Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

EKONOMI ISLAM
BANK UMUM SYARIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Islam

Oleh :

Isnaeni Dian Pratiwi F1320047


Mohammad Ubaidillah Hakim F1320056
Renanda Agna Devita Syafitri F1320065

Program Studi S1 Akuntansi (Transfer)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan Syariah.
Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang
bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-
hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai
kegiatan usaha yang halal.
Bank Syariah berbeda dengan bank konvensional pada umumnya. Perbedaan
utamanya terletak pada landasan operasi yang digunakan. Kalau bank konvensional
beroperasi berlandaskan bunga, bank syariah beroperasi berlandaskan bagi hasil, ditambah
dengan jual beli dan sewa.
Menurut pandangan Islam, di dalam sistem bunga terdapat unsur ketidakadilan karena
pemilik dana mewajibkan peminjam untuk membayar lebih dari pada yang dipinjam tanpa
memperhatikan apakah peminjam menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.
Sebaliknya, sistem bagi hasil yang digunakan bank syariah merupakan sistem ketika
peminjam dan yang meminjamkan berbagi dalam risiko dan keuntungan dengan pembagian
sesuai kesepakatan.

Sejarah Bank Umum Syariah


Bank syariah pertama kali muncul pada tahun 1963 sebagai pilot project dalam bentuk
bank tabungan pedesan di kota kecil Mit Ghamr, Mesir. Percobaan berikutnya terjadi di
Pakistan pada tahun 1965 dalam bentuk bank koperasi. Setelah itu, gerakan bank syariah
mulai hidup kembali pada pertengahan tahun 1970-an. Berdirinya Islamic Development Bank
pada 20 Oktober 1975, yang merupakan lembaga keuangan internasional Islam multilateral,
mengawali periode ini dengan memicu bermunculannya bank syariah penuh di berbagai
negara, seperti Dubai Islamic Bank di Dubai (Maret 1975), Faisal Islamic Bank di Mesir dan
Sudan (1977), dan Kuwait Finance House di Kuwait (1977).
Sampai saat ini lebih dari 200 bank dan lembaga keuangan syariah beroperasi di 70
negara muslim dan nonmuslim yang total portofolionya sekitar $200 milyar (Algauod dan
Lewis, 2001; dan Siddiqui, 2004). Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal
1990-an dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Secara perlahan bank syariah mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan yang sesuai
dengan prinsip syariah agama Islam yang dianutnya, khususnya yang berkaitan dengan
pelarangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif yang nonproduktif yang serupa
dengan perjudian, ketidakjelasan, dan pelanggaran prinsip keadilan dalam bertransaksi, serta
keharusan penyaluran pembiayaan dan investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal
secara Syariah.

Perangkat yang digunakan dalam Bank Syariah


 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Mudharabah
Digunakan untuk membantu bank syariah untuk mengatasi kesenjangan likuiditas
yang bersifat sementara.
 Ba’i Al Dayn
Jual beli hutang dengan merujuk kepada pembiayaan hutang.
 Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Menggunakan piranti sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) yang
berjangka waktu 90 hari.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
Sebagai piranti pelaksanaan operasi pasar terbuka bberdasarkan prinsip syariah.
SWBI dapat dijadikan sarana penitipan dana jangka pendek bagi bank syariah yang
mengalami likuiditas.

Fungsi Bank Syariah


Fungsi Bank Syariah dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi Bank Syariah sebagai Manajemen Investasi
Fungsi ini berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut
kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai mudharib, atau pihak
pelaksana investasi dana dari pihak lain) menerima persentase suatu keuntungan
hanya dalam kasus keuntungan.
Bank syariah bertindak sebagai manager investasi dari pemilik dana (shahibul
maal) dari dana yang dihimpun (dalam perbankan lazim disebut deposan/ penabung),
karena besar kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima pemilik dana sangat
bergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam
pengelolaan dana mudharabah sehingga tergantung kepada kehati-hatian, keahlian,
dan sikap profesionalisme.
Fungsi ini dapat dilihat dari segi penghimpunan dana bank syariah, khususnya
dana mudharabah, bank syariah dalam posisi ini bertindak sebagai manager investasi
dalam arti dana tersebut harus dapat disalurkan pada penyaluran produktif, sehingga
dana yang terhimpun tersebut dapat menghasilkan dan hasilnya akan dibagi hasil
dengan pemilik dana. Bank syariah tidaklah sepatutnya menghimpun
dana mudharabah jika tidak dapat menyalurkan dana tersebut pada hal yang
produktif, karena hasil yang diperoleh akan tetap dibagikan kepada pemilik
dana sehingga hal tersebut jelas akan berakibat merugikan pemilik dana yang sudah
ada.
2. Fungsi Bank Syariah sebagai Investasi
Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang disimpan pada bank tersebut
(dana pemilik bank maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat
investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai dengan syari’ah tersebut
meliputi akad murabahah, sewa-menyewa, musyarakah, akad mudharabah, akad
salam atau istishna’, pembentukan perusahaan atau akuisisi, pengendalian atau
kepentingan lain dalam rangka mendirikan perusahaan, memperdagangkan produk,
dan investasi atau memperdagangkan saham yang dapat diperjualbelikan atau real
estate. Keuntungan dibagikan kepada pihak yang memberikan kontribusi dana setelah
bank menerima bagian keuntungan mudharibnya yang sudah disepakati antara
pemilik rekening investasi dan bank sebelum pelaksanaan akad. Fungsi ini dapat
dilihat dalam hal penyaluran dana yang dilakukan bank syariah, baik yang dilakukan
dengan mempergunakan prinsip jual beli maupun dengan prinsip bagi hasil.
3. Fungsi Bank Syariah sebagai Jasa Keuangan
Bank syariah dalam fungsi ini juga dapat menawarkan berbagai jasa keuangan
lainnya berdasarkan wupah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau
penyewaan.
4. Fungsi Bank Syariah Sebagai Jasa Sosial
Dalam prinsip perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanakan jasa
sosial, jasa tersebut bisa melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), dana zakat, atau
dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan dalam
Islam juga mengharuskan bank Islam berperan untuk mengembangkan sumber daya
insani dan menyumbang dana untuk pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup.
Peran Bank Syariah
Bank Syariah dapat berperan sebagai pendorong terjadinya produktifitas dari dana
masyarakat. Mendorong pemerataan pendapatan, Bank Syariah tidak hanya berperan sebagai
Lembaga intermediasi, tetapi juga dapat sebagai media dalam pengumpulan dana zakat,
infaq, sodaqoh serta peningkatan mobilisasi dana.

