Anda di halaman 1dari 17

KISI KISI UAS KUBS

KELOMPOK I

TABUNGAN MUDHARABAH DAN WADI’AH

Bank syaria = Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank
Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau
prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip
keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram

Menurut Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, bank konvensional adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan menggunakan sistem bunga

gharar adalah jual-beli yang mengandung usur-unsur penipuan dan pengkhianatan,


baik karena ketidajelasan dalam objek jual-beli atau ketidakpastian dalam cara
pelaksanaannya

Tadlis adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang
barang akan diperjualbelikan. apabila salah satu pihak tidak mempunyai informasi seperti
yang dimiliki oleh pihak lain, maka salah satu pihak lain, maka salah satu pihak akan merasa
dirugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.

maysir dalam arti harfiahnya adalah memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa
kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja. Oleh karena itu disebut berjudi

Riba secara bahasa (ziyadah)/tumbuh dan berkembang

Riba secara istilah adalah penambahan pokok hutang secara batil.

Hutang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar atau
Melunasi tepat waktu.

Jenis jenis riba dalam Islam

- Riba hutang-piutang

Riba yang mengambil keuntungan lebih dari suatu hutang, contohnya riba qardh
dan riba jahiliyah.

- Riba jual beli


Penambahan nilai barang yang dibeli oleh konsumen, contohnya riba fadhl dan riba
nasi’ah

. Bai' Najasy (Penawaran palsu)

Ikhtikar (penimbunan)

. Tadlis (penipuan)

- Tadlis kualitas

- Tadlis kuantitas

Tabungan atau simpanan adalah sumber dana utama yang sejatinya ditahan
untuk kepentingan transaksi

Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah,


yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak
pemiliknya

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka
waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu.

mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
bertindak sebagai pemilik dana ( shahibul maal ) yang menyediakan seluruh modal ( 100% ),
sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola usaha ( mudharib ). Keuntungan usaha yang
didapatkan dari akad mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, dan biasanya dalam bentuk nisbah ( presentase ).

Mudharabah mutlaqah : Mudharabah mutlaqah ( investasi tidak terikat ) yaitu pihak


lembaga keuangan tidak dibatasi dalam hal menggunakan dana yang dihimpun, pemberi
modal tidak memberikan persyaratan apapun kepada pihak lembaga keuangan, untuk usaha
apa dana yang di berikan itu ataupun pemberi modal juga tidak mensyaratkan kepada orang-
orang tertentu untuk mengelolanya.

Mudharabah Muqaiyadah / muqayyadah ( investasi terikat ) yaitu pemilik dana


( shahibul mal ) membatasi / memberi syarat kepada mudharib pengelola dana seperti
misalnya hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu saja.

Al wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepihak yang lain,
baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip menghendakinya

Wadiah Yad Al-Amanah merupakan titipan murni dari pihak yang menitipkan barangnya
kepada pihak penerima titipan. Pihak penerima titipan harus menjaga dan memelihara barang
titipan dan tidak diperkenankan untuk memanfaatkannya. Penerima titipan akan
mengembalikan barang titipan dengan utuh kepada pihak yang menitipkan setiap saat barang
itu dibutuhkan. Dalam aplikasi perbankan syariah, produk yang dpaat ditawarkan dengan
menggunakan akad al-wadiah yad al-Amanah adalah save deposit box.

Wadiah Yad Dhamanah adalah akad antara dua pihak, satu pihak sebagai pihak yang
menitipkan (nasabah) dan pihak lain sebagai pihak yang menerima titipan. Pihak penerima
titipan dapat memanfaatkan barang yang dititipkan. Penerima titipan wajib mengembalikan
barang yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima titipan diperbolehkan diberikan
imbalan dalam bentuk bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya.

KELOMPOK II

Giro Syaria

Pengertian giro berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998


tanggal 10 November 1998 adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek,bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan

Pemilik rekening giro disebut girant

Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak
yang disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut

Bilyet Giro (BG) atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah dari
nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk
memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima
yang disebutkan namannya atau nomor rekeningnya pada bank yang sama atau bank lainnya.

Bilyet Giro adalah surat perintah dari Penarik kepada Bank Tertarik untuk
melakukan pemindahbukuan sejumlah dana kepada rekening Penerima

cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut

Kriling juga sering disebut dengan LLG ( Lalu Lintas Giro) yaitu mekanisme
pembayaran yang mewajibkan bank untuk melakukan pemeriksaan atau proses clearing saldo
rekening sumber sebelum melakukan proses pembayaran.

Real Time Gross Settlement (RTGS) merupakan salah satu fasilitas pembayaran
dari bank. Jika Anda ingin melakukan transfer dalam jumlah besar dan membutuhkan waktu
yang lebih cepat dibandingkan kliring,
Real Time Online (RTO) adalah sistem pengiriman uang tercepat dalam perbankan
yang mudah dan fleksibel sehingga paling banyak dipilih nasabah. RTO ini berbeda dengan
proses kliring dan RTGS yang membutuhkan waktu transfer uang hingga dana masuk ke
rekening penerima. Jika Anda melakukan transfer uang melalui RTO, uang bisa langsung
masuk ke rekening penerima di waktu yang bersamaan

Inkaso (collection) adalah kegiatan jasa bank melakukan amanat pihak ketiga dalam
bentuk penagihan kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang ditunjuk oleh pihak
pemberi amanat. Kegiatan inkaso dilakukan untuk menyelesaikan tagihan pihak pemberi
amanat berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat segera dibayarkan, karena
pihak tertarik (pihak berutang) berada di luar wilayah kliring atau di kota yang berbeda.
Dengan demikian inkaso hanya dilakukan antar cabang suatu bank atau antar bank yang
berada di kota yang berbeda

Giro Mudharabah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah

Giro wadiah adalah adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni
titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki.

BRI Syariah punya dua produk giro, yaitu Giro Faedah Mudharabah dan Giro
BRI Syariah. Perbedaan keduanya terletak pada jenis akad. Giro BRI Syariah menggunakan
akad Wadi’ah yad dhamanah. Artinya, akad penitipan barang atau uang yang mana pihak
penerima titipan (pihak bank) dengan atau tanpa izin pemilik barang (nasabah) dapat
memanfaatkan barang atau uang.Bank sebagai pihak yang dititipkan harus bertanggung
jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang tersebut.Sementara BRI Giro Faedah
Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah

KELOMPOK III

DEPOSITO

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka
waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu

Deposito syariah adalah deposito yang di jalankan berdasarkan prinsip syariah.


Dengan demikian, Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai
seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati – hati atau bijaksana serta beritikad baik
dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya

Mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account,Uria), Dalam deposito


mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan
tertentu kepada bank syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan
tempat, cara maupun objek investasinya.
Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, Ria), Berbeda hal
nya dengan deposito mudharabah mutlaqah (URIA), dalam deposito mudharabah
muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank
Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat , cara , maupun
objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan
sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang di
perkirakan akan memperoleh keuntungan.

KELOMPOK 4

Murobahah, Salam, Istisna’

Murobahah adalah pengambilan keuntungan yang di sepakati.dalam Glosari


Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional di jelaskan murabahah adalah menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinnya kepada pembeli dan pembeli membayarnya
dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba.
Dalam murobahah rukun-rukun terdiri dari :
1. Ba’I = penjual (pihak yang memiliki barang) Musytari = pembeli (pihak yang
akan membeli barang)
2. Mabi’ = barang yang akan di perjual belikan
3. Tsaman = harga
4. Ijab Qobul = pernyataan timbang terima
Syarat murobahah adalah :
a. Penjual memberitahu biaya penjual kepada nasabah
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c. Kontrak harus bebas dari riba.
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi caca tatas barang
sesudah pembelian

