Anda di halaman 1dari 30

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS”

DOSEN PENGAMPU:
I GUSTI MADE SUWANDANA, S.E., M.M.
(EKM 442 A4)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

Nurul Hidayati (2207521053)


Ni Wayan Rusma Wardani (2207521064)
Revania Anjalynne Wijaya Putra (2207521104)
Ni Komang Putri Karina Sari (2207521108)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul "Desain Studi Kelayakan
Bisnis" dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis, Bapak I Gusti Made
Suwandana, S.E., M.M. karena telah membimbing kami dalam menyelesaikan paper ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna maka dari kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan paper ini.

Jimbaran, 08 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Format Studi Kelayakan Bisnis...................................................................................3
2.2 Identifikasi Peluang dan Ide Usaha dalam Studi Kelayakan Bisnis............................4
2.2.1 Identifikasi Peluang..............................................................................................4
2.2.2 Identifikasi Ide Usaha...........................................................................................9
2.3 Jenis Usaha dan Produk yang Diusahakan Proyek....................................................11
2.4 Perencanaan Skala Operasi Proyek............................................................................12
2.5 Aspek-aspek yang dikaji dalam skb...........................................................................13
2.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran...............................................................................13
2.5.2 Aspek Teknis dan Teknologi....................................................................................13
2.5.3 Aspek Keuangan......................................................................................................13
2.5.4 Aspek Organisasi, Manajemen dan Hukum.............................................................13
2.5.5 Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.................................................................14
2.6 Kriteria Analisis Proyek dalam Studi Kelayakan Bisnis...........................................14
2.7 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Studi Kelayakan Bisnis..................15
2.7.1 Jenis Data Studi Kelayakan Bisnis.....................................................................15
2.7.2 Sumber Data Studi Kelayakan Bisnis.................................................................18
2.7.3 Metode Pengumpulan Data Studi Kelayakan Bisnis..........................................19
2.8 Studi Kasus................................................................................................................20
2.8.1 Kronologi Kasus Geprek Bensu.........................................................................20
2.8.2 Permasalahan dan Kaitan Kasus dengan Materi Studi Kelayakan Bisnis..........21
2.8.3 Solusi..................................................................................................................22
BAB III PENUTUP.................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan................................................................................................................23
3.2 Saran..........................................................................................................................23

ii
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia bisnis yang dinamis dan penuh tantangan, pengambilan keputusan yang
cerdas dan terinformasi adalah kunci keberhasilan. Salah satu alat yang paling penting dalam
proses pengambilan keputusan bisnis adalah studi kelayakan bisnis (SKB). SKB tidak hanya
membantu para pengusaha untuk mengevaluasi potensi keberhasilan suatu proyek bisnis,
tetapi juga menjadi landasan yang kokoh untuk merancang strategi dan rencana aksi yang
efektif. Salah satu tujuan dilakukan studi kelayakan bisnis adalah untuk mencari jalan keluar
agar dapat meminimalkan hambatan dan risiko yang mungkin timbul dimasa yang akan
datang. Mengapa hal ini dilakukan karena dimasa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian. Ketidakpastian dimasa mendatang dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan,
mulai ketidakpastian di bidang ekonomi, hukum, politik, budaya, perilaku, dan perubahan
lingkungan masyarakat. Semua ketidakpastian ini akan mengakibatkan apa yang sudah
direncanakan menjadi meleset atau tidak tercapai, sehingga resiko kerugian tidak akan
terelakan.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara komprehensif tentang desain studi
kelayakan bisnis, yang meliputi langkah-langkah penting dalam menyusun SKB. Mulai dari
pengidentifikasian peluang bisnis hingga analisis data yang mendalam, setiap aspek SKB
memiliki peran krusial dalam memastikan keberhasilan suatu proyek bisnis.
Pertama-tama, makalah ini akan membahas tentang format SKB yang umum
digunakan, yang meliputi struktur dasar dan elemen-elemen yang harus disertakan dalam
setiap SKB. Selanjutnya, kami akan membahas tentang bagaimana mengidentifikasi peluang
dan ide bisnis yang layak dalam SKB, serta pentingnya memilih jenis usaha dan produk yang
sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, perencanaan skala operasi proyek akan menjadi fokus berikutnya, di mana
kami akan membahas tentang bagaimana merencanakan secara terperinci aspek operasional
proyek untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan. Kami juga akan membahas tentang
kriteria analisis proyek dalam SKB, yang membantu dalam mengukur potensi keberhasilan
proyek secara objektif.
Terakhir, makalah ini akan membahas tentang jenis, sumber, dan metode
pengumpulan data dalam SKB, serta tugas-tugas yang harus dilakukan untuk menyusun
usulan SKB yang berkualitas. Diharapkan paper ini dapat memberikan pemahaman yang
1
lebih baik tentang

2
pentingnya desain studi kelayakan bisnis dalam konteks pengembangan proyek bisnis yang
sukses.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah yang akan
diidentifikasi dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana format studi kelayakan bisnis?
2. Bagaimana mengidentifikasi peluang dan ide usaha dalam studi kelayakan bisnis?
3. Apa saja jenis usaha dan produk yang diusahakan proyek?
4. Bagaimana perencanaan skala operasi proyek?
5. Aspek apa yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis?
6. Bagaimana kriteria analisis proyek dalam studi kelayakan bisnis?
7. Apa saja jenis, sumber, dan metode pengumpulan data skb dan tugas untuk
menyiapkan usulan studi kelayakan bisnis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk dapat mengetahui format dari studi kelayakan bisnis.
2. Untuk dapat mengidentifikasi peluang dan ide usaha dalam studi kelayakan bisnis.
3. Untuk dapat mengetahui jenis usaha dan produk yang diusahakan proyek
4. Untuk dapat mengetahui perencanaan skala operasi proyek
5. Untuk mengetahui aspek yang dikaji dalam studi kelayakan bisnis.
6. Untuk mengetahui kriteria analisis proyek dalam studi kelayakan bisnis.
7. Untuk mengetahui apa saja jenis, sumber, dan metode pengumpulan data studi
kelayakan bisnis.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Format Studi Kelayakan Bisnis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
IKHTISAR
BAB I LATAR BELAKANG BISNIS
1.1 Alasan Dibangunnya Bisnis
1.2 Kondisi Industri

BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


2.1 Analisis permintaan atas produk yang dihasilkan
2.2 Analisis penawaran atas produk sejenis
2.3 Analisis ketersediaan rekanan pemasok faktor produksi
2.4 Analisis ketepatan strategi pemasaran yang
digunakan BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
3.1 Analisis kelayakan lokasi
3.2 Analisis besarnya skala produksi
3.3 Analisis kriteria pemilihan mesin dan teknologi
3.4. Analisis penentuan lokasi bisnis
3.5 Analisis penentuan layout
BAB IV ASPEK MANAJEMEN dan SDM
4.1 Analisis pelaksanaan pembangunan bisnis
4.2 Analisis jenis-jenis pekerjaan pekerjaan
4.3 Analisis waktu untuk setiap pekerjaan
4.4 Analisis biaya yang diperlukan dalam setiap jenis pekerjaan
4.5 Analisis persyaratan untuk memangku pekerjaan
4.6 Analisis struktur organisasi yang cocok
4.7 Analisis metode untuk pengadaan tenaga kerja
4.8 Analisis kesiapan tenaga kerja untuk menjalankan
bisnis BAB V ASPEK HUKUM
5.1 Analisis legalitas usaha yang akan dijalankan
5.2 Analisis ketepatan bentuk badan hukum
5.3 Analisis kemampuan bisnis dalam memenuhi persyaratan perijinan
4
5.4 Analisis jaminan yang diperlukan jika bisnis akan dibiayai
pinjaman BAB VI ASPEK KEUANGAN
6.1 Analisis sumber dana untuk menjalankan bisnis
6.2 Analisis besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan
6.3 Analisis besarnya kebutuhan modal kerja
6.4 Proyeksi laba rugi
6.5 Proyeksi arus kas
6.6 Proyeksi neraca
6.7 Analisis tingkat pengembalian
bisnis BAB VII ASPEK EKONOMI DAN
SOSIAL
7.1 Analisis kondisi lingkungan operasional
7.2 Analisis lingkungan industri
7.3 Analisis lingkungan jauh
7.4 Analisis dampak positif dan negatif bisnis
7.5 Analisis usaha yg dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
bisnis BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA

2.2 Identifikasi Peluang dan Ide Usaha dalam Studi Kelayakan Bisnis
2.2.1 Identifikasi Peluang
A. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk menganalisis dan
mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor
eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT terdiri dari empat faktor sebagai
berikut.
1) Strengths (kekuatan)
Strengths merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Kekuatan yang
dimaksud berupa keunggulan atau kompetensi khusus yang ada dalam
perusahaan. Faktor ini menjadi nilai tambah atau keunggulan komparatif dari
sebuah perusahaan. Mengenali kekuatan yang dimiliki akan membuka jalan
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Setelah mengetahui kekuatan-kekuatan
5
yang dimiliki, tugas berikutnya adalah mempertahankan dan memperkuat
kelebihan yang menjadi kekuatan organisasi tersebut.
2) Weakness (kelemahan)
Weakness adalah segala sesuatu yang bisa menjadi kelemahan atau
kekurangan dari sebuah perusahaan. Pada dasarnya, kelemahan merupakan hal
wajar dalam sebuah perusahaan, namun kelemahan ini bisa diminimalisir
melalui kebijakan- kebijakan dan strategi dari perusahaan. Terdapat beberapa
faktor kelemahan yang harus dibenahi oleh perusahaan, seperti:
● Lemahnya SDM dalam suatu organisasi
● Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja.
● Kurangnya sensitivitas dalam menangkap peluang yang ada sehingga
membuat organisasi mudah puas dengan keadaan yang dihadapi saat
ini.
● Output pada produk yang belum sepenuhnya bersaing dengan produk
perusahaan lain.
3) Opportunities (peluang)
Peluang adalah kondisi lingkungan di luar organisasi yang sifatnya
menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan perusahaan.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu:
● Low, yaitu suatu hal memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan
peluang mencapainya juga kecil.
● Moderate, yaitu suatu hal tersebut memiliki daya tarik dan manfaat
besar namun peluang pencapaiannya kecil atau sebaliknya.
● Best, yaitu suatu hal tersebut memiliki daya tarik dan manfaat yang
tinggi serta peluang tercapainya juga besar.
Beberapa situasi yang dapat menjadi peluang sebuah perusahaan antara lain
sebagai berikut.
● Kecenderungan pasar menyukai produk tertentu.
● Identifikasi suatu produk yang belum mendapat perhatian besar.
● Perubahan dalam situasi perdagangan dengan para kompetitor.
● Hubungan dengan peluang.
4) Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kondisi eksternal yang tidak menguntungkan dan dapat
mengganggu kelancaran sebuah perusahaan. Apabila ancaman tidak diatasi,

6
maka akan berdampak serius seperti terhambatnya tujuan perusahaan.

7
Berdasarkan tingkat keparahan pengaruhnya dan kemungkinan terjadinya,
ancaman dikategorikan sebagai berikut.
● Ancaman utama (major threat), yaitu sebuah ancaman yang
kemungkinan terjadinya tinggi dan kemungkinan berdampak besar
bagi perusahaan. Untuk menanggulangi ancaman ini, maka perusahaan
perlu membuat perencanaan dan strategi sehingga ancaman ini tidak
akan mengganggu keberlangsungan hidup perusahaan.
● ancaman moderate (moderate threat), yaitu jenis ancaman yang
merupakan kombinasi antara tingkat keparahan dan kemungkinan
terjadi. Misalnya, tingkat keparahan tinggi namun kemungkinan terjadi
rendah atau sebaliknya.
● Ancaman tidak utama (minor threat), yaitu ancaman yang dampaknya
kecil dan kemungkinan terjadi juga kecil. Meskipun ringan, ancaman
ini harus segera dideteksi dan diselesaikan untuk meminimalisir
kemungkinan ancaman ini menjadi ancaman yang lebih serius.
Ada empat pilihan strategi yang dapat diambil dalam analisis SWOT:
● Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi SO memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan
peluang bisnis. Strategi ini berfokus pada peningkatan kinerja
perusahaan dan pemasaran yang menguntungkan.
● Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
bisnis. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja dan strategi
pemasaran yang efektif.
● Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk mengatasi
ancaman pasar dan lingkungan bisnis. Strategi ini berfokus pada
peningkatan posisi bisnis dan melindungi dari ancaman.
● Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini berguna untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi
ancaman pasar dan lingkungan bisnis. Tujuan strategi ini adalah untuk
perbaikan kinerja dan memproteksi bisnis dari ancaman.
B. Analisis PESTEL

8
Analisis PESTEL digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan eksternal yang
mempengaruhi sebuah perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Faktor-faktor yang digunakan meliputi politik (politic), ekonomi (economic), sosial
(social), teknologi (technology), lingkungan (environmental), dan hukum (legal).
Analisis PESTEL dilakukan dengan cara memantau, menemukan, dan mengenali
tekanan-tekanan eksternal, kemudian merumuskan respon terbaik terhadap perubahan
lingkungan yang terjadi sehingga perusahaan mampu terus menghasilkan yang dapat
menciptakan keunggulan kompetitif.
1) Politik
Faktor politik berfungsi untuk mengetahui bagaimana perkembangan politik di
seluruh tingkatan khususnya terhadap strategi organisasi serta permasalahan
organisasi. Area yang harus dipertimbangkan dalam faktor ini antara lain
peraturan perundangan, tekanan politik, pandangan pemerintah terhadap
organisasi, termasuk isu politik sekitar yang terkait dengan tugas pokok,
wewenang, dan tanggung jawab perusahaan.
2) Ekonomi
Analisis pada faktor ekonomi dilakukan untuk mengidentifikasi hal-hal terkait
kondisi ekonomi masyarakat, inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat
pengangguran, termasuk kebijakan pemerintah di bidang fiskal, moneter, nilai
tukar, dan lain-lain.
3) Sosial
Analisis situasi dari aspek sosial dilakukan untuk mengetahui trend yang
sedang terjadi dalam masyarakat serta mengidentifikasi kecenderungan yang
muncul, seperti banyaknya generasi milenial dalam dunia kerja, pertumbuhan
lembaga sosial dan kelompok masyarakat berbasis SARA yang bisa memicu
konflik.
4) Teknologi
Kajian pada aspek teknologi dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari
perkembangan teknologi, khususnya yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi organisasi. Semua perubahan teknologi kemudian
dievaluasi, terutama yang dapat berefek pada organisasi.
5) Lingkungan
Kajian terhadap faktor lingkungan dilakukan dengan mengidentifikasi hal-hal
yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan sekitar dan dampak ekologisnya.

9
Kajian lingkungan berkaitan dengan kegiatan perusahaan seperti prosedur
daur ulang, pembuangan limbah, dan polusi udara.
6) Hukum
Aspek hukum meliputi hal-hal yang diizinkan dalam wilayah organisasi
perusahaan. Kajian terkait hukum meliputi undang-undang ketenagakerjaan,
hak asasi manusia, hak cipta perusahaan, dan perlindungan konsumen.
C. Analisis Lima Kekuatan Porter
Menurut Porter ada lima faktor yang dapat menentukan tingkat persaingan dan
daya tarik pasar dalam suatu industri. Persaingan dalam konteks ini mengacu pada
profitabilitas industri secara keseluruhan. Adapun kelima faktor tersebut yaitu:
1) Hambatan bagi pendatang baru memasuki industri
Seiring dengan berkembangnya usaha, persaingan semakin ketat karena
munculnya kompetitor-kompetitor, baik kompetitor lama maupun kompetitor
baru. Skala ekonomi adalah salah satu faktor penentu industri mudah atau sulit
untuk dimasuki. Misalnya suatu perusahaan baru bisa untung bila berproduksi
dalam skala besar, maka kemungkinan perusahaan dengan modal kecil akan
sulit memasuki industri yang sama.
2) Ancaman dari produk atau jasa pengganti
Persaingan bisa berasal dari perusahaan yang menghasilkan produk sama baik
berdasarkan fungsi maupun jenisnya yang bisa menggantikan produk dari
perusahaan tersebut. Produk tersebut disebut produk substitusi. Ancaman dari
produk ini terjadi ketika terdapat pesaing yang menawarkan produk yang
berbeda, namun memenuhi kebutuhan yang sama.
3) Kekuatan tawar menawar dari pembeli
Dalam pandangan Porter, konsumen memegang peran penting sebagai penentu
nilai dari produk atau layanan yang ditawarkan. Nilai tersebut ditunjukkan
oleh harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Oleh karena itu,
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada seberapa kuat posisi tawar
menawar pembeli terhadap perusahaan yang menjual. Daya tawar pembeli
berperan dalam menekan harga, memberi tekanan untuk peningkatan kualitas,
serta membuat kompetitor saling bersaing.
4) Kekuatan tawar menawar dari pemasok
Selain kekuatan tawar menawar dari pembeli, Porter juga melihat pentingnya
memperhatikan kekuatan tawar menawar dari pemasok. Pemasok dapat

10
menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap industri dengan menaikkan
harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang diperlukan dalam
proses produksi. Jika perusahaan berhasil mendapatkan pemasok yang dapat
menjamin kualitas dan kuantitas barang yang dibutuhkan untuk menjaga
kelangsungan proses produksi, tentunya kebutuhan modal dapat dihemat.
5) Persaingan dalam industri sejenis
Ketika sebuah perusahaan masuk ke suatu pasar dan terlihat menguntungkan,
maka pihak lain akan tertarik untuk masuk ke pasar yang sama. Pesaing-
pesaing ini harus diidentifikasi, dimonitor dan disiasati agar perusahaan dapat
mempertahankan loyalitas konsumen. Kompetisi antar industri sejenis
biasanya terjadi dari segi harga, kualitas produk, promosi, dan segala hal yang
membentuk nilai tersendiri di benak konsumen.

2.2.2 Identifikasi Ide Usaha


Longenecker mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian bisnis baru.
Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari :
A. Pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah.
Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan dapat memungkinkan untuk
memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, dan menduplikasi
konsep bisnis lokasi yang sedang tren.
B. Minat
Ketertarikan akan sesuatu dapat membuka peluang untuk dijadikan sebuah bisnis.
Misalnya, seorang mahasiswa yang suka memasak dapat memanfaatkan minat
tersebut menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
C. Penemuan secara tidak sengaja
Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.
D. Relasi atau bisnis keluarga
Mempunyai relasi yang banyak dapat memunculkan ide melakukan usaha baik
bersama maupun mandiri. Jika orang tua mempunyai sebuah bisnis, kemungkinan
anaknya dapat menemukan ide-ide bisnis yang baru maupun mengembangkan usaha
orang tuanya.
E. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

11
Banyaknya sumber-sumber pencarian ide awal, seperti melalui pemanfaatan gadget.
Searching di internet untuk menemukan ide awal dan membaca tentang kreativitas
wirausaha lain. Ide awal membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang untuk
penyaringan dan pengujian.
Sebuah rencana bisnis bisa datang secara tiba-tiba (ide) baik melalui pengamatan
maupun pengalaman, bisa juga melalui perencanaan yang matang. Ide-ide sering sekali
muncul dalam bentuk untuk menghasilkan suatu barang dan jasa baru. Ide itu sendiri bukan
peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan
secara terus- menerus. Banyak ide yang betul-betul asli, tetapi sebagian besar peluang tercipta
ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Menurut Suryana
(2003) sumber peluang potensial bisnis dapat digali dengan cara: :
a) Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu
wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen di pasar. Kemampuan
untuk memperoleh peluang sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk
menganalisis pasar.
b) Mengamati peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing. Kemampuan
pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu:
● Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
● Kerugian teknik harus rendah.
● Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.
● Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
● Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam memperhatikan posisi pasarnya.
● Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan
produk barunya.
c) Menganalisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin jumlah dan kualitas produk yang
dihasilkan memadai atau tidak.Analisis ini penting untuk menciptakan peluang yang
baik dalam menjalankan usahanya secara efektif dan efisien antara lain:
● Menganalisa produk dan jasa yang telah ada dan yang akan ada.
● Menganalisa daerah pasar yang dapat dilayani secara menguntungkan.

12
● Mengakses kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang maupun yang
potensial dalam berbagai daerah pasar untuk dilayani.
● Menganalisa kemampuan organisasi untuk melayani permintaan konsumen pada
basis setelah penjualan.
● Menggerakkan sumber-sumber organisasi untuk memuaskan kebutuhan
konsumen.
● Menganalisis struktur harga yang sesuai dengan penerimaan konsumen dan juga
menyediakan pengoperasian bisnis yang aktif dalam hal keuntungan dan
penghargaan pada pemilik.
d) Memperkirakan biaya awal
Biaya awal perlu diperhitungkan untuk kelancaran dalam memulai usaha, juga
termasuk investasi yang diperlukan oleh bisnis baru.
e) Mengurangi kemungkinan resiko
Wirausaha memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko melalui strategi yang
proaktif.Dalam memperhitungkan risiko, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu:
● Menciptakan nilai untuk pelanggan.
● Pilih pasar di mana anda dapat melampaui yang lain.
● Hadirkan target yang terus bergerak pada para pesaing dengan terus menerus
meningkatkan posisi.
● Mendayagunakan inovasi, kualitas, dan pengurangan biaya.

2.3 Jenis Usaha dan Produk yang Diusahakan Proyek


Dalam bisnis, produk digolongkan menjadi 2, yaitu produk berupa barang dan produk
berupa jasa. Jenis usaha pun dapat dibagi menjadi 3 jenis usaha, yaitu perdagangan/distribusi.
produksi/industri, dan jasa komersial.
1. Perdagangan/distribusi
Jenis usaha perdagangan/distribusi adalah usaha yang bergerak dalam aktivitas atau
kegiatan memindahkan barang dari produsen ke konsumen atau dari tempat yang
memiliki kelebihan persediaan ke tempat yang membutuhkan. Jenis usaha ini
biasanya bergerak di bidang pertokoan, warung, dan tengkulak.
2. Produksi/industri
Jenis usaha ini bergerak dalam proses pengubahan suatu bahan baku menjadi sebuah
barang yang berbeda bentuk atau menambah nilai dari bahan tersebut. Kegiatan ini

13
berupa produksi atau industri di bidang pangan, kerajinan, dan sebagainya. Contohnya
adalah usaha mebel dan makanan ringan.
3. Jasa komersial
Jenis usaha ini bergerak dalam kegiatan pelayanan dengan output berupa jasa kepada
konsumen. Contohnya konsultan, tour guide, dan salon kecantikan.

2.4 Perencanaan Skala Operasi Proyek


Perencanaan skala operasi proyek dalam perusahaan adalah proses yang melibatkan
penentuan ukuran dan ruang lingkup operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan
proyek dengan efektif dan efisien. Hal ini mencakup penentuan jumlah sumber daya yang
diperlukan, seperti tenaga kerja, peralatan, dan material, serta jadwal waktu yang optimal.
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan skala operasi proyek meliputi:
1. Identifikasi Tujuan Proyek
Mengidentifikasi tujuan proyek bertujuan untuk memahami dengan jelas tujuan dan
sasaran proyek untuk memastikan perencanaan operasional sesuai dengan kebutuhan
bisnis atau usaha.
2. Analisis Kebutuhan Sumber Daya
Dalam hal ini perlu melakukan analisis untuk mengidentifikasi seluruh sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, termasuk tenaga kerja, peralatan,bahan, dan
anggaran.
3. Estimasi Waktu dan Biaya
Menghitung perkiraan waktu dan biaya yang diperlukan untuk setiap tahapan proyek,
termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. Penjadwalan
Menentukan penjadwalan kerja yang efektif dan efisien, dengan memperhitungkan
keterbatasan sumber daya dan ketergantungan antar-tugas.
5. Pengendalian Risiko
Identifikasi dan menilai risiko yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek, serta
mengembangkan strategi mitigasi yang tepat.
6. Pengukuran Kinerja
Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja proyek secara berkala untuk memastikan
progres sesuai dengan rencana dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

14
2.5 Aspek-aspek yang dikaji dalam skb
2.5.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan dalam proyek
tersebut. Analisis aspek pasar ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar,
pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk yang bersangkutan.
Sedangkan aspek pemasaran penting untuk menentukan ciri-ciri pasar yang akan
dipilih. Seperti menentukan segmen, target, dan posisi produk pada pasar. Juga untuk
menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

2.5.2 Aspek Teknis dan Teknologi


Aspek ini menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan bagaimana secara
teknik proses produksi akan dilaksanakan. Misalnya untuk bisnis industri manufaktur,
perlu dikaji mengenai kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian
peralatan dan mesin, lokasi pabrik, tata letak pabrik, dan faktor-faktor lain mengenai
cara produksi.
Dari kajian teknologi, perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah
sesuatu yang tidak dapat dihindari. Maka, antisipasi perkembangan teknologi perlu
dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat meningkatkan efektivitas,
efisiensi, dan ekonomi, sehingga akhirnya produk yang dihasilkan dapat bersaing di
pasar.

2.5.3 Aspek Keuangan


Aspek keuangan ini berisi perhitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan
untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harga tetap proyek. Juga
mempelajari mengenai struktur pembiayaan dengan menentukan bagaimana cara
untuk mendapat dana yang diperlukan untuk proyek. Aspek ini penting untuk
memastikan proyek yang dijalankan menghasilkan keuntungan.

2.5.4 Aspek Organisasi, Manajemen dan Hukum


Aspek organisasi menentukan peran setiap orang yang terlibat di dalam proyek
tersebut. Bagaimana organisasi dalam mengerjakan proyek tersebut bisa tetap kokoh
dan kuat. Lama tiap SDM bekerja di dalam perusahaan juga dapat dilihat pada aspek
organsisasi, juga pola gaji/upah yang akan mereka terima, cara bekerja dan
sebagainya. Aspek manajemen juga merupakan salah satu aspek penting karena
banyak kasus proyek yang gagal dikarenakan lemahnya manajemen. Dalam
pembangunan proyek

15
bisnis, tugas manajemennya antara lain adalah menyusun rencana kerja,
mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan baik.
Aspek hukum berguna untuk kelangsungan hidup proyek, serta meyakinkan
kreditur dan investor bahwa proyek yang alan dibuat tidak menyimpang dari hukum
yang berlaku. Proyek yang melibatkan banyak orang dapat saja terjadi pelanggaran
terhadap kewajiban dari masing-masing pihak sehingga penegakan aturan menjadi
penting untuk dilaksanakan.

2.5.5 Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan


Merencanakan kelayakan suatu bisnis juga sebaiknya bermanfaat bagi kondisi
eksternalnya seperti aspek ekonomi, aspek sosial dan lingkungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Jadi, antara bisnis dan lingkungan eksternal akan
terjalin hubungan timbal balik dan saling menguntungkan.
Aspek lingkungan lain adalah lingkungan hidup. Sebaiknya suatu bisnis
memperhatikan lingkungan hidup sekitarnya, baik itu kehidupan manusia, hewan, atau
tumbuhan, serta lingkungan alam lain. Jadi, analisis mengenai dampak lingkungan
menjadi penting untuk diketahui dan direalisasikan.

2.6 Kriteria Analisis Proyek dalam Studi Kelayakan Bisnis


Ada 4 elemen penting untuk menganalisis kelayakan dalam Studi Kelayakan Bisnis,
yaitu:
1. Kelayakan Teknis
Studi kelayakan teknis meninjau sumber daya teknis yang tersedia untuk proyek.
Studi ini menentukan apakah proyek sudah memiliki peralatan dan pengetahuan
teknis yang cukup untuk menyelesaikan tujuan proyek. Misalnya, jika rencana proyek
mengusulkan pembuatan 50.000 produk per bulan, tetapi yang dapat dihasilkan hanya
30.000 produk per bulan, proyek ini secara teknis tidak layak.
2. Kelayakan Keuangan
Kelayakan keuangan menjelaskan apakah proyek tersebut layak secara fiskal.
Laporan kelayakan keuangan mencakup analisis biaya/manfaat proyek. Laporan ini
juga memperkirakan return on investment (ROI) yang diharapkan, serta menguraikan
resiko keuangan. Gol akhir studi kelayakan keuangan yakni untuk memahami manfaat
ekonomi yang diperoleh dari proyek tersebut.

