Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KELOMPOK 3

Oleh :
MUHAMMAD YUSUF (2018510011)
RIDHO RIVANDA (2018510012)
YUHANDRI (2018510010)
RAIHAN MAISYA PUTRA (2018510013)

Dosen Pembimbing :
Dwi Marsiska Driptufany, M. Si

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
(Oktober, 2021)

i
Daftar isi
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
DAFTAR
ISI
..........................................................................................................................
ii

I. PENDAHULUAN
...................................................................................................................
1
1.1. Latar
belakang
..........................................................................................................
1
1.2. Rumusan
masalah
..........................................................................................................
2
II. LANDASAN
TEORI
...................................................................................................................
3
2.1. Pengertian Studi Kelayakan
Usaha/bisnis
..........................................................................................................
3
2.2. Tujuan Kelayakan
usaha
..........................................................................................................
3
2.3. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam kelayakan
usaha/bisnis
..........................................................................................................
5
2.4. Aspek-aspek yang harus
diteliti
..........................................................................................................
6

ii
2.5. Tahapan studi kelayakan
usaha/bisnis
..........................................................................................................
6
2.6. Etika dan studi kelayakan
usaha/bisnis
..........................................................................................................
8
2.7. Aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam
usaha/bisnis
..........................................................................................................
10
III. PENUTUP
...................................................................................................................
14
3.1. Kesimpulan
..........................................................................................................
14

DAFTAR
PUSTAKA
..........................................................................................................................
15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Studi kelayakan merupakan salah satu mata kuliah (study) terapan yang
bersifat aplikatif, Sedangkan yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis,
sering disebut studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya
suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan
berhasil. Istilah “proyek” mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau
pengenalan sesuatu (barang maupun jasa) yang baru ke dalam suatu produk
yang sudah ada selama ini.
Pengertian keberhasilan bagi pihak yang berorientasi profit dan pihak non
profit bisa berbeda. Bagi pihak yang berorientasi semata, biasanya mengartikan
keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan
pihak non profit, yaitu diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam
menghasilkan profit. Sedangkan bagi pihak non profit (misalnya pemerintah dan
lembaga non profit lainnya), pengertian berhasil bisa berujud misalnya, seberapa
besar penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan sumber daya yang melimpah
ditempat tersebut dan faktor – faktor lain yang dipertimbangkan terutama
manfaatnya bagi masyarakat luas. Semakin besar suatu proyek yang akan
dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi baik dampak ekonomis maupun
sosial, sebaliknya semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin
sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilaksanakan. Namun sesederhana
apapun baik secara formal maupun informal, sebaiknya penelitian kelayakan
dilakukan sebelum proyek tersebut dilaksanakan.
Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari
pemahaman manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang terkait
disana seperti aspek ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-budaya.
Dimana kesemua aspek ini saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya untuk
mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat dari segi mikro dan makro.
Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang mampu
mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan oleh Iman
Soeharto (1999: 76) bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba
menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi
kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim (1996: 92) mendefinisikan studi kelayakan

1
bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan
kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek dan tujuan.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian studi kelayakan usaha/bisnis?
2. Apa pengertian dari prospek usaha/bisnis?
3. Aspek apa saja yang harus di teliti dalam studi kelayakan usaha/bisnis?
4. Apa saja Tahapan untuk studi kelayakan usaha/bisnis ?
5. Apa saja etika dalam etika studi kelayakan usaha/bisnis?
6. Apa saja aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan
usaha/bisnis?

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Studi Kelayakan Usaha/Bisnis


Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan,
khususnya terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku
pemberi kredit, dan pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum
dan perundang-undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda
satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui
tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui
tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,
pemerintah lebih menitikberatkan manfaat dari investasi tersebut secara makro
baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll. Mengingat bahwa
kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil
daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek
atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut
di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan
banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-
masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain
sebagainya.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha
adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.
studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan
secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar
yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar
mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi
ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan
dasar implementasi kegiatan usaha. Studi kelayakan usaha juga merupakan
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.

