Anda di halaman 1dari 74

MANAJEMEN BANK SYARIAH

TUJUAN ORGANISASI BISNIS ( ISLAMI )

Mencari rizki dgn jalan menggali manfaat, nikmat, utility dari alam semesta yg disediakan Allah
SWT.

Hasil produksi berbentuk komoditas dan jasa te-rmanifestasikan dalam pendapatan tidak hanya
berupa uang dengan berbagai unsurnya : laba, gaji, upah, sewa dll.
Latar Belakang Perbankan Syariah

1990 an - di Indonesia telah terjadi tumbuhnya / berkembangnya lembaga-


lembaga keuangan yang beroperasi ( di Indonesia) berdasarkan prinsip prinsip
ajaran atau Syariah Islam.

Ciri pokok operasional lembaga-lembaga keuangan syariah :


o Tidak menerapkan sistem bunga
o Ajaran Islam melarang pengenaan Riba

Arab Saudi, Mesir, Sudan, Pakistan dan Malaysia merupakan contoh negara-
negara yg lebih dulu menerapkan prinsip syariah dalam operasional perbankannya.

Indonesia : menerapkan sistem konvensional dan prinsip syariah


Sumber Hukum Ekonomi Islam :
Al Quan,
Hadist (hadis yang sahih yg tertinggi penerimanaan pada suatu hadis. Hadist : cerita singkat
yang berisi informasi mengenai sesuatu yang dikatakan , diperbuat, disetujui dan tidak
disetujui oleh Nabi Muhammad SAW, atau informasi mengenai sahabat-sahabatnya. Atau dpl.
Hadist bersifat teoritis.
Sunnah : berarti cara, adart istiadat, kebiasaan hidup yang mengacu pada perilaku Nabi
Muhammad SAW yang dijadikan sebagai teladan. Sunnah pada pokoknya terbatas pada
ajaran-ajaran Nabi dan diperluas pada sdahabat karena mereka merupakan sumber bagi
penhampaiannya.
Sunnah didasarkan pada praktik normatif masyarakat di zamannya.
Hadist dan Sunnah tidak perlu diperdebatkan karena secar subtansi keduanya sama. Yaitu
keduanya merupakan tuntunan pelengkap Al Quran yang menjadi pedoman hidup ummat
Muslim dalam setiap ti ngkah lakunya.
Ijma : merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun dari cendekiawan agama.
merupakan juha prinsip hukum baru yang timbul sebagai akibat dari penalaran atas
setiap perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk dalam bidang ekonomi.
Ijtihad dan Qiyas.
Ijtihad berarti meneruskan setiap usaha untuk
menentukan sedikit banyaknya kemungkinan suatu
persoalan syariat. Pendapat yg diberikannya mungkin
benar walapun juga mungkin keliru. Ijtijad
mempercayai sebagian pada proses penafsiran dan
penafsiran kembali, dan sebagian pada deduksi
analogis pada penalaran.
Qiyas : menerangkan atau menyamakan sesuatu yang
tidak ada nash hukumnya ( Al Quran dan Hadis )
Contoh Aplikasi Qiyas : Riba vs Bunga Bank
Jika dilakukan kajian literatur tidak pernah ditemukan hukumnya tentang Bunga Bank karena
pada zaman Rasulullah SAW belum terdapat praktik perbankan modern seperti saat ini.
Akan tetapi pada saat tersebut telah banyak dipraktikan / diterapkan praktik Riba yang
kemudian diharamkan oleh Allah SWT.

Rukun Qiyas : Asal (pokok) yaitu apa yang terdapat dalam hukum nashnya. Fara (cabang)
yaitu sesuatu yang belum terdapat nash hukumnya. Hukum al asal yaitu hukum syari yang
terdapat dalam nash dalam hukum asalnya, menjadi ketetatap hukum untuk Fara. Illat yaitu
sifat yg didasarkan atas hukum asal atau dasar qiyas yang dibangun diatasnya.

Apabila mengikuti rukun Qiyas : Asal (pokok) ialah riba, kemudian fara ialah bunga bank. dan
Hukum al-asal yaitu hukumnya riba ialah haram, maka Illat bunga bank ialah haram.
1. Al Quran - Q.S 53 : 4 bhw Al Quran adalah firman Allah SWT , wahyu yang datang
Allah yang Mahamulia da n Mahaagung -sehingga firman-Nya ( Al Quran) pun menjadi
mulia dan agung yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan
dihormati.
2. Al Quran adalah Mukjizat . Manusia tidak akan sanggup membuat yang senilai dengan
Al Quran, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
3. Al Quran diturunkan ke dalam hati Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril.
menyangkut perubahan perilaku manusia yang ditentukan oleh hati nya.
4. Al Quran disampaikan secara mutawatir.
5. Membaca al Quran adalah bernilai ibadah.
Beberapa Hal Penting Untuk Diketahui

Transaksi yg dilarang dalam Prinsip Syariah


yg mengandung unsur-unsur : haram dan riba

RIBA :
Penambahan pendapatan secara tidak sah ( bathil ) a. L :
Dalam transaksi barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan,
Atau
Transaksi pinjam meminjam yang mensyaratkan peminjam mengembalikan dana yang melebihi pokok pinjaman
karena berjalannya waktu ( nasiah ).
Jual beli sanat berbeda dengan Riba.

Pelarangan Riba -- Surat Al Baqarah (2 : 275-276, 278 ) .


. Allah memusnahkan riba dan menyububurkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam
kekafiran dan bergelimang dosa. ( Al baqarah 275-276)

MAISIR :
Transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan.

GHARAR :
Transaksi yg obyeknya tidak jelas, tidak dimiliki , tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan kecuali diatur dalam syariah.

HARAM :
Transaksi yang obyeknya dilarang dalam syariah.

ZALIM :
Transaksi yang menimbulkan ketidak adilan bagi pihak lainnya.
PERBANKAN SYARIAH

UU No. 7 / 1992 tentang perbankan


UU No. 10/1998 tentang perubahan UU No. 7/1992 tentang perbankan :
UU No. 21 / 2008 tentang Perbankan Syariah

Prinsip Syariah
adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam dalam kegiatan perbankan antara
bank dengan pihak lain / nasabah baik dalam hal penyimpanan dana, atau
pembiayaan kegiatan usaha, dan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
prinsip syariah, antara lain :
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil ( mudharabah)
Pembiayaan berdasakan prinsip penyertaan modal ( musharakah )
Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (
murabahah ), atau
Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ( ijarah ),
atau dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain ( ijarah wa iqtina).
Perbankan Syariah adalah :

Sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan Unit Usaha Syariah (UU), mencakup :
Kelembagaan
Kegiatan usaha , serta
Cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Azas Perbankan Syariah :

Prinsip Keadilan - pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama


Prinsip Kesetaraan - kesamaan hak , kewajiban dan tanggung jawab antara pemilik,
pengguna dana bank ( nasabah pembiayaan ) dan bank
Prinsip Ketentraman - prinsip syariah mengikuti aturan hukum islam
TUJUAN PERBANKAN SYARIAH

Menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dlm rangka meningkatkan :


Keadilan
Kebersamaan, dan
Pemerataan kesejahteraan

FUNGSI BANK SYARIAH DAN UUS :

Melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana masyarakat


Menjalankan fungsi sosial dlm bentuk lembaga baitul maal yaitu menerima
dana yg berasal dari :
- zakat, infak, sodaqoh ( zis )
- hibah dan dana sosial lainnya, dan
Menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
Pembiayaan Prinsip Syariah :
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Sesi 8
Lembaga Keuangan Syariah / Islam

Lembaga Keuangan Syariah / Islam

Bank Lembaga Keu & Investasi Asuransi

Bank Muamalat Maybank Finance Company


Takaful Islamic Insurance
Bank Syariah Mandiri Kuwait Finance House
Syarikat Takaful
BNI Syariah Asia Finance House
Takaful USA
BRI Syariah , dll dll.

Tujuan Pengembangan Lembaga2 Keuangan


Syariah di Indonesia a.l. :
Perbaikan kesejahteraan masyarakat,
material dan spiritual yg sesuai dengan Al
Quran dan Hadist
JENIS BANK SYARIAH BANK UMUM
B KONVENSIONAL

BBANK PEMBIAYAAN UNIT USAHA SYARIAH


BANK UMUM SYARIAH RAKYAT SYARIAH (BPR) S
Unit kerja dari bank umum
Bank Syariah yg dalam Bank syariah yg dalam konvensional yang
kegiatannya kegiatannya tidak menjalankan kegiatan
memberikan jasa dlm memberikan jasa dalam usahanya berdasarkan
lalu lintas pembayaran. lalu lintas pembayaran prinsip syariah

KOMITE PERBANKAN SYARIAH BERANGGOTAKAN UNSUR-UNSUR :


BANK INDONESIA
DEPARTEMEN AGAMA
MASYARAKAT DGN KOMPOSISI YG BERIMBANG & MEMILIKI KEAHLIAN DIBIDANG
SYARIAH ( MAKS. 11 ORANG )
A. Produk-Produk Aktiva

Basis Penyertaan Modal ( Equity Based )


1. Mudharabah
Perjanjian KSM usaha antara pemilik modal ( sepenuhnya ) dengan pengusaha / pengelola
usaha yang memiliki skill dan pengalaman.
Pemilik modal tidak diperkenankan ikut serta dalam pengelolaan usaha., kecuali memberikan
usulan dan melakukan pengawasan
Kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan sesuai perjanjian yang telah disepakati.

Mudharabah Dalam Konteks Bank Syariah :


Mudharabah merupakan perjanjian KSM antara Bank ( sebagai Pengelola Dana ) dengan
Investor (100% ) sebagai Pemilik Dana / Penyimpan Dana ( Shabhibul Maal ).

Pola seperti ini disebut sebagai Skim / Prinsip Mudharabah Mutlaqah :


o Investor memperoleh keuntungan sebesar sesuai kesepakatan dengan Banknya. Semua
risiko ditanggung bank.
o Bank menyalurkan dananya kepada pengelola proyek ( sbg nasabah pembiayaan )
o Bank disini dianggap sebagai Investor Tunggal. .
2. Musyarakah

o Prinsip Penyertaan Modal antara Bank ( Shahibul Maal ) dengan Pengelola Usaha / Proyek
( Nasabah Pembiayaan / pemilik skill ) dengan pola / skim Bagi Hasil dalam untung atau Rugi
sesuai dengan porsi yang telah disepakati.

o Bank disini Sebagai Mitra Investor ( Mitra)

o Pola seperti ini disebut Skim / Prinsip Mudharabah Muqayadah.


PERBANKAN SYARIAH

Landasan Operasional Bank Syariah


UU Perbankan yang berlaku : UU No. 10/1998
UU Perbankan syariah : No. 21/2008
Ketentuan Syariah Islam ( Al Quran & Hadist )
Ijma Fatwa MUI ( Majelis Ulama Indonesia )
DSN ( Dewan Syariah Nasional ) -lebih independen.

Dewan Pengawas Syariah yang ada di masing-masing bank, agar


Bank Syariah dalam menjalankan operasionalnya tetap memenuhi prinsip-prinsip
syariah.
3 (Tiga ) Prinsip Pokok Perbankan Syariah :

1. Orientasi Produktif :
untuk produksi dan distribusi
- Modal dan Sumber Daya
harus produktif / tidak idle.

- Orientasi profit untuk mempertahankan dan pengembangan usaha.

2. Keadilan :
- Bunga diharamkan.
- Prinsip berusaha dengan berbagi hasil untung / rugi
- Transparansi untuk menghindari moral hazard .

3. Investasi yang halal :


- Bukan untuk perjudian, minuman keras dsb.
- Tidak Spekulasi
EKONOMI SYARIAH
Ekonomi Syariah bertolak dari postulat :
Bhw sumber-sumber yg tidak terbatas dihadapkan kepada waktu (time ) yg terbatas.
Totalitas pengabdian kepada Allah Swt merupakan nilai fundamental dlm seluruh aspek kehidupan
manusia
Faktor manusia dan faktor resources yg disediakan Allah swt menjadi satu kesatuan organisasi usaha yg
menghasilkan produk dan jasa untuk kemaslahatan umat manusia

Ciri dan kepribadian pelaku ekonomi sistem syariah :


Amanah ( trust )
Kebenaran ( truth )
Keikhlasan ( sincerity )
Solidaritas ( brotherhood )
Fathonah ( smart )
Istiqomah ( consistence )

Keterpaduan dari kepribadian tsb diatas akan mencermnkan nilai-nilai perilaku ( behaviour value ) dari
sebuah organisasi .Yg selanjutnya akan menjadi budaya perusahaan yg Islami.
Bagaimana Citra Perbankan Syariah ?

Aspek Citra Sekarang Citra Masa Depan


Positioning Bank untuk kalangan muslim Bank untuk semua orang yang
menginginkan keuntungan kedua belah
pihak
Atribut Lebih menekankan kpd simbol2 ke- Lebih menekankan kpd substansi / nilai2
Islaman spt rahmatan lilalamin
Produk Tabungan / Simpanan Bagi Hasil Produk Keuangan Perbankan variatif
Pinjaman Tanpa Bunga
Cara Penawaran / Banyak menggunakan Bhs Arab yang Cara ini tetap digunakan , juga
Pemasaran kebanyakan orang tdk mengerti. menggunakan istilah Bhs Ind + Bhs Arab
yang mudah dimengerti
Service Jaringan masih terbatas Jaringan lebih luas
Fasilitas layanan yg bisa dihandalkan.
Branding Bank yang adil dan menentramkan Lebih dari sekadar bank , misalnya :
diperlukan produk dlm rangka mendapat
dana tunai dai bank untuk memenuhi
transaksi nsbh : Konsumsi, Modal Kerja
& Keb. Investasi.
Tantangan Perbankan Syariah
Perlunya Standarisasi Pelayanan

Penerapan Prinsip Syariah secara kuat yg mampu menentramkan nasabah sesuai dg


keyakinan Agama ( Islam )
SDM yang profesional, beretika serta berperilaku dan bermoral Islami.
Mampu memberikan pelayanan yang prima ( cepat, tepat dan ramah )
Network Kantor Bank yang luas di back up dg Hitech
Permasalahan Yg Dihadapi
Perbankan Syariah di Indonesia

Pertumbuhan yg lamban :
Asset Pb. Syariah masih berkisar < 5 % dari total Asset Perbankan Nasional.

