MATA KULIAH
STUDI KELAYAKAN BISNIS
PENYUSUN
1
KATA PENGANTAR
Berkat asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang
Maha Esa, diktat mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis (Sub Pokok Bahasan:
Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Studi Kelayakan Bisnis) diselesaikan tepat
pada waktunya. Mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis semester V (ganjil)
merupakan mata kuliah wajib di Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Udayana. Diktat ini dibuat sebagai media pembelajaran bagi
mahasiswa semester V Fakultas Peternakan UNUD, dalam menunjang proses
belajar mengajar.
Tujuan pelaksanaan mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, mahasiswa
diharapkan mampu membuat suatu rencana usaha peternakan dan merupakan
bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan apakah layak atau tidak
rencana usaha tersebut untuk dilaksanakan.
Pada kesempatan ini tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
• Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Suparta,MS.,MM.
• Rekan-rekan dosen di Lab. Agribisnis Peternakan atas kerjasamanya.
• Bapak Dekan Fakultas Peternakan atas fasilitas yang telah diberikan.
Semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun dosen pengampu
mata kuliah dalam upaya memperlancar proses belajar mengajar. Kami
menyadari bahwa diktat yang kami susun ini tidak luput dari berbagai
kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan diktat ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
3.1 Net Presnet Value (NPV) ......................................... ……. 40
3.2 Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) ................................ …… 41
3.3 Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) ............................ …… 42
3.4 Internal Rate of Retun (IRR) .................................... …… 43
3.5 Profitability Ratio .................................................. ……. 44
3.6 Pay Back Periode (PBP) .......................................... …… 45
3.7 Break Event Point .................................................. ……. 46
3.8 Analisis Sensitivitas ............................................... …… 47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... …… 50
4
DAFTAR TABEL
….
Tabel Halaman
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan manusia tersebut. Dalam dunia usaha, salah satu tujuan utama
suatu usaha atau bisnis dijalankan tanpa adanya suatu keuntungan. Begitu
usaha peternakan sapi potong. Usaha ini akan menarik untuk didirikan jika
suatu kajian untuk menilai apakah ide usaha yang direncanakan layak atau
social benefit. Hal ini berbeda dengan usaha milik pemerintah yang
7
apakah kegiatan yang mengedepankan social benefit layak atau tidak
prusahaan.
apakah suatu gagasan usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan. Aspek-
aspek tersebut antara lain: aspek pemasaran, aspek teknis produksi, aspek
aspek hukum. Jika ide usaha yang direncanakan tidak layak dilihat dari
aspek-aspek di atas maka ide usaha tersebut akan sulit untuk dijalankan.
Namun jika ide usaha yang direncanakan sudah layak dilihat dari berbagai
aspek di atas, maka ide usaha tersebut akan dapat dilaksanakan dan jarang
menemui kegagalan.
sangat tergantung dari data yang digunakan. Jika data yang digunakan
tidak akurat maka hasilnya pun akan tidak akurat atau dapat memberikan
hasil yang keliru. Ide usaha yang sebetulnya tidak layak bisa menjadi
8
Studi kelayakan bisnis dilakukan dengan tujuan untuk menilai
apakah suatu ide usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan. Jika hasil
aspek lingkungan, aspek sosial budaya, aspek keuangan, dan aspek hukum.
Sebaliknya, jika penilaian menunjukkan hasil yang tidak layak, maka ide
struktur biaya dan manfaat tersebut. Studi kelayakan bisnis juga dilakukan
kita dapat memilih ide yang paling layak untuk di danai atau
merealisasikan beberapa ide usaha yang kita miliki. Ide usaha yang paling
layak tentu akan menjadi prioritas utama dibandingkan ide usaha lainnya.
Dengan mengetahui ide-ide usaha mana yang layak dan tidak layak untuk
sumber daya yang kita miliki untuk melaksanakan ide usaha yang tidak
layak. Tanpa melakukan studi kelayakan, kita sulit menilai apakah suatu
ide usaha layak atau tidak dilaksanakan. Jika ternyata kita telah
9
membiayai usaha yang tidak layak, maka pengorbanan yang dilakukan
hasil studi kelayakan bisnis dapat dimanfaat sebagai salah satu bahan
pengusaha untuk membiayai suatu ide usaha. Jika hasil studi kelayakan
faktor lain selain hasil studi kelayakan bisnis yang biasanya juga menjadi
koneksi, track record debitur, dan hubungan baik antara pimpinan bank
dan debitur.