Salam adalah akad atas barang pesanan dengan spesifikasi tertentu yang
ditangguhkan penyerahannya pada waktu tertentu, dimana pembayaran dilakukan secara
tunai di majlis akad.
rukun jual beli salam adalah sebagai berikut:
1. Muslam (pembeli) adalah pihak yangmembutuhkan dan memesan barang.
2. Muslam ilaih (penjual) adalah pihak yang memasok barang pesanan.
3. Modal atau uang. Ada pula yang menyebut harga (tsaman).
4. Muslan fiih adalah barang yang dijual belikan.
5. Shigat adalah ijab dan qabul.
Syarat-syarat Salam:
1. Uangnya hendaklah dibayar di tempat akad. Berarti pembayaran dilakukan
terlebih dahulu.
2. Barangnya menjadi hutang bagi si penjual.
3. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan. Berarti pada waktu
yang dijanjikan barang itu harus sudah ada. Oleh sebab itu memesan buah-
buahan yang waktunya ditentukan bukan pada musimnya tidak sah.
4. Barang tersebut hendaklah jelas ukurannya, baik takaran, timbangan, ukuran
ataupun bilangannya, menurut kebiasaan cara menjual barang semacam itu.
5. Diketahui dan disebutkan sifat-sifat barangnya. Dengan sifat itu berarti harga
dan kemauan orang pada barang tersebut dapat berbeda. Sifat-sifat ini
hendaknya jelas sehingga tidak ada keraguan yang akan mengakibatkan
perselisihan antara kedua belah pihak (si penjual dan si pembeli). Begitu juga
macamnya, harus juga disebutkan.
Disebutkan tempat menerimanya, kalau tempat akad tidak layak buat menerima
barang tersebut. Akad salam harus terus, berarti tidak ada khiyar syarat.

Transaksi jual beli istishna’ merupakan kontrak penjualan antara mustashni’


(pembeli dan shani’ (pembuat barang/penjual). Dalam kontrak ini shani’menerima pesanan
dari mustashni’.Shani’lalu berusaha sendiri ataupun melalui orang lain untuk membuat
mashnu’ (pokok kontrak) menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya
kepada mustashni’. Kedua belah pihak bersepakat atas harga serta sistem pembayaran.
Menurut pandangan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam fatwanya menyatakan
bahwa harus bisa memenuhi beberapa syarat untuk bisa melakukan hal
tersebut antara lain yaitu:
1). Harus jelas spesifikasinya.
2). Penyerahan dilakukan kemudian.
3). Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
4). Pembeli (mustasni) tidak boleh menjual barang sebelum menerima
barangnya.
5). Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang yang sejenis dan sesuai
dengan kesepakatan.
6). Memerlukan proses setelah akad disepakati
6. Barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi, bukan barang
massal atau curian.

KELOMPOK 5
BAGI HASIL (MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH)

Bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni
pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (Mudharib).

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dun pihak atau lebih untuk suatu tertentu
dimana masing-mating pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

a. Musyarakah kepemilikan atau syirkah al amlak adalah musyarakah yang


terjadi akibat adanya warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan
pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini,
kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah asetnya, dan berbagi
pula dari keuntungan yang dihasilkan dari asset tersebut.
b. Syirkah al ‘aqd atau Musyarakah akad adalah musyarakah yang terjadi
karena adanya kesepakatan, dimana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap
orang dari mereka memberikan konstribusi modal musyarakah, musyarakah
akad terbagi menjadi 4 bagian:
- Syirkah al ‘Inan
Syirkah al ‘inan adalah akad antara dua orang atau lebih, setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan modal dan berpartisipasi dalam kerja.
Semua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana disepakati
diantara mereka, namun porsi dari masing-masing pihak baik dalam kontribusi modal,
kerja ataupun bagi hasil tidaklah harus sama dan identik, tapi sesuai dengan
kesepakatan mereka.
- Syirkah al Mufawadlah
Syirkah al Mufawadlah adalah akad kerjasama antara dua orang atau lebih,
setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam
kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara bersama. Dengan
demikian, syarat utama dari jenis musyarakah ini adalah kesamaan dana yang
diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban hutang dibagi oleh masing-masing pihak
secara sama
- Syirkah al A’maal
Syirkah al A’maal adalah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk
menerima pekerjaan dari pihak ketiga yang akan dikerjakan secara bersama-sama,
dengan ketentuan bahwa upahnya dibagi antara para anggota. Misalnya, dua orang
atau lebih bersekutu untuk membangun rumah, dengan ketentuan upah dibagi
bersama di antara anggota
- Syirkah al Wujuh
Syirkah al Wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang tidak memiliki
modal sama sekali, tetapi mempunyai keahlian dalam bisnis. Mereka membeli barang secara
kredit dari suatu perusahaan,dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam
keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh setiap
mitra
Akad MMQ atau Musyarakah mutanaqishah (diminishing partnership) adalah
bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset.
Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara pihak
yang lain bertambah hak kepemilikannya

Rukun Musyarakah Mutanaqisah

1. Kedua belah pihak yang bersangkutan baik bank maupun nasabah harus berakad,
yaitu Bank sebagai penyedia dan penyedia modal (Shahibul Maal) serta pemilik
properti yang akan disewakan (Mu'jir), sementara Nasabah sebagai pemilik modal
sekaligus juga bisa berperan sebagai penyewa properti bersama tersebut
(Musta'jir).
2. Baik bank maupun nasabah harus menyertakan modal untuk membeli properti
yang akan disewakan kepada nasabah atau pihak lainnya.
3. Memiliki objek akad, yakni berupa aset properti yang akan menjadi milik bersama
atau disewakan guna menghasilkan keuntungan bagi para pihak yang
bersangkutan.
4. Adanya Ijab Qabul
5. Nisbah bagi hasil, di mana pembagian keuntungan dilakukan dalam bentuk
persentase bukan jumlah uang tetap.
contoh pelaksanaan musyarakah mutanaqisah adalah sebagai berikut:
Andi ingin memiliki kos-kosan di daerah paradis. Setelah ditelusuri
harga rumah tersebut 100 Juta yang berisi 4 kamar. Andi hanya mempunyai uang
30 juta, sehingga meminta bantuan kepada temannya, Budi untuk meminjamkan
uang kepadanya sebesar 70 juta.Setelah rumah dibeli, 4 kamar tersebut terisi
mahasiswa UIN Suska yang menyewa dengan harga perkamar 500 ribu pebulan
sehingga total pendapatan dari rumah tersebut 2 juta.Setelah dikurangi dari biaya
perawatan dan lain sebagainya, maka diperoleh laba 1 juta perbulan, inilah yang
akan dibagi hasilkan kepada andi dan beni sesuai dengan porsi kepemilikan
mereka. Andi memiliki 30% bagian dengan kontribusi 30 juta, sedangkan Budi
memiliki 70% bagian dengan kontribusi 70 juta. Sehingga dari keuntungan 1 juta
perbulan, andi mendapatkan keuntungan 300 ribu sedangkan budi mendapatkan
700 ribu.

mudharabah adalah akad perjanjian antara kedua belah pihak, yang salah satu dari
keduanya memberi modal kepada yang lain supaya dikembangkan, sedangkan
keuntungannya dibagi antara keduanya sesuai dengan ketentuan yang disepakati
beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan mudharabah yang harus
diperhatikan yaitu:
- Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha)
- Objek mudharabah (modal dan kerja).
- Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
- Nisbah Keuntungan

Adapun bentuk-bentuk mudharabah yang dilakukan dalam perbankan syariah dari


penghimpunan dan penyaluran dana adalah:
a) Tabungan Mudharabah. Yaitu, simpanan pihak ketiga yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai perjanjian.
b) Deposito Mudharabah. Yaitu, merupakan investasi melalui simpanan pihak
ketiga (perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu (jatuh tempo), dengan mendapat imbalan bagi hasil.
c) Investasi Mudharabah Antar Bank (IMA). Yaitu, sarana kegiatan investasi
jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar uang antar Bank Syariah berdasarkan prinsip
mudharabah di mana keuntungan akan dibagikan kepada kedua belah pihak (pembeli dan
penjual sertifikat IMA) berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut
Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh
suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang
dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue).(1)
Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara
jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau
jasa dari suatu produksi tersebut
BUNGA BAGI HASIL
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil
dengan asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
Besarnya prosentase berdasarkan pada Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti yang Bagi hasil bergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan Bila usaha merugi,
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah kerugian akan ditanggung bersama oleh
untung atau rugi. kedua belah pihak.

1 Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga, 1994.hal.. 583
Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah keuntungan dengan peningkatan jumlah pendapatan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
Eksistensi bunga diragukan ( kalau tidak Tidak ada yang meragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama, termasuk bagi hasil
islam.

KELOMPOK 6

SEWA MENYEWA (IJARAH, IMBT DAN IJARAH MULTIJASA)

Ijarah merupakan akad atau transaksi sewa-menyewa barang antara bank syariah,
yang dinamakan dengan muajjir selaku orang yang menyewakan dengan pihak lain selaku
penyewa, yang dinamakan dengan musta’jir. Berdasarkan objeknya, ijarah terdiri dari: Ijarah
di mana objeknya manfaat dari barang, dan ijarah di mana objeknya adalah manfaat dari
tenaga seseorang.

rukun ijarah di atas diuraikan sebagai berikut

1. Aqid (Orang yang berakad)

2. Sighat Akad

3. Ujroh (upah)

4. Manfaat

Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan kepemilikan
barang. Akad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) merupakan Salah satu akad transaksi yang
digunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam menjalankan produk pembiayaan
KPR . Akad IMBT ini dipandang sesuai untuk digunakan pada produk KPR.

rukun akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik antara lain:


1. Penyewa (musta’jir) yaitu pihak yang menyewa objek sewa. Dalam perbankan,
penyewa adalah nasabah.
2. Pemilik barang (mua’ajjir) yaitu pemilik barang yang digunakan sebagai objek sewa.
3. Barang/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan.
4. Harga sewa/manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh
mu’ajjir.
5. Ijab Kabul, adalah serah terima barang.

Adapun syarat akad ijarah muntahiyah bit tamlik adalah:

1. Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akad


2. Ma’jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam, dapat dinilai atau
diperhitungkan, dan manfaat atas transaksi ijarah muntahiyah bittamlik harus diberikan
oleh musta’jir kepada mua’ajjir

Contoh produk imbt adalah KPR iB Faedah pada BRI syariah

Pembiayaan multijasa adalah suatu kegiatan penyaluran dana dalam bentuk akad
ijarah, dalam penyaluran jasa keuangannya antara lain: penyaluran pelayanan jasa kesehatan,
pendidikan, pernikahan dan lain-lain.

Contoh produk pembiayaan Multijasa adalah pada CIMB Niaga Syariah

KELOMPOK 7

WAKALAH DAN KAFALAH

wakalah adalah penyerahan dari seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan
sesuatu dimana perwakilan tersebut berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.

Rukun wakalah :

1. Dua orang yang melakukan transaksi, yaitu orang yang mewakilkan dan yang
menjadi wakil.

2. Shighat (Ijab Kabul).

3. Muwakal fih (sesuatu yang diwakilkan)


Syarat wakalah

. 1. Orang yang memberikan kuasa (al-Muwakkil)

2. Perkara yang Diwakilkan/Obyek Wakalah

3. Pernyataan Kesepakatan (Ijab-Qabul) Kesepakatan kedua belah pihak baik lisan


maupun tulisan dengan keikhlasan memberi dan menerima baik fisik maupun manfaat dari
hal yang ditransaksikan

Contoh wakalah, seorang nasabah mewakilkan kepada pihak bank untuk mencarikan
atau membelikan mobil, lalu pihak bank membeli mobil dan menyerahkannya kepada
nasabah, lalu nasabah yang bersangkutan membayar harga mobil kepada pihak bank

Kafalah adalah jaminan, beban, atau tanggungan yang diberikan penanggung ( kafil )
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung ( makful).
Kafalah dapat juga berarti mengalihkan tanggungjawab sesorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin dapat
meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin. Kafalah berarti juga mengalihkan
tanggungjawab seseorang kepada orang lain dengan imbalan

rukun dan syarat Kafalah itu adalah sebagai berikut:

 Dhamin, kafil, atau zaim, yaitu orang yang menjamin dimana ia disyaratkan sudah
baligh, berakal, tidak dicegah membelanjakan hartanya(mahjur) dan dilakukan
dengan sekehendak sendiri.
 Madmun lah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah bahwa yang berpiutang
diketahui oleh orang yang menjamin. Madmun lah disebut juga makful lah, madmun
lah disyaratkan dikenal oleh penjamin karena manusia tidak sama dalam hal tuntutan,
hal ini dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan.
 Madmun ‘anhu atau makful ‘anhu adalah orang yang berutang.
 Madmun bih atau makful bih adalah utang, disyaratkan pada makful bih dapat
diketahui dan tetap keadaannya, baik sudah tetap maupun akan tetap.
 Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin, tidak digantungkan kepada
sesuatu dan tidak berarti sementara.

Contoh kafalah adalah bank garansi. Bank garansi itu adalah salah satu jaminan
misalnya kita menjadi sebuah kontraktor jalan layang lalu untuk memenangkan sebuah
tender kita harus mempunyai bank garansi yang nilainya kuat misalnya Bank BCA jadi
semakin kuat nilai Bang yang kita punyai maka semakin besar pula kemungkinan kita untuk
mendapatkan tender. Misalnya aku sama kau sama-sama jadi kontraktor, Lepas tuh bank
garansi aku misalnya Bank Bukopin, bank garansi kau Bank BCA, tentu lebih kuat nilai Bank
BCA jadi lebih besar kemungkinan yang menang tender tu kau soalnya nya Bank garansi
kau lebih kuat dari Bank bank garansi aku

KELOMPOK 8

HIWALAH, RAHN dan QARD HASAN

hiwalah adalah akad pemindahan hutang/piutang suatu pihak kepada pihak lain.
Dengan demikian didalamnya terdapat 3 pihak, yaitu pihak yang berhutang (muhil atau
madin), pihak yang memberi hutang (muhal atau da’in), dan pihak yang menerima
pemindahan (muhal ‘alaih)
Rukun Hiwalah:
1. Muhil ( orang yang berutang kepada pihak yang haknya dipindahkan).
2. Muhal ( orang yang menerima pemindahan hak, pemberi pinjaman, yaitu
pemilik utang yang wajib dibayar oleh pihak yang memindahkan hutang).
3. Muhal ‘alaih (penerima akad pemindahan hutang).
4. Pitang milik muhal yang wajib dilunasi oleh muhil (objek hukum akad
pemindahan hutang).
5. Piutang milik muhil yang wajib dilunasi oleh muhal ‘alaih
6. Shigat (ijab dan qabul).2
Syarat Hiwalah:
1. Ia harus punya kelayakan dan kompetensi mengadakan akad yaitu berakal dan
baligh.
2. Ridho dan persetujuan atas kemauan sendiri tidak dalam keadaan dipaksa
3. Qabul harus dilakukan di majlis akad
Jenis- jenis Hiwalah
1. Hiwalah Al-Muqayyadah (pemindahan bersyarat), yaitu pemindahan sebagai ganti
dari pembayaran hutang pihak pertama kepada pihak kedua. Contoh: jika ANDI
berhutang kepada BUDI sebesar Rp. 1.000.000. sedangkan BUDI berhutang
kepada CANDRA juga sebesar Rp. 1.000.000. BUDI kemudian memindahkan

2 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’i 2, jakarta: Almahira, 2011, hal. 150-151
atau mengalihkan haknya untuk menuntut utangnya yang terdapat pada CANDRA
ke ANDI, sebagai ganti pembayaran utang ANDI kepada BUDI.
2. Hiwalah Al-Mutlaqah (pemindahan mutlak), yaitu pemindahan uang yang tidak
ditegaskan sebagai ganti dari pembayaran utang pihak pertama kepada pihak
kedua. Contoh: jika ANDI berutang kepada BUDI sebesar Rp. 1.000.000,
CANDRA berutang kepada ANDI sebesar Rp. 1.000.000. ANDI mengelihkan
utangnya kepada CANDRA, sehingga CANDRA berkewajiban membayar utang
ANDI kepada BUDI, tanpa menyebutkan bahwa pemindahan utang tersebut
sebagai ganti dari pembayaran utang CANDRA kepada ANDI.
Al-rahn (gadai) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam atas pinjaman
yang diterimanya. Barang yang di tahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian
pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan
hutang atau gadai. Pemilik barang gadai disebut rahin dan orang yang mengutangkan yaitu
orang yang mengambil barang tersebut serta menahannya disebut murtahin, sedangkan
barang yang di gadaikan disebut rahn

Rukun Rahn :

1. Akad dan ijab Kabul


2. Aqid, yaitu yang menggadaikan dan yang menerima gadai.
3. Barang yang dijadikan jaminan (borg), syarat pada benda yang dijadikan jaminan
ialah keadaan barang itu tidak rusak sebelum janji utang harus dibayar.

Syarat Rahn antara lain :

1. Rahin dan murtahin


Tentang pemberi dan penerima gadai disyaratkan keduanya merupakan orang
yang cakap untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sesuai dengan ketentuan
syari'at Islam yaitu berakal dan baligh.
2. Sighat
Ulama hanafiyah berpendapat bahwa sighat dalam rahn tidak boleh memakai
syarat atau dikaitkan dengan sesuatu. Hal ini karena sebab rahn jual beli, jika
memakai syarat tertentu, syarat tersebut batal dan rahn tetap sah.
3. Marhun bih (utang)
Menyangkut adanya utang, bahwa utang tersebut disyaratkan merupakan utang
yang tetap, dengan kata lain utang tersebut bukan merupakan utang yang
bertambah-tambah atau utang yang mempunyai bunga, sebab seandainya utang
tersebut merupakan utang yang berbunga maka perjanjian tersebut sudah
merupakan perjanjian yang mengandung unsur riba, sedangkan perbuatan riba ini
bertentangan dengan ketentuan syari'at Islam.
Qard Hasan yaitu jenis pinjaman yang diberikan kepada pihak yang sangat
membutuhkan untuk jangka waktu tertentu tanpa harus membayar bunga atau keuntungan.
Pemerima Qard Hasan hanya wajib mengembalikan pinjaman pokok tanpa memberikan
tambahan apapun, tapi peminjam boleh mengembalikan lebih dari pokok pinjaman atas
kehendaknya sendiri sebagai balas jasa.

Rukun Qard Hasan


a. Pihak yang meminjan (Muqarrid)
b. Pihak yang memberikan pinjaman (Muqrid)
c. Barang yang dihutang/objek akad (Muqtarad}/ma’qud ‘alaih).
d. Ijab qabul (Sighat)
Syarat Qard Hasan
e. Orang yang meminjamkan memenuhi syarat berikut :
1) Berhak berbuat kebaikan sekehendak orang tersebut
2) Manfaat dari barang yang dipinjamkan menjadi milik peminjam dan
barang yang dipinjamkan menjadi milik yang meminjamkan.
b. Orang yang meminjam :
1) Berhak mendapat kebaikan
2) Dapat dipercaya untuk menjaga barang tersebut
c. Barang yang dipinjamkan :
1) Mempunyai manfaat yang dapat diambil oleh peminjam
2) Barang yang diambil manfaatnya tidak rusak karena pemakaian yang
disetujui dalam perjanjian.
d. Lafadz atau ijab kabul :
1) Kalimat mengutangkan Lafadz
2) Mu’ir (orang yang mengutangkan) merupakan pemilik barang tersebut,
dan musta’ir (orang yang berhutang) harus baligh, berakal, dan bukan
orang yang tidak dimahjur
3) Benda yang diutangkan dapat diambil manfaatnya atau dimanfaatkan

Anda mungkin juga menyukai