Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Ikhsan Nursidik

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042507005

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205/Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

Kode/Nama UPBJJ : YOGYAKARTA

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Secara umum, bank syariah hampir mirip dengan produk yang dimiliki bank konvensional.
Perbedaan yang kentara hanyalah bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil. Selain itu, landasan
nilai yang diadopsi bank syariah adalah nilai keseimbangan, kebermanfaatan, dan juga keislaman.
Macam produk bank Syariah :
 Tabungan Syariah
Tabungan merupakan simpanan dana dalam jumlah tertentu. Simpanan tersebut bisa ditarik
sewaktu-waktu. Tempat penarikannya pun bisa berbagai macam. Mulai dari ATM hingga
langsung ke bank. Perbedaannya adalah kata syariah. Tabungan syariah mengenal dengan
istilah wadi’ah. Yaitu, tabungan tersebut tidak akan mendapatkan bunga karena sifatnya titip.
 Deposito Syariah
Deposito syariah adalah menggunakan akad mudharabah. Yaitu, sistem bagi hasil antara
nasabah dengan bank. Deposito syariah ini perbandingannya antara 60 banding 40. Semakin
besar keuntungan yang diperoleh bank, semakin besar pula profit yang didapatkan oleh
nasabah.
 Gadai Syariah
Keuntungan jika Anda menggunakan gadai syariah adalah bank mampu meminjamkan uang
kepada nasabah dengan jaminan harta. Harta tersebut bernilai dan dapat dijual. Uniknya,
peminjaman uang tersebut tidak berdasarkan bunga. Harta itulah yang nantinya akan menjadi
jaminan apabila nasabah tidak melunasi uang ketika masuk jatuh tempo.
 Pembiayaan Syariah
Yang dimaksud pembiayaan syariah adalah leasing atau sewa guna usaha. Yaitu, penyediaan
barang modal baik secara sewa usaha dengan hak opsi maupun tanpa hak opsi. Hampir sama
dengan gadai syariah, pembiayaan syariah dalam jangka waktu tertentu. Dan, pembiayaannya
secara berkala.

2. Perbedaan antara Bank Umum Syariah dan BPRS


Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbedaan Bank Umum Syariah dan BPRS:

1. Menghimpun dan menyalurkan dana ke masyrakat


Secara umum Bank Umum Syariah dan BPRS sama-sama memiliki fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana ke publik. Namun dalam BPRS, simpanan berupa tabungan atau investasi
berupa deposito berdasarkan akad wadi'ah dan mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
BPRS juga hanya dapat menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan bagi
hasil, pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah
berdasarkan akad ijarah atau sewa beli serta pengambilalihan utang berdasarkan akad
hawalah. Sedangkan bank syariah cenderung bersifat umum.

2. Fungsi social
Bank Syariah dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu
menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Sementara BPRS tidak terdapat fungsi
sosial
3. Penempatan dana pada bank lain
BPRS menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan akad
wadi'ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah dan atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.

4. Penghimpunan dana
Bank Syariah dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf
(wakif).
Sedangkan BPRS memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank
Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS.

5. Penyediaan produk
Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. Secara kelembagaan bank umum syariah ada
yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terdapat pula dalam bentuk UUS dari
bank umum konvensional.
Sedangkan BPRS menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya
yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

3. Faktor penilaian tingkat kesehatan suatu Bank


Pokok-pokok yang diatur dalam pengawasan kesehatan bank sesuai pojk No 4 tahun 2016 sebagai
berikut
1. Bank ( termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank
baik secara individual maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko. penilaian
tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi bank yang melakukan pengendalian
terhadap perusahaan anak.
2. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri dari profil risiko (risk profile) good
corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital).
3. Bank wajib melakukan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank dan hasil self assessment
tingkat kesehatan bank yang telah mendapati persetujuan dari direksi wajib disampaikan
kepada dewan komisaris selanjutnya menuju Bank Indonesia.
4. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester ( untuk
posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
5. Apabila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia di temukan permasalahan atau
pelanggaran yang secara signifikan mempengaruhi atau akan mempengaruhi operasional dan
atau kelangsungan usaha Bank maka Bank Indonesia berwenang menurunkan peringkat
komposit tingkat kesehatan bank.

4. Sudah, karena menurut saya prinsip kerahasiaan bank memanglah harus diberlakukan demi
keamanan kepentingan dari nasabah. untuk itu hampir semua Bank di Indonesia sudah
memberlakukan prinsip tersebut. Namun terkadang kita masih menemukan suatu masalah di dalam
manajemen bank di Indonesia. seperti masalah Bank Century yang sudah lama terjadi. untuk itu itu
kita perlu mengatasi oknum yang sudah menyeleweng dari prinsip kerahasiaan bank di Indonesia. kita
juga Perlu berhati-hati dengan Bank yang mungkin belum terverifikasi di Bank Indonesia.

5. Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan atau modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk pengembangan usaha dengan jangka waktu
tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan atau
pembiayaan Berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

Anda mungkin juga menyukai