Ir. Agus Siswanto, MEI, AAAIJ. PENDAHULUAN Sumber Daya Insani pada sebuah organisasi atau institusi baik yang bersifat rofit oriented maupun nonprofit oriented, memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan pada saat ini sumberdaya insani sudah ahaaai Modal Capital bagi organisasi, Sumber Daya Insani yang merupakan pelaku-pelaku pada organisasi atau institusi yang berbasiskan pada nilai-nilai Suriah Islam memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lain. Keberadaan Sumber Daya Insani tadi terdapat pada lembaga atau institusi bisnis maupun non bisnis yang menjalankan operasionalisasinya berdasarkan prinsip dan nilai-nilai syariah. Modul 6 ini akan membahas tentang fenomena sumber daya insani kontemporer. Ada dua pokok bahasan yang akan disampaikan dalam modul ini. Kegiatan Belajar 1 akan dibahas tentang urgensi keberadaan SDI (Sumber Daya Insani) bagi lembaga-lembaga atau intitusi baik yang bersifat profit oriented maupun nonprofit oriented yang dalam operasionalisasinya mengusung nilai-nilai ke Islaman atau disebut Lembaga Syariah, sedangkan pada kegiatan Belajar 2 akan dibahas mengenai dinamika yang terjadi pada sumberdaya insani yang saat ini sudah beraktifitas pada lembaga ekonomi syariah khususnya terkait dengan perilaku dan sikap Setelah mempelajari modul ini, secara umun mahasiswa diharapkan mampu menerangkan tentang dinamika yang terjadi pada sumber daya insani di Indonesia saat ini dan secara khusus, setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: 1. tentang ruang lingkup Lembaga Syariah di Indonesia; 2. tentang urgensi Sumber Daya Insani bagi Institusi atau lembaga syarialı; 3. tentang dinamika yang terjadi pada sumber daya insani yang saat ini telahberaktifitas di berbagai institusi atau lembaga syariah dalam aktivitas kerjanya. A. PENGERTIAN LEMBAGA SYARIAH Pengertian Lembaga Syariah apabila mengacu pada Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007, pada Pasal 109 disebutkan "Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan Pengawas Syariah". Dari penjelasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah institusi atau lembaga dinamakan sebagai lembaga syariah, apabila dalam menjalankan usahanya lembaga tersebut berdasarkan pada prinsip syariah dan memiliki Dewan Pengawas Syariah. Pada undang-undang perseroan terbatas tersebut diatas kelembagaan tidak dibatasi hanya pada semusal lembaga keuangan, tetapi bisa lembaga apa saja asal berbadan hukum Perseroan Terbatas, maka bisa disebut sebagai lembaga syariah. Khususnya untuk lembaga keuangan di Indonesia saat ini dikenal sebagai lembaga syariah adalah sebagai berikut: 1 Pasar Modal Syariah, 2. Perbankan Syarial, 3. Asuransi Syariah 4. Dana Pensiun Syariah, 5. Lembaga Pembiayaan Syariah, 6 Modal Venturn Syariah, 7. Pegadaian Syariah, 8 Lembaga Keuangan Mikro Syariah. 1. Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Oleh karena itu, pasarmodal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan.Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih.Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan, Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia. 2. Perbankan Syariah a. Pengertian Perbankan Syariah Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan danadari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan keseimbangan Cadi wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir,riba, zalim dan obyek yang haram. Secara umum terdapat bentuk usaha bank syariah terdiri atas Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),dengan perbedaan pokok BPRS dilarang menerima simpanan berupa sistem pembayaran. Secara kelembagaan bank umum syariah ada yang berbentuk bank syariah penuh (full-pledged) dan terd Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank umu serupa dengan bank konvensional perbankan, UU Perbankan, UU Perbankan Syariah juga mewajibkan setiap pihak yang melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau investasi berdasarkan prinsip syariah harus mendapat izin OJK. b. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan pada Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi dari perbankan syariah adalah: 1) Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. 2) Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. 3) Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhin) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif). 4) Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Struktur Perbankan Syariah Berdasarkan Kegiatannya Bank Svariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 1. Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi: a.)Dana dalam bentuk Simpanan berupa Giru.Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Al wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; b) menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; c) menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d) menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah: e) menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lainyang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah: f) menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; g) melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; h) melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah: i) membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; j) membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia; k) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; l) melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; m) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; n) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah. 0) melakukan fungsi sebagai Wali amanat berdasarkan Akad Wakalah 2. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah. Kegiatan usaha UUS meliputi: a) menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro. Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi'ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. b) menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito. Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidakbertentangan dengan Prinsip Syariah; c) menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d) menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna', atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. 3. Bank Pembiayaan Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannnya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Meliputi : a.) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk: 1. Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan berdasarkan akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah 2. Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. b.) menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk : 1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad musyarakah; 2. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna'; 3. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh; 4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; 5. Pengambil alihan utang berdasarkan Akad hawalah c.) menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi'ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; d.) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; e.) menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia (sekarang OJK). d. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dewan Pengawas Syariah wajib dibentuk di Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS maupun BPRS.Dewan Pengawas Syariah (DPS) diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. Tugas dan tanggung jawab DPS secara rinci meliputi: 1. menilai dan memastikan pemenuhan Prinsip Syariah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan Bank; 2. mengawasi proses pengembangan produk baru Bank, 3. meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru Bank yang belum ada fatwanya; 3. Asuransi Syariah Pengertian Asuransi Syariah Pengertian Asuransi Syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui Akad yang sesuai dengan syariah Asuransi Syariah adalah sebuah sistem di mana para peserta mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi/premi yang mereka bayar untuk digunakan membayar klaim atas musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Proses hubungan peserta dan perusahaan dalam mekanisme pertanggungan pada asuransi syariah adalah sharing of risk atau "saling menanggung resiko”. 4.Dana Pensiun Syariah Dana Pensiun Syariah adalah lembaga Dana Pensiun yang dalam pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip syariah,secara umum pengertian Dana Pensiun adalah badan hokum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension. 5.Lembaga Pembiayaan Syariah Lembaga Pembiayaan Syariah, adalah perusahaan yang bergerak dibidang lembaga pembiayaan yang dalam operasionalnya menggunakan akad dan juga prinsip-prinsip syariah. Secara umum yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga Pembiayaan meliputi: a. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang. Pembiayaan Konsumen dan/atau usaha Kartu Kredit. b. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu. c. Perusahaan Pembiyaan Infrastruktur,adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek insfrastruktur. 6. Modal Ventura Syariah a. Definisi Modal Ventura Syariah adalah suatu pembiayaan dalam penyertaan modal dalam suatu perusahaan pasangan usaha yang ingin mengembangkan usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat sementara). Penghasilan modal ventura sama seperti penghasilan saham biasa, yaitu widen (kalau dibagikan) dan dari apresiasi nilai saham dipegang (capital gain). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Modal Ventura Syariah yakni penanaman modal dilakukan oleh lembaga keuangan Syariah untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu lembaga keuangan tersebut melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya kepada pemegang saham perusahaan. Tujuan modal ventura adalah adalah untuk memberikan penambahan nilai Tadding value) sehingga verture capitalist dapat menjual partisipasinya dengan return positif. b. Modal Ventura dalam Perspektif Syariah Dalam perspektif syariab, modal ventura memiliki beberapa ketentuan sebagai berikut: 1) Akademisi syariah umumnya sepakat bahwa pembiayaan venturecapital pada early stage of life dari suatu investee adalah suatu bentukklasik dari pembiayaan musyarakah atau mudharabah. 2) Dari sudut pandang syariah, penggunaan equity financing dalambentuk sabam atau penyertaan terbatas dengan bagi hasil adalah suatu bentuk dari aplikasi akad mudharabah, musyarakah ‘inan ataumusyarakah 'inan al-mutanaqisha. 3) Hubungan erat antara penyedia dana dan pengguna dana, mulai daripenetapan klausula yang menyangkut penggunaan dana sampai ke adding value, monitoring dan pembagian hasil dan risiko sesuai dengan semangat musyawarah. c. Konsep Perusahaan Modal Ventura Syariah 1. Mekanisme pembiayaan dalam Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal 2. Metode Pengambilan keuntungan dilakukan melalui bagi hasil. 3. Produk pembiayaan Modal Ventura dikeluarkan oleh lembawakeuangan bukan bank, yaitu perusahaan pembiayaan Modal Ventura 4. Jaminan dalam pembiayaan Modal Ventura tidak diperlukan, karenasifat pembinyaannya lebih condong ke sebuah bentuk investasi. 5. Sumber dana untuk pembiayaan Modal Ventura bisa berasalperusahaan Modal Ventura sendiri dan juga berasal dari pihak lain. 6. Upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pembiayaanModal Ventura, baik yang dilakukan oleh perusahaan Modal Ventura maupun perusahaan pasangan usaha, upaya penyelesaiaannya dapat dilakukan melalui: upaya damai, pengadilan negeri, dan lembaga arbitrase. d. Kegiatan Perusahaun Modal Ventura Syariah Kegiatan yang bisa dimasuki perusahaan modal ventura antara lain: 1) Perusahaan yang berusaha dalam pasar yang sedang tumbuh danbersifat inovatif serta mempunyai potensi untuk berkembang padamasa yang akan datang. 2) Perusahaan yang ingin melakukan ekspansi usaha namun karenabeberapa keterbatasannya belum dapat menghimpun dana ataumelakukan pinjaman kepada perbankan. 3) Perusahaan yang ingin melakukan restrukturisasi utang-utangnya dan posisinya sudah sangat mengganggu tingkat kesehatan saham tersebut. Langkah-Langkah dalam investasi modal ventura antara lain: 1) Penilaian pendahuluan 2) Konfirmasi pihak luar 3) Negosiasi dan penawaran 7.Pegadaian Syariah Pegadaian Syariah adalah lembaga keuangan yang menyediakan transaksi pembiayaan dan jasa gadai berdasarkan prinsip syariah Islam.Dalam perkembangannya, Pegadaian syariah tidak hanya menyediakan produk berbasis gadai,namun pembiayaan jenis lainnya yang juga dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Berikut ini adalah apa saja yang disediakan oleh produk Pegadaian Syariah: a. Pembiayaan RAHN (Gadai Syariah) Pembiayaan RAHN (Gadai Syariah) dari Pegadaian Syariah adalah solusi tepat untuk kebutuhan dana cepat yang sesuai syariah.Dengan prosesnya yang cepat dalam waktu 15 menit, dana yang nasabah ajukan bisa langsung cair.Bentuk Gadai Syariah ini yaitu berupa barang perhiasan, elektronik atau kendaraan bermotor yang akan tersimpan aman di Pegadaian. Adapun beberapa keunggulan dari produk ini, yakni layanan RAHN tersedia di outlet Pegadaian Syariah di seluruh Indonesia dengan prosedur pengajuannya yang sangat mudah. b. Arrum Haji Pembiayaan Arrum Haji pada Pegadaian Syariah adalah layanan yang memberikan Nasabah kemudahan untuk pendaftaran dan pembiayaan haji.Dengan jaminan emas minimal Rp 7 juta plus bukti SA BPIH SPPH & buku tabungan haji,nasabha bisa mendapatkan uang pinjaman sebesar Rp 25 juta dalam bentuk tabungan haji. c. Multi Pembayaran Online Multi Pembayran Online (MPO) adalah prodak dari Pegadaian Syariah yang melayani pembayaran untuk berbagai tagihan seperti listik,telepon,air minum,pembelian tiket kereta, dan lain sebagainya secara online. Keunggulan yang didapat dari produk ini adalah pembayaran secara realtime sehingga memberikan kepastian dan kenyamanan dalam bertransaksi. Persyaratan untuk menggunakan layanan dari produk ini cukup dengan datang ke outlet Pegadaian terdekat dengan membawa dan menyerahkan nomor pelanggan untuk tagihan listrik,telepon,PDAM,tiket kereta dan lain sebagainya. d. Konsinyasi Emas Konsinyasi Emas adalah layanan titip-jual emas batangan di pegadaian sehingga menjadikan investasi emasmilik nasabah lebih aman.Jika emas yang dikonsinyasikan terjual, maka nasabah akan mendapatkan pembagian dari hasil penjualan. e. Tabungan Emas Tabungan emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau.Dengan harga terjangkau nasabah sudah bisa memiliki Tabungan emas dan bisa menjadi alternative investasi yang aman untuk menjaga portofolio asset. f. Mulia Mulia adalah layanan penjualan emas batangan kepada masyarakat secara tunai atau angsuran dengan proses mudah dan jangka waktu yang fleksibel Mulia dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang aman untuk mewujudkan kebutuhan masa depan, seperti menunaikan ibadah haji, mempersiapkan biaya pendidikan anak, memiliki rumah idaman serta kendaraan pribadi.Emas batangan pada produk Mulia ini tersedia dalam beberapa pilihan dengan berat mulai dari 5 gram sampai dengan 1 kg. Selain bisa dibeli denga cara tunai. Mulia ini memberikan sistem angsuran dalam bentuk kolektif (kelompok) ataupun arisan dengan uang muka mulai dari 10% hingga 90% dari nilai logam mulia. Adapun jangka waktu untuk sistem angsuran ini mulai dari 3 bulan sampai 36 bulan untuk pembelian secara tunai, nasabah cukup datang ke outler Pegadaian (Galeri 24) dengan membayar nilai Logam Mulia yang akan dibeli. Sedangkan untuk pembelian secara angsuran, nasabah dapat menentukan pola pembayaran angsuran terlebih dahulu sesuai dengan keinginan. g. Arrum BPKB Melalui produk ini,kendaraan tetap pada pemiliknya sehingga dapat digunakan untuk mendukung usaha sehari-hari. Keunggulan produk ini, yakni layanan Arrum tersedia di Outlet Pegadaian syariah diseluruh Indonesia,Agunan cukup BPKB kendaraan bermotor, dan mu’nah (biaya pemeliharaan jaminan) per bulan sebesar 0.7% dari nilai jaminan. Untuk bisa mengajukan pinjaman melalui produk ini, nasabah harus memiliki usaha yang memenuhi kriteria kelayakan serta telah berjalan 1 (satu) tahun. Melampirkan FC KTP dan KK, serta menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor ( BPKB). h. Amanah Pembiayaan Amanah dari Pegadaian Syariah adalah pembiayaan berprinsip syariah kepada karyawan tetap maupun pengusaha mikro, untuk memiliki motor atau mobil dengan cara angsuran. Layanan Amanah ini tersedia di outlet Pegadaian di seluruh Indonesia.Untuk bisa mendapatkan pembiayaan Amanah ini, uang muka yang dibebankan cukup terjangkau dengan sistem angsuran tetap.Adapun jangka waktu pembiayaannya dimulai dari 12 bulan sampai dengan 60 bulan. Untuk mendapatkan pembiayaan Amanah ini, nasabah harus tercatat sebagai pegawai tetap suatu instansi pemerintah/swasta yang telah bekerja selama minimal 2 tahun.Nasabah juga harus melampirkan kelengkapan lainnya berupa: fotokopi KTP (suami/istri), fotokopi Kartu Keluarga, fotokopi SK pengangkatan sebagai pegawai karyawan tetap, rekomendasi atasan langsung, slip gaji 2 bulan terakhir: mengisi dan menandatangani form aplikasi Amunali: membayar uang muka yang disepakati (minimal 20%), menandatangani akad Amanah. 8. Lembaga Keuangan Mikro Syariah A. Pengertian Lembaga Keuangan Mikro Syariah Lembaga keuangan mikro yaitu lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat baik melaluo pinajman atau pembiayaan dalam usaha skal mikro kepada anggota masyarakat. Lembaga keuangan mikro ini berupaya untuk mendorong pemberdayaan masyarakat khususunya masyarakat yang berpenghasilan menegah kebawah dan juga usaha mikro kecil dan menengah. Pengertian lembaga keuangan mikro syariah sendiri merupakan lembaga keuangan yang menyalurkan uang kepada masyarakat dengan menetapi hukum yang ada dalam islam dan sangat menghindari adanya riba pada proses transaksi mereka. Lembaga keuangan mikro syariah terdiri dari berbagai lembaga yaitu BPRS,BMT/Koperasi Syariah.Berikut ini merupakan penjelasan mengenai lembaga berikut. 1. BPRS (Bank Pengkreditan Rakyat Syariah) Merupakan bank system yang mana transaksinya menggunakan cra konvensional namun berdasarkan prinsip syariah. 2. BMT (Baitul Mal Wat Tamwi)/Koperasi Syariah Merupakan lembaga keuangan islam yang memiliki kegiatan utama untuk menghimpun dan mendistribusikan zisawib yaiyu zakat,infak, sodaqoh,wakaf dan hibah tanpa melihat keuntungan yang didapatkan. BMT juga mempunyai kegiatan untuk menghimpun dana dan mendistribusikan kembali kepada anggota. B. URGENSI SUMBER DAYA INSANI PADA LEMBAGA SYARIAH Lembaga Syariah dalam berbagai bentuknya menjelaskan usahanya berdasarkan prinsip- prinsip syariah.Oleh karenanya Lembaga Syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan lembaga atau institusi yang lain. Didalam suatu organisasi keberadaan sumber daya insani menjadi sangat penting karena tanpanya maka roda organisasi tidak dapat dijlankan.Sebab bilamana pada lembaga syariah, aktivitas operasional lembaga tersebut dilakukan oleh sumber daya insani yang tidak memiliki kompetensi dalam hal prinsip atau nilai syariah maka akan menimbulkan bias dalam pencapaian maksud dan tujuan dari lembaga syariah tersebut. Permasalahan yang muncul antara lain disebabkan oleh beberapa factor,yakni : 1. Adanya gap standar kualitas sumber daya insani hasil pendidikan perguruan tinggi pada umumnya dengan kebutuhan yang sesuai dengan karakteristik lembaga syariah. 2. Terbatasnya pemahaman sumber daya insani yang ada saat ini terhadap prinsip atau nilai-nilai syariah yang menjadi dasar operasional lembaga syariah. 3. Kurangnya kerjasama antara lembaga syariah dengan berbagai institusi pendidikan yang memiliki program ekonomi syariah. Dari fakta-fakta diatas maka apabila dikualifikasikan terhadap sumber daya insani dapat dikategorikan menjadi 3, yakni: 1. Spesialis terhadap ilmu syariah namun tidak memahami ilmu manajemen operasional atau ilmu ekonomi pad umumnya; 2. Spesialis terhadap ilmu ekonomi dan manjemen naun tidak memahami ilmu syariah; 3. Spesialis terhadap ilmu syariah dan ilmu ekonomi dan menejemen. Sumber dari keterbatasan sumber daya insani dapat digolongkan dalam beberapa hal berikut ini. 1. Rendahnya minat masyarakat untuk mempelajari dan terjun untuk menggeluti ilmu di bidang syariah. 2. Adanya persepsi unsur eksklusifitas bahwa ilmu di bidang ekonomi syariah hanya diperuntukkan bagi umat muslim. 3. Persepsi bahwa lembaga keuangan syariah merupakan lembaga”second grader” 4. Bekerja dibidang syariah sering kali dianggap sebagai ibadah, dan bukan sebagai profesionalisme. Bank Indonesia juga sudah melakukan beberapa upaya untuk mengembangkan sumber daya insani di Indonesia, diantaranya adalah: 1. Menyelenggarakan program sertifikasi Direksi bank syariah bekerja sama dengan Lembaga Sertifikat Profesi; 2. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan dalam mendesain dan menyelenggarakan program pelatihan bagi sumber daya insani bank syariah; 3. Meminta pemilik dan pengurus bank syariah untuk memperhatikan pengembangan sumber daya insani termasuk menyediakan anggaran pengembangan sumber daya insani; 4. Bekerjasama dengan berbagai universitas untuk menyusun textbook Ekonomi Islam. RANGKUMAN Sumber Daya Insani pada sebuah organisasi atau institusi baik yang bersifat profit oriented maupun nonprofit oriented,memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan pada saat ini sumber daya insani sudsh dipandang sebagai Modal Capital bagi organisasi, Sumber Daya Insani yang merupakan pelaku-pelaku pada organisasi atau institusi yang berbasiskan pada nilai syariah islam memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lain. Suatu institusi atau lembaga dinamakan sebagai lembaga syariah,apabila dalam menjalankan usahanya lembaga tersebut berdasarkan pada prinsip syariah dan memiliki Dewan Pengawas Syariah. Didalam suatu organisasi keberadaan sumber daya insani menjadi sangat penting karena tanpanya maka roda organisasi tidak dapat dijalankan.Pada Lembaga syariah yang memiliki prinsip-prinsip syariah dalam operasionalisasi pasti membutuhkan pelaksana atau pegawai yang juga memahami dengan baik prinsip-prinsip syariah itu sendiri, tanpanya maka roda organisasi tidak dapat dijalankan. Pada Lembaga syariah yang memiliki prinsip-prinsip syariah dalam operasionalisasi pasti membutuhkan pelaksana atau pegawai yang juga memahami dengan baik prinsip-prinsip syariah itu sendiri,bahkan mestinya nilai atau prinsip tersebut sudah menyatu dengan dirinya. Sehingga sumberdaya insani pada lembaga syariah pastilah mereka yang memiliki kompetensi dalam hal prinsip atau nilai syariah.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya