Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUNTANSI SYARIAH

“LEMBAGA KEUANGAN NON BANK SYARIAH”

DI SUSUN OLEH :

NADYA FATHIKA PUTRI ( C30118482 )


NUR RISKI NAWING ( C30117349 )
KRISTIANTO EDWIN RAPITAN (C30119209)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI ( NON REG )


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lembaga keuangan syari’ah merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi


Islam, dimana masyarakat atau negara tidak dapat mengabaikan kepentingan untuk mendirikan
lembagalembaganya. Praktek serupa diikuti pula oleh lembaga keuangan syari’ah non bank
syaria’ah sejenis BMT, Asuransi Takaful, Unit Simpan Pinjam Syari’ah (USPS) dan koperasi
Pondok Pesantren (Kopotren).
Berdirinya lembaga keuangan syari‟ah (LKS) merupakan implementasi dari pemahaman
umat Islam terhadap prinsip-prinsip muamalah dalam hukum ekonomi Islam yang selanjutnya
dipresentasikan dalam bentuk pranata ekonomi Islam sejenis lembaga keuangan syari‟ah bank
dan non bank.
Lembaga keuangan syari‟ah merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi
Islam, dimana masyarakat atau negara tidak dapat mengabaikan kepentingan untuk mendirikan
lembaga-lembaganya lembaga keuangan syari‟ah non bank diwujudkan dalam bentuk Asuransi
Takaful (AT), Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Unit Simpan Pinjam Syari‟ah dan Koperasi
Pondok Pesentren (Kopotren) di berbagai wilayah Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengkaji pengertian, karakteristik pasar modal syariah dan pasar uang syariah
2. Mengkaji Jenis-jenis efek pada pasar modal syariah dan pasar uang syariah
3. Mengkaji rukun dan ketentuan syariah pada pasar modal syariah dan pasar uang syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARIAH DAN PASAR


UANG SYARIAH

Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar modal menurut undang-undang no.8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 1 ayat 12
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Sedangkan yang di maksud dengan efek pada pasal 1 ayat 5 adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga keomersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Pasar modal di kenal juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut pasal 1 ayat 4 UU nomor
8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan mennyediakan
sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka.

Menurut Y.Sri Susilo dkk, pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk
dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar yang kongkrit. Jadi pasar modal secara umum
merupakan suatu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli dalam rangka memperoleh
modal penjualnya adalah emiten atau perusahaan yang membutuhkan modal, sedangkan yang
menjadi pembeli adalah investor. Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana merupakan
pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi yang
terlepas dari hal-hal yang dilarang.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten dan jenis efek yang diperdagangkan sudah sesuai dengan prinsip syariah. Efek
syariah adalah sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang pasar modal yang akad,
pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya sudah sesuai dengan prinsip syariah. Yang
dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip yang di dasarkan oleh syariah islam yang
penetapannya melalui fatwa MUI.

Fungsi dan Karakteristik Pasar Modal

Pasar modal memiliki dua fungsi yakni berupa fungsi ekonomi dengan mewujudkan
pertemuan dua kepentingan yakni pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
memerlukan dana, dan fungsi keuangan dengan memberikann kemungkinan dan kesempatan
untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana melalui investasi. Pada fungsi keuangan, pasar
modal berperan sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain-lain.
Sedangkan pada fungsi yang kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk
berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimiliknya sesuai dengan karaktristik
keuntungan dan resiko masing-masing instrumen.

Pasar modal juga mampu menjadi tolak ukur kemajuan perekonmian suatu negara. Pasar
modal memungkinkan percepatan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan kesempatan bagi
perusahaan untuk dapat  memanfaatkan dana langsung dari masyrakat tanpa harus menunggu
tersedianya dana dari operasional perusahaan.
Ada beberapa manfaat pasar modal, yaitu:
a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus
memungkinkan  alokasi sumber dana secara optimal.
b. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan  upaya
diversifikasi.
c. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara.
d. Penyebaran pemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
e. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan  profesionalisme, menciptakan iklim usaha
yang sehat.
f. Menciptakan lapangan kerja/ profesi yang menarik.
g. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prosfek.
h. Alternatif  investasi yang memberikan potensi keuntungan  dengan resiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, liquiditas,dan diversifikasi investasi.
i. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses  kontrol sosial.
Ada beberapa fungsi pasar modal, yaitu:
1. Memungkinkan bagi masyarakat berfartisipasi dalam kegaitan bisnis dengan memperoleh
bagian dari keuntungan dan resikonya.
2. Memungkinkan para pemengang saham menjual sahamnya guna mendapatkan liquiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan moodal dari luar untuk membangun dan
mengembangan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari pluktuasi jangka pendek pada harga saham yang
merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.
5. Memuungkinkan investasii pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis
sebagaiana tercermin pada hargga  saham.

Sedangkan karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah, menurut
Mokhtar Muhammad Metwally  adalah sebagai berikut :
1. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjualbelikan
melalui pialang
3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa efek
diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan
kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak
tidak lebih dari 3 bulan
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap  perusahaan
dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam
bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah
8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST
9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan
dengan harga HST.

Pengertian Pasar Uang Syariah

Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk memperdagangkan dana jangka
pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari stu tahun. Kegiatan di pasar uang ini terjadi
karena ada dua pihak, pihak pertama yang kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak
kedua memiliki kelebihan dana dalam jangka waktu pendek juga. Mereka dipertemukan di dalam
pasar uang, sehingga unit yang kekurangan memperoleh dana yang dibutuhkan, sedangkan unit
yang kelebihan memperoleh penghasilan atas uang yang berlebih tersebut.

Dalam praktek pasar uang konvensional, yang ditransaksikan adalah hak untuk
mengguanakan uang dalam jangka waktu tertentu. Jadi pasar di pasar tersebut terjadi transaksi
pinjam-meminjam dana, yang selanjutnya menimbulkan utang-piutang. Adapun barang yang
ditransaksikan dalam pasar ini adalah secarik kertas berupa surat utang atau janji untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu pula. Tujuan pasar uang adalah untuk
memberikan alternatif, baik bagi lembaga bank maaupun bukan bank.
Dalam pandangan islam, uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau
barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang adalahuntuk memenuhi kebutuhan
transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi  atau trading. Islam tidak
mengenal permintaan uang untuk motif spekulasi (money demand for speculation). Dengan
demikan, pasar uang syariah merupakan mekanisme yang memungkinkan lembaga keuangan
syariah untuk menggunakan instrumen pasar dengan mekanisme yang sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah baik untuk mengatasi persoalan kekurangan likuiditas maupun kelebihan
likuiditas.
Pengembangan mekanisme pasar uang syariah dapat berjalan dengan efektif apabila;
a. Cukup banyak instrumen pasar uang syariah yang dapat diperdagangkan
b. Ada lembaga yang bersedia menjadi pembuat transaksi (transaction maker) yang
melakukan verifikasi atas kesempatan investasi, mengatasi kesulitan dan untuk
memastikan adanya kemungkinan bagi investor guna mencairkan kembali investasi
mereka jika sewaktu-waktu mereka butuhkan tanpa memengaruhi pendapatan efektif
yang mereka harapkan
c. Prasarana komunikasi yang memadai
d. Informasi keuangan yang dapat dipercaya, yaitu data keuangan perusahaan yang
mengeluarkan SPBU, agar setiap peminat dapat membuat penelitian mengenai keadaan
perusahaan.

Kebijakan mengenai pasar uang syariah di indonesia didasarkan pada Peraturan Bank
Indonesia Nomor; 10/36/PBI/2008 tanggal 10 Desember 2008 tentang Operasi Moneter Syariah
yang merupakan pengejawantahan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah dalam
rangka mendukung tugas Bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter. Pencapaian target operasioal tersebut dilakukan dengan cara mempengaruhi likuiditas
perbankan syariah melelui kontraksi moneter atau ekspansi moneter.

Karakteristik, Fungsi, dan Tujuan Pasar Uang Syariah

Pasar uang pada prinsipnya merupakan sarana alternative bagi lembaga-lembaga keuangan
, perusahaan-perusahaan non-keuangan dan peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan
dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan
likuiditasnya (liquidity adjustment). Pasar uang secara tidak langsung berfungsi sebagai sarana
pengendali moneter oleh penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka (channel
for implementing policies). Pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh bank Indonesia  dilakukan
dengan menggunakan sertifikat bank Indonesia (SBI) untuk bank konvensional atau sertifikat
bank Indonesia syariah (SBIS) untuk bank syariah bagi tujuan kontraksi mmoneter dan surat
berharga pasar uang (SBPU) atau surat berharga pasar uang dengan prinsip syariah untuk bank
syariah sebagai instrument ekspansi moneter. Pelaksanaan operasi moneter syariah (OMS) oleh
bank Indonesia yang merupakan pengejawantahan pengendalian moneter berdasarkan prinsip
syariah dalam rangka mendukung tugas bank Indonesia dalam menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter.

OMS ditujukan untuk mencapai target operasional pengendalian moneter syariah yang
berupa:
a. Kecukupan likuiditas perbankan syariah; dapat berupa target uang primer atau
komponennya yang terdiri dari uang kartal yang ada di bank dan masyarakat, dan saldo
giro bank dalam rupiah di bank Indonesia.
b. Variabel lain yang ditetapkan oleh bank Indonesia; yaitu berupa tingkat imbalan pasar
uang antarbank berdasarkan prinsip syariah dalam rangka mendukung pencapaian sasaran
akhir kebijakan moneter bank Indonesia yang antara lain berupa tingkat imbalan pasar
uang antarbank berdasarkan prinsip syariah.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang, pertama adalah pihak yang
membutuhkan dana, yaitu bank ataupun perusahaan nonbank yang kebetulan membutuhkan dana
yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu. Kedua adalah pihak yang menamamkan
dana atau pihak yang menjual dana, baik bank maupun perusahaan nonbank dengan tujuan
investasi di pasar uang. Para pelaku pasar uang terdiri dari bank komersial, perusahaan
pemerintah, dan perusahaan swasta yang bergerakl di bidang keuangan yang terkait erat dengan
pemerintah. Bagi pihak yang membutuhkan dan mencari dana memiliki tujuan, antara lain:
1. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, seperti membayar utang yang segera
akan jatuh tempo.
2. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, karena disebabkan kekurangan uang kas.
3. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya, gaji, upah
karyawan dan pembelian bahan dan kebutauhan modalo kerja lainnya.
4. Sedang mengalami kalah kliring, hali ini terjadi dilembaga kliring dan harus segera
dibayar.
Sedangkan bagi pihak yang bermaksud menanamkan dananya di pasar uang bertujuan
antara lain:
1. Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu bagi lembagan
keuangan konvensional sedangkan bagi lembaga keuangan syariah tergantung dari akad
yang digunakan.
2. Bermaksud membantu pihak yang benar-benar membutuhkan dana.
3. Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan beesar dalam waktu yang
singkat.

Adapun jenis-jenis resiko investasi yang mungkin terjadi di pasar uang adalah:
1. Resiko pasar, yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga dan
tingkat bunga.
2. Resiko reinvestment, resiko yang terjadi akibat turunnya tuingkat bunga atau bagi hasil.
3. Resiko gagal bayar, yaitu resiko yang terjadi akibat debitur tidak memenuhi kewajibannya
sesuai janji.
4. Resiko inflasi, yaitu resiko yang terjadi akibat kenaikan harga sehingga daya beli
menurun..
5. Resiko valuta, yaitu adanya perubahan terhadap kurs mata uang asing.
6. Resiko politik, yaitu resiko yang terjadi akibat perubahan peraturan yang mengakibatkan
turunnya pendapatan suatu investasi.
7. Resiko likuiditas, yaitu apabila instrument yang dimiliki sulit untuk dijual kembali
sebelum jatuh tempo.

B. JENIS-JENIS PASAR MODAL SYARIAH DAN PASAR UANG SYARIAH

Pasar Modal Syariah


Berdasarkan kategori instrumen tersebut, maka jenis efek atau produk dari pasar modal
syariah yang memenuhi kriteria syariah adalah saham syariah, sukuk, dan reksa dana syariah.
Berikut adalah penjelasannya:
1) Saham Syariah
Kegiatan ini dilakukan dengan penyerahan modal dana dari investor sebagai bentuk
kontribusi kepada perusahaan pengelola yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan
usaha. Untung dan ruginya pun nantinya akan ditanggung bersama. Perbedaannya dengan
saham konvensional adalah saham yang dikeluarkan hanya saham yang memenuhi kriteria
syariah. Kriteria tersebut ialah transaksi yang tidak mengandung unsur riba, spekulatif,
gharar, dan judi.

2) Sukuk (Obligasi Syariah)


Sukuk adalah obligasi yang diterapkan dengan prinsip syariah. Obligasi sendiri adalah
surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Investor dalam obligasi pasti
akan memiliki kupon atau surat utang dari perusahaan yang menerbitkan surat obligasi
sebagai bukti jaminan dari investor yang telah memberikan utang. Namun, bedanya sukuk
dengan obligasi adalah surat utang sukuk membuktikan kepemilikan bersama atas aset dari
jasa, proyek, atau investasi tertentu. Penggunaannya pun tidak boleh bertentangan dengan
prinsip syariah. Lalu, keuntungannya didapat dari bagi hasil, upah, atau margin.

3) Reksa Dana Syariah


Reksa dana syariah hampir sama dengan reksa dana pada umumnya. Yaitu, wadah
investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi. Hanya saja pengelolaan reksa dana
syariah dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Instrumennya berupa saham syariah, sukuk,
dan efek syariah lainya. Lalu, reksa dana syariah juga diawasi oleh dewan syariah.

Pasar Uang Syariah

Jenis-jenis Instrumen Pasar Uang yang ditawarkan dalam pasar uang dengan sistem Syariah
di Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah  SBIS, Repurchase Agreement (Repo)
SBIS, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Repurchase Agreement (Repo) SBSN, Instrument
Pasar Uang Antarbank Syariah ( PUAS ), dan surat berharga lain yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan.
 Sertifikat Bank Indonesia Syariah atau SBIS
adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

 Repurchase Agreement SBIS


yang disebut Repo SBIS adalah transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada
Bank Umum Syariah ( BUS ) atau Unit Usaha Syariah ( UUS ) dengan agunan SBIS
( collateralized borrowing ).

 SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara


adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti
atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN dalam mata uang rupiah.

 Repo SBSN
adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada Bank Indonesia dengan janji Pembelian
kembali sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing
facilities syariah.

 PUAS atau Instrumen Pasar Uang Syariah


adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah
baik dalam rupiah maupun valuta asing.

 Surat berharga lain


yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yaitu surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil
penilaian lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia.

C. RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH PASAR MODAL & PASAR UANG


SYARIAH
Pasar Modal Syariah

 Akad Dan Pasar Modal Syariah


a. Pengertian Akad Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau
kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang terbingkai dengan
nilai-nilai Syariah. Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, maupun yang
muncul dari dua pihak. Secara khusus, akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan
penerimaan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup
yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.
b. Rukun Dan Syarat Akad
Rukun dalam akad ada tiga yaitu: Pelaku akad, Objek akad, dan Shighat atau pernyataan
pelaku akad (ijab dan qabul). Pelaku akad haruslah orang yang mampu melakukan akad
untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang diberikan pada seseorang
untuk merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang lain. Objek akad harus ada ketika
terjadi akad, harus sesuatu yang diisyaratkan, harus bisa diserahterimakan ketika terjadi
akad, dan harus sesuatu yang jelas antara dua pelaku akad. Sementara 1 Dalam pasal 22
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, rukun dan syarat akad hampir sama engan syarat
sahnya suatu perjanjian berdasarkan pasal 1320 KUHP, yaitu:
1. Pihak-pihak yang berakad harus memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan
hukum.dalam hukum positif disebut sebagai “cakap”. Kriteria “cakap” menurut buku I pasal
2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah adalah “individu yang sudah berusia 18 tahun atau
sudah pernah menikah”
2. Objek akad harus amwal atau menawarkan jasa yang dihalalkan yang dibuat oleh masing-
masing pihak. Dalam hukum syariah berarti harus halal, tidak boleh haram.
3. Akad bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengembangan usaha masing-masing
pihak yang mengadakan akad.
4. Kesepakatan menjadi syarat mutlak dalam akad syariah. Bahkan dalam hukum kebiasaan
Arab, kesepakatan tersebut harus dilaksanakan secara lisan dan tegas.
 Pembatasan Dan Larangan Dalam Akad Syariah.
Akad syariah pada dasarnya juga menganut asas kebebasan berkontrak, yaitu para pihak
bebas melakukan perjanjian dalam bentuk apa saja, sepanjang tidak melanggar syariat Islam,
peraturan perundangudangan, ketertiban umum dan kesusilaan. Jadi yang membedakannya
adalah syariat Islam, yang melarang dibuatnya suatu perjanjian yang mengandung unsur
maghrib, maisir (spekulasi atau judi), gharar (tipu muslihat), riba (bunga), bathil (kejahatan)
serta pula yang mengandung Risywah (suap) dan objek yang haram.

Pasar Uang Syariah

Fatwa MUI menetapkan bahwa mekanisme pasar uang syariah sebagai berikut:
1. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi
keuangan jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2. Peserta PUAS dalam pasar primer adalah:


 Bank syariah sebagai primer dan dalam kapasitasnya sebagai penerbit instrument
PUAS, atau dana.
 Bank konvensional hanya sebagai pemilik dana.

3. Peserta PUAS dalam pasar sekunder adalah:


- Bank syariah dan bank konvensional sebagai penjual atau pembeli instrument PUAS.

4. Sertifikat PUAS adalah instrument bukti kepemilikan investasi yang ditransaksikan


dalam PUAS.

5. Pialang adalah perantara perdagangan sertifikat PUAS yang mendapatkan izin dari Bank
Indonesia.

6. Dalam pasar primer, penerbitan sertifikat PUAS dapat dilakukan dengan akad:
mudharabah dan musyarakah.

7. Bagi hasil sertifikat PUAS yang diterbitkan berasal dari asset yang menjadi dasar
penerbitan, baik asset yang memiliki imbalan hasil tetap maupun asset yang memiliki
imbal hasil tidak tetap, sesuai dengan akad.

8. Sertifikat PUAS dapat dialihkan kepemilikannya sebelum jatuh tempo.


9. Dalam pasar sekunder, transaksi yang dilakukan untuk pengalihan sertifikat PUAS dapat
menggunakan akad jual beli (bai’) dengan harga yang disepakati.

10. Penjual sertifikat PUAS dapat berjanji (wa’d) untuk membeli kembali sertifikat tersebut
pada harga yang disepakati di awal.

11. Dalam hal janji untuk membeli kembali tidak dipenuhi, maka penjual akan dikenalakn
sanksi.

12. Transaksi PUAS dapat dilakukan secara bilateral, melalui pialang, lelang, atau melalui
mekanisme lainnya dengan masih berprinsip pada syariah.

13. Transaksi Antara peserta PUAS dengan pialang menggunakan akad ju’ala.

Hal-hal yang dilarang dalam Mekanisme Operasional Pasar Modal dan Pasar Uang Syariah :

a. Manipulasi (tadlis)
Merupakan tindakan menyembunyikan kecatatan objek akad yang dilakukan oleh penjual
untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek itu tidak cacat. Praktik tadlis dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
- Menyembunyikan cacat barang
- Menghiasi dan memperindahnya dengan sesuatu yang menyebabkan harganya bertambah

b. Tadlis di pasar modal biasanya berkaitan dengan transparansi informasi dan emiten berisiko
tinggi. DSN-MUI mengklarifikasi tindakan yang termasuk dalam tadlis di pasar modal
Antara lain:
1. Front running, yaitu tindakan anggota bursa efek yang melakukan transaksi lebih dahulu
atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan
transaksi dalam volume besar atas efek yang diperkirakan mempengaruhi harga pasar,
tujuannya untuk meraih keuntungan atau mengurangi kerugian.
2. Misleading information (informasi menyesatkan), yaitu membuat pernyataan atau
memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga
mempengaruhi harga efek di bursa efek.

c. Taghir
Merupakan upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang
mengandung kebohongan, agar terdorong untuk melakukan transaksi. Taghrir biasanya
dikaitkan dengan perilaku spekulasi yang tidak wajar. Hukum islam menolak kontrak yang
mengandung elemen spekulasi yang signifikan (gharar fahish) karena tiadanya pertukaran
harta yang sepadan. Oleh karenanya islam secara tegas melarang semua bentuk permainan
undian dan perjudian. Spekulasi dalam islam sering diidentikkan dengan istilah gharar dan
maisir/ qimar. Gharar adalah setiap aktivitas yang di dalamnya mengandung elemen
ketidakpastian, resiko permainan, informasi yang tidak akurat, kontrak yang rumit, ketidak
jelasan, atau tipu daya. Maisir dan qaimar termasuk bagian dari transaksi yang mengandung
gharar. Kata maisir/qimar secara Bahasa berarti perjudian.

d. Najash
Merupakan tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak
bermaksud membeli, untuk menimbulkan kesan bahwa banyak pihak yang berminat
membelinya. Berikut tindakan najash dalam pasar modal:
1. Pump and dump, yaitu aktivitas transaksi suatu efek yang di awali oleh pergerakan harga
uptrend yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga
naik hingga mencapai level harga tertinggi, setelah harga mencapai level tertinggi, pihak
yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian
transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan
harga. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesempatan untuk menjual harga tinggi agar
memperoleh keuntungan.
2. Hype and dump, yaitu transaksi suatu efek yang diawali pergerakan suatu saham uptrend
(tren naik) yang disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-
lebihkan, misleading, dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang
membentuk harga naik hingga mencapai level harga tinggi. Setelah harga mencapai level
tinggi, pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi melakukan
serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong
penurunan harga. Pola ini mirip dengan transaksi pump and dump yang tujuannya
menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh
keuntungan.
3. Creating fake demand/supply (permintaan/penawaran palsu), yaitu adanya suatu atau lebih
pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual pada level harga terbaik, tetapi jika
order beli/jual telah mencapai best price maka order itu di delete atau diamand (baik dalam
jumlahnya atau diturunkan level harganya) secara berulang kali. Tujuannya untuk
memberi kesan bahwa pasar seoah-olah terdapat supply/demand yang tinggi sehingga
pasar terpengaruh untuk membeli/menjual.

e. Penimbunan (ihtikar)
Yaitu membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal dan
menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali pada saat harganya mahal. Tindakan
menimbun ini dalam pasar modal sebagai berikut:
1. Polling interest, yaitu aktivitas transaksi suatu efek yang terkesan liquid (mudah
dicairkan), baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode
tertentu dan hanya diramaikan sekelompok anggota bursa efek tertentu. Selain itu,
volume transaksi setiap harinya dalam periode tersebut selalu dalam jumlah yang hampir
sama dan dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secara
drastic. Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan
saham atau menjadikan aktivitas saham tersebut dapat dijadikan benchmark (acuan).
2. Cornering, yaitu pola transaksi ini terjadi pada saham dengan kepemilikan public yang
sangat terbatas. Terdapat upaya dari para pemegang saham mayoritas untuk menciptakan
supply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan investor
public melakukan short selling. Kemudian ada upaya pembelian yang dilakukan
pemegang saham mayoritas sehingga menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari,
yang menyebabkan pelaku short selling mengalami gagal serah atau mengalami kerugian
karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal.

f. Ghish
Merupakan salah satu bentuk tadlis. Tindakan yang termasuk ghish dalam pasar modal
Antara lain:
1. Marking at the closet (pembentukan harga penutupan), yaitu penetapan order jual/beli
yang dilakukan di akhir hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan
sesuai dengan yang diinginkan, baik menyebabkan harga ditutup meningkat, menurun
maupun tetap dibandingkan harga penutupan sebelumnya.
2. Alternate trade, yaitu transaksi dari sekelompok anggota bursa tertentu dengan peran
sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang
berkesan wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap naik, atau turun.
Tujuannya untuk memberikan kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan.

g. Ghabn fahish
Merupakan ketidakseimbangan Antara dua barang (objek) yang dipertukarkan dalam suatu
akad, baik kualitas maupun kuantitasnya. DSN-MUI mengklarifikasi kegiataan yang
dikategorikan ghabn fahish adalah:
1. Insider trading (perdagangan orang dalam), yaitu kegiatan illegal di lingkungan pasar
finansial untuk mencari keuntungan yang biasanya dilakukan dengan cara
memanfaatkan informasi internal misalnya rencana atau keputusan perusahaan yang
belum di publikasikan.

h. Bai’ al-ma’dun
Bai’ al-ma’dum (jual kosong) adalah jual beli yang objeknya tidak ada pada saat akad, atau
jual beli atas barang padahal penjual tidak memiliki barang yang dijualnya. Yang termasuk
dalam bai’ al-ma’dun dalam pasar modal yaitu:
 Short selling, yaitu suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham yang belum
dimiliki dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali pada saat harga
turun. Praktik ini dianggap tidak sah karena merupakan perdagangan tanpa kepemilikan
yang sah.

i. Riba 
Riba adalah tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan
pembayaran secara mutlak. Dalam praktik pasar modal hal yang dikategorikan riba adalah:
1. Margin trading (transaksi dengan pembiyaaan), yaitu melakukan transaksi atas efek
dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga (riba) atas kewajiban penyelesaian pembelian
efek juga kategori yang dilarang karena mengandung riba.
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

Saat ini perkembangan dunia pasar telah meluas pengertiannya. Dunia yang ekonomi nya
terus berkembang ini tidak hanya mengenal pasar yang didalamnya menjual barang-barang yang
diperjual belikan oleh para pedagang. Tetapi sekarang sudah muncul berbagai pasar-pasar baru
yaitu Pasar Modal dan Pasar Uang.

Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah surat-surat berharga jangka panjang,
misalnya Saham, dan obligasi. Dimana penjual dan pembeli dapat bertemu dalam satu tempat
yang disebut bursa efek. Sedangkan dalam pasar uang yang diperjualbelikan adalah surat
berharga yang berjangka waktu pendek. Penjual dan pembelinya pun tidak di dalam pasar
tertentu, bisa melalui alat elektronik seperti telepone. Artinya di pasar uang dapat diperoleh di
berbagai tempat.

Anda mungkin juga menyukai