Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN BIAYA

“STRATEGI DAN ANALSIS INVESTASI MODAL”

Disusun oleh :

Kelompok 3

Ni kadek elinsi C301 19 233


Gebriela chrstina angelia C301 19 241
Adel hidayat C301 19 227

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI S1 EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S. W. T. karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada

waktunya.Adapun judul dari makalah ini “STRATEGI DAN ANALSISI INVESTASI

MODAL”. Yang merupakan salah satu tugas dari ”Mata Kuliah manajemen biaya” di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan S1 Akuntansi Universitas Tadulako.

Kami berharap tugas ini dapat digunakan sebagai awal pembelajaraan untuk

menambah semangat dalam mencari pengetahuan yang luas dimana saja dan memberi

manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Kami menyadari bahwa isi maupun

penyajian tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Kami mengharapkan

adanya kritik dan saran sebagai penyempurna tugas makalah ini demi perbaikian menuju

arah yang lebih baik

Kami mengucapkan terimah kasih kepada Dosen Mata Kuliah Manajemen biaya

atas bimbingan dan arahan dalam pembuatan tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari

beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini

Palu, 28 Oktober 2021

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTARISI

KATA PENGANTAR …………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………….. 1

1.1. Latar belakang …………………………….. 1

1.2. Rumusan masalah …………………………….. 1

1.3. Tujuan …………………………….. 1


BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2

2.1. Strategi perusahaan dan analisis modal- .............................................. 3


investasi .............................................. 3
2.2. Pengaruh pengeluaran modal pada …………………………….. 3
penggerrak biaya strategi …………………………….. 4
2.3. Peran akuntansi dalam proses penganggran ……………………………..
4
modal ………………………………
7
2.4. Identifikasi data arus kas relevan untuk ……………………………… 7
analisis pembelanjaan modal ……………………………… 7
2.5. Arus kas sebuah kerja kerangka analisis ……………………………… 7
2.6. Arus kas terdiskonto model keputusan ……………………………… 8
………………………………
panganggaran modal
2.7. Ketidak pastian dan proses penggangaran ……………………………… 9

modal
2.8. Model keputusan penganggaran modal ……………………………… 10
lainnya ……………………………… 12
BAB V PENUTUP …………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengelolaan laporan keuangan telah mengalami kemajuan yang akuntabel dan


transparan dalam semua aspek transaksi keuangan perusahaan. Anggaran belanja
khususnya belanja modal merupakan hal yang sangat penting dalam penataan anggaran
perusahaan. Pada umumnya perusahaan mencurahkan sejumlah besar modal untuk
sebuah proyek investasi yang diharapkan memberikan manfaat untuk masa depan dalam
beberapa tahun. Melalui investasi modal yang direncanakan dengan baik, badan usaha
dapat mengembalikan profitabilitas, mendapatkan kembali atau memperluas pangsa
pasar, merespons perubahan iklim bisnis, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan
memperkuat proses strategis bisnis di seluruh mata rantai nilai mereka. Perusahaan dapat
mengamankan keunggulan kompetitifnya dengan mengusahakan strategi biaya rendah
(yaitu biaya-kepemimpinan) atau strategi diferensiasi produk. Selain itu perusahaan juga
berkemungkinan mencurahakan bagian yang lebih besar dari anggaran modal investasi
untuk penelitian, pembangunan, dan kegiatan promosi produk. Namun pada dasarnya
keputusan investasi modal harus mendukung landasan strategis perusahaan. Oleh karena
itu perlu dipelajari strategi dan analisis investasi modal mulai dari peran strategis analisis
biaya modal hingga pertimbangan-pertimbangan mutakhir dalam pengambilan keputusan
investasimodal.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana strategi dan analisis pembelanjaan modal?
2. Bagaimana peran akuntansi dalam proses penganggaran modal?
3. Apa saja data arus kas yang relevan untuk analisis pembelanjaan modal?
4. Bagaimana penerapan model arus kas terdiskonto sebagai model keputusan
penganggaran modal?
5. Apa saja ketidak pastian yang mungkin terjadi pada proses penganggaran
modal?
6.  Apa saja model keputusan yang ada dalam penganggaran modal?

1.3. TUJUAN
1. Mempelajari strategi dan analisis investasi modal.
2.   Memahami peran strategis analisis biaya modal dalam penganggaran modal
perusahaan.
3. Mempelajari ketidakpastian yang mungkin terjadi dalam proses penganggaran
modal.
4. Memahami peran akuntansi dalam proses penganggaran modal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. STRATEGI PERUSAHAAN DAN ANALISIS MODAL-INVESTASI


Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses mengidentifikasi,
mengevaluasi, memilih, dan mengendalikan investasi modal. Terdapat dua tipe
perusahaan, yaitu perusahaan yang memilih untuk membangun dan perusahaan yang
memilih untuk mengahsilkan.
Sebuah perusahaan yang memilih untuk membangun sering di hadapkan pada
banyak ketidakpastian, seperti penggunaan teknologi yang sedang berkembang,
lingkungan dengan tingkat perubahan yang cepat, dll. Pengendalian pembelanjaan
modal di lingkungan ini biasanya kurang formal, yaitu lebih banyak menggunakan
data nonfinansial, dan memiliki sifat yang lebih subyektif. Hal ini dikarenakan
ketidakpastian tersebut memerlukan penggunaan perspektif jangka panjang,
penyisihan dalam periode pengembalian jangka panjang (pemulihan biaya investasi
modal), dan penggunaan tingkat diskonto yang relative rendah, sehingga harus
mendapat persetujuan manajer tingkat atas.
 Sementara perusahaan yang memilih untuk “menghasilkan”  adalah  perusahaan
yang matang atau yang berkompetisi di pasar yang matang (misalnya, yang siap
menghadapi perubahan, dll). Praktik-pratik penganggaran modal pada perusahaan ini
cenderung formal dan sebagian data pengambilan keputusan investasi dalam situasi
ini cenderung dapat diperhitungkan serta bersifat finansial. Berdasarkan kebutuhan,
jangka waktu laba atas investasi modal dalam konteks ini harus pendek dan “tingkat
diskonto” harus relatif tinggi (setidaknya sama besar dengan modal perusahaan),
sehingga bisa disetujui oleh manajer-manajer perusahaan ditingkat yang relatif
rendah.

2.2. PENGARUH PENGELUARAN MODAL PADA PENGGERAK BIAYA


STRATEGI
Pembelanjaan modal sangat penting bagi perusahaan karena dapat memengaruhi
penggerak biaya struktural maupun eksekusional. Penggerak biaya struktural merupakan
faktor yang berhubungan dengan keputusan strategis perusahaan, misalnya teknologi,
skala, kompleksitas lini produk, ruang lingkup integrasi vertikal, atau
pengalaman. Dengan demikian, analisis investasi modal yang lengkap harus mencakup
dampak dari investasi pada penggerak biaya struktual perusahaan. Sementara Penggerak
biaya eksekusional mempengaruhi posisi biaya perusahaan dan kemampuannya untuk
bekerja dalam struktual ekonomi yang dipilihnya. Biaya ini mencakup antara lain sebagai
berikut :
a.       Keterlibatan tenaga kerja (manajemen partisipatif- participative management).
b.      Komitmen tenaga kerja untuk perbaikan berkelanjutan.
c.       Kepatuhan terhadap konsep manajemen mutu total (total quality management  – TQM).
d.      Pemanfaatan kapasitas efektif.
e.       Efisiensi aliran/layout produksi.
f.       Efektivitas desain produk.
g.      Eksploitasi hubungan dengan pemasok dan pelanggan diseluruh rantai nilai

2. 3  PERAN AKUNTASI DALAM PROSES PENGANGGARAN MODAL


Adanya akuntansi tentu akan menambah nilai terhadap proses penganggaran modal.
Peran akuntasi dalam proses penganggaran modal  antara lain :
a.      Keterkaitan dengan Anggaran Induk
Akuntansi memainkan peran koordinasi dan peran kepemimpinan  dalam desain
MACS (management accounting and control system). Artinya, akuntansi memberikan
nilai tambah dengan memadu pengembangan dan penggunaan perencanaan dan sistem
kendali yangb komprehensif, termasuk proses penggunaan modal efektif. Sebagai
komponen dari anggaran induk, anggaran modal perusahaan dipakai untuk tujuan
pengendalian strategis maupun tujuan manajemen.
b.      Keterkaitan dengan Strategi dan Kartu Skor Berimbang
Gagasan kartu skor berimbang (balanced scorecard-BSC) sebagai elemen penting dari
sistem kendali strategi (strategic control system) perusahaan merupakan serangkaian
hubungan terkait (yaitu sebab-akibat) pada empat perspektif kinerja secara luas :
pembelajaran dan pertumbuhan, pelanggan, proses bisnis, dan keuangan. Didalam empat
dimensi ini, tercakup pula unsur campuran finansial dan non finansial, internal dan
eksternal, dan indikator kinerja terpimpin versus tertinggal. BSC diharapkan mencakup
beberapa indikator kinerja, baik finansial dan nonfinansial yang digunakan untuk
mengevaluasi proposal investasi modal. Akuntansi memiliki peran khusus dalam proses
ini sebagai pelaksana dan secara berkala meringkas metrik kinerja, baik finansial dan
nonfinansial-termasuk dalam BSC perusahaan.
Dalam hal ini kita mengenal model keputusan multikriteria (multicriteria decision
models), yang mencakup lebih dari satu kriteria keputusan tunggal (seperti tingkat
pengembalian setelah pajak,atau proyek arus kas masa depan). Salah satu model
keputusan multikriteria yang populer adalah proses hierarki analitis. Proses hierarki
analitis (analytical   hierarchy process- AHP) adalah suatu teknik keputusan multikteria
yang dapat mengkombinasikan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif dalam evaluasi
keseluruhan alternatif kebijakan. AHP mengatur masalah menjadi lebih kecil dan bagian
yang lebih kecil kemudian digunakan sebagai perbandingan berpasangan sederhana
dalam mengembangkan hierarki preferensi pembuat keputusan. Hierarki ini kemudian
dimanipulasi untuk menghasilkan metriks akhir yang mewakili seluruh prioritas alternatif
yang berhubungan. Seseorang kemudian dapat membuat keputusan logis berdasarkan
perbandingan berpasangn yang dibuat diantara alternatif keputusan (misalnya, pilihan
penganggaran modal) dan berbagai kriteria yang digunakan untuk tujuan pengambilan
keputusan (seperti mutu, arus kas, dampak pada crita merek, dan masa
pengembalian.AHP memungkinkan manajer untuk mempertimbangkan faktor berwujud
maupun tidak berwujud ketika membangun hierarki keputusan, yang memungkinkan
manajer untuk menghubungkan strategi dengan kebijakan penganggaran modal. Hal ini
akan memastikan bahwa keputusan didasarkan pada lebih dari sekedar masalah keuangan
atau karakteristik kuantitatif lain dari investasi modal yang diusulkan. Akuntan dapat
menambahkan nilai proses pengembalian keputusan dengan menyediakan informasi yang
akurat dan berpartisipasi dalam proses perbandingan berpasangan.
Selain AHP, pendekatan keputusan multikriteria lain mencakup model penilaian dan teori
kegunaan multi-atribut (multi-attribute utilities theory- MAUT). Keunggulan AHP dari
pada alternatif ini adalah sebagai berikut :
a.       Tidak seperti model penilaian, AHP menggunakan proses pengukuran skala rasio yang
menghasilkan hasil skala rasio.
b.      Perbandingan berpasangan merupakan cara alami untuk memunculkan preferensi
pengmbil keputusan (tidak seperti penggunaan undian dalam MAUT).
c.       Tidak seperti scoring model dan MAUT, AHP memungkinkan adanya beberapa
inkonsistensi penilaian.
d.      Berbeda dengan MAUT, AHP tidak memerlukan penentuan fungsi pengukuran.
e.       AHP mudah digunakan-pada kenyataannya, ada banyak publikasi akun yang sukses
diaplikasikan dalam berbagai konteks keputusan.
c.       Generasi Data Keuangan Relevan untuk Tujuan Pengambilan Keputusan
Informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan sebagai biaya masa
depan atau pendapatan yang berbeda diantara alternatif-alternatif keputusan. Bagian data
keuangan yang relavan dengan keputusan penganggaran modal adalah konsekuensi
penghasilan pajak dari pengeluaran modal yang diusulkan. Penghematan  pajak akibat
pemotongan depresiasi sangat penting dalam analisis pembelanjaan modal. Peraturan
pajak penghasilan yang berkaitan dengan penggunaan, akuisisi, dan penjualan aset
inventasi sangat kompleks. Dengan demikian, akuntansi dapat menambah nilai dengan
memastikan bahwa semua item yang berhubungan dengan pajak relavan, khususnya
pengurangan depresiasi, termasuk sebagai baagian dari informasi yang diberikan kepada
manajer untuk tujuan penganggaran modal.
d.      Pasca-Audit
Akuntan juga dapat menambahkan nilai pada tahap akhir dari proses penganggaran
modal. Penggunaan pasca-audit dalam keputusan penganggaran modal sangat penting
dalam investasi yang lebih luas dalam jangka panjang, dan investasi dalam teknologi
manufaktur baru. Audit untuk investasi tersebut harus mencakup analisis dari hasil arus
kas maupun manfaat operasi, seperti perkiraan perbaikan dalam fleksibilitas produksi atau
peningkatan dalam waktu siklus produksi. Manfaat spesifik berikut ini berhubungan
dengan pengeluaran modal pasca-audit:      
a. Audit semacam ini membantu menjaga proyek pada targetnya, misalnya    membatasi
kemampuan manajer dalam mengalihkan dana proyek (tanpa otoritasi) untuk penggunaan
lainnya.
b.      Pasca-audit memberikan mekanisme formal (timbal balik) untuk menentukan apakan
proses yang sedang berjalan harus dilanjutkan, diperluas, atau dihentikan. Oleh karena
itu, pasca-audit memberikan informasi bberharga yang dapat digunakan untuk
memperbaiki masalah sebelum sebuah investasi mengalami kerusakan.
c.       Proses melakukan pasca-audit membantu meningkatkan mutu proposal investasi di
masa depan; karena manajer tahu bahwa hasil proyek akan dievaluasi, ada insentif bagi
manajer untuk membuat estimasi yang akurat dari pada sekadar menyajikan perkiraan
yang terlalu optimis dalam upaya mendapatkan persetujuan proyek.
d.      Umpan balik dari pasca-auidit memungkinkan manajemen puncak untuk
mengidentifikasi bias manajer individual, informasi tersebut dapat digunakan untuk
memperbaiki proses penganggaran modal di masa depan.
Kesulitan (atau masalah) yang berhubungan dengan melakukan investasi modal
pasca-audit pada umumnya adalah sebagai berikut :
a.       Masalah perusahaan, misalnya kurangnya personel yang berkualitas untuk melakukan
audit dan ketidaksukaan personel yang diaudit.
b.      Masalah ekonomi, misalnya biaya melakukan audit itu sendiri.
c.       Masalah teknis, misalnya ketidakmampuan sistem akuntansi untuk menghasilakan
informasi yang dibutuhkan dalam melaksanakan audit atau ketidak mampuan untuk
mengidentifikasi keuntungan yang berasal dari investasi tertentu.

2.4 IDENTIFIKASI DATA ARUS KAS RELEVAN UNTUK ANALISIS


PEMBELANJAAN MODAL
Data untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan terkait proposal investasi-modal
berbeda dengan data yang digunakan untuk menyiapkan laporan keuangan perusahaan.
Data yang bertumpu pada data arus kas perkiraan, sementara yang disebut kedua
bertumpu pada pengunaan jumlah akuntansi krual. Pendapatan akuntansi berbasis akrual
ditentukan berdasarkan prinsip kesesuaian. Dengan demikian, manajer berusaha untuk
menggunakan model keputusan penganggaran modal yang
a). berfokus pada jumlah arus kas, dan
b) mempertimbangkan nilai waktu uang.
2.5 ARUS KAS SEBUAH KERANGKA KERJA ANALISIS
Struktur berikut dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi financial yang
relevan dengan keuangan dan berhubungan dengan modal investasi proyek yang
diusulkan, sebagai berikut:
1.      Inisiasi proyek-arus kas pada titik ini meliputi:
-          Arus kas keluar, mencakup biaya instalasi, untuk memperoleh investasi dan untuk
memulai operasi (misalnya, biaya pelatihan karyawan dan biaya pengujian mesin).
-          Komitmen-komitmen kas untuk peningkatan modal kerja neto(yaitu asset lancer-
kewajiban lancer)
-          Arus kas masuk atau keluar, setelah dikurangi pajak, terkait penjualan asset yang diganti.
2.      Operasi proyek- arus kas operasi selama tahap operasi dari investasi modal meliputi
berikut ini:
-          Arus keluar untuk biaya operasi dan, dalam beberapa kasus, investasi modal tambahan
setelah pengeluaran awal.
-          Komitmen untuk tambanhan modal kerja neto yang diperlukan dalam mendukung
operasi.
-          Arus masuk kas(atau pengurangan biaya operasional tunai) yang dihasilkan oleh
investasi, dan uang tunai dilepaskan dari pengurangan modal kerja neto.
3.      Pembuangan proyek-pembuangan arus kas pada proyek mencakup:
-          Arus kas masuk atau keluar, setelah dikurangi pajak, terkait pelepasan investasi tersebut.
-          Arus kas masuk dari pengurangan / pelepasan modal kerja neto.
2.6 ARUS KAS TERDISKONTO MODEL KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Model Keputusan penganggaran modal terbagi menjadi dua bagian yaitu model
arus kas terdiskonto dan model non DCF. Pada model arus kas terdiskonto
mempresentasikan keputusan penganggaran modal yang memadukan nilai sekarang dari
arus kas masa depan atau disebut dengan Discounted Cash Flow (DCF). Sedangkan pada
model Non DCF dalam penganggaran modal merupakan model yang tidak berbasis nilai
sekarang dari arus kas masa depan.
1.      Model DCF
 Menentukan Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merupakan istilah umum yang mengacu pada kurs yang
digunakan dalam penganggaran modal untuk mengkonversi arus kas masa depan dengan
dasar nilai sekarang. Dalam mengevaluasi investasi modal, model DCF secara eksplisit
mempertimbangkan nilai waktu uang. Penganggaran modal tingkat diskonto dijadikan
sebagai biaya modal rata-rata tertimbang ( Weighted Average Cost of Capital_WACC).
Risiko aset dan operasi perusahaan yang ada, WACC digunakan untuk mengevaluasi
risiko rata-rata proyek investasi. Untuk penganggaran modal tingkat diskonto , tingkat
rintangan merupakan tingkat minimum yang dapat diterima pada laba atas investasi yang
disebut sebagai tingkat pengembalian.
 Memperkirakan WACC
secara  umum WACC ( Weighted Average Cost of Capital )  merupakan tingkat
diskonto yang sesuai untuk  digunakan dalam arus kas masa depan terkait proyek – proyek
“berisiko”. WACC dapat ditetapkan sebagai tingkat pengembalian yang diperkirakan akan
dituntut oleh para  investor pada portofolio yang terdiri atas semua sekuritas  perusahaan.
Bobot dalam menentukan WACC didasarkan pada struktur modal perusahaan , yaitu
gabungan utang dan modal, dinyatakan dengan istilah nilai pasar.
1. Biaya Utang Setelah Pajak
Biaya utang setelah pajak digunakan untuk menentukan beban yang melekat pada
masing- masing jenis sekuritas (termasuk instrument utang). Sehingga perlu adanya
perkiraan hasil saat ini /hasil jatuh tempo.
2. Biaya Ekuitas Umum
Pengembalian yang disesuaikan dengan risiko diperlukan untuk menarik investor
agar membeli saham biasa perusahaan. Penjelasan intuitif dari CAMP adalah bahwa
tingkat pengembalian saham yang diharapkan adalah fungsi dari dua faktor yaitu tingkat
bebas risiko saat kembali dan premi risiko pasar yang sama.
3. Biaya saham yang Diinginkan
Biaya dari saham yang diinginkan secara konseptual sama dengan hasil terkini
yaitu permintaan saham pemegang yaitu investor atau disebut juga sebagai hasil dividen
pada saham atas nama.
4. Model Keputusan Nilai Sekarang Bersih
Model Nilai Sekarang Bersih atau Net Present Value (NPV) mendiskontokan
seluruh arus kas pada tingkat biaya modal proyek dan kemudian menjumlahkan arus-arus
kas tersebut. Proyek akan diterima jika NPV-nya positif sehingga proyek menambah nilai
pemegang saham.

2.7 KETIDAK PASTIAN DAN PROSES PENGANGGARAN MODAL


Perkiraan dari variabel input kunci (seperti tingkat diskonto, daur hidup proyek yang
diusulkan, arus kas setelah pajak terkait proyek) dan ciri alamiah di masa depan
(misalnya ekonomi baik VS buruk, harga minyak/energi yang tinggi VS rendah) adalah
subyek utama ketidakpastian, dan makin panjang jangka waktu investasi, makin besar
ketidakpastian mengenai perkiraan ini. Akuntan manajemen perlu memahami pendekatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian ini, yaitu dengan melakukan
analisis sensitivitas sebagai bagian dari proses penganggaran dan memasukkan opsi riil ke
dalam analisis investasi yang diusulkan.
Analisis sensitivitas merupakan proses untuk secara selektif memvariasikan variabel
input kunci, misalnya tingkat diskonto, untuk mengidentifikasi kisaran dimana keputusan
penganggaran modal dapat dianggap valid
Tiga jenis analisis sensitivitas :
a.      Analisis What-If
Analisis what-if  adalah pendekatan dasar untuk melihat pengaruh
independen pada variabel-variabel tunggal. Pada kenyataannya, variabel yang
dimasukkan dalam model NPV mungkin terkait satu sama lain. Artinya, perubahan dalam
satu variabel (misalnya variabel biaya) mungkin terkait dengan perubahan pada variabel
lain (misalnya biaya tetap). Pengaruh seperti hubungan di antara tidak dapat ditangkap
dengan menggunakan analisis what-if, yang hanya melihat pada efek dari perubahan satu
variabel pada suatu waktu. Singkatnya, ada batasan-batasan teknis untuk seberapa jauh
Anda dapat mengambil analisis sensitivitas jenis ini.
b.      Analisis Skenario
Para pengambil keputusan mungkin tertarik pada bagaimana proyek investasi
yang diusulkan akan menampilkan perbedaan kombinasi variabel, yang disebut
skenario. Analisis skenario adalah bentuk analisis sensitivitas yang tidak hanya terlihat
pada profitabilitas proyek (misalnya menunjukkan NPV perusahaan) yang sesuai dengan
satu atau lebih skenario yang masuk akal. Analisis skenario memungkinkan manajer
menguji efek dari skenario yang berbeda dan digambarkan sebagai efek gabungan dari
himpunan variabel yang terkait dalam model NPV. Skenario ini dikembangkan melalui
penggunaan tim lintas fungsional dalam perusahaan.
c.       Simulasi Monte Carlo
Analisis skenario hanya menghasilkan satu nilai output (misalnya perkiraan NPV)
untuk seperangkat input, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mengukur
probabilitas hasil kejadian yang merupakan ukuran kunci risiko dalam model hubungan.
Analisi risiko dapat ditingkatkan jika manajer mampu menghasilkan probabilitas yang
diasosiasikan dengan nilai-nilai alternatif dari variabel hasil (misalnya NPV, IRR) dalam
model keputusan penganggaran modal. Jadi, Simulasi Monte Carlo adalah perluasan
analisis skenario dimana komputer menyediakan distribusi hasil yang keluar (misalnya
NPV proyek) berdasarkan sampling dari distribusi terkait setiap variabel input dalam
keputusan model.
2.8 MODEL KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL LAINNYA
Periode pembayaran kembali (payback period) suatu investasi adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk akumulasi arus kas masuk setelah pajak dari investasi
untuk memulihkan pengeluaran awal investasi. Pada saat investor telah memulihkan
jumlah uang yang diinvestasikan dalam proyek, maka itulah masa periode pembayaran
kembali.
a. Menentukan Periode Pembayaran Kembali dengan Arus Kas Masuk Tahunan yang
Sama
Untuk investasi yang memberikan arus kas setelah pajak masa depan yang seragam,
periode pembayaran kembali (dalam tahun) dapat ditentukan sebagai berikut :
Periode pembayaran kembali = Jumlah modal investasi awal/Arus kas masuk setelah
pajak tahunan
Sebagai contoh, misalkan sebuah pengeluaran modal investasi awal (tahun 0) sebesar $
1.110.000. Proyek ini diproyeksikan untuk memiliki daur empat tahun. Setiap tahun,
investasi diharapkan dapat memberikan pemasukan setelah pajak tunai sebesar $387.000.
berdasarkan informasi ini, proyek memiliki periode pembayaran kembali 2,87 tahun
(misalnya $1.110.000/$387.000)
b. Menentukan Periode Pembayaran Kembali dengan Arus Kas Masuk Tidak Sama
(Contoh Mendoza Company)
c. Evaluasi Model Periode Pembayaran Kembali
Kelebihan utama dari model periode pembayaran kembali adalah setelah data arus kas
telah dikumpulkan, periode pembayaran kembali mudah untuk dihitung dan dipahami.
Lama periode kembali dapat berfungsi sebagai suatu ukuran kasar dari risiko terkait
investasi yang diusulkan. Makin lama periode pembayaran kembali, proyek tersebut
maskin berisiko. Logika yang mendasarinya adalah bahwa makin jauh periode
pembayaran kembali, makin banyak ketidakpastian terkait arus kas masa depan.
Keterbatasan penggunaan informasi periode pembayaran kembali untuk pengambil
keputusan investasi memiliki empat keterbatasan utama, yaitu sebagai berikut.
1.    Model ini gagal memperhitungkan pengembalian selama daur hidup investasi
2.    Periode pembayaran kembali, dalam keadaan yang tidak disesuaikan, mengabaikan nilai
waktu uang
3.    Kriteria keputusan untuk menerima atau menolak proyek tidak didenfinisikan dengan
baik, alias subjektif
4.    Penggunaan model dapat mendorong investasi yang berlebihan dalam proyek-proyek
jangka pendek, pada biaya investasi yang penting bagi keberhasilan jangka panjang.
d. Payback Period Nilai Sekarang (Diskonto)
Investasi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk nilai sekarang kumulatif dari
arus kas setelah pajak untuk memulihkan pengeluaran awal investasi.
Beberapa perusahaan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masa depan untuk
menentukan jangka waktu laba atas investasi. Karena arus kas harus terdiskonto
digunakan, waktu pengembalian modal yang dihasilakan disebut sebagai periode
pembayaran kembali nilai sekarang (present value payback). Seperti model NPV, nilai
sekarang dari arus kas masa depan setelah pajak dari investasi diestimasi menggunakan
WACC perusahaan (atau tingkat rintangan).
Karena mempertimbangkan nilai waktu uang, model pembayaran kembali nilai
sekarang dianggap unggul jika dibandingkan dengan model periode pembayaran kembali
yang tidak disesuaikan. Karena mengandalkan penggunaan arus kas terdiskonto,
model payback versi ini memiliki implikasi penting: Jika periode pembayaran kembali
diskonto kurang dari daur hidup proyek, maka proyek memiliki NPV positif. Hal ini
berlaku karena arus kas masuk bertambah sampai dengan periode pembayaran kembali
menurut definisinya, cukup (dalam arti nilai sekarang) untuk menutup pengeluaran
investasi awal;arus uang tunai yang datang setelah periode cut-off akan memastikan NPV
positif untuk proyek tersebut.
Namun model payback diskonto memiliki kelemahan yang sama dengan
model payback yang tidak disesuaikan dalam hal-hal; penggunaan model untuk
pengambilan keputusan penganggaran modal dapat memotivasi investasi yang berlebihan
dalam proyek-proyek jangka pendek; model pengabaikan laba atas investasi di luar
periode pembayaran kembali (diskonto); dan kriteria keputusan dalam model ini tidak
diatur secara objektif, yaitu periode cut-off untuk menentukan penerimaan proyek yang
ditetapkan oleh trial and error. Keterbatasan yang kedua sangat penting karena dapat
menyebabkan para manajer untuk menolak beberapa NPV peluang investasi yang
positif.tim
BAB V
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Keputusan penganggaran modal merupakan komitmen jangka panjang
dari sejumlah besar sumber daya. Dengan demikian keputusan ini menjadi
perhatian strategis untuk perusahaan. Anggaran modal adalah komponen kunci
dari sistem perencanaan keseluruhan perusahaan. Akuntan dapat menambahkan
nilai pada proses penganggaran modal dari suatu perusahaan dengan setidaknya
tiga cara, yaitu: (1) pengembangan informasi finansial dan nonfinansial yang
relevan untuk pengambilan keputusan, (2) desain mekanisme pasca-audit yang
efektif, (3) mendidik pemilik usaha kecil pada nilai dan keunggulan konseptual
model keputusan DCF (model keputusan penganggaran modal tradisional). Secara
umum, manajer dapat mengoptimalkan anggaran modal perusahaan dengan
menggunakan model keputusan NPV, yang membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masuk dengan nilai sekarang dari arus kas keluar.
1.2. SARAN
Dari pembahasan materi tentang analisis dan investasi modal diatas ada beberapa
saran bagi perusahan yaitu :
1. Perusahaan dapat mencurahkan sejumalah besar modalnya untuk sebuah proyek
investasi yang diharapkan memberikan manfaat masa depan dalam beberpa tahun
2. Sebaiknya perusahaan merencanakan investasi modal dengan baik agar
perusahaan dapat mengembangkan profitabilitas, mendapatkan kembali atau
memperluas pangsa pasar , merespons perubahaan iklim bisnis,mengurangi
biaya,meningkatkan kualitas dan memperluas proses strategis bisnis di seluruh
mata rantai perusahaan
3. Keputusan investasi modal harus mendukung landasan strategis perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/makalah-strategi-dan-analisis-investasi.html

Anda mungkin juga menyukai