3
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain
untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik,
mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain
sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah
kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin,
menambah mesin baru, memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan,
misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi
atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
2.2. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus
mengetahui tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan
“paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek
dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan”, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada
masa yang akan datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi
ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat
diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko yang
tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak
dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan
dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah
disusun akan memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah
tersusun secara sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan
dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadapa jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan
agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan
pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga
dapat di lakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut.

4
6. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan
pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga
dapat di lakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan
pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang
sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Tujuan
pengendalian adalah mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang
sesungguhnya, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

2.3. Pihak-pihak yang Berkepentingan


Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi
kelayakan usaha di antaranya:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan).
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada
sudah barang tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan
selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi
kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak
mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan
untuk merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi
baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu
sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana.
Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat
penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan
sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah
investasi yang dilakukannya memberikan jaminan pengembalian
investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi
dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama
sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan
bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau sebaliknya justru
merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif atau
negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.

5
2.4. Aspek –aspek yang harus diteliti
Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan
Bisnis, yaitu:
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan
yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
 Izin lokasi
 Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk
badan hukum lainnya.
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
 Surat tanda daftar perusahaan
 Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
 Surat tanda rekanan dari pemda setempat
 SIUP setempat.
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena
adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
 Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap
kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
 Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah.
2.5. Tahapan studi kelayakan usaha/bisnis
Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan binis merupakan
metode ilmiah. Salah satu syarat metode ilmiah adalah sistematis. Penyusunan
studi kelayakan bisnis sebagai salah satu metode ilmiah pada umumnya meliputi
beberapa langkah kegiatan, yaitu:
1. Penemuan ide bisnis Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat
menghasilak produk laku untuk dijual dan menguntungkan diperlukan
penelitian yang terorganisasi dengan baik serta dukungan sumber daya yang
memadai. Jika ide proyek lebih dari satu, dipilih dengan memperhatikan:
 ide proyek sesuai dengan kata hatinya
 Pengambil keputusan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya
teknis
 keyakinan akan kemampuan proyek menghasilakan laba.

2. Tahap Penelitian Setelah ide proyek terpilih, dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan metode ilmiah:

6
 mengumpulkan data
 mengolah data
 menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data
 menyimpulkan hasil
 membuat laporan hasil
3. Tahap Evaluasi yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar
atau kriteria yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Ada 3 macam evaluasi:
 mengevaluasi usaha proyek yang akan didirikan b) mengevaluasi proyek
yang akan dibangun.
 mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin Dalam
evaluasi bisnis yang akan dibandingkan adalah seluruh ongkos yang akan
ditimbulkan oleh usulan bisnis serta manfaat atau benefit yang akan
diperkirakan akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak Jika terdapat lebih dari satu usulan
rencana bisnis yang dianggap layak, perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis
yang mempunyai skor tertinggi jika dibanding usulan lain berdasar kriteria
penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat
rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis
pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga perencana, ketersediaan dana dan
sumber daya lain serta kesiapan manajemen.
6. Tahap Pelaksanaan Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan
manajemen proyek. Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya
adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin. Agar selalu bekerja
secaa efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan laba perusahaan, dalam
operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi bisnis dari fungsi
keuangan, pemasaran, produksi dan operasi.

Setiap bisnis memerlukan adanya studi kelayakan bisnis pada saat


memulai usahanya meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Intensitas
pada penyusunan studi kelayakan bisnis tergantung pada beberapa hal berikut
ini:

a. Besar kecilnya dampak yang dapat ditimbulkan Semakin besar dampak


yang dapat ditimbulkan dari ide bisnis yang akan dijalankan, semakin
tinggi kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan
bisnis. Sebaliknya semakin kecil dampak yang dapat ditimbulkan dari ide
bisnis yang akan dijalankan, semakin rendah tuntutan akan kecermatan
dalam menyusun studi kelayakan.

7
Contoh : Studi kelayakan bisnis yang dilakukan PLTN (Nuklir) VS PLTA.
b. Besar kecilnya tingkat kepastian bisnis Semakin besar tingkat
ketidakpastian suatu bisnis, semakin tinggi intensitas dalam menyusun
studi kelayakan bisnis, sebaliknya semakin kecil tingkat ketidakpastian
bisnis, semakin rendah intensitas dalam menyusun studi kelayakan
Contoh : Studi kelayakan bisnis pada industri yang memiliki banyak
pesaing, selera pasar yang senantiasa berubah, dan teknologi yang
senantiasa berkembang (misal bisnis komputer) memerlukan studi
kelayakan yang lebih mendalam dibandingkan dengan studi kelayakan
pada bisnis dengan jumlah pesaing yang sedikit, selera pasar tidak
mengalami perubahan yang berarti, dan teknologi yang berkembang
lambat (misal bisnis kuliner)
c. Banyak-sedikitnya investasi yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
bisnis Semakin besar nilai investasi yang ditanamkan pada suatu bisnis,
semakin tinggi kecermatan yang diperlukan dalam menyusun studi
kelayakan bisnis. Sebaliknya, semakin kecil investasi yang ditanamkan,
semakin sederhana studi kelayakan bisnis yang dilakukan.
Contoh : Studi kelayakan pendirian usaha warung bakso dengan rumah
makan. Studi kelayakan bisnis tidak hanya diperlukan oleh pemrakarsa
bisnis atau pelaku bisnis, tetapi juga diperlukan oleh beberapa pihak lain.
2.6. Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis
Tujuan dari studi kelayakan bisnis ini adalah untuk menghindari
penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang kurang memberikan
keuntungan. Untuk mempelajari usulan suatu proyek dari segala sisi atau aspek
secara professional agar pada akhirnya bisa mencapai segala sesuatu yang
direncanakan.
Seperti yang bisa ketahui, hasil dari suatu studi kelayakan adalah suatu
laporan tertulis. Isi laporan kelayakan menyatakan bahwa suatu rencana bisnis
layak atau tidak direalisasikan. Studi kelayakan bisa digunakan oleh pihak –
pihak yang mengkaji ulang untuk ikut serta dalam menyetujui atau menolak
kelayakan laporan tadi sesuai dengan kepentinganya. Kemungkinan terjadinya
suatu studi kelayakan yang telah dinyatakan layak ternyata pada akhirnya tak
tercapai.
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian
menjadi tidak menguntungkan ataupun gagal karena terjadi berbagai kesalahan.
Kesalahan terjadi seperti ini: kesalahan dalam perencanaan, kesalahan dalam
penafsiran pasar, kesalahan dalam pengunaan teknologi, kesalahan dalam
menentukan kontinuitas bahan baku, maupun kesalahan dalam memperkirakan

8
jumlah tenaga kerja. Selain itu, ada juga disebabkan oleh faktor - faktor yang
sering berubah seperti faktor ekonomi, sosial, politik dan faktor lingkungan seperti

bencana alam atau kebakaran pada lokasi perencanaan


Semakin besarnya bisnis yang dijalankan maka semakin besar resiko
yang akan dialami. Dampak yang terjadi dapat berupa dampak ekonomi ataupun
dampak sosial. Karena itu ada yang melengkapi studi kelayakan dengan cost and
benefit analysis termasuk didalamnya social cost and social benefit. Maka dengan
demikian studi kelayakan akan menyangkut:
1. Manfaat finansial, yaitu manfaat ekonomis bisnis tersebut bagi bisnis itu
sendiri yang berarti bisnis itu dipandang menguntungkan jika
dibandingkan dengan resiko dari bisnis itu sendiri.
2. Manfaat Sosial, yaitu manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat
sekitar proyek. Hal ini merupakan studi yang relatif kompleks dan sulit
dilakukan.
3. Manfaat ekonomi nasional, yaitu manfaat ekonomis bisnis bagi negara
tempat bisnis tersebut dijalankan, yang menunjukkan manfaat bisnis
tersebut bagi ekonomi makro suatu negeri.
Adapun pihak – pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis
itu dapat dijelaskan dengan bahwa ini:
1. Pihak investor.
Apabila hasil studi kelayakan bisnis yang akan dikerjakan itu layak
direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat dicari, dan
pelaksanaan operasional juga dapat dimulai. Melalui studi kelayakan pihak
investor dapat melihat target – target yang akan dicapai perusahaan di masa yang
akan datang dan rencana upaya – upaya yang dilakukan agar dapat mencapai
target tersebut.
2. Pihak kreditor.
Permodalan bisnis dapat juga didapatkan dengan meminjam dari pihak Bank
sebagai kreditor. Pihak bank sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman
perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk
mempertimbangkan sisi lain, misalnya manajemen perusahaan yang baik dan
tersedianya bangunan yang dimiliki perusahaan. Cara ini tentunya akan
membuat suatu perusahaan terikat dengan bank dan akan terus mencoba
memperkecil jumlah pinjaman kepada bank dengan terus berusaha untuk
dapatkan keuntungan dan seiring dengan itu maka bunga bank juga terus
bergerak.
3. Pihak manajemen.

9
Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak luar (eksternal) perusahaan
maupun pihak internal perusahaan (sendiri). Sebagai pihak yang menjadi project
leader, sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu,
misalnya di dalamnya hal pendanaan, berapa yang akan dialokasikan dari modal
sendiri, rencana pendanaan dari investor dari pihak kreditor.
4. Pihak pemerintah dan masyarakat.
Penyusun studi kelayakan harus perhatikan beberapa kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah karena secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
2.7. aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan.
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu
manajer proyek dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan
suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat
tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuat
tim yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.
Dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan
bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, tetapi
juga pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam bekerja.
2. Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti
penentuan kapasitas produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan
peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling menguntungkan. Setiap
gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan jasa-
mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi
gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:
a. identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi
persyaratan teknis yang kritis terhadapa pasar sehingga mampu
memenuhi harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang
paling penting adalah:
 Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya.
 Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari produk
untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi
dan persaingan.
 Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk
seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal.

10
 Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi
operasional daya guna yang bisa diterima
 Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
 Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
 Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk
ditangani.
b. Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan
prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian, hasil
negative dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian yang
perlu.
3. Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu
harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi
pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang
akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau
tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus
dianalisis dan dicermati, di antaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan
konsumen terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak
bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya konsumen yan g dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa
pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga
konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat
persaingan tinggi atau rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang
pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan.

11
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan
jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.
4. Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis
adalah:
a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis
dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan
kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat
dan prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.
5. Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur
yang harus dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang
tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya
dibentuk tim manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi
yang diperlukan.
6. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.

12
7. Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha
yang dikerjakan tersebut nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat
dan juga telah turut membantu menyukseskan program pemerintah dalam
pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang
tidak layak tetap direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak
yang berwajib atau oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa
pelaksana bisnis, bisnis apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis,
dimana bisnis dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Aspek Kesempatan Kerja
Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah
mampu untuk membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang
otomatis itu adalah membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka
pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya padat karya, jelas untuk
usaha seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan
terjadi
9. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan
seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya.
Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga pada saat kerusakan
lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali kepada keseimbangan
semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas lingkungan itu adalah
memakan waktu yang sangat lama.

10. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik


a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Nasional
2. Distribusi Nilai Tambah
3. Keuntungan Ekonomi Nasional
4. Hambatan di bidang ekonomi, dan
5. Dukungan Pemerintah
b. Aspek Sosial, meliputi:
1. Perusahaan sebagai lembaga sosial
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik

13
c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi
poitik bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai
usaha banyak yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di
gunakan untuk usaha, sasaran atau objek yang akan menerima barang, dana
yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya
studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang
yang penting, antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan

14
seperti pemilik perusahaan, invester atau pemberi dana, masyarakat dan
pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai kelayakan usaha,
yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran, teknis, keuangan,
kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan
sesuai dengan target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha
yang sukses.

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi-9. Indeks,


Jakarta. Husnan,suad dan suwarsono Muhammad (2000), Studi
Kelayakan Proyek.
Edisi-4.UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Jay Heizer, Barry Render. (2006). Operating
Management edisi-7. Salemba Empat, Jakarta. Ibrahim, Yacob. (2003).
Studi Kelayakan Bisnis. Edisi revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

15
Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet
2.Bandung: Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai