sejalan dengan persyaratan
syariah.
O t o r it a s Ja s a K e u a n g a n (O JK ) d ib e n tu k d e n g a n t u j ua n aga r kese lu ru h a n di
kegia t an
da
1.l aTe
m r ss ee lketnogr gjaarsaa s ke ec u
a raan g taenr :a t u r , adil, transparan, dan
2 . aMkau mn t pa bu e lm, ew uju d k a sis t e m ke u a n ga n yan g secara b e r k e la n j u t a dan
s t a b i l , d ann tum b u h n
3. M a m p u m e lin d u n g l k e p en t ln g a n k o n s u m e n da n
m a syar a k at .
FU N G S I
O t o r i t a s J a s a K e u a n g a n ( O J K ) m e m p u n y a i f u n g s i m e n y e l e n g g a r a k a n si s t e m p e n g a t u r an
d a n p e n g a w a s a n y a n g t e r i n t e g r a s i t e r h a d a p k e s e l u r u h a n k e g i a t a n d i se k t o r j a sa
keuangan.
TUGAS
■ [Pasal 18 UUPS]
■ Pasal 5 ayat (1) “setiap pihak yang akan melakukan kegiatan usaha
Bank Syariah atau UUS wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha
sebagai Bank Syariah atau UUS dari Bank Indonesia.” [Sekarang di
bawah OJK, lihat Pasal 7 (1) UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa
■ Keuangan]
Peraturan yang lebih terperinci mengenai tata cara pendirian dan
1. kegiatan usaha bank syariah dijabarkan di:
Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 Tentang Bank Umum
2. Syariah.
Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/15/PBI/2009 Tentang Perubahan
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha
Syariah.
■ Untuk memperoleh izin usaha Bank Syariah harus memenuhi
persyaratan dengan mencantumkan sekurang-kurangnya
adalah sebagai berikut:
1. Susunan organisasi dan kepengurusan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian di bidang Perbankan Syariah
5. Kelayakan usaha
(Pasal 5 ayat (2) UU. No 21 Tahun 2008)
Persyaratan Pendirian Bank Umum dan BPR
Syariah
Persyaratan BUS BPRS
Permodalan Modal disetor semula Rp 3 Modal disetor Rp 2 miliar (di
triliun, diubah menjadi 1 wilayah Jabotabek dan
triliun. Karawang), Rp 1 miliar (di ibu
• Sumber dana untuk modal kota provinsi di luar Jabotabek
disetor tidak boleh berasal dan Karawang), Rp. 500 juta
dari pinjaman atau fasilitas (di wilayah lain)
pembiayaan dalm bentuk • Sumber dana untuk modal
apapun dari bank/atau pihak disetor tidak boleh berasal dari
lain di Indonesia. pinjaman atau fasilitas
• Sumber dana modal disetor pembiayaan dalm bentuk
tidak boleh dari sumber yang apapun dari bank/atau pihak
diharamkan termasuk untuk lain di Indonesia.
tujuan pencucian uang. Sumber dana modal disetor
tidak boleh dari sumber yang
diharamkan termasuk hasil
kegiatan yang melanggar
hukum.
Kepemilikan a) Warga negara Indonesia a) Warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum dan/atau badan hukum
Indonesia; Indonesia yang seluruh
b) Warga Negara Indonesia pemiliknya warga negara
dan/atau Badan Hukum Indonesia;
Indonesia dengan warga b) Pemerintah daerah;
negara asing dan/atau c) Dua pihak atau lebih
badan hukum asing secara dimaksud dalam huruf a
kemitraan; dan huruf b.
c) Pemerintah daerah.
■ Pasal 55:
1. penyelesaian sengketa dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Agama;
2. Dalam hal para pihak telah memperjanjikan penyelesaian sengketa selain
dimaksud pada ayat (1), penyelesaian sengketa diselesaikan sesuai akad.
3. Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
ANY QUESTION???