3. Kelayakan Pasar

16
Studi kelayakan pasar adalah evaluasi tentang bagaimana tim mengharapkan hasil
akhir proyek untuk beroperasi di pasar. Laporan ini mencakup analisis pasar,
perincian persaingan pasar, dan proyeksi penjualan.

4. Kelayakan Operasional

Studi kelayakan operasional mengevaluasi apakah organisasi dapat menyelesaikan


proyek ini. Studi ini mencakup persyaratan kepegawaian, struktur organisasi, dan
persyaratan hukum yang berlaku. Pada akhir studi kelayakan operasional, tim akan
memiliki gambaran apakah memiliki sumber daya, keterampilan, dan kompetensi
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

2.7 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data Studi Kelayakan Bisnis
2.7.1 Jenis Data Studi Kelayakan Bisnis
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa data penelitian
merupakan keterangan atau bahan yang bisa dijadikan sebagai dasar kajian atau analisis data
penelitian dan simpulan dalam suatu penelitian. Adapun syarat-syarat data penelitian dapat
dianggap valid, yaitu aktual, representatif, objektif, sampling error, relevan, tepat waktu,
bernilai guna.
Jenis-jenis data dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Jenis Data Berdasarkan Penafsirannya
A. Data Faktual
Yakni data-data yang didapat peneliti dari sebuah subjek penelitian lewat
pengetahuan subjek yang merupakan kebenaran dan sumber informasi kredibel. Data
faktual bisa meliputi kutipan, ujaran lisan, hasil dari observasi dan lain sebagainya.
B. Data Non-faktual
Merupakan data-data yang berisi kaitannya dengan subjek penelitian dan perlu
digali secara mendalam dari berbagai macam sumber. Sumber data penelitian dalam
hal ini bisa berbentuk wawancara, artikel dan lain sebagainya.
2. Jenis Data Berdasarkan Sumbernya
A. Data Primer
Merupakan data yang didapatkan dari subjek penelitian secara langsung, data ini
dapat berupa data otentik, objektif dan reliabel. Karena data yang ada digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan suatu permasalahan. Data primer juga bisa berupa
wawancara dengan subjek, angket, dan hasil dari semuanya.Kelemahan penggunaan

17
angket untuk penelitian terkadang ditemui seperti ketika responden sering tidak teliti
sehingga ada pertanyaan yang terlewat. Selain itu juga sangat sulit untuk dicari
validitasnya.
B. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat atau diperoleh bukan dari subjek penelitian yang
dipakai, data sekunder bersifat pelengkap dan penguat dari data primer. Data sekunder
bisa didapatkan dengan mudah dan diakses oleh banyak orang karena memang
dibagikan ke publik, lewat artikel di internet, artikel ilmiah, majalah, data statistik
hingga surat kabar.
3. Jenis Data Berdasarkan Skala Pengukuran
A. Data Nominal
Data nominal secara umum dapat diartikan sebagai data yang diperoleh dengan
mengkategorisasikan. Kategorisasi dilakukan untuk memudahkan peneliti mengambil
data-data dilapangan. Contoh peneliti akan melakukan penelitian dengan membuat
kode. Kode A untuk laki-laki dan kode B untuk perempuan.
B. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang diambil dengan cara mengkategorisasikan
berdasarkan peringkat, hubungan dan berdasarkan rangking. Skala ordinal memiliki
kemiripan dengan skala nominal. Hanya saja pada skala ordinal kategorisasi angka
yang digunakan memiliki nilai sesuai tingkatannya. Misal angka 0 memiliki nilai lebih
rendah dibandingkan nilai 1. Begitupun dengan nilai 1 memiliki nilai lebih rendah
daripada angka 2. Contoh penggunaan skala ordinal sering digunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan dalam sebuah survei.
C. Data Interval
Data interval adalah data yang diperoleh dari pengukuran dengan jarak yang
sama. Data interval berbeda dari dua bentuk data di atas yang masih
mengkategorisasikan. Pada data interval tidak ada kategorisasi apapun. Contoh kasus,
membahas masalah skor tes intelegensi, skor ujian hingga mengetahui skor tes
prestasi. Skala interval disebut juga dengan skala selang. Penggunaan angka pada
skala interval menunjukan tingkat dan angka yang berurutan memiliki jarak yang
sama. Secara spesifik, skala interval memiliki ciri dasar, yaitu memiliki titik nol
(angka mutlak) yang digunakan sebagai perbandingan.
D. Data Rasio

18
Data rasio adalah data yang didapatkan dengan melakukan pengukuran. Misalnya
mengukur jarak dan skala, data rasio juga tidak memiliki kategorisasi. Skala paling
tinggi diantara skala yang sudah disebut di atas adalah skala rasio. Skala ini dapat
digunakan untuk menunjukan tingkatan dan memiliki interval yang sama antar dua
nilai yang berurutan. Pada skala rasio juga memiliki skala yang sebenarnya dapat
dibandingkan karena juga memiliki nilai dasar mutlak.
4. Jenis Data Berdasarkan Sifatnya
A. Data Diskrit
Data diskrit adalah data penelitian dengan nilai yang merupakan bilangan-
bilangan asli dan bukan pecahan serta bernilai tetap. Contoh yang ada dan digunakan
adalah data mengenai jumlah kendaraan roda dua di Kota Surakarta.
B. Data Kontinyu
Merupakan data penelitian yang nilainya berupa bilangan ataupun pecahan
dengan nilai yang tidak tetap serta tidak terbatas. Selain itu, data ini juga dijelaskan
dengan kata kira-kira dan sebagainya.
5. Jenis Data Berdasarkan Waktu
A. Data Cross-Sectional
Data ini merupakan data-data penelitian yang menunjukkan titik waktu tertentu
yang digunakan dalam sebuah penelitian, contohnya seperti data laporan penjualan
dalam satu hari, minggu, bulan bahkan hingga tahunan.
B. Data Berkala
Data berkala merupakan data penelitian yang memperlihatkan waktu ke waktu
dalam tempo tertentu dan menjadi salah satu data yang sering digunakan dalam
penelitian. Contohnya data laporan mahasiswa Ekonomi antara tahun 2014 hingga
2019.
6. Jenis Data Berdasarkan Penyampaiannya
A. Data Kualitatif
Merupakan data yang berupa kata, kalimat atau paragraf dengan makna yang
dimiliki dan berkaitan dengan penelitian. Contoh sumber data penelitian kualitatif
seperti data mengenai tanggapan masyarakat terkait fenomena yang sedang terjadi.
B. Data Kuantitatif
Merupakan data berupa angka atau statistik, contoh yang ada dan digunakan
adalah data mengenai pengguna media sosial di Indonesia. Seperti pengguna
Instagram, Twitter, Facebook dan media sosial lain yang populer di Tanah Air.

19
2.7.2 Sumber Data Studi Kelayakan Bisnis
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan
data yang diperoleh. Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
A. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”Responden”, yaitu orang
yang memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan
oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis narasumber sangat penting,
bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Oleh karena
itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber
data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut
melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
B. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa
atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau
kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti
karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau
aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan
oleh subyek yang diteliti.
C. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi
peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitas
yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun
tempat maupun lingkungannya.
D. Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis
seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang
berkaitan dengan suatu peristiwa

20
2.7.3 Metode Pengumpulan Data Studi Kelayakan Bisnis
Terdapat 5 jenis teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam
penelitian, yaitu:
A. Observasi
Observasi diartikan sebagai cara-cara mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati tingkah laku individu atau
kelompok yang diteliti secara langsung. Teknik pengumpulan data observasi dilakukan
melalui pengamatan langsung dilakukan oleh peneliti kepada objek yang diteliti secara
langsung di tempat terjadinya peristiwa. Bisa berupa perilaku manusia, fenomena, atau
proses perubahan.
B. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya-jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau wawancara dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dengan mengambil data secara langsung dengan
melakukan komunikasi secara langsung dengan responden atau informan. Wawancara
bisa memberikan pemahaman mendalam mengenai pengalaman, pandangan, atau
pengetahuan individu mengenai topik penelitian.
C. Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner atau angket digunakan untuk mendapatkan jawaban secara
langsung dari responden. Metode ini bisa membantu mendapatkan jawaban responden
dalam jumlah yang besar. Tipe pertanyaan kuesioner dibagi menjadi dua yaitu terbuka
dan tertutup. Namun, diperlukan penyusunan pertanyaan angket yang akurat untuk
mendapatkan jawaban yang sesuai.
D. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka, dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dengan dokumentasi,
peneliti dapat menggunakan sumber-sumber yang telah ada untuk mendukung hipotesis
mereka, dan juga untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek
penelitian tanpa perlu melakukan pengumpulan data secara langsung melalui metode
observasi atau wawancara.

21
E. Studi Literatur
Studi literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan sejumlah buku, majalah, atau literatur lainnya yang berkaitan dengan
masalah dan tujuan penelitian. Studi literatur atau studi pustaka bertujuan untuk mencari
berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai
bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.

2.8 Studi Kasus


2.8.1 Kronologi Kasus Geprek Bensu
1. I Am Geprek Bensu didirikan lebih dulu dan Ruben Onsu jadi duta promosi.
Pemakaian nama Bensu sebagai merek dagang sebenarnya sudah lebih dahulu
digunakan oleh PT Ayam Geprek Benny Sujono. Bensu merupakan singkatan nama
dari pemiliknya, Benny Sujono, yang mendirikan usaha ayam geprek dengan nama I
Am Geprek Bensu.
Dua pengusaha dari PT Ayam Geprek Benny Sujono, Yancent Kurniawan dan
Stefani Livinus, mendirikan I Am Geprek Bensu di April 2017. Mereka meminta
Jordi Onsu menjadi manajer operasional. Jordi lalu menawarkan sang kakak, Ruben
Onsu menjadi duta promosi yang akhirnya disetujui pemilik.
2. Ruben Onsu mendirikan Geprek Bensu.
Usai ditunjuk sebagai duta promosi, Ruben Onsu meminta satu karyawan
untuk dipekerjakan di bagian dapur. Sekitar Agustus 2017, Ruben mengajak
karyawan itu bergabung di bisnis ayam gepreknya sendiri yang diberi nama Geprek
Bensu. Kemudian suami Sarwendah ini melarang pihak Yancent menggunakan nama
Bensu pada bisnis I Am Geprek Bensu.
3. Ruben Onsu daftarkan nama Bensu dan ajukan gugatan.
Setahun kemudian, Ruben Onsu mendaftarkan nama Bensu sebagai singkatan
namanya Ruben Samuel Onsu ke pihak Pengadilan Negeri Jakarta selatan. Selain itu,
ayah tiga anak ini juga tercatat sempat menggugat ke PN Niaga Jakarta Pusat pada 25
September 2018. Waktu itu Ruben Onsu mengajukan gugatan atas nama Jessy
Handalim.
Namun pada 7 Februari 2019, gugatan dengan nomor perkara 48/Pdt.Sus-
HKI/Merek/2018/PN Niaga Jkt.Pst tersebut ditolak oleh majelis hakim Pengadilan
Negeri Niaga Jakarta Pusat.
4. Kembali mengajukan gugatan.

22
Tak menyerah gugatannya ditolak, Ruben kembali mengajukan gugatan ke PN
Niaga Jakarta Pusat pada 23 Agustus 2019. Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor
perkara 57/Pdt.Sus-HKI/Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst.
5. Gugatan Ruben Onsu ditolak.
Pada 13 Januari 2020, gugatan Ruben Onsu ditolak seluruhnya oleh majelis
hakim PN Niaga Jakarta Pusat. Majelis hakim justru mengabulkan gugatan rekonsepsi
PT Ayam Geprek Benny Sujono.
"DALAM EKSEPSI: Menyatakan Eksepsi Tergugat I tidak dapat diterima.
DALAM POKOK PERKARA: Menolak Gugatan Penggugat RUBEN SAMUEL
ONSU tersebut untuk seluruhnya," begitu hasil putusan dari halaman Direktori
Putusan Mahkamah Agung RI, Rabu (10/6/2020).
Sedangkan untuk gugatan rekonpensi (gugatan balasan), Majelis Hakim
mengabulkannya. Hakim menyatakan, PT Ayam Geprek Benny Sujono adalah sah
sebagai pemilik dan pemakai pertama untuk merek bisnis I Am Geprek Bensu.
Karena merek dagangnya menyerupai merek dari PT Ayam Geprek Benny
Sujono, maka sertifikat pendaftaran dengan enam nama Geprek Bensu milik Ruben
Onsu dibatalkan.
"Memerintahkan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia cq. Direktorat Jenderal Hak Dan Kekayaan Intelektual cq. Direktorat
Merek Dan Indikasi Geografis (in casu Turut Tergugat Rekonpensi) untuk
melaksanakan pembatalan merek-merek atas nama RUBEN SAMUEL ONSU
tersebut di atas," isi putusan MA.

2.8.2 Permasalahan dan Kaitan Kasus dengan Materi Studi Kelayakan Bisnis
Kasus Geprek Bensu berkaitan dengan salah satu aspek kelayakan bisnis, yaitu aspek
legalitas dan hukum. Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan usaha. Adapun poin legalitas yang dianalisis yaitu izin lokasi, tanda pendaftaran
perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin usaha perdagangan
(SIUP), dan sebagainya.
I Am Geprek Bensu yang didirikan oleh Benny Sujono belum mendaftarkan HKI
merek dagangnya sehingga usaha I Am Geprek Bensu tidak sah berdiri di mata hukum.
Ruben Onsu yang melihat celah tersebut memanfaatkannya untuk mendirikan usaha Ayam
Geprek Bensu atas nama dirinya sendiri dan mendaftarkan hak merek usahanya secara resmi
sehingga terjadi sengketa hak merek antara pendiri usaha dengan pendaftar hak merek.

23
2.8. Solusi
Untuk permasalahan perebutan hak merek dapat dicegah dengan mendaftarkan hak
merek usaha serta segala keperluan legalitas usaha sesegera mungkin sebagai tindakan
pencegahan terjadinya sengketa hak merek yang dapat menjatuhkan usaha dikarenakan
merek usaha belum legal di mata hukum.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menganalisis dan mempelajari studi kelayakan bisnis sebelum membangun sebuah
usaha sangat penting untuk dilakukan. Pengusaha harus mengidentifikasi banyak hal seperti
identifikasi ide dan peluang. Jenis usaha dan produk yang dihasilkan juga wajib
diperhitungkan. Tentunya hal tersebut mencakup skala perencanaan dari usaha yang akan
dijalani. Dalam studi kelayakan bisnis, terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
seperti aspek pasar dan pemasar, teknis dan teknologi, legalitas dan hukum, serta aspek
lainnya. Untuk dapat melakukan analisis, terdapat beberapa metode pengumpulan data yang
dapat digunakan serta sumber dan jenis data yang dapat mendukung kelancaran analisis
tersebut.
3.2 Saran
Demikianlah paper ini kami buat, kami menyadari segala penyampaian materi di
dalam paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa dengan
terbuka menerima kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadikan paper ini lebih
baik lagi kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Beni Ahmad Saebani, M. (2018). Studi Kelayakan Bisnis. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Dr. Ir. Singgih Wibowo, M. (n.d.). Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil.
Farouk, Y., & Pangesti, R. (2020, 6 12). 8 Poin Kronologi Polemik Merek Geprek Bensu,
Ada Keterlibatan jordi Onsu. From suara.com:
https://amp.suara.com/entertainment/2020/06/12/090920/8-poin-kronologi-polemik-
merek-geprek-bensu-ada-keterlibatan-jordi-onsu
Ichsan, R. N., Nasution, L., & Sinaga, S. (2019). Studi Kelayakan Bisnis. Medan: CV.
Manhaji. Longenecker, J. G., Petty, J. W., Palich, L. E., & Hoy, F. (2022). Small Business
Management:
Launching & Growing Entrepreneurial Ventures. Cengage Learning.
Martins, J. (2024, Januari 31). Cara Menggunakan Studi Kelayakan dalam Manajemen
Proyek. Retrieved March 12, 2024 from asana:
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr91fy1RvBlVwQAnT5XNyoA;_ylu=Y29sbwNnc
TEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1711455157/RO=10/RU=https%3
a%2f%2fasana.com%2fid%2fresources%2ffeasibility-
study/RK=2/RS=AwQDqSeumTW049AM7FafscFs3pk-
Situmorang, S. H. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Medan: USU Press.

26

Anda mungkin juga menyukai