Anda di halaman 1dari 17

STUDI KELAYAKAN BISNIS

SEKTOR KEUANGAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis


di bina oleh:
Mochammad Reza Adiyanto, S.P., M.M

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Hafier Solana Wahyu Munir (180211100208)
2. Dimas Irdhul Faiq (180211100207)
3. Ajeng Pangestu Anwar (180211100203)
4. Tika Novianti (180211100234)
5. Nurul Hidayah (180211100202)
6. Ulwiyah (180211100218)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala Puji dan syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta Alam atas limpahan rahmat serta hidayahNya. Kelompok kami bisa
menyelesaikan amanah tugas makalah “Studi Kelayakan Bisnis sektor Aspek
Keuangan” dengan hasil diskusi yang baik. Dan tidak lupa kami berterima kasih
kepada Bapak Mochammad Reza Adiyanto, S.P., M.M selaku Dosen pengampu
mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yang telah memberi arahan untuk mengetahui
ilmu ini dengan memberikan tugas makalah yang dilakukan dan di selesaikan
secara berkelompok.
Kelompok kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
dan bisa berguna untuk menambah wawasan pengatahuan bagi kami sebagai
penulis. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan
adanya ketidak sempurnaan, maka dari itu kami mengaharap kritik dan saran yang
baik dan membangun bagi kami demi perbaikan tugas makalah yang akan kami
buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada kesempurnaan tanpa adanya
kritik yang membangun.
Sekiranya tugas makalah yang telah kami susun dengan semampu dan
sebaik yang kami kerjakan dapat berguna bagi pembaca dan kelompok kami.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan kata-kata dalam penulisan
maupun penyusunan makalah ini.
Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bangkalan, 05 Maret 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis...........................................................3
2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis.................................................................3
2.3 Kelayakan Bisnis dalam Aspek Keuangan................................................4
2.4 Pengembangan Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis.............9
2.5 Sumber-sumber Dana..............................................................................10
2.6 Biaya Kebutuhan Investasi......................................................................11
2.7 Arus Kas (Cash Flow).............................................................................12
2.8 Kriteria Penilaian Investasi.....................................................................12

BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Simpulan..................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Study kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. (Kasmir dan Jakfar,
2012:7). Studi kelayakan bisnis juga membahas suatu identifikasi masalah,
peluang dan menentukan tujuan suatu usaha tersebut agar terhindar dari kerugian.
Maka dari itu aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis sangat penting untuk
di bahas dan difikirkan. Karena jantung dari sebuah kelayakn bisnis berada pada
aspek keuangannya. Jika aspek keuangan sutau bisnis tidak terpenuhi maka
kelayakn bisnis dapat dipertanyakan.
Aspek keuangan merupakan salah satu fungsi strategik yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value jual produk dan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Pengelolaan kinerja diserahkan
kepada manajer keuangan sehingga manajer keuangan berusaha mengelola aset
finansial perusahaan dengan menitik beratkan pada tiga keputusan, yaitu:
keputusan financial (financial decision), keputusan investasi (investment
decision), dan kebijakan dividen (dividend policy). Manajer keuangan berusaha
mewujudkan kedua tujuan perusahaan dengan menggunakan ketiga keputusan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Menurut latar belakang diatas rumusan masalah yang diambil
oleh kelompok 3, yaitu:
1. Apa pengertian dari studi kelayakan bisnis dan aspek keuangan?
2. Apakah tujuan dari aspek keuangan?
3. Bagaimana kelayakan bisnis dilihat dari aspek keuangan?
4. Bagaimana pengembangan aspek keuangan dalam studi
kelayakan bisnis?

1
5. Dari mana sumber-sumber dana studi kelayakan bisnis?
6. Bagaimana komponen biaya kebutuhan investasi?
7. Bagaimana arus kas studi kelayakan bisnis?
8. Bagaimana kriteria penilaian investasi studi kelayakan bisnis?

1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah pada makalah ini, maka kelompok kami
menetapkan tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari studi kelayakan bisnis dan aspek
keuangan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari aspek keuangan.
3. Untuk mengetahui kelayakan bisnis dilihat dari aspek keuangan.
4. Untuk mengetahui pengembangan aspek keuangan dalam studi kelayakan
bisnis.
5. Untuk mengetahui sumber-sumber dana studi kelayakan bisnis.
6. Untuk mengetahui komponen biaya kebutuhan investasi.
7. Untuk mengetahui arus kas studi kelayakan bisnis.
8. Untuk mengetahui kriteria penilaian investasi studi kelayakan bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis dan Aspek Keuangan


Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dijalankan dengan
tujuan untuk mempelajari secara mendalam tentang bisnis atau usaha yang akan
dijalankan dari berbagai aspek dalam rangka menentukan suatu bisnis potensial
atau tidak untuk dijalankan kedepannya. Dari penjelasan tersebut anda sudah
mengetahui bahwa dengan perencanaan bisnis yang matang akan memberikan
rasa percaya diri dan juga menentukan bisnis anda berhasil atau tidaknya dimasa
yang akan datang.
Aspek Finansial atau Keuangan merupakan aspek dalam studi kelayakan
bisnis dimana aspek keuangan tersebut digunakan untuk menentukan rencana
melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan
antara pemasukan dan pengeluaran seperti ketersediaan dana, biaya modal serta
kemampuan bisnis untuk melakukan pembayaran kembali dana tersebut dalam
waktu yang telah ditentukan dan untuk menilai apakah bisnis tersebut akan dapat
terus berkembang. Menurut (Husnan, 2005) menyatakan bahwa aspek keuangan
dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek yang meliputi pengawasan keuangan
proyek yang dijalankan.

2.2 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis


SKB adalah kegiatan terencana yang akan dilakukan dengan tujuan untuk
mempelajari secara lebih mendalam atau mendetail tentang suatu rencana bisnis
ataupun usaha yang akan dijalankan. Dari usaha atau bisnis tersebut dapat
memberikan kesimpulan akhir bahwa usaha atau bisnis tersebut layak atau
tidaknya usaha yang dijalankan tersebut. SKB sendiri sangat penting demi
kebaikkan berlangsungnya kehidupan usaha atau bisnis pada masa yang akan
datang serta agar tidak adanya pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atas bisnis
atau usaha yang dijalankan tersebut.

3
Berikut adalah tujuan yang ingin dicapai dari dilaksanakannya Studi
Kelayakan Bisnis, yaitu:
1. Untuk Menghindari Kerugian.
Analisis yang digunakan melalui SKB bertujuan untuk memprediksi atau
memperkirakan mengenai untung rugi sebuah bisnis atau usaha di masa
mendatang. Jika didalam bisnis terdapat kerugian yang kemungkinan
besar, maka pelaku bisnis untuk memikirkan ulang tentang rencana bisnis
yang dipilih.
2. Untuk Memudahkan Pelaksanaan Kerja.
Dengan adanya analisis ini akan membantu pelaku usaha untuk
merealisasikan rencana bisnis atau usaha atau program-program kerja yang
akan dijalankan. Dengan demikian pelaku usaha dapat memilih kebijakan
yang dapat menguntungkan ataupun merugikan.
3. Untuk Memudahkan Perencanaan Perusahaan.
Analisis yang baik tentunya akan sangat membantu pelaku usaha dalam
merencanakan segala hal yang berkaitan dengan perusahaan. Langkah-
langkah atau program-program apa yang akan disusun oleh pelaku usaha
akan menjadi lebih mudah dengan adanya studi kelayakan bisnis.
4. Untuk Memudahkan dalam hal Pengawasan.
Kegiatan sebuah usaha atau bisnis akan memerlukan sebuah pengawasan
dari pihak-pihak yang berwenang atau pemerintah. Dengan adanga laporan
analisis studi kelayakan bisnis akan menjadi pedoman bagi pihak-pihak
yang berwenang dalam hal melakukan kegiatan pengawasan.
5. Untuk Mempermudah Melakukan Proses Pengendalian.
Pengawasan serta pengendalian dalam operasi sebuah perusahaan bedar
perlu dilakukan secara berkesinambungan. Juka ada proses yang salah
dalam kedua hal tersebut maka akan berdampak buruk bagi kesehatan
lingkungan ataupun sosial lainnya.

2.3 Kelayakan Bisnis dalam Aspek Keuangan


Studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana
perkiraan aliran kas akan terjadi. Adapun beberapa indikator yang sering
digunakan untuk menentukan kelayakan usaha dari aspek keuangan diantaranya:

4
1. Payback Period (PBP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio
antara initial cash investment dengan cash inflow nya yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan
maksimum payback period yang dapat diterima.
a) Kebaikan:
 Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk
pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
 Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang
mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih
investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
 Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
 Mudah dan sederhana bisa dihitung untuk menentukan lamanya waktu
pengembalian dana investasi.
 Memberikan informasi mengenai lamanya BEP project.
 Sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback
periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
b) Keburukan:
 Mengabaikan penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh sesudah
payback periode tercapai.
 Mengabaikan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang).
 Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.
 Pay back period digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana,
dan tidak mengukur keuntungan proyek pmbangunan yang telah
direncanakan.
 Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
c) Rumus PBP:
Payback Period =        Nilai Investasi
                                Proceed (Penerimaan Investasi)
d) Rumus PBP jika kas pertahun jumlah berbeda:

5
Payback Period = n + a - b x 1 tahun
                                       c - b
Keterangan:
n: Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum menutup investasi
mula-mula
a: Jumlah investasi mula-mula
b: Jumlah investasi arus kas pada tahun ke-n
c: jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1
2. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
a) Kelebihan:
 Memperhatikan nilai waktu dari uang.
 Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan.
 Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan keputusan dapat
membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui.
b) Kelemahan:
 Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus
dicoba-coba (trial and error).
 Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan
keadaan investasi.
 Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali.
c) Rumus:

3. Net Present Value (NPV)


Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total
present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah
present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai

6
yang dihasilkan dalam perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang.
Metode ini menghitung antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal
cash flow) di masa yang akan datang (Husnan, 2000).
a) Kelebihan:
 Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money).
 Mengutamakan aliran kas yang lebih awal.
 Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi.
b) Kelemahan:
 Memerlukan perhitungan Cost of Capital sebagai Discount Rate.
 Lebih sulit penerapannya dari pada Pay Back Period.
c) Rumus:

Dimana:
t = waktu arus kas
I = suku bunga diskonto yang digunakan
Rt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
d) Arti perhitungan NPV yaitu pada tabel berikut ditunjukkan arti
perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan:
Bila Berarti Maka
NPV > Investasi yang dilakukan Proyek bisa dijalankan
0 memberikan manfaat bagi
perusahaan
NPV < Investasi yang dilakukan Proyek ditolak
0 akan mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan
NPV = Investasi yang dilakukan Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
0 tidak mengakibatkan dilaksanakan tidak berpengaruh pada
perusahaan untung keuangan perusahaan. Keputusan harus
ataupun merugi ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain

7
misalnya dampak inestasi terhadap
positioning perusahaan.

4. Profitability Index (PI)


Pemakaian metode Profitability Index ini caranya adalah dengan
menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value)
dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
dengan nilai sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan. Metode ini
menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang (Husnan, 2000).
a) Kelebihan:
 Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial.
 Sudah mempertimbangkan cost of capital.
 Sudah mempertimbangkan time value of money.
 Mempertimbangkan semua cash flow.
b) Kekurangan:
 Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
 Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
 Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
 Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project
memberikan value kepada perusahaan.
c) Rumus:

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah: Jika PI > 1: maka
investasi tsb dpt dijalankan (layak/ feasible) Jika PI < 1: investasi tsb tidak layak
dijalankan (tidak layak/ not feasible).
5. Break Event Point (BEP)
Break Event Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama
dengan total cost (TR=TC), tergantung pada lama arus penerimaan sebuah

8
bisnis dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya
modal lainnya. Selama suatu usaha masih di bawah BEP, maka perusahaan
masih mengalami kerugian. Semakin lama mencapai titik pulang pokok,
semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih
menutupi segala biaya yang dikeluarkan.
a) Komponen BEP:
 Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika
adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.
Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
 Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.
Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
 Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa
yang telah diproduksi.
b) Rumus BEP
 Dasar Unit. Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk
mendapat titik impas: BEP = FC /(P-VC)
 Dasar Penjualan. Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk
mendapat titik impas: FC/ (1 – (VC/P)) * Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa
juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit. 
Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu
pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus
diproduksi dan perbandingannya dengan uang/pendapatan yang diterima.

2.4 Pengembangan Aspek Keuangan dalam Studi Kelayakan Bisnis


Aspek finansial sebenarnya hanya merupakan akibat dari aspek pasar dan
teknis, karena dari kedua aspek tersebut aspek keuangan- cukup
menjabarkandalam bentuk aliran kas yang diharapkan akan diterima (Jumingan
2011:348). Adapun kriteria yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan
suatu usaha atau investasi adalah:
1. Net Present Value (NPV)

9
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara Present Value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang (Freddy Rangkuti, 2012:166).
2. Payback Period (PP)
Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas, dengan
kata lain Payback Pariod merupakan rasio antara initial cash investment
dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu (husein
umar, 2009:197).
3. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR), metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan
dimasa datang, atau penerimaan kas, dengan pengeluaran investasi awal
(husein umar, 2009:198). Internal Rate of Return (IRR), merupakan alat
untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern (Kasmir dan Jakfar
2012:105).
4. Profability Index (PI)
Profibility index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C ratio) merupakan
rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai
sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi (Kasmir dan Jakfar
2012:108).

2.5 Sumber-sumber Dana


Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana
yang relative cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana
yan ada seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya.
Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan
dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dari kebijakan
pemilik usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika
menggunakan salah satu modal atau dengan modal gabungan. Dilihat dari segi
sumber asalnya, modal dibagi 2 (dua) macam, yaitu:
1. Modal asing (modal pinjaman)

10
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Sumber dana dari
modal asing dapat siperoleh antara lain:
a. Pinjaman dari dunia perbankan.
b. Pinjaman darilembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pension, atau lembaga keuangan lainnya.
c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.
2. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham baik tertutup atau terbuka. Perolehan dana dari
modal sendiri biasanya berasal dari:
a. Setoran dari pemegang saham.
b. Dari cadangan laba.
c. Atau dari laba yang belum dibagi.

2.6 Biaya Kebutuhan Investasi


Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya
disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya
kebutuhan investasi meliputi:
1. Biaya Pra Investasi.
a. Biaya pembuatan study
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Akhir Pembelian Aktiva Tetap.
a. Tetap berwujud antara lain:
 Tanah
 Mesin-mesin
 Bangunan
 Peralatan
 Inventaris kantor
 berwujud lainnya
b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:
 Good will

11
 Hak cipta
 Lisensi
 Merk pedagang
3. Biaya Operasional.
a. Upah dan gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telpon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran
h. Biaya-biaya lainnya.

2.7 Arus Kas (Cash Flow)


Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu
perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi
tersebut. Dalam hal ini investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang
diterima dari uang yang diinvestasikan disuatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi
investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan:
1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.
2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
4. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:
a. Intial cash flow
b. Operasional cash flow
c. Terminal cash flow

2.8 Kriteria Penilaian Investasi


Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menuntukan kelayakan suatu
usaha atau investasi adalah:
1. Playback Period (PP)
2. Average Rate of Return (ARR)
3. Net Present Value (NPV)

12
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Profitability Index (IP)
Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas
dan profabilitas.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dengan menganalisa studi kelayakan bisnis sektor keuangan ini bahwa
kita bisa mengetahui untuk mengetahui rencana investasi melalui perhitungan
biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran
dan pendapatan. Untuk pengembangan aspek financial dalam studi kelayakan
bisnis atau investasi, kriteria yang harus di lakukan supaya menentukan kelayakan
suatu usaha atau investasi yaitu dengan menghitung (NPV, PP, IRR, PI). Ada dua
jenis laporan keuangan yaitu Neraca dan laporan laba rugi. Dalam Studi
Kelayakan Bisnis sektor keuangan yang terpenting yaitu dengan hitung-hitungan
keuangan. Berapa seluruh dana yang kita butuhkan baik modal untuk investasi
maupun untuk modal kerja. Berapa biaya administrasi dan berapa tingkat
keuntungan yang kita akan dapatkan atau bahkan kemungkinan kerugian.

3.2 Saran
1. Untuk penulis selanjutnya semoga makalah ini menjadi sedikit refrensi
dan supaya untuk penulis selanjutnya dapat melengkapi ketidak
sempurnaan dalam penulisan makalah jika ada kekurangan.
2. Kami berharap mahasiswa terlebih khusus mahasiswa UTM bisa membuat
makalah aspek keuangan ini sebagai bekal dari bagian agent of change.
3. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis
sendiri sebagai bahan laporan estimasi keuangan dalam proposal bisnis.

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai