Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Fadel Ul Alam

Kelas : Akuntansi 2017 A


Mata Kuliah : Lembaga Keuangan Islam

Rangkuman Tentang Pasar Modal Syariah

Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah merupakan wadah atau pasar yang berfungsi untuk memperjualbelikan
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) berbagai waktu baik jangka panjang maupun meengah dan
pendek, yang bisa digunakan dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

Semua ini dapat diterbitkan oleh perusahaan swasta. Pasar modal syariah menjadikan transaksi pasar
modal haruslah berbasis syariah atau berbasis prinsip Islam.

Selain itu, di pasar modal tersebut para pemilik modal atau biasa disebut supplier of fund dengan para
pengguna dana atau disebut user of fund. Jika dilihat memang syariah dan konvensional untuk pasar
modal tidaklah jauh berbeda. Hanya saja yang membedakan tentunya pedoman aturan yang digunakan
haruslah berbasis syariah.

Setelah prinsip yang membedakan pasar modal syariah dan pasar modal konvensional yaitu akad yang
digunakan dalam transaksi maupun surat berharga yang diterbitkannya. Jika sebuah perusahaan ingin
mendapatkan pembiayaan dengan penerbitan surat berharga pada syariah, maka perusuhaan tersebut
haruslah memenuhi kriteria penerbitan efek syariah yang sudah ditetapkan oleh Indonesia.

Prinsip Pasar Modal Syariah

Adapun prinsip yang dimiliki oleh pasar modal syariah diantaranya :

1. Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan jika aset atau kegiatan usaha yang dilakukan termasuk
usaha halal, spesifik serta bermanfaat. Dengan sesuai syarat maka investasi bisa dilakukan.
2. Dalam pasar modal syariah, uang merupakan pertukaran nilai yang bisa digunakan. Selama pemilik dana
atau pemilik modal memberikan investasinya, maka ia akan memperoleh keuntungan dari bagi hasil
usaha tersebut. Hal ini juga mengharuskan pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama
dengan pembukuan kegiatan. (Baca: Sistem Keuangan Syariah)
3. Sesuai prinsip yang pertama, pasar modal syariah mengharuskan adanya akad atau perjanjian yang
sangat jelas antara pemilik serta harta dengan emiten yang jelas. (Baca: Perkembangan Akuntansi
Syariah)
4. Baik pemilik harta ataupun emiten tidak bisa mengambil resiko yang melebihi kemampuan, karena hal ini
bisa menimbulkan kerugian yang tinggi baik di satu pihak maupun di kedua belah pihak.
5. Adanya penekanan pada mekanisme yang sangat wajar dan prinsip kehati-hatian terutama pada investor
ataupun kepada eminten. Hal ini menghindari adanya salah paham dan hal buruk ketika melakukan
transaksi.

Pasar modal secara umum merupakan tempat bertemu para penjual modal atau dana dan pemberi
modal. Secara resmi pasar modal syariah sudah menjadi program yang legal dilakukan di Indonesia pada
tahun 2003, namun untuk instrumen pasar modal syariah sendiri sudah ada sejak 1997.
Dasar Hukum Pasar Modal Syariah

Dasar hukum pasar modal syariah sudah tentu semua hal yang dijadikan pedoman oleh agama Islam,
dimana pasar modal syariah sudah dijelaskan dalam Al-Quran dan Al Hadist. Selain itu, landasan fatwa
juga dikeluarkan oleh MUI mengenai pasar modal dan transaksi syariah di Indonesia. MUI telah
mengeluarkan 14 fatwa yang berkaitan dengan pasar modal syariah, diantaranya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman” (Q.S Al-Baqarah :278)

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan dengan pasar modal
syariah Indonesia sejak tahun 2001, yang meliputi antara lain :

1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah.
2. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.
3. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah.
4. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal.
5. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
6. Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi.
7. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah.
8. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah.
9. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
10. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN.
11. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back.
12. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back.
13. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased.
14. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Juga terdapat 3 (tiga) Peraturan Bapepam & LK yang mengatur tentang efek syariah sejak tahun 2006,
yaitu:

1. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah.


2. Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad-akad Yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah
di Pasar Modal
3. Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Selain UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang menjadi landasan hukum pasar modal syariah,
juga terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), yaitu UU
No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
Manfaat Pasar Modal Syariah

Ada beberapa manfaat modal syariah, diantaranya adalah :

 memberikan wahana atau tempat berinvestasi untuk anda para investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi. Selain itu, manfaat pasar modal yakni menyediakan leading indicator atau indikator utama
bagi tren ekonomi suatu negara.
 Pasar modal bisa menciptakan lapangan kerja dan saingan bisnis yang menarik
 Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang sangat
menjanjikan. Tak jarang banyak orang yang memanfaatkan pasar modal dengan baik
 Membina iklim terbuka alias persaingan terbuka dan adil bagi para investor dan juga para pebisnis
 Penyebaran kepemilikan perusahaan sangatlah baik sehingga semua lapisan masyarakat yang ingin
mengikuti pasar modal syariah bisa ikut dengan bebas (Baca: Prinsip Akuntansi Syariah)
 Menyediakan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh keuntungan
yang ada dan resiko yang harus ditanggungnya

Pelaku Pasar Modal Syariah

1. Emiten

Emiten merupakan perusahaan yang bertugas untuk melakukan penjualan berbagai surat menyurat
terutama surat berharga atau melakukan emisi di Bursa. Tujuan emiten sendiri diantaranya adalah :

 Untuk memperluas usaha yang didapat


 Untuk memperbaiki struktur modal yang ada
 Sarana atau ajang promosi
 Meningkatkanya profesionalisme dan mendorong adanya keterbukaan
 Adanya kesempatan besar untuk masyarakat menjadi investor, sehingga tidak ada kesenjangan sosial
dalam perusahaan ini

2. Investor

Investor merupakan pemodal yang berhak membeli atau menanamkan modal di sebuah perusahaan
yang melakukan emisi. Tujuan investor sendiri adalah :

 Memperoleh dividen, yakni keuntungan yang bisa diperoleh investor yang telah dibayarkan oleh emiten
 Ketika harga sedang tinggi, para investor bertugas sebagai pedagang dimana mereka menjual harga
saham yang tinggi agar memperoleh keuntungan
 Kepemilikan perusahaan bisa dialihkan kedalam investasi atau saham, dimana semakin banyak
menanam saham maka semakin besar keuntungan yang bisa didapatkan
3. Perusahaan Investasi

Perusahaan investasi merupakan perusahaan pengelola dana yang beroperasi di pasar modal dengan
mengelola modal yang berasal dari para investor. Perusahaan ini berperan penting, dimana investor
memberikan dan mempercayakan dana dengan bijak agar bisa digunakan dan dimanfaatkan. Sehingga
tanggung jawab perusahaan investasi sangatlah tinggi.

4. Reksa Dana

Reksa dana yakni wadah yang biasa digunakan untuk membantu menghimpun dana masyarakat yang
ingin menjadi pemodal untuk bisa menanamkan investasi dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksa dana disediakan juga oleh para lembaga keuangan syariah seperti bank syariah.

Manfaat dan fungsi syariah sendiri sangatlah banyak pasar modal syariah bisa memungkinkan
perusahaan meningkatkan modal, meyakinkan usaha yang dijalankan sangat baik dan berpotensi
menguntungkan tanpa merugikan banyak orang, ataupun memungkinkan investasi dilakukan oleh
banyak masyarakat tanpa harus terjadi kesenjangan sosial.

Anda mungkin juga menyukai