Sumber Dana Masy. Berjangka pendek, sedangkan pola pembiayaan berjangka


bervariasi ( Pendek, Menengah dan Panjang )

Investor menghendaki pembiayaan dari Pb Syariah dengan pola bagi hasil , apabila
Return Rendah - Risiko Tinggi.

Proposal mencerminkan terlalu optimis : Profit yang tinggi dan Optimis

Moral Hazard : tidak transparansi dalam pencatatan keuntungan


Masalah Pengenaan Bunga :

Ahli filsafat Plato ( 347-427 SM) dan Aristoteles ( 322-384 SM ) mengecam orang-orang
Romawi yang mempraktikan pengambilan bunga .

Dua alasan dari Plato :


Bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas pada masyarakat.
Bunga merupakan merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin.

Sedangkan Aristoteles :
Keberatan pengenaan sistem bunga fungsi uang adalah sebagai alat tukar ( medium of
exchange ).
Uang bukanlah alat untuk menghasilkan uang atau menambahkan uang melalui bunga.
Bunga sebagai uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari sesuatu yang belum pasti
terjadi. Jadi pengambilan bunga secara tetap merupakan sesuatu yang tidak adil.
Plato dan Aristoteles tidak setuju dengan adanya pembungaan uang karena fungsi uang yang
utama adalah untuk memperlancar arus perdagangan, sehingga uang akan mempermudah
manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Uang tidak bisa digunakan sebagai alat untuk menumpuk harta kekayaan.
Sesi 9
Prinsip-prinsip Dasar Operasional
Bank Syariah

Dasar Operasional Sistem Perbankan Syariah :


o Adanya ketrerkaitan antara sektor finansial dengan sektor rill melalui mekanisme : Bagi
Hasil, Jual Beli dan Sewa.
o Menghilangkan bentuk-bentuk transaksi maya
o Pelarangan Riba dalam segala bentuknya.

Bentuk Kegiatan Usaha Yang Bertentangan


dengan Prinsip Syariah ;
1. Perjudian dan permainan yang tergolong judi
2. Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang / dan perdagangan dengan
penawaran / permintaan palsu
3. Jasa keuangan Ribawi a,l. : Bank berbasis bunga, dan perusahaan pembiayaan berbasis
bunga.
4. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidak pastian ( gharar dan atau Maisir seperti
Asuransi Konvensional.
5. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan, a.l. :
Barang atau jasa yang haram zatnya
Barang atau jasa haram bukan karena zatnya - yang ditetapkan oleh DSN-MUI, atau
Barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
6. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap ( risyah )
Bagaimana Dengan Perdagangan Saham di Pasar Modal ?

2 (dua) Kriteria Utama Proses Seleksi Saham Syariah :

Kriteria Bisnis :
Yaitu kriteria yang disusun berdasarkan jenis usaha dari emiten : kehalalan baik
karena Zat ( produk ) nya maupun prosesnya.

Kriteria Keuangan :
Dilakukan untuk melihat komposisi dari Pendapatan dan Sumber Pembiayaan
Emiten ( Halal / Non Halal ).

Terdapat 2 (dua) tingkatan seleksi terhadap komposisi keuangan : ( menurut Ijtihad


DSN-MUI )
Seleksi Pertama :
Berdasarkan komposisi Sumber Pembiayaan ( halal / non halal ) non hal ( pinjaman berbasis
bunga ) dibanding dengan modal peusahaan.
Rasio komposisi yang berlaku Pasar Modal Syariah :

Hutang Berbasis Bunga 81.000.000


= < 82 % --------------- x 100 % = 81 %
Modal Perusahaan 10.000.000

Seleksi Kedua :

Sumber Pendapatan dari Sumber Non Halal 2 000.000


= < 10 % ----------------- x100%
Total Pendapatan 10.000.000
Untuk Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Kepada Bank a.l. :
Pengelolaan bank secara profesional dan ber-etika secara konsisten :a.l ; penguatan risiko
bank, kepatuhan , pengendalian internal, pengawasan internal dan tata kelola
perusahaan yang baik.
Meningkatkan daya saing bank melalui penguatan SDM yang memiliki kompetensi
tinggi dan pengembangan IT
Memaksimalkan nilai perusahaan /bank.
Mengoptimalkan sumber daya dan meminimalisir risiko sercara lebih efisien dan efektif
Meningkatkan pelayanan bank secara prima dan melakukan hubungan kenasabahan
yang lebh baik lagi dan konsisten ( relation management / relation marketing )
Peningkatan kualitas SDM dan budaya kerja,termasuk pembangunan human capital
sebagai sustainable competitive advantage ( sesuai dengan norma dan etika islam )
untuk kepentingan organisasi.
Masalah likuiditas.
Produk-Produk AKTIVA ( Pembiayaan )
Lemb. Keu. Syariah dan Lemb. Keu. Konvensional

Bentuk Pembiayaan Lemb Keuangan Syariah Lemb. Keu Konvensional

1 Penyertaan Modal Mudharabah o Modal Ventura


(Equity Based)
Musyarakah o Modal Ventura / Modal
Swasta

2 Basis Nilai Lebih o Murabahah Kredit


( Mark up Based)

o Ijarah Leasing / Sewa Guna


Usaha

3 Tujuan-tujuan Sosial Qard Al Hasan Kredit Lunak


(Social Based )
BASIS NILAI LEBIH ( MARK UP BASED )
Jasa Pembelian barang dan atau sewa barang dengan margin tertentu
Bank menyediakan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli dan atau menyewa barang
dengan menetapkan margin ( laba ) tertentu.
Nasabah dapat melunasi sekaligus atau dengan sistem kredit / diangsur.

Produknya dapat berupa :


o Prinsip Murabahah fasilitas dari bank untuk pembelian barang, dimana nasabah dapat
membayar sekaligus atau diangsur sesuai dengan kesepakatan bersama.
o Prinsip Ijarah fasilitas bank syariah untuk sewa barang, dengan margin sesuai kesepakatan.
.

Produk berbasis nilai lebih = kredit atau leasing ( sewa beli )


BASIS TUJUAN SOSIAL ( SOCIAL BASED )

Produk Qard Al Hasan Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat


melalui pemberian pinjaman tanpa bunga. Qard Al Hasan = Kredit Lunak

Sumber dananya dari ZIS,


B.1. BASIS PENYERTAAN MODAL
Produk Simpanan :

Prinsip Mudharabah
Kepada pemilik diberi imbalan berupa Bagi Hasil
Pada Lemb Keu Konvensional = Reksadana ( Mutual Fund )
Peranan Bank sebagai Fund Manager ( Pengeloloa Dana )

1. Produk Tabungan Mudharabah


Kepada penabung diberikan imbalan berupa Bagi Hasil, besarnya sesuai yang ditetapkan
sejak awal / akad.

2. Deposito Mudharabah
Kepada deposan diberikan imbalan keuntungan yang telah ditetapkan sejak awal / akad
B. 2 . BASIS NILAI LEBIH ( MARK UP BASED )
Prinsip Wadiah
Merupakan perjanjian antara pemilik dana / barang dengan Bank sebagai Penyimpan
Bank sebagai Pihak Penyimpan akan memelihara dan menjaga keselamatan dana / barang yang dititipkan
pemiliknya..
Ada 2 jenis Al Wadiah :

1. Wadiah ad dhamanah - Prinsip Titipan / Simpanan Muni


s kerusakan atau kehilangan atas dana / barang yang dititipkan pemiliknya. Bank dapat membebankan
biaya penitipan kepada penitip.
Landasan Syariah : An Nissa 58 dan Al Baqarah 283, dan Al Hafist HR. Abu Dawud dan HR Thabrani

2. Wadiah yad Dhamanah

Bank sebagai Pihak Penyimpan / Pengelola atas seizin atau tidak seizin pemilik dana /barang dapat
menggunakan titipannya tersebut. Rekening Giro ( Current Account )
Bank bertanggung -jawab atas kerusakan / kehilangan barang / dana yang dititipkan.
Pihak Pemilik Dana / Barang ( penitip ) diberikan imbalan / keuntungan yang ditetapkan sejak awal / Akad.
Bank dapat memungut biaya pemeliharaan rekening Giro.

Bank-bank Islam di LN mengkombinasikan Prinsip Wadiah dengan Mudharabah.


Landasan Syariah : Hadist HR. Muslim berikanlah itu karena sesungguhnya sebaik-baik kamu adalah
yang terbaik ketika membayarnya.
Beberapa Jenis Mudharabah

Mudh. Khusus Mudh. Berserikat Mudh. Mutlak Mud. Bersyarat

Pemberian dana oleh Dalam hal ini bank Penerima Dana ( Bank Bank dalam hal
seseorang, sdgkn menerima dana dari sbg Mudharib ) bebas menggunakan dana dari
pengelolaan usaha masyarakat untuk kmdn untuk menggunakan dana pemilik dana sesuai
dilakukan oleh seseorang / dipergunakan dalam tanpa ada persyaratan- dengan syarat-syarat yang
badan hukum bentuk mudharabah persyaratan tertentu dari ditentukan pemilik dana
pemilik dana.
Produk-Produk Pasiva ( SIMPANAN )

Bentuk Simpanan Lemb.Keu. Syariah Lemb. Keu. Konvensional

Equity Based o Tabungan Mudharabah Mutual Fund Account


( Basis Penyertaan Modal ) o Deposito Mudharabah Term Mutual Fund

Mark Up Based Giro Wadiah o Giro


( Basis Nilai Tambah ) Tabungan Wadiah o Tabungan

Social Based Tabungan Haji


( Basis Tujuan-tujuan Sosial ) Rekening ZIS
Rasulullah SAW pernah meminta seseorang untuk meminjamkan seekor Unta yang bertumur 2 (
dua ) tahunan. Si peminjam mengembalikan unta yang lebih besar berumur 4 ( empat ) tahunan,
karena unta yang sepadan tidak ditemukan.

Skema Wadiah Adhamanah


Dana
1. Titip Uang / Barang
Nasabah Penitip Bank Penyimpan

2. Biaya Penitipan

4. Penyaluran
Dana Titipan

3. BH

Nasabah Pengguna
Dana
B.3. Basis Tujuan-Tujuan Sosial

Tujuan Pemilik Dana ;


Meningkatkan kesejahteraan sebagai individu atau masyarakat
Tidak mencari keuntungan

Jenis Produknya :

1. Tabungan Haji
Merupakan tabungan yang di-akumulasikan pemilik dana pada Bank Syariah untuk tujuan dapat menunaikan
ibadah haji di masa yang akan datang.

2. Rekening Zakat
o Merupakan rekening dana zakat / infaq dan sodaqoh yang ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan
kesejahtreraan kelompok masyarakat yang tidak mampu.
o Bank hanya sebagai penghimpun dan penyalur ZIS.
Sesi 3
Prinsip-Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah

Sumber Dana :
Penyaluran Dana
Giro Wadiah (Pembiayaan) :
Tabungan
Mudarabah Pooling Jual Beli :
Deposito Mudh. Dana Murabahah Angsuran
Ekuitas Murabahah Tunai
Profit
Pinjaman/BLBI Distribusi
Bagi Hasil : Profit
Murabahah
Musyarakah Bagi Hasil
Sewa Beli :
Ijarah Bai Ut Taakjiri

Porsi Nasabah
Jasa-Jasa Bank :
%001
Transfer Uang Porsi Bank
Inkaso
Garansi Bank Fee Base
Ekspor Impor, dll Income
Manajemen Risiko
Manajemen Bank identik dengan manajemen risiko. Bank membentuk komite Manajemen Risiko
yang berperan mendorong penerapan manajemen risiko efektif.

Anggotanya terdiri dari :


Direksi dan Kepala Divisi ( board of direction plus )yang secara fungsional mengelola risiko
usaha bank.
Tugasnya a.l :
Merumuskan kebijakan, strategi dan pedoman penerapan manajemen isiko

Pengelolaan Manajemen risiko di bank dilaksanakan berdasarkan prinsip Segregasi tugas ( Segregation
of duty ) yang jelas.
Segregasi tugas adalah satuan kerja pengambil risiko ( risk taking unit ),Satuan
pendukung ( supporting unit ) dan satuan manajemen risiko ( risk management unit ).

Bank membentuk Divisi Kepatuhan dan Manjemen Risiko


Tugasnya :
Membantu unit kerja pengambil risiko dalam mengidentifikasi , mengukur, memonitor
dan mengendalikan risiko yang melekat pada aktivitas atau produk / jasa.
Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko
( Berada dibawah Direktur Kepatuhan ),
Terdiri dari beberapa bagian :
Bagian Kepatuhan
Bagian Legal
Bagian Reviewer Pinjaman / Pembiayaan
Bagian Manajemen Risiko
Jenis Risiko Bank :
I. Risiko yang bersifat kuantitatif
Merupakan risiko yang dapat dikuantifikasi dengan besaran angka dengan menggunakan metodologi
yang disepakati, seperti :
o Risiko Kredit / Pembiayaan
o Risiko Likuiditas
o Risiko Pasar
o Risiko Operasional
II. Risiko Yang Bersifat Kualitatif :
Risiko Hukum
Risiko Risiko Reputasi
Risiko Stratejik
Risiko Kepatuhan

Untuk mengukur Risiko Kualitatif , bank telah mengembangkan parameter dan bobot risiko dalam
mengkonversi data kualitatif menjadi data kuantitatif

Hasilnya dilaporkan melalui penyusunan Profil risiko secara triwulanan untuk menggambarkan
seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis bank.
dan pemantauan
RISIKO KREDIT / PEMBIAYAAN : kuantitatif dan kualitatif
Pengukuran dan pemantauan dilakukan dari tahap sebelum penyaluran kredit / pembiayaan
dilaksanakan.
Tahap Proses Analisa Pembiayaan
Tahap setelah proses penyaluran pembiayaan dilaksanakan

Tujuannya :
Untuk memastkan kemungkinan kerugian seminimal mungkin dari tidak dibayarnya pinjaman
/ pembiayaan yang disalurkan, baik untuk debitur individual maupun secara keseluruhan.

Dalam rangka menerapkan prinsip pembiayaan yang sehat, bank menerapkan prinsip Four Eyes
Principle .

