Anda di halaman 1dari 18

STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

DOSEN PENGAMPU: Tiksnayana Vipraprastha, S.E.,MM

OLEH : KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1. Kadek Dedi Suardita 02 (2002612010454)
2. Ni Wayan Dian Maharani 23 (2002612010481)
3. Gusti Agung Ayu Purnami Yogi 26 (2002612010484)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayahnya kepada kami. Makalah ini dapat diselesaiakan sesuai dengan
waktunya yang diharapkan Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Studi Kelayakan
Bisnis.
Dalam penulisan Makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang perlu
diperbaiki bersama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. agar
penulisan Makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan
penyempurnaan dimasa yang akan datang
Akhirnya kurang dan lebihnya kami sampaikan banyak terima kasih, penulis berharap
Makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih kepada seluruh pembaca pada
umumnya.

Denpasar, 14 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Ruang Lingkup dan Pengertian Studi Kelayakan Bisnis...........................................3
2.2 Pentingnya Investasi...................................................................................................3
2.3 Tujuan Dilakukannya Studi Kelayakan Bisnis..........................................................4
2.4 Perbedaan Intensitas Studi Kelayakan.......................................................................5
2.5 Lembaga – Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan.......................................6
2.6 Identifikasi Kesempatan Usaha..................................................................................6
2.7 Tujuan Keputusan Investasi.......................................................................................8
2.8 Aspek – Aspek Studi Kelayakan................................................................................9
2.9 Alat dan Kerangka Studi Kelayakan..........................................................................10
2.10 Data Dan Sumber Data Studi Kelayakan...................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya
terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan,
yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor
berkepentingan dalam rangka untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank
berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan
kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik- beratkan manfaat dari investasi
tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,
maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan
terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil
daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau
bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah
menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli
yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog,
akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya. Dan studi kelayakan biasanya
digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh
suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba
(social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa
dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup dan pengertian studi kelayakan bisnis?
2. Apa pentingnya investasi?
3. Apakah tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis?
4. Apakah perbedaan intensitas studi kelayakan?
5. Apa lembaga – lembaga yang memerlukan studi kelayakan?
6. Bagaimana identifikasi kesempatan usaha?
7. Apakah tujuan keputusan investasi?
8. Apakah aspek – aspek studi kelayakan?
9. Apa alat dan kerangka analisa studi kelayakan?
10. Apa data dan sumber data studi kelayakan?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari permasalahan ini
adalah:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup dan pengertian studi kelayakan bisnis.
2. Untuk mengetahui pentingnya investasi.
3. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis.
4. Untuk mengetahui perbedaan intensitas studi kelayakan.
5. Untuk mengetahui lembaga – lembaga yang memerlukan studi kelayakan.
6. Untuk mengetahui identifikasi kesempatan usaha.
7. Untuk mengetahui tujuan keputusan investasi.
8. Untuk mengetahui aspek – aspek studi kelayakan.
9. Untuk mengetahui alat dan kerangka analisa studi kelayakan.
10. Untuk mengetahui data dan sumber data studi kelayakan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup dan Pengertian Studi Kelayakan Bisnis


Pengertian studi kelayakan usaha atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan
hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidak dijalankan. Menurut Suad Husnan dan
Suwarsono Muhammad (2014) Studi Kelayakan Proyek bisnis adalah penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek bisnis (biasanya merupakan proyek bisnis investasi)
dilaksanakan dengan berhasil.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian,
maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam memulai suatu bisnis,
dimana dasar dari pertimbangan- pertimbangan tersebut dapat diperoleh melalui suatu
studi terhadap berbagai aspek mengenai kelayakan suatu bisnis yang akan dijalankan,
sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut
diatas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari
berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom,
hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.
Jadi pengertian studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan
hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan
pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba,
yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara
ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang
menitik- beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.
2.2 Pentingnya Investasi
Investasi merupakan penanaman modal pada usaha atau proyek yang akan
dikerjakan dan melalui study kelayakan mereka akan dapat mngetahui prospek
perusahaan dan kemungkinan keuntungan yang diterima. Dengan studi kelayakan

3
mereka akan dapat mengetahui jaminan keselamatan dari modal yang ditanamkan dan
mereka akan bisa mengambil keputusan terhadap penanaman investasi.
Suatu studi kelayakan merupakan suatu laporan yang mengevaluasi suatu usulan
investasi, baik proyek tersebut merupakan proyek baru atau pengembangan dari yang
sudah ada, dimana usulan tersebut akan mengevaluasi semua aspek-aspeknya yang akan
didapatkan gambaran apakah proyek tersebut layak dilaksanakan tau tidak dan akan
memberikan suatu proyeksi keadaan perusahaan dimasa datang.
Suad Husnan (1994:4) mengatakan "Suatu studi kelayakan provek adalah
penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi
dilaksanakan dengan berhasil." Menurut pandangan investor, pengertian keberhasilan
dapat diartikan berbeda-beda, antara lain:
a. Jika proyek investasi dilakukaan oleh organisasi nonlaba maka pengertian
keberhasilan suatu proyek adalah proyek tersebut dapat dilaksanakan dan
bermanfaat bagi masyarakat dan negara tapa memikirkan adanya laba dari proyek
yang bersangkutan.
b. Jika proyek investasi dilakukan ole organisasi bermotifkan laba, maka arti
keberhasilan adalah adanya laba yang dihasilkan dari proyek tersebut.
Adapun manfaat yang diperoleh dari studi kelayakan menurut Suad Hasan
(1994:4-5) ada 3 aspek, yaitu: manfaat Finansial, manfaat Ekonomi Nasional dan
manfaat Sosial. Menurut Suad Hasan (1994:8) ada beberapa faktor utama yang
mempengaruhi intensitas studi kelayakan, yaitu: besarnya dana yang ditanamkan, tingkat
ketidakpastian proyek, kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek.
Beberapa pentingnya investasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendorong kegiatan ekonomi
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
3. Meningkatkan devisa
4. Meningkatkan pendapatan perkapita

2.3 Tujuan Dilakukannya Studi Kelayakan Bisnis


Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan adalah untuk menghindari terlanjuran
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
(Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad, 2014). ada lima tujuan mengapa sebelum
suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan yaitu:
a. Menghindari resiko kerugian Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang
penuh dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk
meminimalkan resiko baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang
diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya,
berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya
jika terjadi penyimpangan.

4
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan rencana yang telah tersusun maka
sangat memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara
sistematik.
d. Memudahkan Pengawasan Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka
memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
e. Memudahkan Pengendalian Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan
akan mudah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan
tersebut.

2.4 Perbedaan Intensitas Studi Kelayakan


Tentu saja tidak setiap proyek bisnis akan diteliti dengan tingkat lntensitas yang
sama. Beberapa proyek bisnis dapat diperiksa dengan sangat dalam, mencakup berbagai
aspek yang terpengaruh, beberapa proyek bisnis hanya dapat diperiksa untuk beberapa
aspek. Bahkan sering Juga kita Jumpai bahwa ada rencana-rencana lnvestasi yang
penilaiannya tidak dllakukan secara formal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Intensitas studi kelayakan. Di
antaranya yang utama adalah:
1. Besarnya dana yang ditanamkan. Umumnya semakin besar Jumlah dana yang
ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. Sebagai misal,
proyek bisnis kilang minyak di Cilacap akan diteliti dalam aspek yang lebih
luas, termasuk dampak sosial ekonomi, dibandingkan dengan proyek bisnis
membuka usaha ”dealer” mobil.
2. Tingkat ketidakpastian proyek bisnis. Semakin sulit memperkirakan
penghasilan penjualan, biaya arus kas dan hal-hal lain, maka lebih berhati-hati
ketika melakukan studi kelayakan. Untuk proyek bisnis, proyek bisnis yang
menghasilkan produk "baru", umumnya cukup sulit untuk memperkirakan
proyek penjualan komersial.Berbagai cara ditempuh untuk mangatasl ketidak
pastian ini. dengan analisa sensitivitas, dengan taksiran konservatif, dan
sebagainya.
3. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek bisnis. Setiap
proyek bisnis dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya.
Sebagai misal, proyek bisnis untuk membuat mobil dengan tenaga listrik akan
dipengaruhi oleh faktor, misalnya tinggi rendahnya harga bahan bakar minyak.
Sebaliknya proyek bisnis tersebut akan mempengaruhi pula usaha untuk
menemukan material yang bisa dipakai untuk menyimpan tenaga listrik yang lebih tahan
lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi proyek bisnis bisa sangat kompleks, sehingga
mereka yang melakukan studi kelayakan proyek bisnis akan lebih berhati-hati.
Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa intensitas studi kelayakan mungkin
tidak sama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti: jumlah dana,
ketidakpastian dan kompleksitas proyek bisnis. Semakin banyak dana yang dimasukkan,
semakin tidak pasti perkiraannya, semakin kompleks faktor-faktor yang memengaruhi
mereka dan lebih banyak studi mendalam harus dilakukan.

5
2.5 Lembaga – Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan
Adapun pihak - pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis itu
dapat dijelaskan dengan bahwa ini :
1. Pihak investor.
Apabila hasil studi kelayakan bisnis yang akan dikerjakan itu layak direalisasikan,
pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat dicari, dan pelaksanaan operasional
juga dapat dimulai. Melalui studi kelayakan pihak investor dapat melihat target -
target yang akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang dan rencana upaya
- upaya yang dilakukan agar dapat mencapai target tersebut. Pihak kreditor.
Permodalan bisnis dapat juga didapatkan dengan meminjam dari pihak Bank
sebagai kreditor. Pihak bank sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman
perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk
mempertimbangkan sisi lain, misalnya manajemen perusahaan yang baik dan
tersedianya bangunan yang dimiliki perusahaan. Cara ini tentunya akan membuat
suatu perusahaan terikat dengan bank dan akan terus mencoba memperkecil
jumlah pinjaman kepada bank dengan terus berusaha untuk dapatkan keuntungan
dan seiring dengan itu maka bunga bank juga terus bergerak.
2. Pihak manajemen.
Studi kelayakan dapat dibuat oleh pihak luar (eksternal) perusahaan maupun pihak
internal perusahaan (sendiri). Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah
tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya di
dalamnya hal pendanaan, berapa yang akan dialokasikan dari modal sendiri,
rencana pendanaan dari investor dari pihak kreditor.
3. Pihak pemerintah dan masyarakat.
Penyusun studi kelayakan harus perhatikan beberapa kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah karena secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa Negara, penggalakan
ekspor non migas dan pemakaian tenaga kerja massal.
4. Kreditur/Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan atau kreditur akan bersedia membiayai usaha tersebut, jika
usaha tersbut memberikan keuntungan.

2.6 Identifikasi Kesempatan Usaha


Identifikasi kesempatan usaha merupakan fase pertama dalam melakukan studi
kelayakan. Umumnya tahap-tahap untuk melakukan proyek investasi adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa/melihat adanya kesempatan, investasi yang
mungkin menguntungkan. Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk
memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut.
2. Perumusan
Merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi ke dalam suatu
rencana proyek yang konkret dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara
garis besar.

6
3. Penilaian
Melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknik keuangan dan perekonomian.
4. Pemilihan
Melakukan pemilihan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang
akan dicapai.
5. Implementasi
Menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran Tahap
pertama, yaitu identifikasi kesempatan berusaha bisa dilakukan degan
mengunakan berbagai cara :
a. Mempelajari impor, impor menunjukkan bahwa masih ada (sebagian) pasar
yang belum bisa dipenuhi dengan produk dalam negeri. Apalagi kalau
ternyata impor ini mempunyai kecenderungan yang meningkat, maka bisa
diperkirakan masih ada permintaan dari dalam negeri untuk produk/jasa
tersebut.
b. Menyelidiki material local, jumlah material yang melimpah. Harga yang
murah dan kualitasyang baik dari material yang melimpah tersebut
semuanya menunjukkan kemungkinan untuk dieksploitasi lebih lanjut.
c. Mempelajari keterampilan tenaga kerja, untuk beberapa jenis industry,
faktor keterampilan tenaga kerja mungkin sangat menentukan (seperti usaha
kerajinan perak, ukir-ukiran kayu dan sebagainya). Tersedianya tenaga
seperti ini mungkin bisa dipakai untuk membuat produk yang sejenis, tetapi
tidak sama.
d. Melakukan studi industry, berbagai kesempatan bisa ditemukan untuk
industry yang sedang berkembang, sebagai missal, perkembangan industry
kayu lapis merupakan indikator bahwa sektor tersebut masih
menguntungkan. Meningkatnya ekspor udang, bukan hanya kuantitas, tetapi
juga harganya. Menunjukkan kesempatan berusaha pada bidang
pembudidayaan udang masih terbuka.
e. Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu ke waktu
memungkinkan investor memanfaatkan sebelum pihak lain
menggunakannya. Dengan demikian investor tersebut akan mempunyai
“competitive advantage” terlebih dahulu. Tentu saja lama kelamaan
“competitive advantage” ini akan berkurang atau hilang kalau tidak
dilakukan tindakan apa-apa. Mempelajari hubungan antar industry
pertumbuhan suatu industry hampir bisa dipastikan akan menciptakan
kesempatan bagi industry lainnya. Identifikasi kesempatan ini dapat
dilakukan dengan menganalisa bagaimana input dan output industry
tersebut berkaitan.
f. Menilai rencana pembangunan, rencana pembangunan yang dilakukan oleh
pemeritnah, atau proyek-proyek besar akan menciptakan kebutuhan akan
produk/jasa yang sebelumnya belum dibuat.
g. Melakukan pengamatan di tempat lain. Pembangunan di Negara atau
wilayah lain mungkin bisa diterapkan untuk daerah kita. Tentu saja cara-
cara tersebut bisa dipergunakan secara serentak, tidak perlu hanya satu saja.

7
Dengan menggunakan cara-cara tersebut diatas, kita mungkin bisa
mendapatkan suatu daftar panjang dari berbagai produk atau jasa yang
mungkin bisa dibuat dan ditawarkan kepada pasar.

2.7 Tujuan Keputusan Investasi

Dalam studi kelayakan tujuan investasi yaitu sejauh mana aspek - aspek yang
mempengaruhi proyek akan diteliti. Ada lima tujuan yang perlu di lakukan dalam studi
kelayakan yaitu :

a) Menghindari Resiko Kerugian

b) Memudahkan Perencanaan

c) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

d) Memudahkan Pengawasan

e) Memudahkan Pengendalian

Dalam teori tujuan yang paling tepat dari pengambilan putusan untuk melakukan
investasi adalah untuk memaksimumkan nilai pasar modal sendiri (saham) alasan yang
mendukung tujuan ini adalah sebagai berikut. Pemilik modal sendiri adalah perusahaan,
dan perusahaan seharusya berusaha meningkatkan kemakmuran mereka. Nilai pasar
(saham) merupakan ukuran yang tepat untuk menilai kemakmuran para pemegang
saham. Dan Karenanya perusanaan senarusnya meningkatkan kemakmuran ini yang
berarti meningkatkan nilai pasar saham

Tujuan ini mempunyai justifikasi teoritis, walaupun mungkin menghadapi


masalah-masalah operasional (terutama di Negara-negara yang sedang berkembang) : (i)
Tuian ini tidak bisa diterapkan pada sector public karena tidak ada pemilikan lain selain
Negara untuk sector in: (ii)Seiumlah besar perusahaan pada sector swasta tidak menjual
sahamnya ke pasar modal, dan karenanya tidak ada perdagangan untuk saham
perusahaan-perusahaan semacam ini: (iii) Pengetahuan kita tentang bagaimana pengaruh
keputusan investasi terhadap nilai pasar modal sendiri masih kurang cukup, kita tidak
bisa secara pasti mengatakan bahwa suatu proyek akan mengakibatkan perubahan harga
saham dari X dan Y atau bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali.

Karena kesulitan operasional ini. maka tujuan- tujuan seperti meningkatkan net
present value, memaksimumkan tingkat Keuntungan, dan meningkatkan tingkat
Keuntungan dan menurunkan risiko sering kali digunakan. Untuk itu, disini akan
dipergunakan tujuan memaksimumkan net present value dengan memperhatikan risiko
yang bersedia ditanggung oleh manajemen. Tentu saja tujuan ini adalah tujuan yang
diperhatikan hanya dari pertimbangan perusahaan. 'Tetapi karena kita di sini nantinya
lebih menekankan dart sudut pertimbangan perusahaan dalam menilai usulan-usulan
investasi. maka tujuan ini akan sering dikemukakan dalam buku ini.

Tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi
8
tidak begitu dipegang teguh lagi. Kalau memang proyek akan dinilai dari perspektif yang
lebih luas, maka tujuanya seharusya adalah memaksimumkan net present value dari
semua social cost and benefits,

2.8 Aspek – Aspek Studi Kelayakan


Dalam studi kelayakan bisnis, ada beberapa aspek yang bisa dieksplorasi.
Aspek in studi kelayakan bisnis dapat disesuaikan sehingga kebutuhan perusahaan dapat
ditambahkan sesuai. Aspek dasar yang biasanya dipelajari di studi kelayakan bisnis
termasuk yang berikut:
a. Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis mengkhawatirkan semua hal yang
berhubungan dengan keabsahan rencana bisnis yang akan dilakukan oleh
organisasi. Pengaturan yang sah ini meliputi: 1) Izin lokasi 2) Akte pendirian
perusahaan dari notaris 3) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 4) Surat tanda daftar
perusahaan 5) Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat 6) Surat
tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat 7) Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP)
b. Aspek ekonomi dan budaya
dalam studi kelayakan bisnis Aspek moneter dan sosial dalam SKb menyangkut
pengaruh substansi bisnis terhadap wilayah lokal yang melingkupi. 1) Dari segi
sosial, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan menjawab bagaimana
pengaruh kehadiran bisnis terhadap bea cukai di lingkungan sekitar 2) Dari
perspektif keuangan, penelitian di studi kelayakan bisnis akan menjawab apakah
sebuah bisnis dapat menaikkan atau menurunkan gaji per kapita biasa di
lingkungan tersebut.
c. Aspek pasar dan pemasaran
dalam studi kelayakan bisnis Aspek pasar dan promosi di studi kelayakan bisnis
menyangkut apakah ada pasar atau tidak pintu terbuka untuk item yang akan
dikirim oleh organisasi. Aspek harus terlihat melalui berikut ini: 1) Potensi pasar,
dievaluasi berdasarkan struktur pasar/pembeli yang dipilih 2) Jumlah pembeli yang
mungkin. Jumlah ini diketahui melalui cara yang paling umum untuk
memperkirakan dan mengukur permintaan dan penawaran berdasarkan barang-
barang serupa yang sudah ada saat ini. 3) Daya beli masyarakat dengan
mempertimbangkan pergantian peristiwa atau perkembangan penduduk 4)
Segmentasi, fokus pada dan penempatan item pada lookout 5) Keadaan kompetitif
dalam iklim modern 6) Sikap, perilaku, dan pemenuhan pembelanja dengan barang
pembanding saat ini 7) Memasarkan para eksekutif, yang terdiri dari pemeriksaan
kejam dan paduan tampilan.
d. Aspek teknis dan teknologi
dalam studi kelayakan bisnis Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan
bisnis tentang hal-hal khusus dan inovasi yang akan digunakan dalam organisasi.
Aspek, antara lain, terdiri dari: 1) Pemilihan strategi produksi 2) Pemilihan dan
penataan item yang akan dibuat 3) Pengaturan kualitas 4) Pilihan teknologi 5)

9
Kuantifikasi ruang lingkup produksi 6) Penataan area pabrik 7) Penataan layout
(format) 8) Pengaturan jumlah produksi 9) Stok Manajemen 10)Kontrol kualitas
produk.
e. Aspek manajemen
dalam studi kelayakan bisnis Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis
tentang pergantian peristiwa dan peningkatan kegiatan organisasi. Aspek para
eksekutif memiliki gelar yang sangat luas, dari aset manusia dewan hingga
administrasi moneter perusahaan. Semua hal yang berhubungan dengan bagaimana
kegiatan organisasi dapat dijalankan, termasuk administrasi aspek dalam studi
kelayakan bisnis.
f. Aspek keuangan
dalam studi kelayakan bisnis Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis
mengenai seberapa besar modal dan sumber kekayaan yang akan digunakan dalam
membangun suatu usaha dan kapan serta bagaimana modal tersebut dapat
dikembalikan. Jika digambarkan, aspek keuangan di studi kelayakan bisnis dibagi
menjadi: 1) Keperluan modal dan sumbernya 2) Aliran kas (cash flow) 3) Biaya
modal (cost of capital) 4) Perihal kepekaan 5) Pemilihan investasi.

2.9 Alat Dan Kerangka Analisa Studi Kelayakan

Untuk menganalisa aspek pasar dan pemasaran, maka bisa dipergunakan berbagai alat
untuk memperkirakan permintaan produk yang akan dibuat. Peramalam permintaan bisa
dianalisa dengan metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method), metode ekonometri
(metode yang memperhatikan hubungan antar variabel) dan metode-metode lain seperti
metode judgement atau metode koefisien teknis.

Mungkin pula perlu dilakukan survey khusus untuk bisa memperoleh informasi yang
lebih baik. Survey in menyangkut masalah tentang :

1. Perilaku konsumsi

2. Pengetahuan produk

3. Keinginan dan rencana pembelian

4. Motif pembelian

5. Kepuasan (erhadap produk stat ini

6. Kebutuhan yang belum terpenuhi

7. Sikap terhadap berbagai produk

8. Karakteristik sosial ekonomi

Kesemua survey tersebut sering dikelompokkan sebagai survey tentang "consumer


behavior"

Gabungan dari metode-metode tersebut akan memberikan hasil yang lebih baik

10
karena saling menunjang inti dari analisa pasar sebenarnya adalah untuk memperkirakan
berapa penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan, karena dari estimasi penjualanlah
semua aspek lainnya mengikuti. Profitabilitas investasi tersebut tergantung sebagian
besar terhadap akurasi taksiran penjualan.

Untuk aspek teknik dan produksi analisa perlu dilakukan oleh mereka yang
menguasai pengetahuan teknis dan manajemennya. Mereka yang mempunyai
pengetahuan teknis terutama bisa bertindak sebagai "resource persons" untuk
menganalisa aspek manajemen beberapa alat analisa yang bisa dipergunakan untuk aspek
teknik dan produksi adalah :

1) Analisa perilaku biaya, mencoba mengidentilikasikan lungsi biaya.

2) Analisa perbandingan biaya, untuk memilih alternatif produksi yang lebih baik.

3) Analisa penggantian aktiva dan penyediaan mesin "stand by machine"

4) Metode transportasi untuk menentukan lokasi gudang fasilitas penjualan.

5) Pemilihan lokasi dengan metode "scoring" atau perbandingan biaya.

6) Analisa hubungan "link analysis" untuk mengatur layout fasilitas produksi.

7) Time and motion study untuk pengaturan skedul kerja yang seharusnya.

Untuk menganalisa aspek keuangan bisa digunakan beberapa alat seperti :

1) Melode-metode penilaian investasi

2) Metode penentuan kebutuhan dana, baik modal kerja maupun aktiva tetap.

3) Melode perilihan sumber dana. Teoritis perlu memperhatikan biaya modal


keseluruhan dari perusahaan. Praktis mungkin digunakan analisa rentabilitas
ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. atau pertimbangan aspek likuiditas.

4) Analisa break event, linear maupun (scharusnya) nonlinear. Ketidakpastian perla


dimasukkan.

5) Proyck aliran kas (anggaran kas) untuk memperkirakan kemampuan memenuhi


kewajiban financial.

6) Analisa sumber dan penggunaan dana.

7) Analisa risiko investasi. Dihubungkan dengan penilaian profitabilitas investasi.

Aspek manajemen perlu dipergunakan analisa :

a) Analisa jabalan untuk menentukan deskripsi dan spesilikasi jabatan.

b) Analisa behan kerja dan angkatan kerja untuk menentukan kebutuhan akan
jumlah tenaga Kerja.

11
c) Analisa struktur organisas, untuk menentukan kedalaman, dasar pengelompokan
kegiatan dan hubungan antar departemen.

Untuk melihat manfaat ekonomi dan social bisa dilakukan analisa dengan :

1) Melakukan penyesuaian terhadap maniaal komersial (financial) sehingga


mencerminkan manfaat ekonomi bagi Negara.

2) Analisa manfaat dan pengorbanan social untuk melihat penguruh proyek


tersebut pada aspek yang lebih luas.

2.10 Data Dan Sumber Data Studi Kelayakan.

Dari rencana analisa yang kita bisa menentukan data apa saja yang diperlukan.
Dan dari mana kita bisa memperoleh data tersebut (apakah bisa diperoleh dalam
bentuk data sekunder, ataukah harus kita kumpulkan dalam bentuk data primer). Di
Indonesia umumnya agak terbatas data yang bisa diperoleh dari sumber sekunder
karena belum membudayanya usaha pengumpulan data dari instansi-instansi. Data
yang bisa diperoleh dalam bentuk data sekunder umumnya berasal dari instansi-
instansi pemerintah. Data tersebut antara lain berbentuk :

1) Berbagai publikasi yang diterbitkan ole Biro Pusat Statistik atau Kantor statistic
Daerah. Seperti misalnya : statistic tentang ekspor, impor, indicator ekonomi.
statistical year book of Indonesia untuk lingkup nasional dan berbagai daerah
dalam angka untuk lingkup regional.