Ciri-Ciri Bank Syariah


Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional, yaitu:
1. Beban biaya yang disepakati, pada waktu transaksi perjanjian dalam bentuk nominal
memiliki sifat yang fleksibel dan tidak kaku, sehingga bisa tawar menawar antara
bank dan nasabah dalam batasan wajar. Beban biaya tersebut hanya diberlakukan
hanya sampai waktu tertentu sesuai dengan kontrak perjanjian.
2. Menghindari istilah persentasi. Biasa persentasi memiliki sifat yang melekat pada sisa
utang meskipun waktu perjanjian telah berakhir. Sehingga lebih dipergunakan istilah
bagi hasil.
3. Terdapat pengawas syariah (Dewan Pengawas Syariah) yang diotorisasi oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan lembaga yang lainnya. Dewan
pengawas syariah ini terdiri dari tiga orang atau lebih yang berprofesi sebagai ahli
hukum Islam yang berfungsi memberikan fatwa tentang produk ekonomi
danperbankan syariah seperti wadiah, ijarah, mudharabah. Dalam pengawasan bank
syariah, dewan pengawas didampingi oleh komisaris mengawasi pelaksanaannya.
4. Pengerahan dana dari nasabah penabung dalam bentuk deposito tabungan dianggap
sebagai titipan (wadiah) oleh bank syariah untuk dimanfaatkan sebagai proyek-proyek
sehingga tidak dijanjikan imbalan yang pasti.
5. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan bank syariah tidak mematok keuntungan yang
pasti karena hakikat yang mengetahui untung-rugi hanya Allah. Ketika keuntungan
pembiayaan dipatok persentasi maka yang akan terjadi adalah adanya bunga pada
setiap transaksi.
6. Bank syariah sering memakai istilah bahasa arab yang mana istilah itu sudah
tercantum dalam fiqih Islam.
7. Terdapat larangan aktivitas usaha tertentu dari bank syariah.
8. Aktivitas usaha bank syariah banyak jenisnya jika dibandingkan dengan bank
konvensional
Pengembangan Kendala dalam Bank Syariah
Berdasarkan roadmap pengembangan perbankan syariah Indonesia yang dikeluarkan
Otoritas Jasa Keuangan, maka terdapat beberapa elemen terkait kebijakan perbankan syariah
Indonesia. Ada 7 (tujuh) pengembangan perbankan syariah dalam rangka mencapai visi
pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Ketujuh arah kebijakan tersebut yaitu:
1. Memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stakeholder
lainnya,
2. Memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi,
3. Memperbaiki struktur dana untuk mendukung perluasan segmen pembiayaan,
4. Memperbaiki kualitas layanan dan keragaman produk,
5. Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM, TSI (Teknologi Sistim Informasi) serta
infrastruktur lainnya,
6. Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat, dan
7. Memperkuat serta harmonisasi pengaturan dan pengawasan.

Strategi Pengembangan Bank Syariah


Kaitannya dengan strategi pengembangan terdapat beberapa faktor secara signifikan
menjadi pendorong peningkatan kinerja industri perbankan syariah, baik dalam kegiatan
penghimpunan dana maupun penyaluran pembiayaan, sebagai berikut;
1. Ekspansi jaringan kantor perbankan syariah mengingat kedekatan kantor dan
kemudahan akses menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan nasabah
dalam membuka rekening di bank syariah.
2. Dengan program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk dan
layanan perbankan syariah semakin meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat.
3. Upaya peningkatan kualitas layanan (service excellent) perbankan syariah agar dapat
disejajarkan dengan layanan perbankan konvensional, yakni pemanfaatan akses
teknologi informasi, seperti layanan anjungan tunai mandiri (ATM), mobile
banking maupun internet banking.
4. Pengesahan beberapa produk perundangan yang memberikan kepastian hukum dan
meningkatkan aktivitas pasar keuangan syariah, seperti:
a) UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
b) UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (sukuk); dan
c) UU No.42 tahun 2009 tentang Amandemen Ketiga UU No.8 tahun 1983 tentang
PPN Barang dan Jasa.
TAHAPAN PENGEMBANGAN BANK SYARIAH

 Membentuk Komite Pengarah, Komite Ahli, dan Komite Kerja Pengembangan


Perbankan Syariah

 Melakukan inventarisasi perangkat ketentuan yang ada serta menyusun ketentuan


yang lebih lengkap dan dibutuhkan dalam rangka membentuk iklim perbankan syariah
yang bersifat kondusif

 Membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia


merupakan tulang punggung keberhasilan program pengembangan perbankan syariah

 Melaksanakan kegiatan sosialisasi perbankan syariah kepada kalangan perbankan,


masyarakat umum, dan ulama
Referensi

Ascarya, Diana Yumanita. 2005. Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta.Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

TipsSerbaSerbi. 2016. Fungsi Bank Syariah. Diakses pada 10 Oktober 2020 melalui
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2014/03/fungsi-bank-syariah.html

HarianMuslim. 2020. Ciri Bank Syariah dan Bank Konvensional. Diakses pada 10 Oktober
2020 malalui https://harianmuslim.com/ciri-ciri-bank-syariah-dan-bank-konvensional/

MakalahKuIndonesia. 2017. Makalah Strategi Pengembangan Perbankan Syariah. Diakses


pada 10 Oktober 2020 melalui
http://makalahkuindonesia.blogspot.com/2017/12/makalah-strategi-pengembangan-
perbankan.html

Anda mungkin juga menyukai