serta tingkat kelayakan dad ide usaha tersebut. Hasil dari studi kelayakan
10
juga akan menginformasikan mengenai jaminan keselamatan dari modal
yang ditanam, serta prospek keuntungan yang diperoleh. Semua itu akan
subsidi suku bunga kredit seperti skim kredit KUPS (kredit Usaha
layak jika dibiayai dengan Skim kredit KUPS apa tidak. Jika hasilnya
tercapai. Namun jika tidak layak, peternak tidak akan berani meminjam
11
BAB II
SISTEMATIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS
Hasil kajian tersebut di atas dapat dituangkan dalam sebuah dokumen yang
2.1 Pendahuluan
antara lain latar belakang/analisis situasi, jenis kegiatan dan produk yang
12
usaha tersebut. Dalam pendahuluan ini juga disampaikan apakah kegiatan
yang sudah ada sebelumnya. Produk yang akan dihasilkan juga perlu
produk tersebut betul-betul baru. Jika produk sejenis sudah ada di pasaran
disini perlu ditonjolkan apa kelebihannya dari produk yang sudah ada di
pasarasan.
kegiatan tersebut baik yang bersifat financial benefit bagi penanam modal
usaha, dengan demikian aspek pemasaran juga sangat penting untuk dilihat
dan diperhatikan.
13
tersebut antara lain: peluang pasar (market space) perkembangan pasar,
masa yang akan datang. Peluang dan perkembangan pasar dapat dilihat
sesuai dengan skup wilayah pemasaran dari produk yang akan dihasilkan,
antara penawaran dan permintaan (market space besar) maka dari aspek
sebaliknya.
produk yang sama kualitasnya dengan biaya yang lebih rendah, atau
14
dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan biaya yang
sama atau lebih rendah. Keunggulan tersebut juga dapat dikatakan sebagai
yang didirikan di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku akan
pesaingnya.
Dalam uraian ini juga perlu ditentukan harga pokok dan produk
yang akan dihasilkan yang dihitung berdasarkan pada biaya bahan baku,
15
pengangkutan, pergudangan, sistem pembayaran, dan hal-hal lain yang
perlu diuraikan pada bagian ini antara lain: lokasi usaha, sumber bahan
seperti jalan raya, ada tidaknya jaringan listrik, sumber air, dan lain
penyediaan bahan baku tersebut. Disamping itu ini perlu juga dijelaskan
yang akan datang, baik dilihat dari ketersediaan lahan maupun situasi dan
16
Dalam hal penyediaan pakan, ada dua jenis pakan yang biasanya
digunakan pada peternakan sapi, yaitu pakan hijauan dan pakan penguat
jenis usaha peternakan sapi yang akan dilakukan. Dengan demikian maka
membeli bakalan dari pihak lain tentu teknologi pengawinan dan teknologi
yang akan digunakan perlu dijelaskan baik mengenai jenis, jumlah, dan
tersebut.
atau skala usaha yang direncanakan. Skala usaha yang dimaksud misalnya
yang akan dipelihara serta berapa jumlah anak yang akan dihasilkan.
17
Dalam aspek teknis produksi, perlu juga dibuat proyeksi produksi
dan proyeksi masukan fisik yang diperlukan. Pada usaha peternakan sapi,
untuk bisa membuat proyeksi produksi dan proyeksi masukan fisik maka
beberapa koefisien teknis yang diperlukan antara lain: Net Cab” Crop, sex
rasio, service per conception, umur ekonomis induk, dan lain-lain seperti
Koefisien Teknis
Koefisien Teknis Untuk Menentukan
No Untuk Menentukan
Proyeksi Masukan Fisik
Proyeksi Produksi
1 Konsumsi pakan Net Calf Crop
2 Sex ratio induk PBB
3 Lama bunting Umur afkir induk
4 Lama Menyusui Umur anak dijual
5 Umur pertama kali diwakinkan Volume kotoran
6 Umur calon induk mulai dipelihara Volume urine
7 Service per conception Volume biogas
8 Jarak Lahir-kawin kembali Salvage Value
9 Kebutuhan bangunan kandang dan Sex ratio anak dan sex
bangunan lainnya rasio induk
10 Kebutuhan Peralatan Lama bunting
11 Kebutuhan Lahan Lama Menyusui
12 Kebutuhan Tenaga Kerja Umur pertama kali
dikawinkan
13 Umur ekonomis bangunan Umur calon induk
mulai dipelihara
14 Umur ekonomis peralatan Rasio
15 Umur ekonomis induk Produksi pupuk
mengenai bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dan gagasan usaha yang
18
struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan
Bagian maupuu sub bagaian tersebut akan dipimpin oleh satu orang
pimpinan dan membawahi satu atau lebih karyawan. Dalam hal ini juga
dan semakin banyak kegiatan dari usaha tersebut akan semakin kemplek
19
beberapa model antara lain: (1) organisasi lini; (2) organisasi (3)
organisasi fungsional.
b. Setiap personel langsung terlibat pada fungsi utama dan punya 1 atasan
wewenang
Direktur
20
Gambar 1. Contoh Model Struktur Organisasi Lini
yang memiliki wewenang lini dan staf dlm organisasinya. Wewenang staf
dan lain-lain. pada orang yang mempunyai wewenang lini untuk mencapai
e. Memiliki spesialisasi
Direktur
organisasi lini dan staf, namun dalam organisasi ini wewenang staf tidak
22
Ciri-ciri organisasi ini antara lain :
atas
General Manager
23
2.5 Aspek Ekonomi dan Keuangan
bisnis, hal-hal yang perlu diuraikan dalam bagian ini antara lain: biaya
Disamping itu perlu juga diuraikan mengenai kondisi break point, beserta
pay back period, proyeksi laba (rugi), proyeksi aliran kas, dan dampak
dan peralatan, kendaraan, instalasi listrik dan air, biaya pembelian lahan
atau sewa jangka panjang, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan barang-
24
investasi pada usaha budidaya peternakan dapat dilihat pada Tabel 2.
25
Tabel 2. Contoh Model Penyajian Kebutuhan Biaya Investasi
26
Tabel 3. Contoh Penyajian Biaya Reinvestasi
Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri atas biaya tetap (fixed cost)
dan biaya tidak tetap (variable cost). Penghitungan biaya ini harus disusun
dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsure biaya yang
terlupakan. Hal ini sangat perlu karena keadaan ini akan mempengaruhi
dalam menentukan layak atau tidaknya sebuah rencana usaha yang akan
harga pokok produksi yang akan dignnakan dalam menentukan harga jual
contoh biaya tetap yang biasa dikeluarkan perusahaan antara lain: gaji
listrik dan air, dan biaya tetap lainnya yang harus dapat ditetapkan
27
besarnya setiap tahun selama umur ekonomis dari usaha yang
direncanakan.
28
Biaya-biaya operasi dan pemeliharaan harus dapat diperkirakan
dengan baik berdasarkan pada proyeksi masukan fisik yang telah dibuat
akurat.
terperinci. Dalam hal ini harus ditentukan dari mana sumber dana yang
tidaknya grace period juga perlu mendapat perhatian karena akan sangat
hasil dari dibangunnya suatu usaha atau bisnis harus benar-benar dapat
29
proyeksi produksi dan rencana penjualan hasil produksi. Bentuk
pendapatan atau benefit ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu
dan luar barang-barang yang diproses. Pendapatan ini bisa dibedakan atas
gagasan usaha layak atau tidak secara finansial. Ukuran yang digunakan
knteria investasi antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Benefit Cost Ratio (Net B/C). Dengan demikian dalam
30
2.5.6 Break Even Point dan Pay Back Period
keadaan perusahaan yang tidak untung tapi juga tidak rugi, dimana total
revenue sama dengan total biaya. Analisis Break Even Point ini dapat
dilihat dari tiga hal antara lain : jumlah produksi, tingkat harga produk,
tidak untung tapi juga tidak rugi. Dengan mengetahui titik tersebut dapat
dapat diketahui pada harga produk berapa perusahaan tidak untung tapi
juga tidak rugi. Dengan mengetahui titik tersebut dapat ditentukan harga
produk yang dapat menghasilkan profit. Artinya jika harga BEP sebesar A
berapa lama usaha yang direncanakan bam dapat menutupi segala biaya
yang dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting diketahui, karena terlalu lama
31
Khusus bagi usaha/bisnis yang bergerak dalam bidang produksi
maka analisis Pay Back Period sangat penting dilakukan. Pay Back Period
investasi semakin baik atau layak usaha yang direncanakan tersebut, dan
digunakan untuk investasi bam atau usaha lain yang juga dapat
secara ekonomis sudah tidak layak walaupun secara teknis masih baik,
Proyeksi laba rugi dan aliran kas (Cash Flow) disusun dalam
jangka waktu tertentu sesuai umur usaha/proyek. Hal ini sangat penting
direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat
diketahui posisi keuangan di masa yang akan datang. Disamping itu, hal
32
ini juga dapat digunakan sebagai pedoman/indicator bagi pengusaha dalam
menjalankan usaha/bisnis.
Contoh proyeksi laba rugi dan aliran kas (Cash Flow) dapat dilihat
33
Tabel 5. Contoh Model Proyeksi Rugi Laba Usaha Pengembangbiakan Sapi Bali
Tahun
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A Pendapatan
Penjualan
Penjualan anak betina
Penjualan anak jantan
Penjualan Induk Betina
Afkir
Penjualan pupuk
kandang
Jumlah
B Biaya
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Total Biaya
C Laba (rugi)
34
Tabel 6. Contoh Model Proyeksi Arus Kas Usaha Pengembangbiakan Sapi Bali
Tahun
No Keterangan
0 1 2 ..... n
A ARUS MASUK
Penjualan
Nilai Sisa
Pinjaman
Modal Sendiri
Total Arus Masuk
B ARUS KELUAR
Pengurusan ijin
Investasi
Reinvestasi
Pakan
Obat-obatan
Vaksin dan Vitamin
Bahan campuran pupuk
Semen Beku untuk IB
Tenaga Kerja
Listrikd an Air
Angsuran pokok
Bunga pinjaman
Biaya pemasaran
Pajak
Total Arus Keluar
Arus Bersih
35
2.6 Aspek Lingkungan
sekitamya.
Hal ini tentu dami mencegah timbulnya konflik dengan warga sekitar dan
2.8.1 Kesimpulan
yang mendukungnya.
36
2.8.2 Rekomendasi
pihak lain yang berkepentingan dengan hasil studi kelayak bisnis tersebut.
37
BAB III
ANALISIS KRITERIA INVESTASI
dilaksanakan antara lain (Ibrahim, 2003): (1) Net Present Value (NPV),
(2) Internal Rate of Return (IRR), (3) Net Benefi- Cost Ratio (Net B/C),
(4) Gross Benefi-Cost Ratio (Gross B/C), dan Profitability Ratio. Untuk
seberapa lama usaha yang dianalisis dapat mencapai titik pulang pokok.
yang berbeda. Biasanya biaya investasi dikeluarkan pada tahun awal dari
38
tanaman tahunan, antara lain perkebunan kelapa sawit atau karet. Nominal
uang yang sama mempunyai nilai yang berbeda pada masa kini dan masa
datang. Sebagai contoh jika pada tahun 2000 kita memiliki uang sebesar
Rp. 5000 kita bisa membeli 1.5 kg beras, namun pada tahun 2007 nominal
uang sebesar itu hanya dapat digunakan untuk membeli beras yang sama
sebanyak 1 kg.
Begitu pula nominal uang sebesar Rp. 5000 pada tahun 2010,
mungkin kalau kita belikan beras saat ini hanya akan mendapat 0.5 kg.
dengan nominal yang sama pada saat ini dibandingkan dimasa yang akan
harapan akan mendabat hasil atau nilai riil yang lebih besar pada masa
yang akan datang, hal ini dikenal dengan time preference. Oleh karena
investasi/proyek dinilai pada satu titik waktu pada masa awal proyek
dari tingkat discount rate atau suku bunga bank yang berlaku, serta jarak
39
biasanya ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan nilai social marginal
tingkat suku bunga bank komersial yang berlaku. Tingkat suku bunga bank
selalu lebih besar dari tingkat discount rate, karena suku bunga sudah
diperoleh dari selisih antara nilai sekarang (present value) dari manfaat
nilai sekarang (present value) dari (cost) yang dikeluarkan selama masa
n n n
B1 C1 B1 − C1
NPV = ∑
t =0
− ∑ = ∑
(1 + i) t = 0 (1 + i) t = 0 (1 + i)t
t t
dimana :
1
= merupakan tingkat discount factor
(1+ i)t
40
t = tahun kegiatan proyek (t = 0, 1, 2, 3, ...n)
dikatakan layak jika memberikan NPV ≥ 0, yang artinya proyek tidak rugi.
Jika NPV < O, maka proyek tidak layak (tidak feasible), artinya proyek
akan rugi sehingga harus ditolak. Namun jika NPV = 0, maka proyek
tersebut berada dalam keadaan break event point (BEP), revenue sama
yang dihasilkan dari setiap unit biaya yang dikeluarkan. Gross B/C dapat
dihitung dari rasio antara nilai sekarang (present value) dari manfaat
(present value) dari biaya (cost) yang selama masa proyek. Suatu proyek
atau kegiatan investasi dikatakan layak (feasible) jika nilai Gross B/C ≥ 1,
dan dikatakan tidak layak jika Gross B/C < 1, Gross B/C = 1 maka proyek
41
n
B1
∑ (1 + i) t
Gross B/C = t =0
n
C1
∑t =0 (1 + i) t
Dimana :
diperoleh dari setiap biaya yang dikeluarkan. Net B/C dapat dihitung
berdasarkan rasio antara manfaat bersih (net benefit) yang bernilai positif
dengan manfaat bersih (net benefit) yang bernilai negatif. Nilai net B/C
akan dapat dicari jika paling tidak ada satu nilai present value B t – C t yang
negatif (Gray 1985), namun kalau tidak, maka nilai net B/C adalah tak
jika nilai net B/C ≥ 1, dan dikatakan tidak layak jika net B/C < 1, jika net
B/C = 1 maka proyek tersebut berada dalam keadaan break event point
(BEP). Pada saat net B/C = 1 berarti sama dengan ketika NPV = 0.
42
Secara matematis net B/C dapat dirumuskan sebagai berikut :
n
Bt − C t
∑
t=0 (1 + i) t
.... Untuk B t – C t > 0
Net B/C = n
C t − Bt
∑
t =0 (1 + i) t
.... Untuk B t – C t < 0
Dimana :
manfaat atau keuntungan yang positif. Secara lebih mudah, IRR dapat
investasi/proyek dikatakan layak (feasible) jika nilai IRR lebih besar dari
untuk kegiatan investasi/proyek yang bersifat social, dan lebih besar dari
profit oriented. Jika IRR sama dengan tingkat discount rate atau suku
43
bunga maka dikatakan kegiatan investasi/proyek tersebut berada dalam
keadaan pulang pokok (break event point), dan jika IRR lebih kecil dan
NPV1
IRR = i 1 + (i2 −i1 )
NPV1 − NPV2
Dimana :
n n
−n
∑ B (1 + i )
t − ∑ OM t (1 + i ) −n
t =0 t =0
PR = n
−n
∑ I (1 + i )
t =0
t
44
Dimana :
Jika PR lebih besar dari 1 rencana usaha tersebut dikatakan layak, jika
lebih kecil dari 1 dikatakan tidak layak, dan jika sama dengan nol berarti
menunjukkan present value arus kas masuk (cash inflow) secara kumulatif
sama dengan present value arus kas keluar (cash outflow). Jadi penilaian
Semakin pendek pay back period semakin baik. Suatu poyek dikatakan
layak jika proyek tersebut mempunyai pay back period yang lebih pendek
dan umur proyek. Salah satu cara untuk menentukan PBP adalah dengan
45
Secara matematis PBP dapat dirumuskan sebagai berikut :
n n
It Bp t −1
∑
t =0 (1 + i) t
−∑
t =0 (1 + i)
t
PBP = Tp-1 +
Bp t
Dimana :
Period
merupakan suatu titik tertentu dimana total revenue sama dengan total
cost (TR = TC), artinya perusahaan tidak untung tapi juga tidak rugi.
pulang pokok (TR = TC) tergantung pada lama arus benefit sebuah usaha
yang dibutuhkan oleh arus benefit untuk mengembalikan total biaya maka
46
yang dapat digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
n __ n __
∑
t =0
Ct − ∑ Btb−1
t =0
BEP = T tb-1 +
B tb
Dimana :
terhadap empat masalah utama antara lain (Gittinger, 1990) (1) perubahan
47
terjadi jika harga hasil produksi berubah. Selain perubahan harga hasil
berpengaruh pada hasil analisis finansial sehingga kita juga perlu melihat
apa yang terjadi jika karena sesuatu hal suatu kegiatan investasi/proyek
Produksi bisa saja menurun karena serangan hama, kekerungan air, atau
analisis sensitivitas juga bisa dilakukan untuk melihat akibat dari adanya
perubahan tingkat discount rate , atau suku bunga, maupun perubahan pada
48
akibat dari perubahan-perubahan atas arus penerimaan dan atau
pengeluaran.
maksimum terhadap nilai suatu variabel yang masih dapat ditolerir agar
49
DAFTAR PUSTAKA
50