2) Publikasi yang dikeluarkan oleh BKPM (D) badan koordinasi penanaman modal
(daerah) seperti kesempatan berusaha yang masih diberi prioritas dan mana yang
tidak lagi. Daftar ini sering disebut sebagai daftar skala prioritas.

3) Publikasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, umumnya menyangkut ekonomi


dari perbankan.

4) Publikasi yang dikeluarkan oleh asosiasi industry.

5) Publikasi yang dikeluarkan olch lembaga-lembaga yang bekerja schagai lembaga


penelitian.

Karena masih terbatasnya publikasi-publikasi ini. Maka sering pihak yang


melakukan studi kelayakan harus mengumpulkan sendiri data primer. Dan ini
merupakan salah satu hambatan dalam pembuatan studi kelayakan, karena kan
memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih mahal.

12
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya


terutama bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
pemerintah yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-
undangan, yang tentunya kepentingansemuanya itu berbeda satu sama lainya.
Mengingat bahwa kondisi yangakan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi
kelayakanterdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannyasehingga
hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskanapakah sebaiknya proyek
atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.

Studi Kelayakan Bisnis adalah Suatu kegiatan identifikasi danmerencanakan


serta memperdalam seluruh aktivitas dan usaha untuk mencari keuntungan maupun
sosial dengan menyediakan barang dan jasayang dibutuhkan bagi sistem
perekonomian, dengan output berupakeputusan penentuan layak atau tidaknya suatu
usaha tersebut dijalankan.Aspek-aspek dalam kelayakan bisnis ada beberapa hal yang
perlu dibahas mengenai aspek yang berkaitan dengan Studi kelayakan bisnis, terkait
keputusan layak atau tidaknya dijalankan suatu bisnis tersebut. Meliputi aspek hukum,
lingkungan, pasar dan pemasaran pasar, teknis dan teknologi, manajemen dan SDM.

Pihak yang memerlukan studi kelayakan bisnis hasil studi yangkita lakukan
sangat berguna ketika akan dipresentasikan kepada pihak- pihak yang memang
berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang kita jalankan. Sehingga pihak yang
berkepentingan dapat yakin dan percayaterhadap studi kelayakan yang telah
dilakukan dengan output, dapatmemberikan manfaat untuk perjalanan bisnis kita.
Pihak-pihak yangdimaksud yaitu investor, kreditor, pihak manajemen perusahaan,
pemerintah dan masyarakat.

3.2 Saran

Sebagai pelaku bisnis yang baru ingin merencakan atau memulai bisnisnya
hendaknya melakukan studi kelayakan bisnis supaya lebih mengetahui serta
memahami kemana kedepannya bisnis akan berjalan dan bagaimana bisnis akan dapat
dilakukan. Sebagai pembaca yang bijak dengan adanya tulisan ini semogasemkin
mengerti tentang bagaimana pentingnya studi kelayakan bisnis dandapat
mengaplikasikan keilmuan yang diperoleh dari makalah ini sehingga dapat memulai
bisnis dengan cara yang baik dan benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, S. (2006). Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Konten Mata Kuliah E- Learning , 33-
165.

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Johan,Suwinto.
2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis.

Ibrahim, Yacob. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi revisi. Rineka Cipta,Jakarta.Kasmir,
dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.

Purnomo, Rochmat Aldy. 2014. Studi Kelayakan Bisnis Pelatihan Motivasi diKawasan
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Skripsi. IESP.Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.

Subagyo, A. (2008). Studi Kelayakan Bisnis.

In Arifin Subandi. Jakarta: PTGramedia.

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi 2), Teknik MenganalisisKelayakan
Rencana Bisnis secara Komprehensif. Jakarta: GramediaPustaka Utama

Umar, Husein. (2005). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi-3. PT.Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Zeithhami dan Bitner (2001). Perkembangan Bisnisdibidang Jasa. Gema Insani. Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai