Anda di halaman 1dari 4

Lembaga Keuangan Non Bank di Indonesia

Pasar Modal Syariah

Nama : Bim Cessar Abi Ibrahim


NPM : 2003010969
Kelas : Reg D Manajemen Pagi Banjarmasin
No. Absen : 34

A. Pendahuluan

Pasar modal adalah salah satu yang membuat negara-negara menjadi lebih cepat
berkembang salah satunya di Indonesia masih relatif baru jika di bandingkan dengan negara-
negara maju. Namun, dalam perkembangan dunia sekarang ini, pasar uang di Indoneisa juga
ikut berkembang walaupun tidak semarak perkembangan pasar modal. Islam memandang
uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka,
motif permintaan terhadap uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand
for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam tidak mengenal spekulasi karena
pada hakikatnya uang adalah milik Allah SWT. Yang di amanahkan kepada kita untuk
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang
adalah flow concept sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian pun akan semakin
baik.
Pada dasarnya pasar modal syariah dan pasar modal konvensional memiliki beberapa fungsi
yang sama, di antaranya sebagai likuiditas. Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, bank
dapat menggunakan instrumen pasar uang untuk menginvestasikan dananya dan apabila
kekurangan likuiditas, ia dapat menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan
dana tunai. Ada perbedaan mendasar di antara keduanya, yaitu: pertama, pada mekanisme
penerbitan dan kedua, pada sifat instrumen itu sendiri. Pada pasar uang konvensional,
instrumen yang diterbitkan adalah instrumen utang yang dijual dengan diskon dan didasarkan
atas perhitungan bunga, sedangkan pasar uang syariah lebih kompleks mendekati mekanisme
pasar modal.
Kondisi pasar keuangan yang stabil dapat membangun keyakinan para pelaku pasar untuk
bertransaksi secara aktif, mendorong terbentuknya tingkat harga pasar yang wajar, yaitu yang
mencerminkan kekuatan fundemental, serta memungkinkan para pelaku pasar mengukur dan
mengelola risiko-risiko pasar atas dasar informasi-informasi yang tersedia (full disclosures).
Adapun mengenai pasar modal syariah terdapat dalam Fatwa DSN-MUI No.80/DSN-MUI/
tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di P
asar Reguler Bursa Efek. Dan sejak November 2007 Bapepam dan LK telah mengeluarkan D
aftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang ada di Indonesia. 
Keberadaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan Indeks Sa
ham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Yang isinya terdiri dari seluruh saha
m syariah yang tercatat di BEI. Dengan adanya Fatwa dan ISSI diharapkan dapat meningkatk
an keyakinan masyarakat bahwa investasi syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai deng
an prinsip-prinsip syariah sepanjang memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut.

B. Pembahasan
1.Pengartian Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah adalah instrumen lain dalam sistem pasar modal secara keseluruhan.
Pengertian pasar modal syariah adalah didasarkan pada definisi pasar modal yang mengacu
pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM).
Dalam UUPM tersebut, pengertian pasar modal syariah adalah seluruh kegiatan dalam pasar
modal yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Kegiatan pasar modal yang dimaksud
meliputi penawaran umum dan perdagangan efek atau proses bertemunya emiten dengan
investor. Meski begitu, pasar modal syariah adalah bukan suatu sistem yang terpisah dari sistem
pasar modal secara keseluruhan. Berdasarkan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),secara umum
kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional. Namun ada
beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah, misalnya produk dan mekanisme transaksinya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

2.Prinsip Pasar Modal Syariah

Perlu diketahui, cara kerja pasar modal syariah juga bergantung pada prinsip-prinsip hukum
Islam. Prinsip-prinsip ini merupakan kegiatan di bidang modal berdasarkan fatwa Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), baik fatwa DSN -MUI yang telah
ditetapkan, maupun fatwa DSN-MUI yang belum ditetapkan dalam peraturan Bapepam dan
LK. Pada BAB II pasal 2 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal,
antaranya:
1. Investasi Halal dan Sesuai Syariah
Pasar modal syariah memiliki prinsip dasar syariat Islam yang menyediakan produk
atau instrumen investasi yang halal khususnya bagi umat Islam. Dengan investasi
halal ini diharapkan kecemasan masyarakat terhadap investasi yang mengandung riba
dan hal-hal haram lainnya dapat diatasi.
2. Menggunakan Uang sebagai Alat Pertukaran Nilai
Pada pasar modal syariah, uang dijadikan sebagai alat pertukaran nilai dalam
berinvestasi. Dengan demikian, saat investor melakukan investasi maka ia akan
mendapatkan imbal hasil (return) dengan porsi tertentu. Hanya saja, proses investasi
yang dilakukan mesti menggunakan mata uang yang sama dengan pembukuan.
3. Risiko Kerugian Cenderung Rendah
Pasar modal ini memungkinkan investor dan emiten untuk melakukan kerja sama
tanpa mendapatkan risiko yang tinggi. Dalam artian, tidak ada pihak yang dirugikan
dari kegiatan investasi tersebut.
4. Transaksi Menggunakan Akad
Transaksi yang terjadi pada pasar modal syariah menggunakan sistem akad yang
sesuai dengan syariat Islam. Hal ini menyebakan jual-beli dapat dilakukan secara jelas
antara kedua belah pihak sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.
5. Mekanisme yang Jelas
Mekanisme yang jelas dan sesuai syariat Islam harus ditekankan pada pasar modal
syariah. Hal ini dianggap mampu menjaga atau menghindari terjadinya prasangka
dalam melakukan transaksi.
3.Kegiatan Yang Di Larang Dalam Pasar Modal Syariah
Dalam bermuamalah, manusia tentunya diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat
mendatangkan keuntungan, tetapi dengan syarat tetap menghindari segala bentuk transaksi
yang mengandung unsur riba ataupun bunga. Keuntungan pasar modal syariah berasal dari
bagi hasil atau biasa disebut nisbah.
Selain itu, pada pasar modal ini terdapat beberapa kegiatan atau tindakan yang bertentangan
dengan prinsip syariah sesuai fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011, antara lain:
1. Tadlis
Tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan penjual untuk
mengelabui pembeli supaya objek terlihat dalam keadaan baik.

2. Taghrir
Upaya mempengaruhi orang lain dengan ucapan atau tindakan yang mengandung
kebohongan. Perbuatan ini biasanya dilakukan agar orang lain terdorong melakukan
transaksi.
3. Tanajusy atau Najsy
Tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak memiliki
tujuan untuk membelinya. Hal ini diharapkan agar dapat menimbulkan kesan ada
sejumlah pihak yang berminat untuk membelinya.
4. Ikhtikar
Membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan
menimbunnya. Kemudian, akan dijual lagi saat harga menjadi lebih mahal.
5. Ghisysy
Salah satu bentuk tadlis yaitu penjual menjelaskan keunggulan barang yang dijual tapi
menyembunyikan kecacatan barang tersebut.
6. Ghabn
Ketidakseimbangan antara dua barang yang dipertukarkan dalam suatu akad baik dari
kualitas maupun kuantitasnya.
7. Bai’ Alma’dum
Melakukan penjualan atas barang (efek syariah) yang belum dimiliki (melakukan
short selling).
8. Riba
Tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang ribawi (al-amwal al-ribawiyah)
dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan
pembayaran secara mutlak.

C. Penutup
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah penulis paparkan di bab sebelumnya, penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten (perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat
berharga atau melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah;
2. Salah satu dalil hukum pasar modal syariah adalah dalam QS. Al-Baqarah; 275;
3. Salah satu fungsi pasar mmodal syariah adalah memungkinkan bagi masyarakat
berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan
resikonya.
4. Kegiatan yang di larang dalam pasar modal syariah
-Tadlis
-Taghir
-Tanajusy atau Najsy
-Ikhtikar
-Ghisysy
-Ghabn
-Bai’Alma’dum
-Riba

Daftar pustaka
https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/investasi/pasar-modal-syariah/

Anda mungkin juga menyukai