Implementasinya :
o Independensi unit kerja reviewer pembiayaan untuk mendukung kualitas analisa pemberian
pembiayaan yang komprehensif.
o Pembentukan Satuan Kerja Khusus Penanganan Pembiayaan Bermasalah.
RISIKO PASAR
o Risiko yang timbul karena transaksi Valas,
o Tidak memiliki eksposur pembiayaan ,
o Penempatan dana dalam bentuk valas

RISIKO LIKUIDITAS
o Mengelola risiko yang kemungkinan timbul akibat adanya mismatch funding ( maturity gap
antara asset bank yang didanai oleh dana jangka panjang dengan jangka pendek ).
o Memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
o Menjaga tingkat likuiditas yang optimal
o Memperbaiki struktur pendanaan dan pembiayaan dengan mengurangi tingkat konsentrasi
terhadap nasabah maupun produk tertentu.
o Memelihara akses bank ke pasar uang, antara lain perolehan dan pemberian credit line dari dan
untuk bank lain.
o Monitoring terhadap Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga ( Financing to deposit
ratio ), Rasio Kewajban antar bank dan kewajiban jatuh tempo.
RISIKO OPERASIONAL
Didukung oleh semua pihak untuk menghindari risiko operasional yang siginifikan.
Dilakukan mulai dari disusunnya Laporan risiko operasional dari unit bisnis yang akan
dikembangkan secara bertahap menjadi self assesment yang akan menjadi dasar terhadap
penilaian risiko operasional dan risiko lainnya sebagai upaya bank dalam menerapkan
pengelolaan risiko operasional menuju penggunaan pendekatan yang lebih advanced.

RISIKO HUKUM
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis dalam menjalankan bisnis,
antara lain :
Adanya tuntutan hukum
Ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
Kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan
agunan yang tidak sempurna.
Bank mengelola risiko hukum dengan memastikan seluruh aktifitas dan hubungan kegiatan usaha
bank dengan pihak ketiga didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi
kepentingan bank dari segi hukum.
RISIKO REPUTASI :
Risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank , atau
persepsi negatif terhadap bank.

Bank mengelola risiko reputasi dengan memastikan kesesuaian antara aktivitas kegiatan usaha bank
bersama-sama dengan aktivitas lain sehingga reputasi bank tetap terjaga.

RISIKO STRATEJIK :
Risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat,
pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan
lingkungan eksternal.

Bank mengelola risiko stratejik melalui proses pertimbangan dan pengambilan keputusan setiap
kebijakan stratejik secara kolektif dan komprehensif oleh Direksi dan Komite komite yang dibentuk.
RISIKO KEPATUHAN
Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Bank mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penelaahan secara komprehensif untuk
memastikan kesesuaian kebijakan SOP ( Standar Operation Procedure ) serta pengembangan
produk baru dengan peraturan eksternal.

Complience Group juga melakukan pengkajian sistem dan prosedur terhadap rencana kebijakan dan
rancangan keputusan dalam rangka mencegah penyimpangan terhadap perundang-undangan
yang berlaku. Contoh : pelampauan BMPK terhadap nasabah peminjam.
Bank melakukan :
o Mendukung Penerapan GCG melalui self assesment.
o Pemantauan prinsip kehati-hatian ( CAR, BMPK, Pemenuhan terhadap aspek syariah untuk bank
syraiah ).
o Pelaporan tugas kepatuhan untuk kepentingan internal & eksternal.
o Menyusun pedoman kerja kepatuhan dan tata tertib kerja tmsk untuk DPS. ( untuk bank syariah ).
o Melakukan penerapan anti pencucian uang / pencegahan pendanaan teroris.
Latihan Untuk Didiskusikan :
Asumsi Data-data sebagai berikut :
Total aset netto Rp. 1.930 milyar
Total Penghimpunan dana pihak ketiga Rp. 1.322 milyar
Total Pembiayaan yang diberikan Rp. 1.603 milyar
laba sebelum pajak Rp. 7,7 milyar

Apa artinya dan berikan persepsinya ( sesuai ketentuan yang berlaku dalam penilaian indikator
keuangan bank ) apabila :
BOPO 90,33 %
ROA 0,72 %
ROE 1,62 %
NPF Gross 1,80 %
FDR 121,31 %
CAR 31,39 %
Perbankan Syariah
Esensi perbankan syariah adalah menegakkan praktik ekonomi berkeadilan dan kesetaraan serta nilai-nilai
kebaikan.
Sasaran jenis usaha - untuk pembiayaan / kredit bank ( syariah ) : pasar usaha mikro , kecil dan
menengah ( umkm ) , perdagangan, pertanian , nelayan , usaha jasa restoran, bengkel, transportasi, dll

Permasalahan di sektor riil usaha masyarakat , a.L. :

Mereka itu pada umumnya tidak bankable , a.L. :


Tidak memiliki tambahan agunan fisik tetapi usahanya cukup prospek.
Tidak biasa / tidak bisa menyusun cashflow, laporan keuangan dll. Yg umumnya
disyaratkan perbankan.

Permasalahan lain yg mungkin muncul dlm praktik : apakah bisa?


Membantu orang yang punya usaha tetapi sedang menghadapi kesulitan dlm usahanhya.
Membebaskan hutang bagi peminjam yang meninggal dunia.
Prinsip bank syariah memiliki beberapa perbedaan prinsip dengan bank sistem konvensional
Dalam sistem bank syariah dikenal dengan yang disebut akad ( perjanjian ) sebagai suatu pengikat setiap
transaksi.
Landasan akad :
Hukum positif yg berkonsekuensi terhadap beban dan keuntungan materi yg bersifat duniawi dan berimplikasi
kepada akhirat.
Akad dilaksanakan berdasarkan syariat islam : karena siapapun yg melanggar akad / perjanjian / kesepakatan
selain terkait dengan hukum positif negara, juga si peminjam ( nasabah ) menangggung beban pertanggung
jawaban di akhirat.

Dalam akad : berisi ketentan-ketentuan yang berupa rukun dan syarat.


Rukun terdiri dari : pen jual, pembeli , barang, harga dan akad / ijab qabul.
Barang yg ditransaksikan
Pelaku transaksi ( penjual dan pembeli )
Harga
Nisbah bagi hasil
Waktu yg ditransaksikan,
Aspek lain-lainnya.
PENJELASAN RUKUN :

Ketentuan barang : harus jelas halal dan haramnya.


Barang / jasa yang ditransasksikan harus halal. Jika ternyata haram maka batal demi hukum syariah..
Harga barang juga harus jelas.
Tempat penyerahan barang / jasa ( delivery of goods / service ) harus jelas, karena akan berakibat pada
biaya transportasi.
Barang / jasa harus jelas berada dalam kepemilikiannya. ( Bukan maya seperti di pasar modal ).
Keterbukaan ( accountability ) , merupakan salah satu prinsip dalam sistem muamalah
( Al baqarah ayat 282-283 untuk selalu menjaga keterbukaan dan kejujuran untuk membangun saling
percaya ( trust ) didalam masyarakat.
KENDALA PENGEMBANGAN EKONOMI SYARIAH
( TMSK BANK SYARIAH )

Para pelaku ekonomi syariah masih menghadapi tantangan yg berat untuk menanamkan prinsip syariah.
Segmentasi pasar ekonomi syariah adalah tidak hanya kepada kalangan muslim saja tetapi juga non muslim.
Ekonomi syariah bersifat universal seperti : keadilan, transparansi, kejujuran, maju dan sejahtera bersama.

Kendala yg dihadapi dalam pengembangan ekonomi syariah, a.L. :

Kurangnya pemahaman masyarakat ( yg beragama islam ) thdp ekonomi syariah.


Dipandang belum mendapat dukungan penuh dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan ekonomi terhadap
pengembangan ekonomi syariah ( kurangnya keberpihakan terhada ekonomi syariah ).
MASALAH KETERBUKAAN DALAM BERMUAMALAH

Keterbukaan merupakan landasan prinsip dalam sistem muamalah.


Bagaimana kaitannya dengan perhitungan-perhitungan setiap transaksi bank syariah?
Keterbukan harus selalu diwujudkan dalam setiap hubungan lembaga bank syariah dengan nasabah atau
masyarakat secara umum. Artinya disini kedudukan nasabah sebagai mitra yang setara.
Dalam setiap akad transaksi setiap aspek dibicarakan untuk mencapai kesepakatan sama-sama ikhlas / rela
sehingga tercapai posisi keridoan antara kedua belah pihak.

Contoh :
Dalam akad transaksi bai as-salam :
Seorang petani memerlukan biaya pengolahan lahan 1 ha sawah = rp. 2 juta.
Bantuan pembiayaan dari bank sebesar rp. 2 juta dgn jangka waktu 4 bulan.
Pelunasan pembiayaan setelah jatuh waktu ( 4 bulan ) .
Hasil panen diperoleh 2 ton, dan dengan persetujuan phak bank, hasil panen dijual kepada phak lain
seharga misalnya rp. 1.500 / kg.
Bank setuju akan memperoleh keuntungan rp. 300./ Kg.
Total pendapatan nasabah dari hasil panen = rp. 1500 x 2.000 KG = rp. 3.000.000
Total keuntungan untuk bank = rp. 300 / kg x 2000 kg = rp. 600.000
Sisa hasil panen = rp. 2.400.000
KONSEP EKONOMI ISLAM

Konsep Perbankan Syariah merupakan bagian integral dengan konsep / sistem ekonomi / keuangan syariah atau
ekonomi Islam.
Ekonomi Islam lahir disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
o Ajaran agama yg melarang riba dan menganjurkan sodaqoh
o Timbulnya surplus dolar dari negara-negara penghasil minyak ( Opec / Timur Tengah dan negara Islam ) lainnya
dimana mereka memnbutuhkan institusi keuangan islam i untuk menyimpan dana mereka.

Konsep Ekonomi Islam

Fairness merupakan ciri sistem ekonomi Islam


Keadilan harus ditegakkan tanpa harus memberikan keistimewaan.
Menolak segala jenis transaksi maya seperti yang tejadi di pasar uang saat ini.
Uang bukan merupakan komoditas yang diperdagangkan.
Praktek penggandaan uang dan spekulasi dilarang
Globalisasi dibuka seluas-luasnya tetapi transaksi maya ditutup serapat-rapatnya.

Demokrasi ekonomi

Adalah kegiatan ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan dan kemanfaatan .
PRINSIP DAN KARAKTER PELAKU EKONOMI KONVENSIONAL

Mengacu kepada postulat Adam Smith : bhw kebutuhan manusia unlimitted dihadapkan kepada sumber-sumber
( resources ) yg terbatas.

o Dari nilai-nilai dasar tsb maka lahirlah model paling ekstrim :


Ekonomi liberal dan kapitalis ( free market competition ) yg ditandai dengan persaingan bebas, dan
Perebutan sumber ekonomi antar individu atau kelompok masyarakat dgn berbagai cara. Yg kuat
selalu yg menang dan yg lemah akan kalah. Keadilan dikesampingkan ?

o Kondisi demikian kemudian lahir dan bekembang kondisi keserakahan ( greed ), pemusatan kekayaan dan
modal, penimbunan ( hoardng ) dll.

Dilain pihak timbul ( akibat dari nilai-nilai dasar sistem konvensional ) :


Kemiskinan ( poverty )
Ketidak adilan kemanusiaan ( un justice )
Kesenjangan atau ketidak merataan ( gap ) yg makin dalam antara si miskin dan si kaya.
Selanjutnya menimbulkan keresahan ( unrest ) dan ketidak nyamanan lahir dan bathin.
PERBEDAAN POKOK
SISTEM BUNGA DAN BAGI HASIL

Pokok Perbedaan Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil


1. Dasar Perjanjian penentuan Tidak Bersasarkan keuntungan / Berdasarkan Keuntungan /
Bunga / Imbalan kerugian kerugian.
2. Dasar perhitungan Bunga / % tertentu dari Nilai Pinjaman Nisbah Bagi Hasil berdasarkan
Imbalan keuntungan yg diperoleh.
3. Kewajiban Membayar Tetap harus dibayar meskipun Imbalan dibayar bila usaha
Bunga/Imbalan usaha nasabah merugi. nasabah untung.
Besarnya pembayaran bunga Apabila Rugi, maka kerugian
tetap ditanggung kedua belah pihak.
4. - Agunan / Jaminan Tambahan o Mutlak diperlukan Tidak Mutlak diperlukan.
- Obyek Usaha yg dibiayai o Pada dasarnya Tidak ada Jenis Usaha dibatasi sesuai
pembatasan jenis usaha syariah.
sepanjang layak dibiayai oleh
bank.
5. Kedudukan sistem bunga Pengenaan bunga masih diragukan Pembayaran imbalan berdasarkan
berdasarkan Prinsip Syariah kehalalannhya oleh agama. bagi hasil dihalalkan oleh agama.
KEGIATAN USAHA BANK SYARIAH

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA / PEMBIAYAAN ( PENYEDIAAN JASA-JASA PELAYANAN


( Funding ) Financing ) PERBANKAN( Bank Services )

Mrpkn kegiatan penarikan dana atau 1. Prinsip Jual Beli ( Bai) : a. Al Wakalah :
penghimounan dana dari masyarakat dlm Bai Al Mrabahah : transaksi j.b. Barang Pemberian kuasa dari nasabah kpd bank
bentuk Simpanan dan Investasi dgn tambahan keuntungan yg disepakati. untuk mewakili dirinya melakukan
berdasarkan prinsip syariah. Bai AS-Salam : pembelian suatu barang pekerjaan atau jasa tertentu, seperti
Prinsip Operasional Syariah dalam Yg penyerahannya dilakukan di kmdn hari, pembukaan L/C , Inkaso dan transfer
Penghimpuna n Dana adalah Prinsip Al sdgkn paymentnya dilakukan cash uang.
Wadaiah dan Al Mudharabah. dimuka.
Bai Al-Istihna : kontrak penjualan
angtara pembeli dan produsen dg
payment dimuka ( cash, cicilan /
ditangguhkan ).
Prinsip Al Wadiah : 2. Prinsip Bagi Hasil b. Al Hawalah
Titipan mjurni dr nasabah kpd bank atau Al Mudharabah : perj. ksm antara 2/3 Pengalihan hutang dari debitur kpd orang
pihak lain yg harus dijaga dan phk, dimana salah satu phk menyediakan lain yg menanggungnya. ( Factoring )
dikembalikan kpd penitip ( penabung ). dana dan pihak lainnya menyediakan c. Al Kafalah :
Contoh : Giro dan Tabungan tenaga/skill. Pemberian garansi /jaminan oleh bank (
Al Musyarakah : perj. Antara para pemilik penangung ) kpd phk ketiga (bowheer) untuk
menanggung kpd phk kedua jika wanprestsi
modal pd suatu usaha tertentu., dgn perj.
Keuntungan sesuiai nisbah yg disepakati.
Prinsip Al Mudharabah : Prinsip Sewa Menyewa : d. Al Rahn :
Perjanjian antara Penanam Dana dgnm Al Ijarah : perj. Sewa dgn pemindahan Gadai : penyerashan barang /harta oleh
Pengelola Dana untuk melakukan usaha hak kepemilikan atas brg yg disewa. peminjam sbg jaminan kpd pihak pemberi
tertentu, dengan pembagianm Al Ijarah Al Muntahiya bit tamlik : pinjaman ( bank /Lkbb lainnya )
keuntungan antara kedua belah pihak kombinansi sewa dg jual beli ( bank dgn
berdasarkan nisbah yg telah disepakati nsbh sbg penyewa) . Penyewa pd akhir
sebelumnya. Contoh : Tabungan dan Dep. akad diberi hak utk membeli. Disebut
Sale and Leaseback.
Prinsip Pinjam Meminjam Kegiatan Usasha Lain
Prinsip pinman meminjam berdasarkan Bank Syariah
Qardh. Antara Bank dndn pihak peminjam Melakukan usaha lain yg ditentukan oleh
dimana pembahyaran kembalinya sekaligus Bank Indonesia.
atau dg di cicil sesuai dgn jk waktu yg
ditentukan
C. LAYANAN JASA-JASA BANK SYARIAH

BANK GARANSI ( JAMINAN BANK ) - PRINSIP AL KAFALAH - DALAM PELAKSANAAN PROYEK / PEMENUHAN KEWAJIBAN
KEPADA PIHAK KETIGA.

TRANSFER UANG - PRINSIP AL H IWALAH

SAFE DEPOSIT BOX - PRINSIP AL WADIAH YAD AMANAH ( TITIP MURNI ) , DIMANA DPT SEWA / FEE SBG
IMBALANNYA.

AL SHARF ( JUAL BELI VALUTA ASING )

PENERBITAN LETTER OF CREDIT ( L/C LUAR NEGERI DAN L/C DOMESTIK ATAU SKBDN ) :

o PRINSIP AL WAKALAH : NSBH MELAKUKAN STORJAM 100% DGN PRINSIP AL WADIAH , BANK
MEMUNGUT FEE SBG IMBALANNYA.

o PRINSIP MUSYARAKAH : BANK DAN NSBH SEPAKAT BUKA L/C UTK BELI BARANG DGN PRINSIP BAGI HASIL .
NSBH MELAKUKAN STORJAM SEBESAR % TERTENTU BERDASARKAN AL WADIAH. BANK DAPAT FEE SBG IMBALANNYA.

o PRINSIP MURABAHAH : NSBH DPR FASILITAS DARI BANK UTK BUKA L/C UNTUK BELI BARANG DGN POLA BAGI HASIL
KEUNTUNGAN . NSBH TIDAK MELAKUKAN STRORJAM.
BANK DAPAT FEE ATAS PEMBERAN FASILITAS TSB. DAN BAGI HASIL KEUNTUNGAN .

KLIRING / RTGS
HUBUNGAN BANK DENGAN NASABAH

BANK PENYIMPAN DANA /


SBG. MUDHARIB INVESTOR
(PENGELOLA DANA ) SBG. SHAHIBUL MAAL

BANK NSBH. PEMINJAM


SBG. SHAHIBUL MAAL SBG. MUDHARIB
(PEMILIK DANA 100 %) (PENGELOLA DANA )
KEGIATAN USAHA BANK SYARIAH

A. PENGHIMPUNAN DANA B. PENYALURAN DANA

I. SIMPANAN - BERUPA : PEMBIAYAAN SISTEM BAGI HASIL - Berdasarkan akad :


Tabungan prinsip Wadiah Ad- dhamanah - Mudharabah : pembiayaan BH, dana dari bank 100%
prinsip al mudharabah ,

- Musyarakah : ksm usaha via penyertaan modal


Giro : prinsip Wadiah

Ii. Investasi berupa : - Murabahah : skim jual beli barang ( pembiayaran


Deposito - prinsip al mudharabah kemudian ) . dana dari bank.
Bentuk lainnya yg dpt dipersamakan dgn itu - Bai bithman ajil : skim jual beli barang dgn
sistem angsuran.
Jenis akad : - Bai al istishna : skim jual beli barang via
Mudharabah , atau akad lainnya. Bank atas dasar kontrak antara konsumen
dgn produse.N ( manufaktur )
- Al ijarah - skim sewa guna usaha (leasing) :
( bank dilarang utk kegiatan ini ).
- Al hawalah : pengambil alihan hutang ( anjak
piutang )
- Al. Bai dayn : pendiskontoan we / wesel dagang
- Qardh - pinjaman tanpa imbalan.
- Rahn ( gadai )
CONTOH PERHITUNGAN BONS / BAGI HASIL

GIRO WADIAH :

Saldo rata-rata giro Tn. A pada bulan januari 2013 sebesar Rp. 1.000.000
Bonus diberikan kpd nasabah 25 %
Total keuntungan yg diperoleh bank dari giro wadiah rp. 6.000.000
Total saldo rata-rata dana giro di bank syariah utk bulan januari 2013 Rp. 200.000.000
Bonus yang dibayarkan kepada nasabah giro :

Rp. 1.000.000
X Rp. 6.000.000 x 25 % = Rp. 7.500 ( sblm pajak )
Rp. 200.000.000

JASA GIRO BONUS ( ATHAYA )


Diperjanjikan sebelumnya Tidak diperjanjikan

Disebutkan dlm akad Pemberian bonus atas kebaikan bank


Ditentukan dlm % yg tetap Ditentukan sesuai keuntungan riil bank
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
Besar kecilnya bagi hasil yg diperoleh penyimpan dana ( Besar kecilnya bunga yg diperoleh nsbh bergantung
nasabah ) bergantung kepada : kepada :
Pendapatan bank atas pengelolaan dana bank ( giro, Tingkat bunga yg berlaku
tab / depo )
Nisbah bagi hasil antara bank dgn nasabah Saldo giro / nominal simpanan tab / deposito

Nominal simp. Tab / dep / giro ( saldo rata2 ) Jangka waktu ( utk deposito )

Posisi saldo rata-rata simpanan tab/dep/giro yg


dikelola bank syariah
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL

Bank syariah memberi bagi hasil kepada investor ( Semua bunga yg diberikan kepada deposan menjadi
deposito ) dgn pendekatan fdr (financing to deposit ratio ) beban biaya langsung.
Yaitu mempertimbangkan antara dana pihak ketiga dan
pembiayaan yg diberikan.
LFR mencerminkan aspek keseimbangan, dan keadilan Tanpa memperhitungkan brp pendapatan yg dpt
karena bank benar-benar membagikan hasil riil dari dihasilkan bank dari dana yg dihimpun.
pengelolaan dana oleh bank kpd penyimpan dana ( giro,
tab atau deposito ).
Konsekuensinya bank harus menambahi bila bunga dari
peminjam ternyata < dibandingkan dengan kewajiban
bunga simpanan ke deposan. Dikenal dgn negative
spread atau rugi.
KONSEP PERBANKAN SYARIAH DI ERA PASAR GLOBAL

Konsep perbankan syariah merupakan sebuah konsep perbankan yang dapat memenuhi kebutuhan bermacam-
macam dilengkapi dengan teknologi maju.

Konsep pengenalan bank syariah tidak hanya / tidak lagi pendekatan akad tetapi lebih kepada kebutuhan.
Misalnya :
Kebutuhan KPR ( KPR/PPR = pembiayaan pemilikan rumah ) dimana didalamnya pakai akad seperti :
Ijarah Muntahiya Bittamlik.
Musyarakah Muntanaqisah.
Murabahah

Konsep Syariah banking ( universal banking ) kebutuhan nasabahnya yang harus dipahami dan dipenuhi secara
baik.

Pendekatan Perbankan Syariah : aspek spritual, lebih rasional dan inklusif seperti masalah branding,
posisioning dan diffrentiation produk / jasa nya yg unik yg didukung dengan SDM Syariah profesional,
berintegritas, beretika islam dan bermoral baik, serta didukung teknologi informasi yang canggih.

Layanan Perbankan Syariah pada pembiayaan konsumer dan pembiayaan produktif seperti : UMKM

Perbankan Syariah harus mampu menjawab kebutuhan nasabah dengan berbagai produk keuangan syariahnya.
MENGENAL KONSEP / MODEL PRAKTIK
GRAMEEN BANK DARI PAKISTAN

Pelopor : prof. Muhammad yunus - dalam keberhasilannya memberdayakan kaum paling


miskin di bangladesh yang tersebar dimana-mana.

Operasional perbankannya dengan memberikan pinjaman tanpa agunan kepada :


kaum paling miskin di bangladesh
ibu rumah tangga yg tidak memiliki penghasilan tetap ( 95 % )
Besar nilai pinjaman dibawah rp. 2 juta
LATIHAN DISKUSI
DI BRAZIL :
BRAZILIAN DEVELOPMENT BANK ( BNDES ) YG MEMILIKI MISI SOSIAL DAN LINGKUNGAN KHAS BRAZIL MEMILIKI
KEBIJAKAN YG BERPIHAK KEPADA SEKTOR USAHA KECIL PRODUKTIF YG MENDUKUNG SEKTOR EKONOMI RIIL
BRAZIIL.
SEMAKIN KECIL USAHA PRODUKTIF SEKTOR RIIL SEMAKIN KECIL BUNGA YG DIKENAKAN , DAN
SEMAKIN LAMA JANGKA WAKTU YANG DIKENAKAN.

DI INDONESIA ?
BERTOLAK BELAKANG DENGAN KEBIASAAN PRAKTIK PERBANKAN KONVENSIONAL MAUPUN SYARIAH, YG
CENDERUNG MENGENAKAN BUNGA MAUPUN MARGIN YG TINGGI BAGI USAHA KECIL PRODUKTIF SEKTOR RIIL,
KARENA DIANGGAP TIDAK ATAU KURANG BANKABLE DAN BERISIKO TINGGI.
KEBIJAKAN & STRATEGI MANAJEMEN BANK
SEBUAH KONSEP

1. Set Up Fundamental Insfrastruktur


Implementasi dan migrasi Core Banking System
Menyusun kebijakan, Pedoman Kereja dan SOP terkait dengan operasional bank.
Implementasi manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang baik
Evaluasi kerja kantor pusat, kantor cabang dan cabang pembantu

2. SDM dan Struktur Organisasi


Mengoptimalkan kualitas SDM terutama di bagian pembiayaan ( marketing, analisis pembiayaa,
reviewer, appraisal ) dan posisi strategis
Pelaksanaan penddikan & pelatihan kompetensi secara intensif dan berkesinambungan disetiap
unit kerja ;
Menyusun organisasi yang berorientasi bisnis tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian.

3. Perluasan segmen pemberian pinjaman / pembiayaan dan kualitas pengelolaannya., misalnya


disamping UMKM juga segmen komersial adan korporasi.
Peningkatan sekor produktif melalalui Linkage Program, Penguatan fungsi Financing Risk
Taker.
Melalkukan sosiasi, promosi , peningkatan layanan dan pembuatan program bank ( internal dan
eksternal ).
Kebijakan Efisiensi Operasional
Perbaikan sistem kerja operasional , meliputi : proses, personal dan insfrastrukturnya secara
berkelanjutan.
Peningkatan cost awareness bagi setiap karyawan dan unit kerja.

Nilai perusahaan ( Core Value ) dan Budaya Kerja


o Perumusan nilai perusahaan yang diinginkan pemegang saham,
o Menciiptakan lingkungan dan hubungan kerja yang harmonis antara manajemen dengan
karyawan,
o Meningkatkan team building berkarakter baik ( pembangunan human capital ) bagi setiap
karyawan dan unit kerja.

Membangun citra positif Bank


o Melakukan survey internal dan eksternal untuk mengetahui citra bank.
TEKNOLOGI INFORMASI & KEBUTUHAN NASABAH

MELALUI PEENERAPAN TI BANK MAMPU MEMENUHI 5 ( LIMA ) KEBUTUHAN NASABAH YAITU :


Pemenuhan layanan perbankan
Kapabilitas perusahaan
Keamanan bertransaksi
Profitabilitas dan efisiensi
Pelayanan kepada nasabah.

DENGAN TI BANK MAMPU MENAMPILKAN :


Availability
Reliability
Security
Affordability, dan
Comfortability
Bunga KPR Sistem Konvensional Vs Skema KPR Syariah

Pembeda Sistem Konvensional Sistem Syariah


Suku Bunga Fluktuatif, menyesuaikan mekanisme pasar. Menggunakan istem margin, fixed sejak
awal akad.

Biaya Provisi Ada, besarnya 1 % plus biaya adm. Rp. Tidak ada , tapi mengenakan biaya
300.000,- administrasi diatas 1 %, misalnya 1,4 %.

Angsuran Tingkat suku bunga bertubah-ubah Fixed, sampai selesai masa angsuran sesuai
mengikuti tingkat suku bunga bank . kesepakatan.

Penalti Ada, jika pembayaran break ditengah jalan. Tidak ada, karena harga sudah ditetapka
dari awal.

Sertifikat Digabung di sertifikat utama Dipecah dari sertifikat utama sejak akad.
Simulasi KPR :
Harga Rumah Rp. 500 juta, Jangka waktu 15 tahu ( 180 bulan) , Uang Muka 20 % ( Rp. 100 juta. Bunga
Konvrensional 9,50 % , Margin (Syariah ) 12,5 % per annum

Skema Konvensional
Pokok Utang = Rp. 400 juta
Harga tentatif = Rp. 400 juta x 9,50 % x 180 = Rp. 684 juta .
Angsuran = Rp. 684 juta : 180 = Rp. 3,8 juta ( menyesuaikan bunga pasar )
Pembayaran Pertama = Rp. 100 juta ( Uang Muka )
Biaya Notaris :
o P.K. = Rp. 400.000
o APHT = Rp. 1.750.000
o AJB & BN = Rp. 3.750.000 Skema Syariah :
o Cek Sertifikat = Rp. 150.000
Asuransi : Pokok Utang = Rp. 400 juta
Jiwa = Rp. 3.706.000 Harga Fixed = Rp. 400 juta x 12,5%x 15 = Rp. 750 juta
Kebakaran = Rp. 2.165.000 Angsuran = Rp. 750 juta : 180
= Rp. 4,2 juta / bulan
Provisi = Rp. 400.000
Administrasi = Rp. 300.000
Biaya Apraisal = Rp. 561.224
Total = Rp. 116.782.224

Anda mungkin juga menyukai