KELOMPOK I
Bank syaria = Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank
Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram
Menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, bank konvensional adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan menggunakan sistem bunga
Tadlis adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang
barang akan diperjualbelikan. apabila salah satu pihak tidak mempunyai informasi seperti
yang dimiliki oleh pihak lain, maka salah satu pihak lain, maka salah satu pihak akan merasa
dirugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.
maysir dalam arti harfiahnya adalah memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa
kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja. Oleh karena itu disebut berjudi
Hutang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar atau
Melunasi tepat waktu.
- Riba hutang-piutang
Riba yang mengambil keuntungan lebih dari suatu hutang, contohnya riba qardh
dan riba jahiliyah.
Ikhtikar (penimbunan)
. Tadlis (penipuan)
- Tadlis kualitas
- Tadlis kuantitas
Tabungan atau simpanan adalah sumber dana utama yang sejatinya ditahan
untuk kepentingan transaksi
Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka
waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.
mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
bertindak sebagai pemilik dana ( shahibul maal ) yang menyediakan seluruh modal ( 100% ),
sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola usaha ( mudharib ). Keuntungan usaha yang
didapatkan dari akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, dan biasanya dalam bentuk nisbah ( presentase ).
Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak yang lain,
baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip menghendakinya
Wadiah Yad Al-Amanah merupakan titipan murni dari pihak yang menitipkan barangnya
kepada pihak penerima titipan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang
titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan
mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang menitipkan setiap saat barang
itu dibutuhkan. Dalam aplikasi perbankan syariah, produk yang dpaat ditawarkan dengan
menggunakan akad al-wadiah yad al-Amanah adalah save deposit box.
Wadiah Yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang
menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan. Pihak penerima
titipan dapat memanfaatkan barang yang dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan
barang yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan diberikan
imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya.
KELOMPOK II
Giro Syaria
Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak
yang disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut
Bilyet Giro (BG) atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah dari
nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima
yang disebutkan namannya atau nomor rekeningnya pada bank yang sama atau bank lainnya.
Bilyet Giro adalah surat perintah dari Penarik kepada Bank Tertarik untuk
melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada rekening Penerima
cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut
Kriling juga sering disebut dengan LLG ( Lalu Lintas Giro) yaitu mekanisme
pembayaran yang mewajibkan bank untuk melakukan pemeriksaan atau proses clearing saldo
rekening sumber sebelum melakukan proses pembayaran.
Real Time Gross Settlement (RTGS) merupakan salah satu fasilitas pembayaran
dari bank. Jika Anda ingin melakukan transfer dalam jumlah besar dan membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan kliring,
Real Time Online (RTO) adalah sistem pengiriman uang tercepat dalam perbankan
yang mudah dan fleksibel sehingga paling banyak dipilih nasabah. RTO ini berbeda dengan
proses kliring dan RTGS yang membutuhkan waktu transfer uang hingga dana masuk ke
rekening penerima. Jika Anda melakukan transfer uang melalui RTO, uang bisa langsung
masuk ke rekening penerima di waktu yang bersamaan
Inkaso (collection) adalah kegiatan jasa bank melakukan amanat pihak ketiga dalam
bentuk penagihan kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang ditunjuk oleh pihak
pemberi amanat. Kegiatan inkaso dilakukan untuk menyelesaikan tagihan pihak pemberi
amanat berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat segera dibayarkan, karena
pihak tertarik (pihak berutang) berada di luar wilayah kliring atau di kota yang berbeda.
Dengan demikian inkaso hanya dilakukan antar cabang suatu bank atau antar bank yang
berada di kota yang berbeda
Giro wadiah adalah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni
titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.
BRI Syariah punya dua produk giro, yaitu Giro Faedah Mudharabah dan Giro
BRI Syariah. Perbedaan keduanya terletak pada jenis akad. Giro BRI Syariah menggunakan
akad Wadi’ah yad dhamanah. Artinya, akad penitipan barang atau uang yang mana pihak
penerima titipan (pihak bank) dengan atau tanpa izin pemilik barang (nasabah) dapat
memanfaatkan barang atau uang.Bank sebagai pihak yang dititipkan harus bertanggung
jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut.Sementara BRI Giro Faedah
Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah
KELOMPOK III
DEPOSITO
Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka
waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu
KELOMPOK 4
Salam adalah akad atas barang pesanan dengan spesifikasi tertentu yang
ditangguhkan penyerahannya pada waktu tertentu, dimana pembayaran dilakukan secara
tunai di majlis akad.
rukun jual beli salam adalah sebagai berikut:
1. Muslam (pembeli) adalah pihak yangmembutuhkan dan memesan barang.
2. Muslam ilaih (penjual) adalah pihak yang memasok barang pesanan.
3. Modal atau uang. Ada pula yang menyebut harga (tsaman).
4. Muslan fiih adalah barang yang dijual belikan.
5. Shigat adalah ijab dan qabul.
Syarat-syarat Salam:
1. Uangnya hendaklah dibayar di tempat akad. Berarti pembayaran dilakukan
terlebih dahulu.
2. Barangnya menjadi hutang bagi si penjual.
3. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan. Berarti pada waktu
yang dijanjikan barang itu harus sudah ada. Oleh sebab itu memesan buah-
buahan yang waktunya ditentukan bukan pada musimnya tidak sah.
4. Barang tersebut hendaklah jelas ukurannya, baik takaran, timbangan, ukuran
ataupun bilangannya, menurut kebiasaan cara menjual barang semacam itu.
5. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya. Dengan sifat itu berarti harga
dan kemauan orang pada barang tersebut dapat berbeda. Sifat-sifat ini
hendaknya jelas sehingga tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan
perselisihan antara kedua belah pihak (si penjual dan si pembeli). Begitu juga
macamnya, harus juga disebutkan.
Disebutkan tempat menerimanya, kalau tempat akad tidak layak buat menerima
barang tersebut. Akad salam harus terus, berarti tidak ada khiyar syarat.
KELOMPOK 5
BAGI HASIL (MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH)
Bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni
pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (Mudharib).
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dun pihak atau lebih untuk suatu tertentu
dimana masing-mating pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
1. Kedua belah pihak yang bersangkutan baik bank maupun nasabah harus berakad,
yaitu Bank sebagai penyedia dan penyedia modal (Shahibul Maal) serta pemilik
properti yang akan disewakan (Mu'jir), sementara Nasabah sebagai pemilik modal
sekaligus juga bisa berperan sebagai penyewa properti bersama tersebut
(Musta'jir).
2. Baik bank maupun nasabah harus menyertakan modal untuk membeli properti
yang akan disewakan kepada nasabah atau pihak lainnya.
3. Memiliki objek akad, yakni berupa aset properti yang akan menjadi milik bersama
atau disewakan guna menghasilkan keuntungan bagi para pihak yang
bersangkutan.
4. Adanya Ijab Qabul
5. Nisbah bagi hasil, di mana pembagian keuntungan dilakukan dalam bentuk
persentase bukan jumlah uang tetap.
contoh pelaksanaan musyarakah mutanaqisah adalah sebagai berikut:
Andi ingin memiliki kos-kosan di daerah paradis. Setelah ditelusuri
harga rumah tersebut 100 Juta yang berisi 4 kamar. Andi hanya mempunyai uang
30 juta, sehingga meminta bantuan kepada temannya, Budi untuk meminjamkan
uang kepadanya sebesar 70 juta.Setelah rumah dibeli, 4 kamar tersebut terisi
mahasiswa UIN Suska yang menyewa dengan harga perkamar 500 ribu pebulan
sehingga total pendapatan dari rumah tersebut 2 juta.Setelah dikurangi dari biaya
perawatan dan lain sebagainya, maka diperoleh laba 1 juta perbulan, inilah yang
akan dibagi hasilkan kepada andi dan beni sesuai dengan porsi kepemilikan
mereka. Andi memiliki 30% bagian dengan kontribusi 30 juta, sedangkan Budi
memiliki 70% bagian dengan kontribusi 70 juta. Sehingga dari keuntungan 1 juta
perbulan, andi mendapatkan keuntungan 300 ribu sedangkan budi mendapatkan
700 ribu.
mudharabah adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak, yang salah satu dari
keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan
keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati
beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan mudharabah yang harus
diperhatikan yaitu:
- Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
- Objek mudharabah (modal dan kerja).
- Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
- Nisbah Keuntungan
1 Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 1994.hal.. 583
Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah keuntungan dengan peningkatan jumlah pendapatan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
Eksistensi bunga diragukan ( kalau tidak Tidak ada yang meragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama, termasuk bagi hasil
islam.
KELOMPOK 6
Ijarah merupakan akad atau transaksi sewa-menyewa barang antara bank syariah,
yang dinamakan dengan muajjir selaku orang yang menyewakan dengan pihak lain selaku
penyewa, yang dinamakan dengan musta’jir. Berdasarkan objeknya, ijarah terdiri dari: Ijarah
di mana objeknya manfaat dari barang, dan ijarah di mana objeknya adalah manfaat dari
tenaga seseorang.
2. Sighat Akad
3. Ujroh (upah)
4. Manfaat
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
barang. Akad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) merupakan Salah satu akad transaksi yang
digunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan
KPR . Akad IMBT ini dipandang sesuai untuk digunakan pada produk KPR.
Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk akad
ijarah, dalam penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran pelayanan jasa kesehatan,
pendidikan, pernikahan dan lain-lain.
KELOMPOK 7
wakalah adalah penyerahan dari seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan
sesuatu dimana perwakilan tersebut berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.
Rukun wakalah :
1. Dua orang yang melakukan transaksi, yaitu orang yang mewakilkan dan yang
menjadi wakil.
Contoh wakalah, seorang nasabah mewakilkan kepada pihak bank untuk mencarikan
atau membelikan mobil, lalu pihak bank membeli mobil dan menyerahkannya kepada
nasabah, lalu nasabah yang bersangkutan membayar harga mobil kepada pihak bank
Kafalah adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang diberikan penanggung ( kafil )
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung ( makful).
Kafalah dapat juga berarti mengalihkan tanggungjawab sesorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat
meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin. Kafalah berarti juga mengalihkan
tanggungjawab seseorang kepada orang lain dengan imbalan
Dhamin, kafil, atau zaim, yaitu orang yang menjamin dimana ia disyaratkan sudah
baligh, berakal, tidak dicegah membelanjakan hartanya(mahjur) dan dilakukan
dengan sekehendak sendiri.
Madmun lah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah bahwa yang berpiutang
diketahui oleh orang yang menjamin. Madmun lah disebut juga makful lah, madmun
lah disyaratkan dikenal oleh penjamin karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan,
hal ini dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan.
Madmun ‘anhu atau makful ‘anhu adalah orang yang berutang.
Madmun bih atau makful bih adalah utang, disyaratkan pada makful bih dapat
diketahui dan tetap keadaannya, baik sudah tetap maupun akan tetap.
Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin, tidak digantungkan kepada
sesuatu dan tidak berarti sementara.
Contoh kafalah adalah bank garansi. Bank garansi itu adalah salah satu jaminan
misalnya kita menjadi sebuah kontraktor jalan layang lalu untuk memenangkan sebuah
tender kita harus mempunyai bank garansi yang nilainya kuat misalnya Bank BCA jadi
semakin kuat nilai Bang yang kita punyai maka semakin besar pula kemungkinan kita untuk
mendapatkan tender. Misalnya aku sama kau sama-sama jadi kontraktor, Lepas tuh bank
garansi aku misalnya Bank Bukopin, bank garansi kau Bank BCA, tentu lebih kuat nilai Bank
BCA jadi lebih besar kemungkinan yang menang tender tu kau soalnya nya Bank garansi
kau lebih kuat dari Bank bank garansi aku
KELOMPOK 8
hiwalah adalah akad pemindahan hutang/piutang suatu pihak kepada pihak lain.
Dengan demikian didalamnya terdapat 3 pihak, yaitu pihak yang berhutang (muhil atau
madin), pihak yang memberi hutang (muhal atau da’in), dan pihak yang menerima
pemindahan (muhal ‘alaih)
Rukun Hiwalah:
1. Muhil ( orang yang berutang kepada pihak yang haknya dipindahkan).
2. Muhal ( orang yang menerima pemindahan hak, pemberi pinjaman, yaitu
pemilik utang yang wajib dibayar oleh pihak yang memindahkan hutang).
3. Muhal ‘alaih (penerima akad pemindahan hutang).
4. Pitang milik muhal yang wajib dilunasi oleh muhil (objek hukum akad
pemindahan hutang).
5. Piutang milik muhil yang wajib dilunasi oleh muhal ‘alaih
6. Shigat (ijab dan qabul).2
Syarat Hiwalah:
1. Ia harus punya kelayakan dan kompetensi mengadakan akad yaitu berakal dan
baligh.
2. Ridho dan persetujuan atas kemauan sendiri tidak dalam keadaan dipaksa
3. Qabul harus dilakukan di majlis akad
Jenis- jenis Hiwalah
1. Hiwalah Al-Muqayyadah (pemindahan bersyarat), yaitu pemindahan sebagai ganti
dari pembayaran hutang pihak pertama kepada pihak kedua. Contoh: jika ANDI
berhutang kepada BUDI sebesar Rp. 1.000.000. sedangkan BUDI berhutang
kepada CANDRA juga sebesar Rp. 1.000.000. BUDI kemudian memindahkan
2 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 2, jakarta: Almahira, 2011, hal. 150-151
atau mengalihkan haknya untuk menuntut utangnya yang terdapat pada CANDRA
ke ANDI, sebagai ganti pembayaran utang ANDI kepada BUDI.
2. Hiwalah Al-Mutlaqah (pemindahan mutlak), yaitu pemindahan uang yang tidak
ditegaskan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada pihak
kedua. Contoh: jika ANDI berutang kepada BUDI sebesar Rp. 1.000.000,
CANDRA berutang kepada ANDI sebesar Rp. 1.000.000. ANDI mengelihkan
utangnya kepada CANDRA, sehingga CANDRA berkewajiban membayar utang
ANDI kepada BUDI, tanpa menyebutkan bahwa pemindahan utang tersebut
sebagai ganti dari pembayaran utang CANDRA kepada ANDI.
Al-rahn (gadai) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam atas pinjaman
yang diterimanya. Barang yang di tahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian
pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan
hutang atau gadai. Pemilik barang gadai disebut rahin dan orang yang mengutangkan yaitu
orang yang mengambil barang tersebut serta menahannya disebut murtahin, sedangkan
barang yang di gadaikan disebut rahn
Rukun Rahn :