Anda di halaman 1dari 17

Fenomena dan Realita

Pasar Modal Syari’ah


Di Indonesia
Lembaga Keuangan Syari’ah
Kelompok 3
Anggota:
1. Anung Muhidin (21111048)
2. Najibul Aziz (21111023)
3. Siti Nahrisa (21111011)
4. Uni Aulia (21111016)
5. Lilis Nurhayati (21111032)
6. Mila Nurul Latifah (21111028)
7. Agung Budi Santosa (21111021)
8. Rizky Alfatah Hijri (21111048)
Pengertian Pasar Modal Syari’ah
Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal
menyebutkan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.

Sedangkan pengertian dari pasar modal syariah adalah pasar modal


yang sesuai dengan syariah islam atau dengan kata lain instrument
yang digunakan berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah dan
mekanisme yang digunakan juga tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah antara lain tidak boleh ada riba, gharar dan maysir.
Sejarah Pasar Modal Syari’ah
Aktivitas pasar modal dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Efek
yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi
perusahaan milik Belanda serta obligasi milik pemerintah Hindia
Belanda. Aktivitas ini berhenti pada perang dunia kedua. Untuk
meningkatkan aktivitas pasar modal pemerintah membentuk Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang untuk kemudian menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal.
Pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah dimulai sejak
munculnya instrumen pasar modal yang menggunakan prinsip
syariah yakni reksadana syariah. Walapun sampai saat ini bentuk
dari pasar modal syariah belum sesuai dengan yang diharapkan,
tetapi berbagai pihak menilai perkembangan pasar Islam sangat
menjanjikan.
Peresmian pasar modal direncanakan pada awal Nopember 2002,
namun ternyata Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Dewan Syariah Nasional (DSN) merasa belum siap.
Akhirnya pada tanggal 14 Maret 2003 pasar modal syariah
diresmikan oleh Menkeu Boediono didampingi Ketua Bapepam
Herwidayatmo, wakil dari MUI, wakil dari DSN pada direksi SRO,
direksi perusahaan efek, pengurus organisasi pelaku, dan asosiasi
profesi di pasar modal Indonesia.
Fungsi Pasar Modal Syari’ah
Adapun fungsi dari keberadaan pasar modal syariah menurut MM.
Metwally adalah sebagai berikut:
• Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan
bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
• Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
• Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
• Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional, dan;
• Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.
Karakter Pasar Modal Syari’ah
Karakter yang diperlukan dalam membentuk struktur pasar modal
Syariah adalah sebagai berikut:
➢ Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek.
➢ Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham
dapatdiperjualbelikan melalui pialang.
➢ Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diper-
jualbelikan pada bursa efek diminta menyampaikan informasi
tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian, serta neraca
keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak
tidak lebih dari 3 bulan.
➢ Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-
tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.
➢ Saham tidak boleh diperdagangkan dengan harga lebih tinggi dari
HST.
➢ Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.
➢ HST ditetapkan dengan rumus seperti berikut:
HST = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛/𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔
𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛
➢ Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan
yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti praktek standar
akuntansi syariah.
➢ Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung satu minggu,
periode perdaganagan, setelah menentukan HST.
➢ Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST.
Dasar Hukum Pasar Modal Syari’ah
Pasar modal adalah sesuatu yang baru dalam kajian mu’amalah. karena
hal ini tidak ada literatur klasik. Akan tetapi,secara garis besar pasar
modal masuk dalam kategori jual-beli (Al-Bay), yang didalamnya terdapat
beberapa transaksi (Al-Aqd). Maka bisa disimpulkan segala sesuatu yang
diperboilehkan dalam jualbeli, diperbolehkan pula dalam pasar modal,
begitu pula sebaliknya.

Adapun beberapa firman Allah dan Hadist Nabi adalah sebagai berikut :
➢ Firman Allah SWT :
Dalam Qur’an Surat An-nissa ayat 29 Allah SWT berfirman : “ hai
orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu “
➢ Hadist Nabi Muhammad Saw :
Rasulullah Saw Bersabda : “ sesungguhnya jual-beli adalah
dengan kerelaan dari kamu “ ( HR. Baihaqi dan Ibn Majah )

Selanjutnya, investasi hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang


diterbitkan oleh pihak (emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan syari’ah Islam. Apabila emiten merupakan
perusahaan induk, maka harus dipertimbangkan jenis kegiatan
usaha anak-anak perusahaannya.
Produk Investasi Pasar Modal
Syari’ah Di Indonesia
Beberapa kriteria produk investasi yang sesuai dengan ajaran
islam, haruslah memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya :
1. Usaha perjudian atau permainan yang tergolong judi atau
perdagangan yang dilarang.
2. Lembaga keuangan konvesional ( Ribawi ), termasuk
perbankan dan asuransi konvesional.
3. Produsen, distributor serta pedagang makanan dan minuman
haram.
4. Produsen, dirstributor, dan/atau penyedia barang/jasa yang
merusak moral dan bersifat Mudarat.
Adapun beberapa produk investasi di pasar modal yang sesuai
Prinsip syariah tersebut dapat berupa:
1. Saham
2. Obligasi
3. Reksa Dana

Indeks islam tidak hanya dapat dikeluarkan oleh pasar modal


syariah saja tetapi juga oleh pasar modal konvensional.
Struktur Pasar Modal
Adapapun Struktur pasar modal adalah sebagai berikut :
Beberapa Kendala Dalam Pasar
Modal Syari’ah
Adapun sejumlah kendala untuk mengembangkan pasar modal
syariah, diantara kendala-kendala tersebut antara lain:
1) Belum ada ketentuan yang menjadi legitimasi pasar modal syariah
dari Bapepam atau pemerintah, misalnya Undang-Undang ( UU ).
2) Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah
wacana dimana banyak bicara tentang bagaimana pasar modal
yang disyariahkan.
3) Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari
berbagai pihak.
Adapun strategi-strategi yang diperlukan untuk mengembangkan
pasar modal syariah, antara lain;
1) Keluarnya undang-undang pasar modal syariah diperlukan untuk
mendukung pembentukan pasar modal syariah sesegera
mungkin.
2) Perlu keaktifan dari pelaku bisnis ( Pengusaha ) muslim unutk
membentuk kehidupan ekonomi yang islami.
3) Diperlukan dengan jangka pendek maupun jangka panjang oleh
Bapepam untuk mengakomodir perkembangan instrumen
Syariah dalam pasar modal, sekaligus merencanakan keberadaan
pasar modal syariah di tanah air.
4) Perlu kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah oleh karena
itu, dukungan akademisi sangat diperlukan guna memahamkan
perlunya keberadaan pasar modal syariah.
Penutup/Kesimpulan
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan
syariah islam atau dengan kata lain instrument yang
digunakan berdasarkan pada prinsipprinsip syariah dan
mekanisme yang digunakan juga tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah antara lain tidak boleh ada riba,
gharar dan maysir.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai