Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“SIA DAN PENGENDALIAN”

Disusun oleh :

Kelompok 3

Ni Kadek Elinsi C301 19 233


Muhamaad Annas Sobirin C301 19 229
Merinda Anisa C301 19 230

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S. W. T. karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.Adapun judul dari makalah ini “Sia dan Pengendalian”. Yang merupakan salah

satu tugas dari ”mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi” di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan S1 Akuntansi Universitas Tadulako.

Kami berharap tugas ini dapat digunakan sebagai awal pembelajaraan untuk

menambah semangat dalam mencari pengetahuan yang luas dimana saja dan memberi

manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Kami menyadari bahwa isi maupun

penyajian tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Kami mengharapkan

adanya kritik dan saran sebagai penyempurna tugas makalah ini demi perbaikian menuju

arah yang lebih baik

Kami mengucapkan terimah kasih kepada Dosen Mata Kuliah Sistem informasi

akuntansi atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan tugas makalah ini. Tanpa

bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini

Palu, 5 November 2021

Penulis

Kelompok 3

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR …………………………….. I

DAFTAR ISI …………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1

1.1. Latar belakang …………………………….. 1

1.2. Rumusan masalah …………………………….. 1

1.3. Tujuan …………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2

2.1. Ancaman – Ancaman SIA .............................................. 2


2.2. Konsep – Konsep SIA …………………………….. 3
2.3. Lingkungan Pengendalian .............................................. 5
2.4. Aktivitas – Aktivitas Pengendalian …………………………….. 6
2.5. Penilaian Resiko ……………………………..
6

BAB V PENUTUP …………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai
suatusistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang
baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan
yangmerugikan. Sistem pengendalian internal ini dapat mencegah timbulnya kerugian
karena penggunaan sumberdaya yang boros, keputusan manajemen yang tidak akurat
dansebagainya. Konsep pengendalian ini semakin lama semakin penting dan menempati
posisiyang strategis karena ancaman terhadap SIA meningkat baik dari sisi jenis
maupunintensitasnya. Karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis ingin membahas
lebih lanjuttentang Konsep Pengendalian Intern dalam sebuah Sistem Informasi
Akuntansi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Ancaman – Ancaman SIA
2. Konsep – Konsep SIA
3. Lingkungan Pengendalian
4. Aktivitas – Aktivitas Pengendalian
5. Penilaian Resiko
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Ancaman – Ancaman SIA
2. Untuk mengetahui Konsep – Konsep SIA
3. Untuk mengetahui Lingkungan Pengendalian
4. Untuk mengetahui Aktivitas – Aktivitas Pengendalian
5. Untuk mengetahui Penilaian Resiko

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  ANCAMAN - ANCAMAN SIA


Ancaman adalah aksi yang mengganggu stabilitas sistem informasi akuntansi yangberasal
dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar systemAncaman terhadap SIA, meliputi:
1. Kehancuran karena Bencana Alam dan Politik, seperti: kebakaran, panas
yangberlebihan, banjir, gempa bumi, badai angin, dan perang.Bencana yang tidak
bisa diprediksi dapat secara keseluruhan menghancurkan sisteminformasi dan
menyebabkan kejatuhan sebuah perusahaan. Ketika terjadi sebuahbencana,
banyak perusahaan yang terkena pengaruhnya pada saat yang bersamaan.
2. Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti:
kegagalanhardware, kesalahan atau kerusakan pada software, kegagalan sistem
operasi,gangguan dan fluktuasi listrik, kesalahan pengiriman data yang tidak
terdeteksi.
3. Tindakan tidak disengaja, seperti: kecelakaan yang disebabkan oleh
kesalahanmanusia, kesalahan atau penghapusan karena ketidaktahuan, hilangnya
atau salahletaknya data, kesalahan pada logika sistem, sistem yang tidak
memenuhi kebutuhanperusahaan atau tidak mampu menangani tugas yang
diberikan.
4. Tindakan sengaja (kejahatan komputer), seperti: sabotase, penipuan
melalui komputer,penyalahgunaan asset, pencurian.

Meningkatnya Ancaman Pada Sistem Informasi Akuntansi Peningkatan ancaman tersebut


terjadi karena sistem klien/server mendistribusikan data ke banyak pemakai, itu sebabnya
sistem tersebut lebih sulit dikendalikan daripada sistem komputer utama yang terpusat
dan informasi tersebut tersedia bagi para pekerja yang tidak baik. WAN memberikan
pelanggan dan pemasok akses ke sistem dan data mereka satu sama lain, yang
menimbulkan kekhawatiran dalam hal kerahasiaan.
2.2. KONSEP – KONSEP PENGENDALIAN
A. Konsep SIA
Konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap diperlukan karena apa
yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang digunakan dalam sistem
akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar utang dan laporan interim
dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera. Kalau data penyesuaian telah
dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan akhir dapat segera dicetak. Oleh
karena itu, dalam sistem komputer tidak diperlukan lagi kertas kerja seperti pada
sistem manual. Perlu dicatat bahwa konsep pelaporan keuangan tidak dapat diganti
oleh komputer, yang dapat diganti dengan komputer adalah proses pengolahan
datanya. Oleh karena itu, bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer
sering disebut dengan bagian Electronic Data Processing (EDP) yang selain mengolah
data akuntansi bagian ini juga mengolah data perusahaan yang lain.
B. Langkah Pengendalian SIA
Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan financial, dan
konsekuensinya, organisassi, prosedur,dan catatan-cataan itu disusun untuk
memberikan jaminan yang cukup dalam arti :
 Transaks-transasidilkasanakan sesuai dengan pengesahan (otorisasi) manajemen
yang umum maupun yang khusus.
 Transaksi-transaksi dicatat untuk
(1) memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
auntansiyang umunya diterima atau kriteria-kriteria lain yang perlu untuk laporan-
laporan tersebut dan
(2) menunjukkan pertanggungjawaban atas aktiva.
 Access(penggunaan) aktiva hanya diperbolehkan bilasesuai dengan otorisasi
manajemen.
 Tanggung-jawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan dengan aktiva yang
ada setiap waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu bila ada perbedaan-
perbedaan.
Konsep Umum Pengendalian adalah sebagai berikut.
1. Pengendalian Intern (internal control). Adalah rencana organisasi dan metode
yangdigunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi
yang akurat dandapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong
ditaatinya kebijakanmanajemen. Antara sebuah tujuan dengan tujuan lainnya
seringkali bertentangan.

2. Pengendalian Manajemen (management control). Merupakan konsep yang lebih


luasdibandingkan dengan pengendalian intern, yang memiliki karakteristik
sebagai berikut: (a) merupakan bagian yang integral dari tanggung jawab
manajemen, (b) dirancang untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (error
& irregularities), danuntuk mencapaitujuan organisasi, dan (c) berorientasi kepada
personil dan mencoba membantu karyawan mencapai tujuan organisasi dengan
mengikuti kebijakan organisasi.

3. Pengendalian Adiministrasi (administrative control). Adalah pengendalian yang


menjamin efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen. Sebaliknya,
pengendalian akuntansi (accounting control) adalah pengendalian yang bertujuan
membantu menjagaakti&a dan menjamin akurasi dan daya andal catatan keuangan
perusahaan.

4. Struktur Pengendalian Intern (internal control structure), memiliki tiga elemen,


yaitu:
a. Lingkungan pengendalian, yang menggambarkan efek kolektif dari berbagai
faktor pada penetapan, peningkatan, atau penurunan efekti&itas prosedur dan
kebijakan khusus.
b. Sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi,merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan
melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara
akuntabilitas akti&a dan kewajiban yang terkait.
c. Prosedur pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan oleh
manajemen untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus
organisasi akan dicapai.
   

2. 3  LINGKUNGAN PENGENDALIAN
 Lingkungan Internal (Internal Environment), atau budaya perusahaan mempengaruhi
cara organisasi menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan
menidentifikasi, menilai, serta merespon resiko. Ini adalah fondasi dari seluruh komponen
ERM lainnya. Lingkungan Internal yang lemah atau tidak efisien sering kali
menghasilkan kerusakan didalam manajemen dan pengendalian resiko. Hal tersebut
secara esensial merupakan hal yang sama dengan lingkungan pengendalian pada
kerangka IC. Sebuah Lingkungan Internal mencakup Hal-hal sebagai berikut.
1. Filosofi Manajemen, Gaya pengoprasian, dan Selera Resiko.
Secara keseluruhan, sebuah organisasi memiliki sebuah filosofi  atau kepercayaan dan
sikap yang dianut bersama, tentang resiko yang mempengaruhi kebijakan, prosedur,
komunikasi lisan dan tulisan serta keputusan . Perusahaan juga memiliki selera resiko
(Risk Appetite), yaitu jumlah resiko yang bersedia diterima oleh sebuah perusahaan
untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Untuk menghindari resiko yang tidak
semestinya, selera resiko harus selaras dengan strategi perusahaan.
Semakin bertanggung jawab filosofi dan gaya pengoprasian manajemen, serta
makin jelas mereka berkomunikasi, maka semakin besar kemungkinan para pegawai
akan bertindak dengan tanggung jawab. Jika manajemen hanya memiliki sedikit
perhatian pada pengendalian internal dan manajemen resiko, maka pegawai akan
menjadi kurang rajin untuk mencapai tujuan pengendalian. Budaya di Springer’s
Lumber & Supply menjadi sebuah contoh. Maria Piler menemukan bahwa garis
wewenang dan tanggung jawab di tetapkan dengan longgar dan mencurigai bahwa
manajemen mungkin telah menggunakan ‘’Akuntansi Kreatif ‘’ untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Jason Scott menemukan bukti atas praktik pengendalian internal
yang buruk dalam fungsi pembelian dan utang. Dua kondisi tersebut mungkin
berkaitan; sikap longgar manajemen mungkin menyebabkan ketidakpedulian
departemen kepedulian terhadap praktik pengendalian internal yang baik.
2. Komitmen terhadap Integrasi, Nilai – Nilai Etis, dan Kompetensi.
Standar etis merupakan bisnis yang baik Integritas dimulai dari puncak kepemimpinan
dengan para pegawai perusahaan mengadopsi sikap manajemen puncak tentang resiko
dan pengendalian. Perusahaan mendukung Integritas dengan :
 Mengajarkan dan mensyaratkan secara aktif.
 Menghindari pengharapan atau insentif yang tidak realitis sehingga motivasinya
tindakan dusta atau ilegal
 Memberikan penghargaan atas kejujuran serta memberikan lebel ferbal pada
perilaku jujur dan tidak jujur secara konsisten.
 Mengembangkan sebuah kode etik tertulis yang menjelaskan secara eksplisit
perilaku – perilaku jujur dan tidak jujur.
 Mewajibkan pegawai untuk melaporkan tindakan tidak jujur atau ilegal dan
mendisiplinkan pegawai yang tidak melaporkannya.
 Membuat sebuah komitmen untuk kompetensi.
3. Pengawasan Pengendalian Oleh Dewan Direksi
Dewan Direksi yang terlibat mewakili kepentingan dan memberikan tinjauan
independen manajemen yang bertindak seperti sebuah pengecekan dan penyimbangan
atas tindakan tersebut. Komitmen Audit (Audit Committee), Komitmen audit
bertanggung jawab atas pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap pengaturan,
pengendalian internal, serta perekrutan dan pengawasan baik auditor maupun
pengawasan ekternal, yang melaporkan seluruh kebijakan dan praktik akuntansi
kepentingan kepada komitmen tersebut.

2.4  AKTIVITAS PENGENDALIAN


Aktivitas pengedalian (contorol activities) adalah kebijakan, persedur , dan aturan
yang  meberikan  jamina memadai bawah tujuan pengendalian telah di capai dan respon
resiko dilaku kan . manjemen harus memastikan bawah :
 pengendalian dinpilih dan di kembang kan untuk mebantu megurangi resiko hingah
level yang dapat di terima;
 pengendalian umum yang sesuah di pilih dan di kembangkan melalu teknologi;
 aktivitas pengendalian di impilentasikan dan di jalan kan dgn sesuai kebijakan dan
prosedur perusahan yang telah di tentukan.
 Petugas aman informasi dan staf operasi bertangu jawab untuk memastikan bawah
prosedur pengedalian telah di ikuti . akibat , menjer perlu melibat kan analisi sitem
,desainer, dgn pengunan dan penguna ahkir ke tika mendesain sitem pengedalian
berbasic komputer.
Penipuan komputer yang tidak profesional dan perampokan keaman yang dilakukan
pada waktu terusebut beberapa alasan , yaitu;
 libur pegawai yang di perpanjang berarti bawah orang yang’’ mengurusi
toko’’lebih sedikit ;
 para pelajar libur sekolah dan menpunyai waktu lebih ;
 para hecker yang budaya berbeda menigkat kan serangan mereka.

2.5 PENILAIAN RESIKO

Resiko atas kejadian yang teridentifikasi dapat dinilai melalui beberapacara yang
berbeda yaitu dengan kemungkinan, pengaruh positif dan negatif,secara individu dan
sesuai katagori, pengaruhnya terhadap unit organisasi baik  pada resiko turunan maupun
resiko berbasis residual. Resiko Turunan terjadi sebelum manajemen melakukan langkah-
langkah untuk mengendalikan kemungkinan atau pengaruh suatu kejadian. Resiko
Residual adalah resiko yang tersisa setelah manajemen melakukan kendali internal atau
respon lainnya terhadap resiko. Perusahaan harus menilai resiko turunan, memberikan
respon dan kemudian menilai/menaksir resiko residualnya. Perusahaan dapat menilai
resiko turunan, memberikan respond dan kemudian menilai resiko residual.
Untuk meluruskan resiko yang diidentifikasi melalui toleransi perusahaan terhadap
resiko, manajemen harus memandang secara luas resiko pada entitas. Manajemen menilai
kemungkinan dan pengaruh resiko, sebagaimana biaya dan benefit atas respon alternativ.
Manajemen dapat merespon resiko dengan salah satu diantara 4(empat) cara berikut :
1. Reduce (Mengurangi). Mengurangi kemungkinan dan pengaruh resiko dengan
melaksanakan sistem yang efektif terhadap kendali internal.
2. Accept (Menerima). Menerima kemungkinan dan pengaruh resiko.
3. Share (Membagikan). Membagi resiko atau mentransfer resiko tersebut keorang lain
dengan membeli asuransi, outsourching aktivitas, atau memasukkan ke dalam
transaksi lindung nilai (hedging).
4. Avoid (Menghindari). Menghindari resiko dengan tidak melakukan kegiatan yang
menghasilkan resiko. Dalam hal ini perusahaan perlu menjual pembagiannya, keluar
dari lini produk, atau tidak mengembangkan perusahaan sebagai antisipasinya.

Menghindari resiko dengan tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan resiko.


Dalam hal ini perusahaan perlu menjual pembagiannya, keluar dari lini produk, atau
tidak mengembangkan perusahaan sebagai antisipasinya. Akuntan dan perancang sistem
membantu manajemen merancang sistem kendali yang efektif untuk menghindari resiko
turunan tersebut. Mereka juga mengevaluasi sistem kendali internal untuk memastikan
bahwa sistem bekerja secara efektif.

Memperkirakan Kemungkinan dan Dampak


Beberapa kejadian menunjukkan resiko yang lebih besar karena kejadian tersebut akan
lebih mungkin terjadi. Karyawan akan lebih mungkin melakukan kesalahan dibanding
melakukan kecurangan, perusahaan akan lebih mungkin menjadi korban kecurangan
dibandaing korban gempa bumi. Kemungkinan terjadinya gempa bumi mungkin kecil
namun pengaruhnya dapat menghancurkan perusahaan. Pengaruh terjadinya kecurangan
biasanya tidak begitu besar, karena kebanyakan fraud terjadi secara instan tidak
mengancam keberadaan perusahaan. Kemungkinan dan pengaruh harus disamakan.
Apakah peningkatan, baik secara material kejadian dan kebutuhan akan perlindungan
terhadap peningkatan kecurangan. Perangkat software membantu menjalankan penilaian
resiko dan responakan resiko. Sebuah perusahaan di Florida yaitu Blue Cross Blue Shield
menggunakan software ERM yang memungkinkan manajer masuk ke dalam resiko yang
terlihat jelas; menilai sifat resiko, kemungkinannya dan pengaruh dan menempatkannya
dengan rating bilangan. Keseluruhan penilaian resiko perusahaan dikembangkan dengan
memisahkan semua rangking/urutan-urutan.

Mengidentifikasi Kontrol
Manajemen harus mengenali kendali yang melindungi perusahaan dari setiap kejadian.
Mencegah kendali biasanya lebih dulu dari mendeteksi kendali. Saat kendali pencegahan
gagal, kendali deteksi diperlukan untuk menemukan permasalahan. Koreksi kendali
membantu memperbaiki masalah yang ada. Sistem kendali internal yang baik harus
digunakan untuk ketiganya.

Memperkirakan Biaya dan Keuntungan


Tujuan perancangan sistem kendali internal adalah menyediakan jaminan yang masuk
akal yang memungkinkan suatu kejadian tidak terjadi. Tidak ada sistem kendali internal
yang menyediakan proteksi yang mudah terhadap semuakejadian, karena memiliki terlalu
banyak kendali mengakibatkan larangan biaya dan secara negatif mempengaruhi efisiensi
operasional. Sebaliknya memiliki kontrol yang sedikit pun tidak akan memberikan
jaminan yang masuk akal.
Keuntungan dari sebuah prosedur kendali internal harus melebihi biayanya.
Keuntungan, yang sukar dijumlahkan secara akurat, termasuk  peningkatan penjualan dan
produktifitas, pengurangan kerugian, integrasi yang lebih baik antara pelanggan dan
supplier, meningkatkan kesetiaan pelanggan, keuntungan yang kompetitif, dan premi
asuransi yang lebih rendah. Biaya biasanya lebih mudah diukur dibandingkan
keuntungan. Elemen biaya primer adalah personil, termasuk waktu untuk melakukan
prosedur kendali, biaya mempekerjakan karyawan tambahan untuk mencapai pemisahan
yang efektif atastugas-tugas dan biaya program kontrol untuk sistem komputer. Salah satu
cara untuk memperkirakan nilai kendali internal melibatkan perkiraan kerugian, hasil
matematis terhadap pengaruh dan kemungkinan tersebut adalah :
Perkiraan Kerugian = Pengaruh x Kemungkinan
Nilai prosedur kontrol adalah perbedaan antara Perkiraan Kerugian dengan prosedur
kontrol dan kerugian yang diperkirakan tanpa prosedur kontrol.
BAB V
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Dalam sebuah perusahaan terdapat harta kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut,
dan juga setiap perusahaan pastilah memiliki Kas yang digunakan untuk penyelesaian
pembayaransuatu teransaksi. Dan Sistem Pengendalian Intern sangat berkaitan erat
dengan keadaan kas, terlebih lagi dengan Kas kecil. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
adanya sistem Pengendalian Intern yang sudah sangat jelas tertulis dalam pengertiaannya,
yaitu Perencanaan suatu organisasidan semua metode pelaksanaan dan pengukurannya
yang diterapkan di dalam usaha untuk melindungi hartanya, memeriksa ketepatan dan
kebenaran data- data akuntansi, memperhatikanefesiensi pelaksanaan, dan mendorong
semua pegawai untuk menaati kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen. Dari
pengertiannya tersebut terdapat empat tujuan adanya Sistem pengendalian Intern, yaitu :
menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalandata akuntansi,
mendorong efesiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38113021/Ancaman_terhadap_Sistem_Informasi_Akuntansi

https://dokumen.tips/documents/bab-7-pengendalian-dan-sistem-informasi-
akuntansi.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318566/pendidikan/SIA+Bab+7

https://canducation.com/pengendalian-dan-sistem-informasi-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai